Anda di halaman 1dari 24

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan

biji-bijian dari keluarga rumput-rumputan. Berasal dari Amerika yang tersebar

ke Asia dan Afrika melalui kegiatan bisnis orang-orang Eropa ke Amerika.

Sekitar abad ke-16 orang Portugal menyebarluaskannya ke Asia termasuk

Indonesia. Orang Belanda menamakannya mais dan orang Inggris menamakannya

corn (Fernandes, 2006).

Jagung (Zea mays L.) adalah salah satu tanaman serealia penting yang

tumbuh hampir di seluruh dunia dan digunakan sebagai bahan makanan baik

untuk manusiamaupun hewan. Jagung dibutuhkan masyarakat Indonesia dalam

jumlah besar dan terus meningkat, namun tidak diikuti oleh peningkatan produksi,

sehingga terjadi kekurangan sekitar 1,3 juta ton setiap tahun dan harus dipenuhi

melalui import. Untuk menutupi ketersediaan jagung perlu diupayakan melalui

peningkatan produksi. Perakitan varietas unggul baru, berdaya hasil dan

berkualitas tinggi merupakan salah satu upaya untuk mendorong peningkatan

produksi (Rofia dan Daryono, 2009).

Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas tanaman pangan penting

dalamkehidupan masyarakat Indonesia. Kebutuhan jagung nasional terus

meningkat, terutama untuk pakan dan industri. Untuk pakan permintaan jagung

sudah mencapai lebih dari 50% kebutuhan nasional. Hal ini menuntut perlunya

upaya peningkatan produksi secara berkelanjutan (Jumakir dan Endrizal, 2002).

Hibridisasi atau persilangan ialah proses produksi satu atau lebih

organisme hibrid melalui perkawinan tetua-tetua yang berbeda secara genetik.


2

Teknik ini banyak dimanfaatkan dalam kegiatan pemuliaan tanaman untuk

merakit varietas unggul baru. Prinsip dasar dalam pemuliaan adalah adanya

keragaman, terutama keragaman genetik. Apabila keragaman dalam suatu

populasi tinggi, maka seleksi yang dilakukan akan lebih efektif. Keragaman

tersebut bisa didapatkan dalam dari koleksi plasma nutfah, atau melalui

introduksi, apabila keragaman dalam suatu populasi koleksi terbatas, maka

dilakukan berbagai upaya untuk memperluas keragaman (Handayani, 2014).

Persilangan tanaman bisa dibedakan menjadi persilangan sendiri

(crossing). Selfing adalah persilangan yang dilakukan terhadap tanaman itu

sendiri (tidak ada perbedaan antara genotipe kedua tanaman yang disilangkan).

Sedangkan crossing adalah persilangan antara 2 individu yang berbeda

genotipenya. Padapraktikum ini dilakukan persilangan pada tanaman jagung

(Zea mays L.). Tanaman jagung dipilih karena penyerbukan buatan yang dapat

dilakukan reatif mudah. Selain itu, periode tumbuh atau masa tanam jagung juga

tidak terlalu lama, sekitar lebih kurang 2 bulan lamanya (Hasan, 2014).

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui teknik

persilangan pada tanaman menyerbuk silang jagung (Zea mays L.) galur cimmit

dengan galur C#

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan dari penulisan ini adalah sebagai salah satu syarat untuk

memenuhi komponen penilaian di Laboratorium Pemuliaan Tanaman pangan

.Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.


3

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman

Menurut Rukmana (2007), klasifikasi tanaman jagung (Zea mays L.)

adalah seebagai berikut : Kingdom : Plantae; Divisio : Spermatophyta ;

Subdivisio: Angiospermae; Class: Monocotyledoneae; Ordo: Poales;

Familia: Poaceae; Genus: Zea; Spesies: Zea mays L.

Akar yang tumbuh relatif dangkal merupakan akar adventif dengan

percabangan yang amat lebat, yang menyerap hara pada tanaman. Akar laying

penyokong memberikan tambahan topangan untuk tumbuh tegak dan membantu

penyerapan unsur hara. Akar laying ini tumbuh di atas permukaan tanah, tumbuh

rapat pada buku-buku dasar dan tidak bercabang sebelum masuk ke tanah

(Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).

