Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM SPPK

APAR

KELOMPOK : 05

NAMA : BELLA NAZIEL IQMALIA

NRP : 0516040004

KELAS : K3 – 4A

TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA

2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang begitu besat,
begitupun juga dalam dunia industri di Indonesia turut serta merasakan manfaat
dari hasil kemajuan teknologi di era globalisasi. Dunia industri menghadapi
persaingan yang cukup ketat, sehingga tuntutan peningkatan kuantitas dan kualitas
produksi harus diiringi adanya pemanfaatan sumber daya produksi secara efisien.
Sebagai konsekuensinya, kalangan industri kini lebih menekankan peranan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). (Anonim, 2008). Efisiensi biaya dan
peningkatan keuntungan semakin diperhatikan seiring dengan penekanan resiko
kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Terjadinya kecelakaan industri
menyebabkan terhambatnya produksi yang akan berdampak pada penurunan
produksi serta kerugian perbaikan maupun pengobatan. Salah satu jenis
kecelakaan yang sering dijumpai dan menimbulkan kerugian yang sangat besar
adalah kebakaran (Disnaker, 2008). Kebakaran adalah terjadinya api yang tidak
dikehendaki. Untuk meminimalisasi terjadinya kebakaran maka perlu penerapan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai upaya pencegahan dan
penanggulangan kecelakaan termasuk kebakaran. Pencegahan dan
penanggulangan kebakaran adalah semua tindakan yang berhubungan dengan
pencegahan, pengamatan dan pemadaman kebakaran dan meliputi perlindungan
jiwa dan keselamatan manusia serta perlindungan harta kekayaan (Suma’mur,
1989). Salah satu cara sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran
adalah dengan menyediakan APAR atau biasa disebut dengan Alat Pemadam Api
Ringan. APAR merupakan salah satu alat pemadam kebakaran yang sangat efektif
untuk memadamkan api yang masuh kecil untuk mencegah semakin besarnya api
tersebut (Gempur Santoso, 2004). Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya
merupakan kampus perkapalan yang juga memiliki potensi terjadinya kebakaran.
Oleh karena itu perlunya APAR di daerah kampus PPNS ini sangat diharapkan
keberadaanya. Selain itu, setiap mahasiswa seharusnya dapat memahami cara
penggunaan dan pemakaian APAR yang benar, khususnya mahasiswa teknik
keselamatan dan kesehatan kerja. Maka dari itu, praktikum mengenai pemadam
kebakaran APAR dilakukan dengan harapan banyak mahasiswa yang telah
memahami dan mempraktekkan secara langsung bagaimana penggunaan APAR
sebenarnya serta agar menumbuhkan jiwa-jiwa peduli keselamatan dan kesehatan
kerja.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengaplikasikan teori pemadaman kebakaran
2. Untuk memahami tentang prosedur pemakaian APAR dan dapat
memadamkan kebakaran dengan APAR

1.3 Manfaat
1. Dapat mengaplikasikan teori pemadaman kebakaran di lapangan secara
langsung
2. Dapat memahami tentang prosedur pemakaian APAR
3. Dapat memadamkan kebakaran menggunakan pemadam kebakaran jenis
APAR
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kebakaran

Gambar 2.1 Kebakaran


(Sumber : news.detik.com)
Kebakaran adalah reaksi kimia yang berlangsung cepat serta memancarkan
panas dan sinar. Reaksi kimia yang timbul termasuk jenis reaksi oksidasi
(Zaini 1998 dalam Santoso 2004). Sebenarnya kebakaran dapat terjadi apabila
ada tiga unsur pada kondisi tertentu menjadi satu. Unsur-unsur tersebut
adalah sumber panas, oksigen dan bahan mudah terbakar (Santoso, 2004).
Kebakaran dapat ditanggulangi dengan tiga cara :
1. Cara pendinginan yaitu pendinginan pada bahan bakar yang terbakar
hingga berada dibawah titik nyalanya. Cara isolasinya dengan menurunkan
kadar oksigen sampai di bawah 12%, sehingga pembakaran tidak berlanjut
2. Selanjutnya cara penguraian, yaitu memisahkan bahan bakar. Misalnya gas
atau bahan bakar cair lainnya
3. Tutup kerangan (valves) atau dengan cara mengosongkan tangki bahan
bakar.

