Anda di halaman 1dari 12

PERTEMUAN KE-12

KELELAHAN AKIBAT KERJA

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan tentang “Kelelahan Akibat Kerja”.
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan:
1) Mampu memberikan penjelasan tentang pengertian kelelahan.
2) Mampu memberikan penjelasan tentang langkah-langkah
mengatasi kelelahan.

B. URAIAN MATERI
1. Pengertian Kelelahan
Beberapa pendapat pengertian tentang kelelahan:
Menurut Suma’mur P.K, kelelahan menunjukkan keadaan yang
berbeda-beda, tetapi semuanya berakibat kepada pengurangan
kapasitas kerja dan ketahanan tubuh.
Menurut A.M. Sugeng Budiono, dkk., kelelahan (fatigue)
merupakan suatu perasaan yang bersifat subyektif. Istilah kelelahan
mengarah pada kondisi melemahnya tenaga untuk melakukan suatu
kegiatan.
Menurut Eko Nurmianto, kelelahan kerja akan menurunkan
kinerja dan menambah tingkat kesalahan kerja. Meningkatnya
kesalahan kerja akan memberikan peluang terjadinya kecelakaan kerja
dalam industri. Pembebanan otot secara statispun (static muscular
loading) jika dipertahankan dalam waktu yang cukup lama akan
mengakibatkan RSI (Repetition Strain Injuries), yaitu nyeri otot, tulang,
tendon, dan lain-lain yang diakibatkan oleh jenis pekerjaan yang
bersifat berulang (repetitive).
Menurut Sritomo Wignjosoebroto, kelelahan akibat kerja
seringkali diartikan sebagai proses menurunnya efisiensi, performance
kerja, dan berkurangnya kekuatan atau ketahanan fisik tubuh untuk
terus melanjutkan kegiatan yang harus dilakukan.
Menurut Cameron, kelelahan kerja merupakan kriteria yang
kompleks yang tidak hanya menyangkut kelelahan fisiologis dan
psikologis tetapi dominan hubungannya dengan penurunan kinerja

134
DISUSUN: KETUA TEAM TEACHING SOFIAN BASTUTI, S.T., M.T ,
ANGGOTA: DADANG KURNIA, Ir., M.M DAN RINI ALFATIYAH, S.T, M.T.
fisik, adanya perasaan lelah, penurunan motivasi dan penurunan
produktivitas kerja.
Berdasarkan beberapa pengertian kelelahan diatas maka,
kelelahan adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh
terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah
istirahat. Kelelahan diatur secara sentral oleh otak. Pada susunan syaraf
pusat terdapat sistem aktivasi (bersifat simpatis) dan inhibisi (bersifat
para simpatis). Istilah kelelahan biasanya menunjukkan kondisi yang
berbeda-beda dari setiap individu, tetapi semuanya bermuara kepada
kehilangan efisiensi dan penurunan kapasitas kerja serta ketahanan
tubuh.
Jenis-jenis kelelahan dijabarkan sebagai berikut:
1) Berdasarkan Waktu Terjadinya. Berdasarkan waktu terjadinya
kelelahan, maka kelelahan dibedakan menjadi 2 yaitu:
a) Kelelahan Akut. Kelelahan akut adalah kelelahan yang terjadi
dengan cepat yang pada umumnya disebabkan oleh kerja suatu
organ atau seluruh tubuh yang berlebihan.
b) Kelelahan Kronis. Kelelahan kronis adalah kelelahan yang terjadi
bila kelelahan berlangsung setiap hari dan berkepanjangan.
Kelelahan kronis merupakan kelelahan yang terjadi sepanjang
hari dalam jangka waktu yang lama dan kadang-kadang terjadi
sebelum melakukan pekerjaan, seperti perasaan kebencian yang
bersumber dari terganggunya emosi.Selain itu timbulnya keluhan
psikosomatis seperti meningkatnya ketidakstabilan jiwa, kelesuan
umum, meningkatnya sejumlah penyakit fisik seperti sakit
kepala, perasaan pusing, sulit tidur, masalah pencernaan, detak
jantung yang tidak normal, dan lain-lain. Gejala yang nampak
jelas akibat kelelahan kronis antara lain:
 Meningkatnya emosi dan rasa jengkel sehingga orang menjadi
kurang toleran atau asosial terhadap orang lain.
 Munculnya sikap apatis terhadap orang lain.
 Depresi berat, dan lain-lain.
2) Berdasarkan Penyebab Terjadinya. Berdasarkan penyebab terjadinya
kelelahan, maka kelelahan dibedakan menjadi 2 yaitu:
a) Kelelahan Fisiologis. Kelelahan fisiologis adalah kelelahan yang
disebabkan oleh faktor fisik ditempat kerja antara lain oleh suhu