Batang tidak bercabang, berbentuk silinder, dan terdiri dari beberapa ruas

dan buku ruas. Pada buku ruas akan muncul tunas yang berkembang menjadi

tongkol. Tinggi batang jagung tergantung varietas dan tempat penanaman,

umumnya berkisar 60-300 cm namun tidak diikuti oleh peningkatan produksi,

sehingga terjadi kekurangan sekitar 1,3 juta ton setiap tahun dan harus dipenuhi

melalui import. (Purwono dan Hartono, 2006).

Daun tanaman jagung berbentuk pita atau garis, mempunyai ibi tukang

daun yang terletak tepat di tengahtengah daun. Tangkai daun merupakan peleph

yang biasanya berfungsi untuk membungkus batang tanaman jagung. Daun pada

tanaman jagng mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan tanaman

utamanya dalam penentuan produksi (Warisno, 2009).


4

Jagung disebut juga tanaman berumah satu (monoceus) karena bunga

jantan dan bunga betina (tongkol) muncul dari axillary apical tajuk. Bunga jantan

(tassel) berkembang dari titik tumbuh apical di ujung tanamn. Rambut jagung

(silk) adalah pemanjangan dari saluranstylar ovary yang matang pada tongkol.

Hampir 95% dari persariannya berasal dari serbuk sari tanaman lain, dan hanya

5% yang berasal dari serbuk sari tanamn sendiri. Karena itu disebut juga tanaman

bersari bebas (cross pollinated crop) (Sunarti dkk, 2009).

Buah jagung terdiri dari tongkol, biji, dan daun pembungkus. Biji jagung

mempunyai bentuk, warna dan kandungan endosperm yang bervariasi, tergantung

pada jenisnya. Pada umumnya, biji jagung tersusun dalam barisan yang melekat

secara lurus atau berkelok-kelok dan berjumlah antara 8-20 baris biji

(Rukmana, 2007).

Biji jagung berkeping satu (monokotil), tumbuh berderet rapi pada suatu

poros yang disebut janggel. Di setiap janggel terdapat10-16 deret biji (selalu

genap) dan masing-masing deret terdiri atas 200-400 butir biji. Adanya kelobot

memberikan mekanisme perlindungan alami bagi biji-biji jagung terhadap

serangan berbagai hama di lapangan. Bentuk biji jagung ada yang membulat atau

berbentuk gigi tergantung pada varietasnya dan naman biji bervariasi dari putih,

kuning, orange, merah sampai merah kehitaman (Zulkarnain, 2013).

Syarat Tumbuh

Iklim

Di Indonesia tanaman jagung tumbuh dan berproduksi optimum didaratan

rendah sampai ketinggian 750 m dpl. Suhu udara ideal untuk perkecambahan

benih adalalah 30oC–32oC dengan kapsitas air tanah 25%-60% Selama


5

pertumbuhan tanaman jagung membututhkan suhu optimum 23oC-27oC namun

tidak diikuti oleh peningkatan produksi, sehingga terjadi kekurangan sekitar 1,3

juta ton setiap tahun dan harus dipenuhi melalui import. (Zakariah, 2012).

Curah hujan yang dikehendaki adalah antara 1000-2500 mm/tahun, atau

idealnya sekitar 85-200 mm/bulan, dengan penyinaran matahari penuh. Suhu

udara yang dikehendaki antara 21-34oC, tetapi untuk pertumbuhan optimum

tanaman jagung menghendaki suhu antara 23-27oC .namun tidak diikuti oleh

peningkatan produksi, sehingga terjadi kekurangan sekitar 1,3 juta ton setiap

tahun dan harus dipenuhi melalui import. (Redaksi Ciptawidiya Swara, 2008).

Tanaman jagung membutuhkan air sekitar 100-140 mm/bulan oleh karena

itu waktu penanaman harus memperhatikan curah hujan dan penyebarannya.

Penanaman dimulai bila curah hujan sudah mencapai 100 mm/bulan. Untuk

mengetahui itu perlu dilakukan pengamatan curah hujan dan pola distribusinya

selama 10 tahun ke belakang agar waktu tanam dapat ditentukan dengan

baik dan tepat (Murni dan Arif, 2008).