2.2 APAR

Gambar 2.2 APAR


(Sumber : www.alatpemadamapi.xyz)
APAR merupakan peralatan yang dirancang sebagai pertolongan pertama
pada awal terjadinya kebakaran Alat Pemadam Api Ringan (berat maksimal
16 kg) yang mudah dilayani oleh satu orang untuk memadamkan api pada
mula terjadinya kebakaran. APAR dapat didefinisikan sebagai alat pemadam
kebakaran api kecil atau ringan.
APAR (Alat Pemadam Api Ringan) menurut PT. Petrokimia Gresik, 2002
terdiri dari beberapa jenis, antara lain :
a) Jenis Air ( water)
b) Jenis Busa (foam)
c) Jenis Tepung Kimia Kering (Dry Chemical Powder)
d) Jenis Halon APAR (Alat Pemadam Api Ringan)

2.3 Jenis-jenis media pemadam kebakaran


Mengenal berbagai jenis media pemadam api dimaksudkan agar dapat
menentukan jenis media yang tepat, sehingga dapat dicapai pemadaman yang
efektif, efisien dan aman. Media pemadaman api yang umum dipakai untuk
alat pemadam api ringan adalah :
1. Air
2. Busa
3. Serbuk kimia kering
4. Karbon dioksida (CO2)
5. Halon
Setiap jenis media pemadam api memiliki karakteristik-karakteristik dalam
memadamkan api, mempunyai keunggulan untuk klas tertentu dan mungkin
dapat berbahaya untuk jenis kebakaran lainnya.
1. Air
Air digunakan sebagai media pemadam kebakaran telah digunakan dari
zaman dahulu sampai sekarang. Sifat air dalam memadamkan kebakaran
adalah secara fisik mengambil panas (coling) dan sangat tepat untuk
memadamkan bahan padat (klas A) karena dapat menembus sampai bagian
dalam.
Ada 3 (tiga) macam APAR air yaitu:
a. Air dengan pompa tangan
b. Air bertekanan
c. Asam soda/soda acid
2. Busa
Ada 2 (dua) macam busa, busa kimia dan busa mekanik. Busa kimia
dibuat dari gelembung yang berisi antara lain zat arang dan
karbondioksida, sedangkan busa mekanik dibuat dari campuran zat arang
udara.
Busa memadamkan api melalui kombinasi tiga aksi pemadaman yaitu
menutupi, melemahkan dan mendinginkan.
a. Menutupi yaitu membuat selimut busa di atas bahan yang terbakar,
sehingga kontak dengan oksigen (udara) terputus
b. Melemahkan yaitu mencegah penguapan cairan yang mudah terbakar
c. Mendinginkan yaitu menyerap kalori cairan yang mudah terbakar
sehingga suhunya turun
3. Serbuk Kimia Kering

Efektif utuk jenis kebakaran kelas A, kelas B dan kelas c. alat


pemadam api ringan berbahan bubuk kering,sangat serbaguna untuk
melawan api kelas A, B dan C serat cocok untuk mengatasi resiko tinggi.
Selain berguna dalam mengatasi bahay listrik, cairan dangas mudah
terbakar, bubuk inijuga efektif untuk kebakaran kendaraan.

4. Karbon Dioksida
Media pemadam api CO2 didalam tabung harus dalam keadaan
fase cair bertekanan tinggi. Prinsip kerja CO2 dalam memadamkan api
ialah reaksi dengan oxygen (O2) sehingga konsentrasinya di dalam udara
berkurang dari 21% menjadi sama dengan atau lebih kecil dari 14%,
sehingga api akan padam. Hal ini disebut pemadaman dengan cara
menutup. Untuk mencairkan gas CO2 terlebih dahuu suhunya harus
diturunkan di bawah titik kritis baru kemudian diberi tekanan tinggi.
5. Halon
Gas halon bila terkena panas api kebakaran pada suhu sekitar
485oC akan mengalami proses penguraian. Zat-zat yang dihasilkan dari
proses penguraian tersebut akan mengikat unsur hydrogen dan oxygen
(O2) dari udara. Hydorgen flurida (HF), hydrogen bromida (HBr) dan
senyawa-senyawa carbon halida (COF2 dan COBr2). Karena sifat zat baru
tersebut beracun maka cukup membahayakan terhadap manusia.