135
DISUSUN: KETUA TEAM TEACHING SOFIAN BASTUTI, S.T., M.T ,
ANGGOTA: DADANG KURNIA, Ir., M.M DAN RINI ALFATIYAH, S.T, M.T.
dan kebisingan (Singleton, 1972). Dari segi fisiologis, tubuh
manusia dianggap sebagai mesin yang mengkonsumsi bahan
bakar dan member out put berupa tenaga yang berguna untuk
melaksanakan aktivitas sehari-hari. Kerja fisik yang continue
dipengaruhi oleh faktor lingkungan fisik, misal : penerangan,
kebisingan, panas, dan suhu.
b) Kelelahan Psikologis. Kelelahan psikologis adalah kelelahan yang
disebabkan oleh faktor psikologis (Singleton, 1972). Kelelahan
psikologis terjadi oleh adanya pengaruh diluar diri berupa
tingkah laku atau perbuatan alam memenuhi kebutuhan
hidupnya, seperti : suasana kerja, interaksi dengan sesama
pekerja maupun dengan atasan.
3) Berdasarkan Proses Terjadinya. Berdasarkan proses terjadinya
kelelahan, maka kelelahan dibedakan menjadi 2 yaitu :
a) Kelelahan Otot. Kelelahan otot adalah suatu penurunan kapasitas
otot dalam bekerja akibat kontraksi yang berulang.Kontraksi otot
yang berlangsung lama mengakibatkan keadaan yang disebut
dengan kelelahan otot.Otot yang lelah menunjukkan kurangnya
kekuatan, bertambahnya waktu kontraksi dan relaksasi,
berkurangnya koordinasi serta otot menjadi bergetar. Menurut
A.M. Sugeng Budiono, dkk. Gejala kelelahan otot dapat terlihat
dan tampak dari luar (external signs). Dalam beberapa pekerjaan,
kelelahan otot ditandai dengan:
 Menurunnya ketinggian beban yang mampu diangkat.
 Merendahnya kontraksi dan relaksasi.
 Interval antara stimulusdan awal kontraksi menjadi lebih
lama.
Menurut Anies dalam upaya menghadapi kelelahan otot dapat
dilakukan beberapa cara yaitu:
 Seleksi yang baik yaitu dipilih tenaga kerja yang berkondisi
prima.
 Pengaturan jadwal dan istirahat.
 Ruang istirahat dimaksudkan agar tenaga kerja tidak
beristirahat disembarang tempat.
b) Kelelahan Umum. Kelelahan umum adalah suatu perasaan yang
menyebabkan yang disertai adanya penurunan kesiagaan dan

136
DISUSUN: KETUA TEAM TEACHING SOFIAN BASTUTI, S.T., M.T ,
ANGGOTA: DADANG KURNIA, Ir., M.M DAN RINI ALFATIYAH, S.T, M.T.
kelambanan pada setiap aktivitas. Perasaan adanya kelelahan
secara umum dapat ditandai dengan berbagai kondisi antara lain:
 Lelah pada organ penglihatan.
 Mengantuk
 Stress menyebabkan pikiran tegang.
 Rasa malas bekerja.
 Menurunnya motivasi kerja yang diakibatkan oleh kelelahan
fisik dan psikis.
Menurut A.M. Sugeng Budiono, dkk, jenis kelelahan umum
adalah:
 Kelelahan penglihatan, muncul dari terlalu letihnya mata.
 Kelelahan seluruh tubuh, karena beban fisik bagi seluruh
organ tubuh.
 Kelelahan mental, karena pekerjaan yang bersifat mental dan
intelektual.
 Kelelahan syaraf, karena terlalu tertekannya sistem
psikomotorik.
 Kelelahan kronis, karena terjadi kelelahan dalam waktu
panjang.
 Kelelahan siklus hidup, bagian dari irama hidup siang dan
malam.
Di samping kelelahan otot dan kelelahan umum, Grandjean
juga mengklasifikasikan kelelahan kedalam 7 bagian yaitu:
a) Kelelahan visual, yaitu meningkatnya kelelahan mata.
b) Kelelahan tubuh secara umum, yaitu kelelahan akibat beban fisik
yang berlebihan.
c) Kelelahan mental, yaitu kelelahan yang disebabkan oleh
pekerjaan mental atau intelektual.
d) Kelelahan syaraf, yaitu kelelahan yang disebabkan oleh tekanan
berlebihan pada salah satu bagian sistem psikomotor, seperti
pada pekerjaan yang membutuhkan keterampilan.
e) Pekerjaan yang bersifat monoton.
f) Kelelahan kronis, yaitu kelelahan akibat akumulasi efek jangka
panjang.
g) Kelelahan sirkadian, yaitu bagian dari ritme siang-malam, dan
memulai periode tidur yang baru.