Pada jagung Suhu udara ideal untuk perkecambahan benih adalalah 30oC–

32oC dengan kapsitas air tanah 25%-60% Selama pertumbuhan tanaman jagung

membututhkan suhu optimum 23oC-27oC Apabila keragaman dalam suatu

populasi tinggi, maka seleksi yang dilakukan akan lebih efektif. Keragaman

tersebut bisa didapatkan dalam dari koleksi plasma nutfah, atau melalui

introduksi, apabila keragaman dalam suatu populasi koleksi terbatas

(Zakariah, 2012).
6

Tanah

Tanaman jagung dapat tumbu padaa ketinggian 50-1800 m dpl.

Tetapi ketinggian optimal adalah 50-600 m dpl. Untuk berproduksi secara optimal

memerlukan tanah namun tidak diikuti oleh peningkatan produksi, sehingga

terjadi kekurangan sekitar 1,3 juta ton setiap tahun dan harus dipenuhi melalui

import.yang gembur, subur, dan kaya akan unsur hara, aereesi dan drainase baik,

kaya akan bahan organic dengan keasaman tanah (pH) antara 5,6-7,5 (Redaksi

Ciptawidiya Swara, 2008).

Jagung menghendaki tanah yang subur untuk dapat berproduksi dengan

baik. Hal ini dikarenakan tanaman jagung membutuhkan unsure hara terutama

nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K) dalam jumlah yang banyak. Oleh karena

pada umumnya tanah di Indonesia miskin hara dan rendah bahan organiknya,

maka penambahan pupuk N, P, dan K serta pupuk organic (kompos maupun

pupuk kandang) sangat diperlukan (Murni dan Arif, 2008).

Jenis tanah yang dapat ditanami jagung antara lain Andosol, Latosol dan

Grumosol. Tanah bertekstur lempung atau liat berdebu (Latosol) merupakan jenis

tanah yang terbaik namun tidak diikuti oleh peningkatan produksi, sehingga

terjadi kekurangan sekitar 1,3 juta ton setiap tahun dan harus dipenuhi melalui

import. untuk pertumbuhan tanaman jagung. Tanaman jagung akan tumbuh baik

pada tanah yang subur, gembur, kaya humus (Zakariah, 2012).

Untuk berproduksi secara optimal memerlukan tanah yang gembur, subur,

dan kaya akan unsur hara, Salah satu upaya untuk meningkatkan kadar protein biji

jagung adalah dengan memanfaatkan efek xenia. Persilangan buatan dilakukan

dengan cara menyerbuki tongkol tanaman sesuai dengan perlakuan tertentu yang
7

sudah ditentukan. Kemudian tongkol yang telah di serbuki ditutup dengan

kantong khusus untuk melindungi dari penyerbukan (Arif, 2008).

Persilangan pada tanaman jagung

Persilangan adalah suatu teknik mengawinkan bunga dengan meletakkan

pollen atau serbuk sari pada stigma (lubang atau rongga yang dangkal berisi

cairan kental agak lengket sebagai tempat meletakkan pollen dan masuknya

tabung pollen ke dalam ovari (bakal buah) pada waktu polinasi/penyerbukan

(Sandra, 2008).

Pada tanaman penyerbuk sendiri (self-pollinated crops atau tanamn

autogam) yang berlanjut dengan pembuahan secara terus menerus, populasi

generasi-generasi berikutnya cenderung mempunyai tingkat homozigot yang

semakin besar. Jadi, Rendahnya keberhasilan persilangan dipengaruhi oleh waktu

berbunga yang tidak sinkron antar tetua (jantan dan betina). Selain itu ada

beberapa faktor seperti kegagalan tanaman untuk berbunga populasi tanaman akan

cenderung merupakan kumpulan suatu lini murni (pure lines)

(Mangoendidjojo, 2003).

Salah satu upaya untuk meningkatkan kadar protein biji jagung adalah

dengan memanfaatkan efek xenia. Persilangan buatan dilakukan dengan cara

menyerbuki tongkol tanaman sesuai dengan perlakuan tertentu yang sudah

ditentukan. nasional terus meningkat, terutama untuk pakan dan industri. Hal ini

menuntut perlunya Kemudian tongkol yang telah di serbuki ditutup dengan

kantong khusus untuk melindungi dari penyerbukan (Ashari, 1998).

