TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Kelelahan
A. Defenisi
kata lelah (fatigue) menunjukkan keadaan tubuh fisik dan mental yang
berbeda tetapi semuanya berakibat kepada penurunan daya kerja dan berkurangnya
ketahanan tubuh untuk bekerja. Terdapat dua jenis kelelahan, yaitu kelelahan otot dan
kelelahan umum. Kelelahan otot ditandai antara lain oleh tremor atau rasa nyeri yang
terdapat pada otot. Kelelahan umum ditunjukkan oleh hilangnya kemauan untuk
bekerja yang penyebabnya adalah keadaan persarafan sentral atau kondisi psikis-
dan lamanya kerja mental serta fisik yang tidak sejalan dengan kehendak tenaga kerja
yang bersangkutan, keadaan lingkungan yang berbeda dari estimasi semula, tidak
jelasnya tanggung jawab, kekhawatiran yang mendalam dan konflik batin serta
dari kerusakan yang lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat.
Kelelahan diatur secara sentral oleh otak. Pada susunan Saraf terdapat sistim aktivasi
tubuh.(Tarwaka,2015)
penyembuhan
(sebagai akibat dari shift atau bekerja untuk waktu yang panjang
kebosanan. Kelelahan kerja ditandai oleh adanya perasaan lelah, output menurun, dan
kerja juga sering kali diartikan sebagai menurunnya performa kerja dan berkurangnya
kekuatan atau ketahanan fisik tubuh untuk terus melanjutkan yang harus dilakukan .
(Wignjosoebroto,nitomo,2008).
Definisi kelelahan yang dikemukakan oleh banyak ahli sangat beragam,
namun dapat disimpulkan bahwa kelelahan merupakan kondisi fisiolgis tubuh yang
(Marbun Michael,2018)
Ada beberapa pendapat mengenai tipe kelelahan akibat kerja. terdapat dua
1. Kelelahan otot
Kelelahan otot ditandai dengan oleh tremor atau rasa nyeri yang terdapat
tekanan melalui fisik untuk suatu waktu disebut kelelahan otot secara
kerja.
2. Kelelahan umum
pekerjaan, intensitas dan lamanya kerja mental dan fisik yang tidak
Ada beberapa macam kelelahan yang dikenal dan diakibatkan oleh faktor-faktor yang
berbeda-beda yaitu :
1. Lelah otot, yang dalam hal ini biasa dilihat dalam bentuk munculnya gejala
kesakitan yang amat sangat ketika otot harus menerima beban yang
berlebihan.
2. Lelah visual, yaitu lelah yang diakibatkan ketegangan yang terjadi pada organ
visual (mata). Mata yang terkonsentrasi secra terus-menerus pada objek (layar
monitor) seperti yang dialami oleh operator komputer akan merasa lelah.
Cahaya yang terlalu kuat yang mengenai mata juga akan bisa menimbulkan
3. Lelah mental, dimana dalam kasus ini datangnya kelelahan bukan diakibatkan
secara langsung oleh aktifitas fisik, melainkan lewat kerja mental. Lelah
mental sering disebut lelah otak. Kelelahan mental dapat bersumber dari
kebutuhan yang berlebihan dari pekerjaan yang tidak menarik dan mudah
tersebut.
4. Lelah monotonis, adalah jenis kelelahan yang disebabkan oleh aktifitas kerja
terlalu ketat.(Hamel,2019)
Jenis-jenis kelelahan bahwa klasifikasi atau jenis kelelahan terbagi 3 yaitu, proses
dalam otot, waktu terjadi kelelahan dan penyebabnya yaitu sebagai berikut:
a. Kelelahan akut
menghilangkan gangguan-gangguannya.
b. Kelelahan kronis
jenis kronis ini. Pekerja yang mengalami kelelahan kronis ini sudah
ketika bangun tidur perasaan lelah masih ada. Jika kondisi ini
kecelakaan.(Marbun Michael,2018)
a. Kelelahan otot
kelambatan gerak.
b. Kelelahan umum
3. Berdasarkan penyebabnya
Michael,2018)
2.2 Faktor individu
a. Usia
cadangan tenaga lebih besar daripada yang berusia tua. Akan tetapi
pada subjek yang lebih tua lebih mudah melalui hambatan Tenaga
kerja yang berusia 40-50 tahun akan lebih cepat menderita kelelahan
semakin berkurang..