2.4 Bagian-bagian APAR

2.5 Pemasangan APAR menurut PERMENAKERTRANS RO


NO.4/MEN/1980
1. Mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan diambil serta dilengkapi
tanda pemasang
2. Tinggi tanda pemasangan 125cm dari dasar lantai
3. Pemasangan antar APAR adalah 15m, sehingga radius perlindungan
untuk satu apar adalah:
Πxr2 = 3.14 x (7.5)2
= 176.625 m2
4. Jumlah APAR
Untuk menentukan jumlah APAR dapat ditentukan rumus sebagai berikut:
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑏𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛𝑎𝑛
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑃𝐴𝑅 =
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑖𝑛𝑑𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐴𝑃𝐴𝑅
5. Tabung sebaiknya berwarna merah
6. Tabung tidak berlubang-lubang atau cacat
7. Ditepatkan menggantung dengan kuat atau diletakkan pada peti yang tidak
terkunci
8. Ditempatkan menggantugn dengan kuat atau diletakkan pada peti yang
tidak terkunci
9. Pemasangan APAR terletak pada ketinggian 1,2 m kecuali karbon
dioksida dan DCP dapat lebih rendah (min 15cm dari permukaan lantai)
Suhu ruangan pemasangan APAR dibawah 49 C dan diatas -44 C, APAR
pada tempat terbuka harus dilindungi dengan tutup pengaman.
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan

1. Tong tempat pembakaran


2. APAR dry chemical powder dan CO2
3. Bahan mudah terbakar
4. Pematik
3.2 Prosedur Kerja
3.2.1 Prosedur kerja pada APAR CO2

START

Bakar bahan mudah


terbakar dalam tong

Ambil APAR CO2


dari tempatnya

Berdiri pada jarak 2-


2,5 M dari api

Tarik pin atau putus segel


pengaman pada pin
operating lever
Coba keandalan APAR sebelum
diarahkan ke sasaran

Arahkan kebawah
atau dasar api

Semprotkan dari sisi kesisi atau


kibaskan media pemadam pada
dasar nyala api sehingga oksigen
tidak dapat ikut pada reaksi

END
3.2.2 Prosedur kerja pada APAR dry chemcial powder

START

Bakar bahan mudah


terbakar dalam tong

Ambil APAR dry chemcial


powder dari tempatnya

Berdiri pada jarak 2-


2,5 M dari api

Tarik pin atau putus segel


pengaman pada pin
operating lever

Coba keandalan APAR sebelum


diarahkan ke sasaran

Arahkan kebawah
atau dasar api

Semprotkan dari sisi kesisi atau


kibaskan media pemadam pada
dasar nyala api sehingga oksigen
tidak dapat ikut pada reaksi

END
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisa dan Pembahasan Hasil Praktikum