Sewaktu reseptif rambut sutra ini lengket, sehingga serbuk sari manapun

yang tertiup kearah rambut ini akan melekat. Setiap rambut dihubungkan oleh
8

tangkai putik yang panjang kebakal buah tunggal yang setelah dibuahi menjadi

biji atau inti biji (kernel). Pada bunga jantan biasanya memancarkan serbuk sari

sebelum bunga betina pada tanaman yang sama masak. Ketika kepala sari bunga

betina menjadi reseptif maka serbuk sari dari tanaman jagung yang bersebelahan

tertiup angin dan akan menempel padanya sehingga terjadi penyerbukan silang

(Loveless, 1989).

Teknik Persilangan

Pemilihan tetua menjadi salah satu tahap yang krusial dalam proses

pemuliaan melalui persilangan. Keberhasilan persilangan akan meningkat apabila

tetua yang digunakan dan kombinasi persilangannya tepat, sehingga dengan

jumlah kombinasi persilangan yang sedikit, efisiensi pemuliaan akan meningkat.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menentukan tetua antara lain:

1) Salah satu tetua memiliki dan membawa karakter unggul atau karakter yang

menjadi target pemuliaan; 2) Salah satu atau kedua tetua memiliki adaptasi dan

penampilan agronomis yang baik, dan 3) Kedua tetua sebaiknya memiliki jarak

kekerabatan yang jauh sehingga dapat menghasilkan keragaman genetik tinggi

pada progeni (keturunannya) (Handayani, 2014).

Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman yang dapat

melakukan penyerbukan silang tetapi juga dapat melakukan penyerbukan sendiri.

Penyerbukan sendiri pada jagung akan menghasilkan produksi yang rendah dan

tanaman tidak dapat tumbuh tinggi, padahal penyerbukan sendiri memiliki vigor

yang normal (Sinnot, 1998).

Tujuan utama melakukan persilangan adalah : 1. Menggabungkan semua

sifat baik ke dalam satu genotipe baru, 2. Memperluas keragaman genetik, 3.


9

Memanfaatkan vigor hibrida, dan 4. Menguji potensi tetua (uji turunan) nasional

terus meningkat, terutama untuk pakan dan industri. Untuk pakan permintaan

jagung sudah mencapai lebih dari 50% kebutuhan nasional. (Ashari, 1998).

Faktor utama yang berpengaruh terhadap keberhasilan persilangan adalah

waktu dan proses penyerbukan yang dilakukan. nasional terus meningkat,

terutama untuk pakan dan industri. Untuk pakan permintaan jagung sudah

mencapai lebih dari 50% kebutuhan nasional. Waktu yang optimal untuk

melakukan proses penyerbukan pada tanaman jagung (Zea mays L.) adalah pada

pagi hari yaitu antara pukul 07.00-09.00 WIB (Wijaya, 2007).

Salah satu upaya untuk meningkatkan kadar protein biji jagung adalah

dengan memanfaatkan efek xenia. Persilangan buatan dilakukan dengan cara

menyerbuki tongkol tanaman sesuai dengan perlakuan tertentu yang sudah

ditentukan. Kemudian tongkol yang telah di serbuki ditutup dengan kantong

khusus untuk melindungi dari penyerbukan oleh tepung sari bunga lain

(Wijaya, 2007).
10

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat Percobaan

Percobaan ini dilakukan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 mdpl., pada

bulan oktober sampai dengan bulan desember 2018.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah benih jagung