b. Jenis kelamin
Ukuran tubuh dan kekuatan otot tenaga kerja wanita relatif kurang
c. Kesehatan
a) Penyakit Jantung
c) Penyakit Asma
e) Hipertensi
d. Status pernikahan
jawab tidak hanya dalam hal pekerjaan melainkan juga dalam hal
akan bertambah.
e. Sikap kerja
Semua sikap tubuh yang tidak alamiah dalam bekerja, misalnya sikap
dihindarkan. Penggunaan meja dan kursi kerja ukuran baku oleh rang
yang mempunyai ukuran tubuh yang lebih tinggi atau sikap duduk
f. Status Gizi
Keadaan gizi yang baik merupakan salah satu ciri kesehatan yang
dengan keadaan gizi yang baik akan memiliki kapasitas kerja dan
status gizi. Cara ini hanya dapat diterapkan pada orang dewasa
berumur >18 tahun serta tidak dapat diterapkan pada wanita hamil.
penghitungan
Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan alat yang sederhana untuk memantau
status gizi seseorang khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan
berat badan. IMT dihitung dengan rumus berat badan dalam kilogram dibagi dengan
30-39,9 Gemuk
gizi yang akan dirubah menjadi energi saat beraktivitas. Jika kurang dalam asupan
gizi, maka yang akan terjadi bukan hanya cepat lelah, melainkan juga bias
1. Masa kerja
Masa kerja adalah jangka waktu orang sudah bekerja dari pertama
tenaga kerja masuk dalam satu wilayah tempat usaha sampai batas
bekerja di suatu tempat . Masa kerja adalah jangka waktu orang sudah
kerja yaitu :
teknik pekerjaan.
Tetapi berbeda hal dengan yang saya teliti, karena semakin lama
masa kerja maka semakin banyak tanggung jawab yang diberikan dari
2. Beban kerja
1. Faktor eksternal yaitu beban kerja yang berasal dari luar tubuh
bekerja, seperti :
tempat kerja, alat dan sarana kerja, kondisi kerja, sikap kerja,
2. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh itu
sendiri akibat dari reaksi beban kerja eksternal. Reaksi tubuh disebut juga
Strain, berat ringannya strain dapat dinilai baik secara obyektif maupun
2. Penggunaan waktu kerja, dimana waktu kerja yang sesuai dengan SOP
diberikan beban yang tidak sesuai dengan waktu standar SOP maka
kepadanya.
3. Target yang harus dicapai, yaitu target kerja yang harus ditetapkan
maka akan semakin besar beban kerja yang dirasakan oleh karyawan.
harus diperhitungkan.
Perawat adalah salah satu sumber daya manusia yang menunjang keberhasilan
suatu Rumah Sakit. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No. HK.02.02/MENKES/148/2010 tentang izin dan Penyelenggaraan Praktik
Perawat, perawat didefinisikan sebagai seorang yang telah lulus pendidikan perawat
baik didalam maupun di luar negeri sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Saat ini profesi perawat banyak dibutuhkan dan diusahakan kualitas profesinya.
Profesi perawat sangat berbeda dengan profesi pekerjaan lain sebab perawat menjadi
sarana untuk memenuhi kebutuhan pasien. Pekerja pelayanan kesehatan dihadapkan
pada manusia bukan benda mati sehingga menuntut adanya pencurahan emosional
yang tinggi. Setiap perawat juga harus memiliki kemampuan yang sama dalam
merawat setiap pasien dengan penyakit yang berbeda-beda, sehingga setiap pasien
mendapatkan perawatan yang baik dari setiap perawat.
Perawat sebagai tenaga kerja juga mempunyai hak yang diatur dalam Undang-
undang RI No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 86 ayat 1 menyatakan
bahwa setiap pekerja atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan
atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan dan perlakuan yang
sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama Kesehatan kerja itu
sendiri diartikan sebagai ilmu kesehatan dan penerapannya yang bertujuan
mewujudkan tenaga kerja sehat, produktif dalam bekerja, berada dalam
keseimbangan yang mantap antara kapasitas kerja, beban kerja dan keadaan
lingkungan kerja, serta terlindung dari penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan
lingkungan kerja.Sistem kerja shift mengharuskan perawat untuk bekerja lebih ekstra.