Gambar 4.1 Praktikum Penggunaan APAR


Sebelum dilaksanakannya praktikum mengenai Alat Pemadam Api Ringan
(APAR), terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu sebagai berikut :
1. Pemakaian APD seperti (safety helmet, safety shoes, baju bengkel, serta masker)
2. Mempersiapkan APAR yang telah terisi media pemadam kebakaran
3. Teknik penggunaan APAR
4. Teknik mementukan arah sumber bahaya api
5. Teknik menyemprotkan media pemadam ke bagian dasar titik nyala api.
Dapat dilihat pada Gambar 4.1 praktikum mengenai Alat Pemadam Api Ringan
(APAR) dilaksanakan di halaman laboratorium terintegrasi Gedung Baru Politeknik
Perkapalan Negeri Surabaya, praktikum dimulai pada pukul 07.20 WIB sampai
dengan pukul 11.00 WIB. APAR yang digunakan adalah tipe Dry Chemical Powder
dengan tabung berwarna biru dan merah. Dry Chemical Powder tepat digunakan
untuk bahaya kebakaran kelas A (bahan padat), B (bahan gas, cairan, uap), dan C
(listrik). Sumber kebakaran yang digunakan pada saat praktikum berasal dari bahan
padat (kelas A) dan bahan minyak gas (kelas B). Terdapat beberapa langkah-langkah
spesifik yang harus lebih diperhatikan saat menggunakan APAR, yaitu :
1. Persiapan diri menggunakan APD
2. Persiapan peralatan dan bahan (Mengambil APAR yang telah terisi media
pemadam dengan penuh)
3. Persiapan tangki pembakaran untuk praktikun beserta bahan bakarnya
4. Briefing yang dipimpin oleh dosen mata kuliah praktikum SPPK
5. Memulai mengecek APAR apakah media pemadam yang digunakan telah sesuai
dengan melihat label pada tabung.
6. Menarik pin pengaman APAR untuk memulai pemadaman kebakaran
7. Mendekati titik api kebakaran ±1-1,5 m
8. Memperhatikan arah angin
9. Mengarahkan nozzle pada arah dasar titik nyala api
10. Menyemprotkan dengan cara menekan tuas pada APAR
11. Menyapukan media pemadam kebakaran pada titik nyala api
12. Kembali menjauhi api
13. Mengunci kembali pin pengaman APAR

4.2 Potensi Bahaya


Alat Pemadam Api Ringan memliki potensi bahaya yang cukup tinggi jika tidak
memahami prosedur penggunaan dengan baik dan benar. Berikut Gambar 4.2
merupakan potensi bahaya penggunaan APAR.

Arah asap hasil


pemadaman
akan mengarah
pada pemadam
saat tidak
memperhatikan
arah mata angin

Menyalanya api
kembali saat
pengarahan
nozzle tidak
tepat pada titik
nyala api

Gambar 4.2 Potensi Bahaya Penggunaan APAR


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Terdapan beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari praktikum Sistem


Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran(SPPK) mengenai Alat Pemadam
Api Ringan (APAR), diantaranya :

1. Sistem mengklasifikasikan kelas kebakaran.

Hal yang harus diperhatikan sebelum memulai penggunaan APAR yaitu


harus memastikan media pemadam kebakaran sesuai dengan kelas sumber
bahan bakarnya, karena akan berpotensi bahaya jika tidak benar-benar
memperhatikan kelas bahan bakarnya.

2. Arah mata angin.

Arah mata angin digunakan untuk menentukan posisi penyemprotan


APAR ke arah dasar titik nyala api.

3. Jarak antara api dengan nozzle.

Jarak antara api dengan nozzle tidak boleh terlalu dekat dan tidak boleh
pula terlalu jauh, kira-kira jaraknya 100 hingga 150 cm dari sumber api.

4. Arah nozzle

Selama proses pemadaman, arahkan nozzle tepat kearah sumber api. Dan
pegang dengan kuat nozzle agar tidak lepas. Kesalahan yang sering terjadi
saat penggunaan APAR yaitu cara memegang dan mengarahkan nozzle.

5.2 Saran

Dalam praktikum kali ini terdapat kekurangan yang dapat diperbaiki pada
praktikum mendatang. Maka terdapat saran yang harus diperhatikan :
1. Seharusnya memakai alat pelindung diri (APD) lengkap seperti :
masker, safety helmet, dan safety shoes.
2. Cara memegang dan mengarahkan nozzle seharusnya dipahami
terlebih dahulu sebelum melakukan praktikum
3. Penentuan arah mata angin sebelum melakukan penyemprotan
merupakan hal yang sangat perlu untuk diperhatikan
4. Sebaiknya praktikan yang lain memberi jarak yang lebih jauh terhadap
tangki pembakaran untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja serta
penyakit akibat terpapar panas.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2008. Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja.


http://www.phitagoras.co.id/safety_practices.html. Diakses tanggal 5
Maret 2018.

Disnaker Jatim, 2008. Standar Pelayanan Higiene Perusahaan, Kesehatan dan


Keselamatan Kerja.http://disnaker.jatimprov.go.id/index.php. Diakses
tanggal 5 Maret 2018

Handoko, Lukman. Modul Automatic Fire Extinguisher Laboratory. Surabaya :


PPNS

Santoso Gempur, 2004. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta :


Prestasi Pustaka.