galur cimmit dengan galur c# berfungsi sebahai bahan percobaan persilangan, top

soil media tanam jagung yg dicampur dengan tanah, pupuk KCl untuk memenuhi

kebutuhan hara yang dibutuhkan oleh tanaman, pupuk urea hara yang dibutuhkan

oleh tanaman, pupuk TSP hara yang dibutuhkan oleh tanaman, sebagai pupuk

dasar hara yang dibutuhkan oleh tanaman, , dan plang digunakan untuk label

pemberi nama tanaman , air untuk kebutuhan nutrisi bagi tanaman agar tidak

kekeringan, kertas label untuk pemberi naman , amplop coklat digunakan untuk

membungkus bunga jantan pada saat disilangkan, plastik putih digunakann untuk

melapisa amplop agar tidak mudah basah, tali plstik digunakan untuk mengikat

amplop pada saat persilangan, dithane sebagai larutan perendam biji yang akan

ditanam, polibag yang digunakan untuk

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah cangkul untuk

memindahkan tanah kedalam polibag dan membersihkan gulma pada proses

pembukaan dan pengolahan lahan, meteran untuk mengukur luas plot, parang

untuk membersihkan lahan dari gulma, gembor sebagai alat untuk menyiran

tanaman, gunting berfungsi dalam proses penyerbukan, , dan alat tulis untuk
11

mencatat hasil pengamatan dan buku data sebagai tempat penulisan hasil

pengamatan.
12

PELAKSANAAN PERCOBAAN

Persiapan Lahan

Persiapan lahan dilakukan pada hari minggu tanggal 8 oktober 2018

yang meliputi beberapa kegiatan diantaranya pancangkulan, pembersiahan gulma,

perataan permukaan tanah, pembuatan parit (drainase) dan penyalinan tanah ke

dalam polibag. lahan dibentuk perplot berbentuk persegi panjang 1 x 2 m.

Pembentukan plot

Sebelum ditanam benih jagung galur cimmit dan C# terlebih dahulu di

rendam dengan dithane. Benih yang dipilih adalah benih yang tidak terapung

setelah direndam. Dan dibentuk plot dengan adanya ketentuan ukuran dan dengan

perhitungan jarak tanam.

Penanaman

Sebelum ditanam benih jagung (Zea mays L.) terlebih dahulu di rendam

dengan dithane. Benih yang dipilih adalah benih yang tidak terapung setelah

direndam.

Pemupukan

Pemupukan dilakukan dengan menggunakan system tugal, pupuk yang

diberikan adalah pupuk urea dengan dosis 300 kg/Ha, pupuk TSP dengan dosis

200kg/Ha, dan KCl dengan dosis 100 kg/Ha. Masing-masing pupuk yang

digunakan adalah sebanyak 30 gr.

Pemeliharaan Tanaman

Pemeliharaan dilakukan untuk menjaga kesuburan lahan dan dimaksudkan

agar tanaman senantiasa berada dalam kondisi yang baik, sehingga dapat dicapai

produksi dan kualitas maksimum sesuai dengan yang diharapkan. Pemeliharaan


13

tanaman jagung manis meliputi penyulaman, pengairan, penjarangan, penyiangan

dan pembumbunan, pemupukan, serta pemberantasan hama penyakit.

- Penyiraman

Penyiraman tanaman jagung dilakukan setiap hari, tepatnya pada sore hari

dengan banyak air yang diberikan sesuai dengan jumlah kebutuhan air perpolibag.

Penyiraman dilakukan dangan menggunakan gembor dan dilakukan secara

merata.

-Penyiangan

Penyiangan dilakukan setiap 1 minggu sekali. Penyiangan atau

pembersihan lahan dari gulma dapat dilakukan dengan tangan. Penyiangan jangan

sampai mengganggu perakaran tanaman yang pada umur tersebut belum kuat

mencengkeram tanah

-Pembubunan

Penyulaman benih yang tidak tumbuh dilakukan pada umur satu minggu

setelah tanam. Lubang tanam diperiksa, benih yang tidak tumbuh dibuang, dan

diganti dengan benih yang baru.

Pemanenan

Umur panen jagung adalah 96 hari. jagung yang telah siap panen

ditandai dengan jagung/kelobot telah kering berwarna kekuning-kuningan dan ada

tanda hitam di bagian pangkal tempat melekatnya jagung pada tongkol.

Perubahan Anatomi

- Tinggi tanaman
14

Tinggi tanaman jagung diambil satu minggu sekali dan pengukuran tinggi

jagung mulai dilakukan 14 HST atau pada saat tanaman jagung berumur 2 MST

hingga ± 7 MST.