Dalam setiap shiftnya, perawat harus bekerja sekitar 7-9 jam per hari, sehingga
hampir 30% waktu perawat dihabiskan untuk bekerja di rumah sakit. Jam kerja yang
relatif lama, adanya sistem kerja shift, dan tekanan kerja yang melebihi tenaga
kesehatan lainnya menjadikan aktivitas kerja sebagai sumber kelelahan yang cukup
besar pada perawat.
Saat ini, kelelahan kerja pada perawat telah menjadi fokus perhatian dunia.
American Nurses Association (ANA) menjadikan kelelahan kerja perawat sebagai
topik utama dalam panel keprofesiannya pada tahun 2014. Menurut ANA, kelelahan
memiliki implikasi besar terhadap kesehatan dan keselamatan kerja perawat, serta
dapat membahayakan perawatan pasien. Oleh karena itu, panel keprofesian ANA
pada tahun 2014 membahas mengenai isu tersebut, dengan tujuan untuk
mempromosikan kesehatan dan keselamatan bagi perawat dan pasien.
dengan pasien.
Adapun dampak dari beban kerja dalam profesi keperawatan sendiri menjadi
beban kerja yang tidak sesuai dengan standar akan menimbulkan dampak seperti
berkonsentrasi dengan tindakan yang akan dilakukan, meninggalkan shift kerja yang
a. Shift kerja
atau sebagai tambahan kerja pagi dan siang hari sebagaimana yang biasa
dan hari libur memerluan 4 regu kerja, regu kerja ini dikenal dengan regu
Adapun factor utama yang harus diperhatikan dalam penetu shift kerja
yaitu :
5. Arah perubahan shift kerja, hal ini yang harus diperhatikan adalah :
hari
Merancang shift kerja adalah dua hal yang harus diperhatikan yaitu
pembagian kerja dalam waktu 24 jam meliputi kerja pagi, sore dan
masyarakat(pelayanan/jasa).
1. Shift permanen, tenaga kerja bekerja pada shift yang tetap setiap
harinya. Tenaga kerja yang bekerja pada shift malam yang tetap
adalah orang – orang yang bersedia bekerja pada malam hari dan
hari libur memerlukan 4 regu kerja, regu kerja ini dikenal dengan
berikut :
dapat diketahui bahwa yang memiliki tingkat kelelahan yang paling tinggi di
adalah pada shift malam, karena jam kerjanya yang panjang mencapai 12 jam dalam
satu shift serta waktu tidur yang kurang mengakibatkan perawat sering mengantuk
dan ingin berbaring. Perawat yang bekerja pada malam hari sangat mudah lelah
karena waktu yang seharusnya digunakan untuk tidur dan istirahat, justru digunakan
untuk bekerja dan hal ini sangat bertentangan dengan irama sirkadian tubuh.
a. Penerangan
yang dikerjakan secara jelas, cepat dan tanpa upaya yang tidak
menyegarkan
b. Kebisingan
c. Iklim kerja
keringat meningkat
d. Gejala-Gejala Kelelahan Kerja
Gejala kelelahan kerja ada dua macam yaitu gejala subyektif dan gejala
obyektif. Gejala kelelahan kerja yan penting antara lain adalah adanya perasaan
kelelahan, tidak bergairah bekerja, sulit berfikir, penuh kesiagaan, penurunan persepsi
perhatian, penurunan dan hanbatan persepsi, cara berpikir, sikap anti sosial, dan
seperti hilang nafsu makan, serta gangguan pencernaan. Selain itu muncul pulagejala
tidak spesifik misalkan berupa kecemasan, perubahan tingkah laku, kegelisahan, dan
sukar tidur. Kelelahan kerja ini tidak hanya muncul setelah jam kerja selesai tetapi
juga dapat dirasakan sebelum mulai bekerja, kelelahan ini disebut dengan chenical
fatigue.
merasa lelah, kaki merasa berat, menguap, merasa kacau pikiran, dan lain-
lain.