137
DISUSUN: KETUA TEAM TEACHING SOFIAN BASTUTI, S.T., M.T ,
ANGGOTA: DADANG KURNIA, Ir., M.M DAN RINI ALFATIYAH, S.T, M.T.
Ada dua teori tentang kelelahan otot, yaitu:
1) Teori Kimia
Secara umum menjelaskan bahwa terjadinya kelelahan adalah akibat
berkurangnya cadangan energi dan meningkatnya sisa metabolisme
sebagai penyebab hilangnya efisiensi otot, sedangkan perubahan arus
listrik pada otot dan syaraf adalah penyebab sekunder.
2) Teori Syaraf Pusat.
Menjelaskan bahwa perubahan kimia merupakan penunjang proses.
Perubahan kimia yang terjadi mengakibatkan dihantarkannya
rangsangan syaraf melalui syaraf sensoris ke otak yang disadari
sebagai kelelahan otot. Rangsangan aferen ini menghambat pusat-
pusat otak dalam mengendalikan gerakan sehingga frekuensi
potensial kegiatan pada sel syaraf menjadi berkurang. Berkurangnya
frekuensi tersebut akan menurunkan kekuatan dan kecepatan
kontraksi otot dan gerakan atas perintah kemauan menjadi lambat.
Dengan demikian semakin lambat gerakan seseorang akan
menunjukkan semakin lelah kondisi otot seseorang.
2. Langkah-langkah Mengatasi Kelelahan
Kelelahan disebabkan oleh banyak faktor sangat kompleks dan
saling mengkait antara faktor yang satu dengan lain. Yang terpenting
adalah bagaimana menangani setiap kelelahan dengan tepat, maka kita
harus mengetahui apa penyebab terjadinya kelelahan.
Untuk mengurangi tingkat kelelahan maka harus dihindarkan
sikap kerja bersifat statis dan diupayakan sikap kerja yang lebih
dinamis. Hal ini dapat dilakukan dengan merubah sikap kerja statis
menjadi sikap kerja yang lebih bervariasi atau dinamis, sehingga
sirkulasi darah dan oksigen dapat berjalan normal ke seluruh anggota
tubuh. Sedangkan untuk menilai tingkat kelelahan seseorang dapat
dilakukan pengukuran kelelahan secara tidak langsung secara objektif
maupun subjektif.
Penyebab Terjadinya Kelelahan Akibat Kerja
1) Menurut Siswanto faktor penyebab kelelahan kerja berkaitan
dengan:
a.) Pengorganisasian kerja yang tidak menjamin istirahat dan
rekreasi, variasi kerja dan intensitas pembebanan fisik yang tidak
serasi dengan pekerjaan.