- Jumlah daun

Jumlah daun dihitung setiap satu minggu sekali dimuali dari 2 MST

hingga ± 5 MST. Perhitungan jumlah daun dimulai dari daun yang terletak di

dekat akar hingga daun yang sudah melebar (tidak kuncup).

- Umur bunga

Umur berbunga tanaman jagung dihitung mulai dari tanggal tanam

sampai berbunga 75% ± 7 MST.

- Persentase Keberhasilan Persilangan

Persentase keberhasilan persilangan tanaman jagung (Zea mays L.)

Jumlah yang berhasil disilangkan


% Persilangan = x 100 %
Jumlah tanaman yang disilangkan
15

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Persentase Perkecambahan

Komoditi : Jagung (Zea mays L.)

Parameter : Persentase Perkecambahan

Tanggal Tanam : 8 ktober 2018

Jumlah yang tumbuh


% perkecambahan = x 100 %
Jumlah benih

= 10 / 10 x 100%

= 100 %

Tabel 1. Data Tinggi Tanaman Jagung pada galur CIMMIT

Sampel
Umur Tanaman Total Rataan
I II III IV V

1 MST 25,3 - - - 10,7 36 7,2

2 MST 37,2 - - - 21,7 58,9 11,78

3 MST 71,3 8,3 39,2 27,9 39,1 185,8 37,16

4 MST 103,8 15,6 51,7 46,3 57 274,4 54,88

5 MST 115,8 33,2 68,1 53,2 62,9 333,2 66,64

6 MST 137,4 58,3 118 105,1 100,6 519,4 103,88

7 MST - 76 130,8 122,8 116,6 446,2 89,24


16

Tabel 2. Data Tinggi Tanaman Jagung pada galur C#

Sampel
Umur Tanaman Total Rataan
I II III IV V

1 MST 21,3 - 21,3 - 18,2 60,8 12,16

2 MST 54,1 - 59,8 - 49,1 163 32,6

3 MST 82,3 31,2 73,2 20,6 65,3 272,6 54,52

4 MST 116 48 110 38 88,8 400,8 80,16

5 MST 123,1 59,7 121,3 53,7 101,2 459 91,8

6 MST 137,5 98,4 151,9 84,6 126,6 599 119,8

7 MST - 117,8 - 113,5 - 231,3 46,26

Tabel 3. Data Jumlah Daun Tanaman Jagung galur CIMMIT

Sampel
Umur Tanaman Total Rataan
I II III IV V

1 MST 2 - - - 2 4 0,8

2 MST 2 - - - 3 5 1

3 MST 5 1 2 3 3 14 2,8

4 MST 6 2 3 4 4 19 3,8

5 MST 7 4 4 5 5 25 5

6 MST 8 4 6 6 7 31 6,2

7 MST - 5 7 7 8 27 5,4

Tabel 4. Data Jumlah Daun Tanaman Jagung galur CIMMIT

Sampel
Umur Tanaman Total Rataan
I II III IV V

1 MST 2 - 2 - 2 6 1,2
17

2 MST 2 - 2 - 2 6 1,2

3 MST 4 4 4 3 4 19 3,8

4 MST 5 4 6 3 6 24 4,8

5 MST 6 5 7 4 7 29 5,8

6 MST 9 6 9 6 9 39 7,8

7 MST - 7 - 7 - 14 2,8

Tabel 3. Umur Bunga Tanaman Jagung galur cimmit dan c#

Tanggal Tanggal
Sampel Sampel
berbunga berbunga

1 2 1 29
Desember november
2018 2018

3 28
novermber
2018

5 27
november
2018

Tabel
Jumlah hibridisasi
Persentase Hibridisasi = x 100 %
Jumlah tanaman seluruhnya

= 2/10 x 100%
= 0,2%
Jumlah yang berhasil disilangkan
Persentase Keberhasilan Pesilangan = x 100%
Jumlah yang disilangkan

= 2/2 x 100%
= 100 %
18

Pembahasan
Dari persilangan yang dilakukan diperoleh data keberhasilan persilangan

tanaman jagung (Zea mays L.) varietas bonanza adalah sebesar 100%. Hal ini

menunjukkan bahwa ada beberapa tanaman yang tidak berhasil disilangkan yang

disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya tanaman tetua yang digunakan dalam

persilangan, baik sebagai tetua jantan penyedia polen maupun tetua betina,

dilakukan pada saat pagi hari dan beberapa faktor lain. Hal ini sesuai dengan

literatur Handayani (2014) yang menyatakan bahwa pertumbuhannya harus

terjaga, bebas hama dan penyakit. Agar persilangan dapat dilakukan dengan

efektif, waktu penanaman tetua jantan dan betina diatur sehingga diperoleh waktu

berbunga yang tepat, dimana putik bunga tetua betina telah reseptif dan polen

tetua jantan telah masak dan siap diserbukkan.