Suma’mur, 1989. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta : CV


Haji Masagung.
TUGAS PENDAHULUAN

1. Sebutkan media pemadam kebakaran jenis APAR beserta penjelasan dari


masing-masing jenis!
Berikut di bawah ini merupakan bebrapa media pemadam kebakaran jenis
APAR :

a. Air (Water Fire Extinguisher)


Air merupakan salah satu media pemadam kebakaran jenis APAR
yang sering ditemui dimana bernilai sangat berguna dan ekonomis. Air
sebagai media pemadam kebakaran jenis APAR untuk api kelas A yang
meliputi kayu, kertas, karet, plastik, dan lain-lain.
b. Tepung kimia (Dry Chemical Powder)
Media pemadam kebakaran tepung kimia berbahan bubuk kering
yang digunakan untuk memadapkan api kelas A, B, dan C, serta biasa
digunakan pada kebakaran kendaraan.
c. Busa (Foam Liquid AFFF)
Busa sebagai pemadam kebakaran jenis APAR mampu mengurangi
resiko menyala kembalinya api setelah pemadaman karena busa secara
efektif menghilangkan uap bersamaan dengan pendinginan api. Busa
digunakan untuk menangani api kebakaran kelas A dan B.
d. Karbon Dioksida (CO2)
Sebagai media pemadam kebakaran jenis APAR, karbon dioksida
bersifat non konduktif dan anti statis. Selain itu, karbon dioksida tidak
memiliki potensi bahaya yang besar dan sangat ideal untuk lingkungan
pekerjaan yang modern seperti perkantoran. Gas ini sering digunakan untuk
memadamkan api kelas B dan pada peralatan yang berlistrik.
e. Hallon (Thermatic Halotron)
Gas Hallom merupakan media pemadam kebakaran jenis APAR
yang telah jarang digunakan karena memiliki resiko bahaya tinggi. Hallon
dapat digunakan untuk jenis api kebakaran kelas A dan C.

2. Sebutkan dan jelaskan type APAR beserta cara kerja dari masing-masing type
yang ada !
Berikut merupakan tipe APAR berdasarkan kelas api kebakaran :

a. APAR jenis Air (Water Fire Extinguisher)

APAR jenis air merupakan APAR yang umum digunakan. sistem kerjanya
adalah dengan menghilangkan unsur panas dari segitiga api, yaitu
mendinginkan permukaan dari bahan bakar (www.ohsa.gov)

b. APAR jenis Tepung Kimia (Dry Chemical Powder)


Serbuk Kimia kering (Dry Chemical Powder) adalah bahan pemadam
serbaguna yang dapat memadamkan api atau kebakaran kelas A, B dan C

c. APAR jenis Busa (Foam Liquid AFFF)

Pemadam api menggunakan busa menggunakan sistem isolasi, yaitu


dengan prinsip kerja mencegah agar oksigen tidak mendapat kesempatan
untuk beraksi, karena busa menyelimuti (menutup) permukaan benda yang
terbakar.
d. APAR jenis CO2 (Carbon Dioxide)

Alat pemadam api dengan bahan CO2 atau Carbon Dioxide. Tabung –
tabung yang digunakan berisi gas CO2 yang berbentuk cair, bila
dipancarkan CO2 tersebut mengembang menjadi gas. Cairan CO2 didalam
tabung temperaturnya sangat rendah dan berbahaya apabila mengenai
tubuh manusia.
e. APAR jenis Hallon (Thermatic Halotron)

Alat Pemadam ini bila dikeluarkan isinya berbentuk gas, tapi tidak
bercampur dengan oksigen dan akan keatas, sehingga bida merusak
lapisan ozon.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi Kegiatan


Lampiran 2. Publikasi Praktikum Penggunaan APAR

Gambar Publikasi di Akun Youtube

Dengan link : https://youtu.be/J_Rs0DEEz7I

Gambar Publikasi di Akun Google

Dengan link :
https://drive.google.com/file/d/1aFQVbkzoC_iseA3B0sMPujAFmqnSLt4j/view