138
DISUSUN: KETUA TEAM TEACHING SOFIAN BASTUTI, S.T., M.T ,
ANGGOTA: DADANG KURNIA, Ir., M.M DAN RINI ALFATIYAH, S.T, M.T.
b.) Faktor Psikologis, misalnya rasa tanggungjawab dan khawatir
yang berlebihan, serta konflik yang kronis atau menahun.
c.) Lingkungan kerja yang tidak menjamin kenyamanan kerja serta
tidak menimbulkan pengaruh negatif terhadap kesehatan
pekerja.
d.) Status kesehatan dan status gizi.
e.) Monoton yaitu pekerjaan atau lingkungan kerja yang
membosankan.
2.) Menurut Grandjean. Penyebab terjadinya kelelahan kerja antara lain
sebagai berikut:
a) Intensitas dan lama kerja mental dan fisik.
b) Lingkungan yaitu iklim, penerangan, kebisingan, getaran, dan
lain-lain.
c) Circadian rhytm atau jam biologis yaitu jam tidur digunakan
untuk kerja.
d) Problem fisik yaitu berupa tanggung jawab, kekhawatiran konflik.
e) Kenyerian dan kondisi kesehatan, tidak fit sehingga cepat lelah.
f) Nutrisi, yaitu apabila nutrisi pekerja kurang maka akan cepat
mengalami kelelahan.
Kelelahan fisik disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :
1) Kebiasan makan atau tidur tidak teratur.
2) Ketidakseimbangan pada tingkat-tingkat elektrolit darah misalnya
sodium, potasium, dan mineral-mineral lainnya.
3) Bertempat tinggal atau bekerja pada daerah yang panas dan lembab.
4) Anemia
5) Pengaruh pilek dan flu yang berlarut-larut.
6) Penyakit-penyakit penyebab infeksi yang luput dari perhatian,
seperti monokleosis atau virus Epstein-Barr.
7) Beberapa gangguan endokrin, seperti kelenjar tiroid yang gagal
berfungsi sebagaimana mestinya atau gangguan neurologis.
Kelelahan emosional disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
1) Burnout yaitu merusak diri sendiri dengan bekerja terlalu keras.
2) Perubahan yang dihadapkan pada krisis kehidupan yang besar atau
keputusan hidup yang sulit seperti perceraian atau ancaman
pensiun.

139
DISUSUN: KETUA TEAM TEACHING SOFIAN BASTUTI, S.T., M.T ,
ANGGOTA: DADANG KURNIA, Ir., M.M DAN RINI ALFATIYAH, S.T, M.T.
3) Kejenuhan karena hidup terasa monoton atau hilangnya kegairahan
dalam rutinitas sehari-hari.
4) Depresi
Kelelahan yang disebabkan oleh karena kerja statis berbeda
dengan kerja dinamis. Pada kerja otot statis, pengerakan tenaga 50%
dari kekuatan maksimum otot hanya dapat bekerja selama 1 menit,
sedangkan pada penggerakan tenaga<20% kerja fisik dapat berlangsung
cukup lama. Tetapi penggerakan tenaga otot statis sebesar 15%-20%
akan menyebabkan kelelahan dan nyeri jika pembebanan berlangsung
sepanjang hari.
Menurut Gilmer (1966) dan Cameron (1973) gejala-gejala
kelelahan adalah sebagai berikut :
1) Gejala yang Mungkin Berakibat pada Pekerjaan seperti :
a) Penurunan kesiagaan dan perhatian.
b) Penurunan dan hambatan persepsi.
c) Cara berpikir atau perbuatan anti sosial.
d) Tidak cocok dengan lingkungan.
e) Depresi
f) Kurang tenaga
g) Kehilangan inisiatif
2.) Gejala kelelahan kerja bisa disertai dengan gejala-gejela umum,
seperti:
a) Sakit kepala
b) Vertigo
c) Gangguan fungsi paru dan jantung.
d) Kehilangan nafsu makan.
e) Gangguan pencernaan
Menurut A.M. Sugeng Budiono, dkk. mempunyai gambaran
mengenai gejala kelelahan (fatigue symptoms) secara subyektif dan
obyektif antara lain:
1) Perasaan lesu, ngantuk, dan pusing.
2) Kurang mampu berkonsentrasi.
3) Berkurangnya tingkat kewaspadaan.
4) Persepsi yang buruk dan lambat.
5) Berkurangnya gairah untuk bekerja.
6) Menurunnya kinerja jasmani dan rohani.