Rata – rata tinggi tanaman yaitu 7,2, 11,78, 37,16, 54,88, 66,64, 103,88,

89,24 Dari MST 2 sampe 7 MST Jadi setiap minggu rata – rata tinggi tanaman

akan naik salah satunya dikarenakan tekstur tanah yg sesuai. Hal ini didukung

oleh Zakariah (2012) yang menyatakan bahwa tanah bertekstur lempung atau liat

berdebu merupakan jenis tanah yang terbaik untuk pertumbuhan tanaman jagung.

Tanaman jagung akan tumbuh baik pada tanah yang subur, gembur, dan kaya

humus.

Persilangan baik dilakukan pada saat pagi hari karena waktu yang paling

baik dan efektif adalah pagi hari (sekitar jam 08.00-09.00 WIB). Hal ini sesuai

dengan literatur Wijaya (2007) yang menyatakan bahwa waktu pelaksanaan

polinasi yang efektif adalah pagi hari kira-kira pukul 08.00-09.00 WIB, dimana

bunga betina belum mekar sempurna tetapi bunga jantan menunjukkan

kematangan serbuk sarinya.


19

Dari percobaan yang dilakukan penyerbukan tanaman jagung terjadi dimana

benang sari jatuh dan menempel ke kepala putik dimana lebih sering secara silang

(penyerbuakan silang), hal ini sesuai dengan literature Subekti dkk. (2006) yang

menyatakan bahwa hamper 95% dari persarian tersebut berasal dari serbuk sari

tanaman lain, dan hanya 5% yang berasal dari serbuk sari tanaman sendiri. Oleh

karena itu, tanaman jagung disebut tanaman bersari silang (cross pollinated crop),

dimana sebagian besar dari serbuk sari berasal dari tanaman lain.

Adapun kendala dalam persilangan kedua spesies ini adalah cuaca yang

buruk, waktu persilangan yang kurang tepat, kondisi bunga jantan dan betina

hingga pemulianya itu sendiri kurang teliti. Hal ini sesuai dengan literatur

Wijaya (2007) yang menyatakan bahwa untuk melaksanakan polinasi adalah pagi

hari, dimana bunga betina belum sempurna, kondisi bunga jantan dan betina yang

belum matang, cuaca pada saat hujan sehingga tanaman jagung membusuk.

Hibridisasi atau persilangan ialah proses produksi satu atau lebih

organisme hibrid melalui perkawinan tetua-tetua yang berbeda secara genetik. Hal

Ini Sesuai Dengan Literatur (Handayani, 2014). Apabila keragaman dalam suatu

populasi tinggi, maka seleksi yang dilakukan akan lebih efektif. Keragaman

tersebut bisa didapatkan dalam dari koleksi plasma nutfah, atau melalui

introduksi, apabila keragaman dalam suatu populasi koleksi terbatas, maka

dilakukan berbagai upaya untuk memperluas keragaman.


20

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
1. Dari persilangan yang dilakukan diperoleh data keberhasilan persilangan

tanaman jagung (Zea mays L.) varietas bonanza adalah sebesar 100%.

2. Persilangan dapat efektif, jika putik bunga tetua betina telah reseptif dan

polen tetua jantan telah masak dan siap diserbukkan.

3. Tanaman jagung disebut tanaman bersari silang (cross pollinated crop),

dimana sebagian besar dari serbuk sari berasal dari tanaman lain.