Anda mungkin juga menyukai

  • WRMSDs
    WRMSDs
    Dokumen1 halaman
    WRMSDs
    Bella Naziel Iqmalia
    Belum ada peringkat
  • Surat Pernyataan LPDP
    Surat Pernyataan LPDP
    Dokumen2 halaman
    Surat Pernyataan LPDP
    Bella Naziel Iqmalia
    Belum ada peringkat
  • Prosedur Fix 74
    Prosedur Fix 74
    Dokumen5 halaman
    Prosedur Fix 74
    Bella Naziel Iqmalia
    Belum ada peringkat
  • Penilaian Penderita
    Penilaian Penderita
    Dokumen18 halaman
    Penilaian Penderita
    Bella Naziel Iqmalia
    Belum ada peringkat
  • Sistem Sampling
    Sistem Sampling
    Dokumen72 halaman
    Sistem Sampling
    Bella Naziel Iqmalia
    Belum ada peringkat
  • Review 1
    Review 1
    Dokumen1 halaman
    Review 1
    Bella Naziel Iqmalia
    Belum ada peringkat
  • Analisa Hazard
    Analisa Hazard
    Dokumen2 halaman
    Analisa Hazard
    Bella Naziel Iqmalia
    Belum ada peringkat
  • Aqidah Akhlak
    Aqidah Akhlak
    Dokumen1 halaman
    Aqidah Akhlak
    Bella Naziel Iqmalia
    Belum ada peringkat
  • WRMSDs
    WRMSDs
    Dokumen1 halaman
    WRMSDs
    Bella Naziel Iqmalia
    Belum ada peringkat
  • AA
    AA
    Dokumen4 halaman
    AA
    Bella Naziel Iqmalia
    Belum ada peringkat
  • Aa Kelompok 1
    Aa Kelompok 1
    Dokumen8 halaman
    Aa Kelompok 1
    Bella Naziel Iqmalia
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Bella Naziel Iqmalia
    Belum ada peringkat
  • Resume K3 Kimia
    Resume K3 Kimia
    Dokumen15 halaman
    Resume K3 Kimia
    Bella Naziel Iqmalia
    Belum ada peringkat
  • Resume PSM
    Resume PSM
    Dokumen28 halaman
    Resume PSM
    Bella Naziel Iqmalia
    Belum ada peringkat
  • Proposal PKM Biodigister
    Proposal PKM Biodigister
    Dokumen23 halaman
    Proposal PKM Biodigister
    Bella Naziel Iqmalia
    100% (1)
  • Panitia Perwakilan Kelas
    Panitia Perwakilan Kelas
    Dokumen1 halaman
    Panitia Perwakilan Kelas
    Bella Naziel Iqmalia
    Belum ada peringkat
  • AA
    AA
    Dokumen4 halaman
    AA
    Bella Naziel Iqmalia
    Belum ada peringkat
  • Lapres Scba
    Lapres Scba
    Dokumen22 halaman
    Lapres Scba
    Bella Naziel Iqmalia
    Belum ada peringkat
  • Lapres Scba
    Lapres Scba
    Dokumen22 halaman
    Lapres Scba
    Bella Naziel Iqmalia
    Belum ada peringkat
  • 1
    1
    Dokumen3 halaman
    1
    Bella Naziel Iqmalia
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen2 halaman
    Bab 2
    Bella Naziel Iqmalia
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen2 halaman
    Bab 2
    Bella Naziel Iqmalia
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Bella Naziel Iqmalia
    Belum ada peringkat
  • Lapres Gulung Selang
    Lapres Gulung Selang
    Dokumen20 halaman
    Lapres Gulung Selang
    Bella Naziel Iqmalia
    Belum ada peringkat
  • Bab I Revisi
    Bab I Revisi
    Dokumen2 halaman
    Bab I Revisi
    Bella Naziel Iqmalia
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen2 halaman
    Bab 2
    Bella Naziel Iqmalia
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen3 halaman
    Bab 1
    Bella Naziel Iqmalia
    Belum ada peringkat
  • Resume SPPK
    Resume SPPK
    Dokumen2 halaman
    Resume SPPK
    Bella Naziel Iqmalia
    Belum ada peringkat