140
DISUSUN: KETUA TEAM TEACHING SOFIAN BASTUTI, S.T., M.T ,
ANGGOTA: DADANG KURNIA, Ir., M.M DAN RINI ALFATIYAH, S.T, M.T.
Beberapa gejala tersebut dapat menyebabkan penurunan efisiensi
dan efektivitas kerja fisik dan mental.Sejumlah gejala tersebut
manifestasinya timbul berupa keluhan oleh tenaga kerja dan seringnya
tenaga kerja tidak masuk kerja. Menurut Suma’mur P.K. (1996),
membuat suatu daftar gejala yang ada hubungannya dengan kelelahan
yaitu :
1) Gejala yang Menunjukkan Pelemahan Kegiatan seperti:
a) Perasaan berat dikepala.
b) Menjadi lelah seluruh badan.
c) Kaki merasa berat.
d) Menguap
e) Merasa kacau pikiran.
f) Menjadi mengantuk
g) Merasakan beban pada mata.
h) Kaku dan canggung dalam gerakan.
i) Tidak seimbang dalam berdiri.
j) Mau berbaring
2) Gejala yang Menunjukkan Pelemahan Motivasi seperti:
a) Merasa susah berpikir.
b) Lelah bicara
c) Menjadi gugup
d) Tidak dapat berkonsentrasi.
e) Tidak dapat mempunyai perhatian terhadap sesuatu.
f) Cenderung untuk lupa.
g) Kurang kepercayaan
h) Cemas terhadap sesuatu.
i) Tidak dapat mengontrol sikap.
j) Tidak dapat tekun dalam pekerjaan.
3) Gejala kelelahan fisik akibat keadaan umum dapat berupa :
a) Sakit kepala
b) Kekakuan dibahu
c) Merasa nyeri dipunggung.
d) Merasa pernafasan tertekan.
e) Haus
f) Suara serak
g) Merasa pening

141
DISUSUN: KETUA TEAM TEACHING SOFIAN BASTUTI, S.T., M.T ,
ANGGOTA: DADANG KURNIA, Ir., M.M DAN RINI ALFATIYAH, S.T, M.T.
h) Spasme dari kelopak mata.
i) Tremor pada anggota badan.
j) Merasa kurang sehat.
Berikut ini akan diuraikan secara skematis antara faktor
penyebab terjadinya kelelahan, penyegaran dan cara menangani
kelelahan agar tidak menimbulkan resiko yang lebih parah seperti
gambar 12.1 berikut:

PENYEBAB KELELAHAN CARA MENGATASI


1. Aktivitas kerja fisik 1. Sesuai kapasatitas kerja fisik
2. Aktivitas kerja mental 2. Sesuai kapasitas kerja mental
3. Stasiun kerja tidak ergonomis
3. Redesign stasiun kerja ergonomi
4. Sikap paksa
4. Sikap kerja alamiah
5. Kerja statis
5. Kerja lebih dinamis dan bervariasi
6. Kerja bersifat monotoni
6. Kerja lebih bervariasi
7. Lingkungan kerja ekstrim
8. Psikologis
7. Redisign lingkungan kerja

9. Kebutuhan kalori kurang 8. Reorganisasi kerja


10. Waktu kerja istirahat tidak tepat 9. Kebutuhan kalori seimbang
11. Dan lain-lain 10. Istirahat setiap 2 jam kerja dengan
sedikit kudapan
11.

RESIKO
1. Motivasi kerja turun
MANAJEMEN PENGENDALIAN
2. Performansi reñdah
1. Tindakan preventif melakukan
3. Kualitas kerja reñdah
pendekatan inovatif dan partisipatoris
4. Banyak terjadi kesalahan
2. Tindakan rehabilitatif
5. Stress akibat kerja
3. Jaminan masa tua
6. Penyakit akibat kerja
7. Cidera
8. Terjadi kecelakaan akibat kerja

