0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
21 tayangan1 halaman
WRMSDs atau gangguan muskuloskeletal terkait pekerjaan adalah masalah kesehatan umum di industri yang disebabkan oleh faktor risiko seperti penanganan beban berat, gerakan berulang, getaran, postur tubuh statis, dan organisasi kerja buruk yang mengakibatkan kelelahan otot dan penurunan produktivitas. Gejala kelelahan kerja meliputi perasaan lelah, penurunan kesiagaan, dan penurunan kinerja fisik
WRMSDs atau gangguan muskuloskeletal terkait pekerjaan adalah masalah kesehatan umum di industri yang disebabkan oleh faktor risiko seperti penanganan beban berat, gerakan berulang, getaran, postur tubuh statis, dan organisasi kerja buruk yang mengakibatkan kelelahan otot dan penurunan produktivitas. Gejala kelelahan kerja meliputi perasaan lelah, penurunan kesiagaan, dan penurunan kinerja fisik
WRMSDs atau gangguan muskuloskeletal terkait pekerjaan adalah masalah kesehatan umum di industri yang disebabkan oleh faktor risiko seperti penanganan beban berat, gerakan berulang, getaran, postur tubuh statis, dan organisasi kerja buruk yang mengakibatkan kelelahan otot dan penurunan produktivitas. Gejala kelelahan kerja meliputi perasaan lelah, penurunan kesiagaan, dan penurunan kinerja fisik
Work-Related Musculoskeletal Disorders (WRMSD) atau biasa disebut dengan gangguan
musculoskeletal disorder ang berkaitan dengan pekerjaan adalah masalah kesehatan yang umum terjadi pada dunia industri. Gangguan musculoskeletal disorder adalah kondisi syaraf, tendon, otot, dan struktur pendukung sistem musculoskeletal yang dapat menyebabkan kelelahan, ketidaknyamanan, nyeri, pembengkakan lokal, atau mati rasa dan kesemutan. Faktor risiko yang dapat menyebabkan MSD di tempat kerja antara lain : 1. Penanganan material berat; 2. tindakan berulang dan dilakukan dengan tenaga lebih; 3. getaran/vibrasi; 4. postur tubuh yang statis dan aneh (awkward) yang timbul dari stasiun kerja, alat, metode kerja yang buruk; 5. organisasi kerja yang buruk. Paparan faktor-faktor tersebut akan menghasilkan efek dalam tubuh pekerja, misalnya penurunan aliran darah atau kelelahan otot lokal. Apabila hal-hal tersebut tidak dipulihkan secara cukup, maka eskalasi MSD akan terjadi lebih cepat. Gejala kelelahan kerja adalah adanya perasaan lelah, penurunan kesiagaan, persepsi yang lambat dan lemah di samping penurunan kerja fisik dan mental. Kelelahan diklasifikasikan dalam 2 jenis, yaitu kelelahan otot dan kelelahan umum. Kelelahan otot adalah merupakan tremor pada otot (perasaan nyeri pada otot). Sedangkan kelelahan umum biasanya ditandai dengan berkurangnya kemauan untuk bekerja yang disebabkan karena monotoni, intensitas, lamanya kerja fisik, keadaan lingkungan, sebab- sebab mental, status kesehatan, dan keadaan gizi (Grandjean, 1993). Byrd dan Moore (1986) menyatakan bahwa penurunan produktivitas kerja pada pekerja terutama oleh adanya kelelahan kerja. ILO (1983) mengutarakan bahwa faktor yang mempengaruhi terjadinya kelelahan kerja adalah sebagai berikut : 1. Adanya monotoni pekerjaan; 2. Adanya intensitas dan durasi kerja mental dan fisik yang tidak proporsional; 3. Faktor lingkungan kerja, cuaca, dan kebisingan; 4. Faktor mental seperti tanggung jawab, ketegangan, dan adanya konflik-konflik; 5. Adanya penyakit-penyakit, kesakitan, dan nutrisi yang tidak memadai.