2) Pelemahan Motivasi ditandai dengan gejala lelah berbicara, menjadi gugup,
3) Pelemahan Fisik akibat keadaan umum ditandai dengan gejala: sakit kepala,
tremor pada anggota badan, spasme dari kelopak mata, dan merasa pening
kesadaran yaitu korteks serebri yang dipengaruhi oleh dua sistem antagonistik yaitu
terdapat dalam thalamus yang mampu menurunkan kemampuan manusia bereaksi dan
formation retikularis yang dapat merangsang peralatan dalam tubuh ke arah bekerja,
Maka keadaan seseorang pada suatu saat sangat tergantung kepada hasil kerja
diantara dua sistem antagonis dimaksud. Apabila sistem penghambat lebih kuat,
seseorang dalam keadaan lelah. Sebaliknya manakala sistem aktivasi lebih kuat,
seseorang dalam keadaan segar untuk bekerja. Konsep ini dapat dipakai dalam
seseorang dalam keadaan lelah, tiba-tiba kelelahan hilang oleh karena terjadi
peristiwa yang tidak diduga sebelumnya atau terjadi tegangan emosi. Dalam keadaan
ini, sistem penggerak tiba-tiba terangsang dan dapat mengatasi sistem penghambat.
Demikian pula peristiwa monotoni, kelelahan terjadi oleh karena hambatan dari
Kelelahan diatur secara sentral oleh otak. Pada susunan saraf pusat, terdapat
sistem aktivasi dan inhibisi. Kedua sistem ini saling mengimbangi tetapi kadang-
kadang salah satunya lebih dominan sesuai dengan keperluan. Sistem aktivasi bersifat
simpatis, sedangkan inhibisi bersifat parasimpatis. Agar tenaga kerja berada dalam
keserasian dan keseimbangan, kedua sistem tersebut harus berada pada kondisi yang
Kelelahan yang terus menerus dalam jangka waktu yang panjang menjelma
menjadi kelelahan kronis. Rasa lelah yang dialami oleh penderita tidak hanya terjadi
sesudah melakukan pekerjaan yaitu pada sore hari, melainkan juga selama bekerja,
bahkan sebelumnya yaitu sebelum bekerja. Pada kelelahan kronis perasaan lesu
tampak sebagai suatu gejala penting. Gejala-gejala psikis pada penderita kelelahan
tingginya angka sakit pada tenaga kerja individual dan kelompok yang menderita
kelelahan kronis.
gejala-gejala yang tampak jelas akibat kelelahan kronis dapat dicirikan
sebagai :
standar ergonomi
kelelahan kerja.
8. Reorganisasi kerja
Pengukuran Kelelahan
sebagai berikut :
stimuli cahaya.
d. Alat ukur waktu reaksi yang telah di kembangkan di indonesia
stimuli.
e. Perawat
1. Peran Perawat
seseorang pasien dari seorang perawat sesuai dengan kedudukan dan sistem,
dimana dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari profesi perawat maupun
dari luar profesi keperawatan yang bersifat menetap. ada beberapa peran perawat
dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan yang sebaik-
baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya dan hak atas privasi.
c. Peran edukator
d. Peran koordinator
e. Peran kolaborator
Peran perawat dalam hal ini dilakukan karena perawat bekerja sama dengan tim
kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterpis, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya
mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar
f. Peran konsultan
keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan pasien
Faktor individu
- status gizi
- umur
- jenis kelamin
- kesehatan
- status pernikahan
- sikap kerja
- status gizi
Faktor pekerjaan
- Shift kerja
- Variasi kerja
- Masa kerja
- Beban kerja
- Lama kerja Kelelahan kerja
- Beban kerja shift
- Beban kerja
mental
Faktor lingkungan
- Kebisingan
- Pencahayaan
- Iklim kerja
Kerangka konsep adalah suatu hubungan antara konsep atau variabel yang
akan diamati atau diukur melalui penelitian yang dilakukan. Kerangka konsep dalam
usia
Jenis kelamin
Status Gizi
Kelelahan kerja
Masa kerja
Beban kerja
Shift kerja
1. Ada pengaruh usia dengan factor risiko kelelahan kerja pada perawat di
2. Ada pengaruh jenis kelamin dengan factor risiko kelelahan kerja pada perawat
3. Tidak Ada pengaruh IMT dengan factor risiko kelelahan kerja pada perawat di
4. Ada pengaruh masa kerja pada perawat dengan factor risiko kelelahan kerja di
5. Ada pengaruh beban kerja dengan factor risiko kelelahan kerja pada perawat
6. Ada pengaruh shift kerja dengan factor resiko kelelahan kerja pada perawat di
7. Faktor yang paling berpengaruh dengan faktor resiko kelelahan kerja adalah
beban kerja.