4. Melaksanakan polinasi adalah pagi hari, dimana bunga betina belum


sempurna, kondisi bunga jantan dan betina yang belum matang.
5. Jadi setiap minggu rata – rata tinggi tanaman akan naik salah satunya
dikarenakan tekstur tanah yg sesuai.
6. Rata – rata tinggi tanaman yaitu 7,2, 11,78, 37,16, 54,88, 66,64, 103,88,
89,24 Dari MST 2 sampe 7 MST Jadi setiap minggu rata – rata tinggi
tanaman akan naik salah satunya dikarenakan tekstur tanah yg sesuai
7. Hibridisasi atau persilangan ialah proses produksi satu atau lebih organisme
hibrid melalui perkawinan tetua-tetua yang berbeda secara genetik.

Saran
Adapun saran penulis untuk pembaca adalah agar seluruh data yang ada
pada praktikum diambil dengan sebaik baiknya karena dapat menimbulkan
kesalahan dalam pengambilan data.
21

DAFTAR PUSTAKA

Arif, S. 2008. Morfologi Tanaman dan Fase Pertumbuhan Jagung. Balai


Penelitian Tanaman Serelia. Maros.

Ashari, S. 1998. Pengantar Biologi Reproduksi Tanaman. Rineka Cipta. Jakarta.

Fernandes, A. A. 2006. Jagung (Zea mays L.) Kantor Deputi Menegristek Bidang
Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan. Teknologi MIG
Crop. Jakarta.

Handayani, T. 2014. Persilangan untuk Merakit Varietas Unggul Baru Kentang.


Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Bandung.

Hasan, R. R. H. 2014. Macam-macam Perbanyakan Tanaman. Universitas Negeri


Gorontalo. Gorontalo.

Jumakir dan Endrizal. 2002. Produktivitas Pertanaman Jagung Di Lahan Pasang


SurutKabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi. Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Jambi. Jambi.

Loveless, A. R. 1989. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan Untuk daerah Tropik 2.


Balai Pustaka. Jakarta.

Mangoendidjojo, W. 2003. Dasar-dasar Pemuliaan Tanaman. Universitas Sebelas


Maret. Surakarta.

Murni, A. M dan R. W. Arief. 2008. Teknologi Budidaya Jagung. Balai Besar


Pengkajian dan Pembangunan Pertanian. Bogor.

Purwono dan Hartono. 2006. Bertanam Jagung Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta

Redaksi Ciptawidya Swara. 2008. Petunjuk Teknik Budidaya 23 Tanaman


Unggul. Jakarta.

Rofia dan B. S. Daryono. 2009. Pewarisan Gen Opaque 2 (O-2) pada Persilangan
Jagung Lokal Madura (Zea mays L. cv. Guluk-guluk) dengan Jagung
Unggul (Zea mays L. cv. Srikandi kuning). UIN Maulana Malik Ibrahim.
Malang.

Rubatzky, V. E dan Yamaguchi, M. 1998. Sayuran Dunia. Jilid 1. Penerbit Institut


Teknologi Bandung. Bandung.

Rukmana, R. 2007. Budidaya dan Pascapanen Jagung. Kanisius. Jakarta.

Sandra, E. 2008. Teknik Persilangan. Penebar Swadaya. Jakarta.


22

Sinnot, E.W. 1998. Principle of Genetics. McGraw-Hill Book Company Inc.


NewYork.

Warisno, T. 2009. Jagung Hibrida. Kanisius. Yogyakarta.

Wijaya, A. R. 2007. Efek Xenia Pada Persilangan Jagung. Jurnal Akta Agrosia
Edisi Khusus 2 : 199-203. Bandung.

Zakariah, M. A. 2012. Pengaruh Dosis Pemupukan Urea Terhadap Pertumbuhan


dan Produksi Serta Kecernaan Hijauan Jagung. UGM Press. Yogyakarta.

Zulkarnain. 2013. Budidaya Sayuran Tropis. Bumi Aksara. Jakarta.


23

LAMPIRAN

DENAH PLOT
Plot jagung Plot jagung
PLOT 5 Plot jagung Plot jagung
kelompok kelompok 4A
JAGUNG kelompok 1B kelompok 4B
1A
15cm

50 cm

1m 25 cm 2m

= sampel
24

Keterangan gambar : Proses Penyungkupan

Anda mungkin juga menyukai