Gambar 12.1 Penyebab Kelelahan, Cara Mengatasi dan Manajemen Resiko Kelelahan
142
DISUSUN: KETUA TEAM TEACHING SOFIAN BASTUTI, S.T., M.T ,
ANGGOTA: DADANG KURNIA, Ir., M.M DAN RINI ALFATIYAH, S.T, M.T.
Akibat Kelelahan Kerja dijabarkan sebagai berikut:
1) Menurut Heru Setiarto, kelelahan kerja merupakan komponen fisik
dan psikis. Kerja fisik yang melibatkan kecepatan tangan dan fungsi
mata serta memerlukan konsentrasi terus menerus dapat
menyebabkan kelelahan fisiologis dan disertai penurunan keinginan
untuk bekerja yang disebabkan faktor psikis sehingga menyebabkan
timbulnya perasaan lelah.
2) Menurut Suma’mur PK, kelelahan kerja dapat mengakibatkan
penurunan kewaspadaan, konsentrasi dan ketelitian sehingga
menyebabkan terjadinya kecelakaan.
3) Menurut AM. Sugeng Budiono, kelelahan kerja dapat
mengakibatkan penurunan produktivitas.Jadi kelelahan kerja dapat
berakibat menurunnya perhatian, perlambatan dan hambatan
persepsi, lambat dan sukar berfikir, penurunan kemauan atau
dorongan untuk bekerja, menurunnya efisiensi dan kegiatan-
kegiatan fisik dan mental yang pada akhirnya menyebabkan
kecelakan kerja dan terjadi penurunan poduktivitas kerja.
Cara menangulangi kelelahan adalah sebagai berikut:
1) Lingkungan kerja bebas dari zat berbahaya, penerangan memadai,
sesuai dengan jenis pekerjaan yang dihadapi, maupun pengaturan
udara yang adekuat, bebas dari kebisingan, getaran, serta
ketidaknyamanan.
2) Waktu kerja diselingi istirahat pendek dan istirahat untuk makan.
3) Kesehatan umum dijaga dan dimonitor.
4) Pemberian gizi kerja yang memadai sesuai dengan jenis pekerjaan
dan beban kerja.
5) Beban kerja berat tidak berlangsung terlalu lama.
6) Tempat tinggal diusahakan sedekat mungkin dengan tempat kerja,
kalau perlu bagi tenaga kerja dengan tempat tinggal jauh diusahakan
transportasi dari perusahaan.
7) Pembinaan mental secara teratur dan berkala dalam rangka stabilitas
kerja dan kehidupannya.
8) Disediakaan fasilitas rekreasi, waktu rekreasi dan istirahat
dilaksankan secara baik.
9) Cuti dan liburan diselenggarakan sebaik-baiknya.

143
DISUSUN: KETUA TEAM TEACHING SOFIAN BASTUTI, S.T., M.T ,
ANGGOTA: DADANG KURNIA, Ir., M.M DAN RINI ALFATIYAH, S.T, M.T.
10) Diberikan perhatian khusus pada kelompok tertentu seperti tenaga
kerja beda usia, wanita hamil dan menyusui, tenaga kerja dengan
kerja gilir di malam hari, tenaga baru pindahan.
11) Mengusahakan tenaga kerja bebas alkohol, narkoba dan obat
berbahaya.

C. LATIHAN SOAL/TUGAS
1.) Apa yang dimaksud dengan kelelahan dan berilah beberapa definisi
tentang kelelahan dari para ahli!
2.) Apa saja penyebab kelelahan!
3.) Sebutkan langkah-langkah mengatasi kelelahan!

D. DAFTAR PUSTAKA

Adiputra, N. 1998, Metodologi Ergonomi, Program Pascasarjana


Universitas Udayana, Denpasar.

Grandjean, E. 1993, Fitting the Task to the Man, 4th edt, Taylor & Francis
Inc, London.

Nurmianto, Eko. 2008, Ergonomi: Konsep Dasar dan Aplikasinya.


Surabaya: Teknik Industri-ITS

Pulat, B.M, 1992, Fundamentals of Industrial Ergonomics, Hall


International, Englewood Cliffs, New Jersey, USA.

Sinclair, M.A, 1992, Subjective Assessment, Taylor & Francis Great


Britain.

Suma’mur, P.K, 1982, Ergonomic Untuk Productivitas Kerja, Yayasan


Swabhawa Karya, Jakarta.

Suma’mur, P.K, 1984, Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, Cetakan


ke-4, PT. Gunung Agung, Jakarta.

Tarwaka & Bakri, S.A, 2001, Kurangnya Sirkulasi Udara Menyebabkan


Gangguan Kesehatan dan Kenyamanan Karyawan, Majalah
Hiperkes dan Keselamatan Kerja, Jakarta:XXXIV (3):26-33.

144
DISUSUN: KETUA TEAM TEACHING SOFIAN BASTUTI, S.T., M.T ,
ANGGOTA: DADANG KURNIA, Ir., M.M DAN RINI ALFATIYAH, S.T, M.T.
Tarwaka, Solichul HA, Bakri, Lilik Sudiajeng, 2004, Ergonomi Untuk
Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas, UNIBA Press,
Surakarta.

Water, T.R. & Bhattacharya, A. 1996, Physiological Aspects Of


Neuromuscular Function, USA.

145
DISUSUN: KETUA TEAM TEACHING SOFIAN BASTUTI, S.T., M.T ,
ANGGOTA: DADANG KURNIA, Ir., M.M DAN RINI ALFATIYAH, S.T, M.T.

Anda mungkin juga menyukai