Anda di halaman 1dari 12

KELELAHAN (FATIGUE)

OLEH

ANNISA RIMA C.N 18309019

SELVANI MILENIA 18309021

TASYA ZULFALINA 18309012

DOSEN

SHELLY NOVIANTI ISMANDA, S.SI., M.KES

TUGAS MAKALAH

FAKULTAS KESEHATAN

JURUSAN FISIOTERAPI

POLITEKNIK PIKSI GANESHA

2019
Daftar Isi

Halaman Judul

Daftar Isi.....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................2

3.1 Fatigue...........................................................................................................2
3.2 Klafikasi kelelahan..........................................................................................2
3.3 Faktor penyebab kelelahan............................................................................3
3.4 Gejala kesehatan............................................................................................5
3.5 Fisiologi Fatigue.............................................................................................7
3.6 Kelelahan pada otot......................................................................................8
3.7 Kelelahan pada sara.....................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Kelelahan


merupakan menurunnya kemampuan dalam melakukan aktivitas fisik, secara umum gejala
kelelahan yang lebih dekat adalah pada pengertian kelelahan fisik atau physical fatigue dan
kelelahan mental atau mental fatigue. Pada olahraga kelelahan ini diakibatkan oleh banyak
faktor antara lain intensitas, durasi hingga menyebabkan kurangnya energi dalam aktifitas dan
adanya penumpukan asam laktat hasil sisa metabolisme (Parahita, 2009). Pada saat berlari,
otot yang bekerja akan meningkatkan kecepatan metabolismenya untuk berusaha memenuhi
kebutuhan akan energi. Metabolisme yang dapat menghasilkan energi paling cepat adalah
metabolisme yang tidak menggunakan oksigen. tetapi metabolisme jenis ini akan
menghasilkan sisa metabolisme berupa asam laktat. Penumpukan asam laktat di dalam otot ini
adalah salah satu hal yang menyebabkan timbulnya rasa lelah pada otot (Giriwijoyo, 2010).
Dengan melakukan pendinginan atau Cooling down, penumpukan asam laktat paska latihan
akan berkurang. Kontraksi otot ringan yang terjadi pada saat atlet melakukan pendinginan,
akan membantu otot memompa aliran darah yang akan membawa asam laktat 'keluar' dari otot.
Dengan pendinginan, kita akan menurunkan frekuensi denyut jantung dan tekanan darah
secara lebih bertahap. Hal ini membantu mendapatkan kembali kondisi tubuh yang maksimal
setalah 2 berolahraga. Namun penurunan ini tidak boleh terjadi terlalu cepat karena memberi
dampak yang buruk bagi kesehatan jantung, atau bahkan dapat membahayakan sesorang yang
memang sebelumnya mengalami masalah jantung. Selain Cooling down terdapat intervensi
lain yaitu berupa Massage pada otot yang lelah, Massage menurut Basiran dkk (2010)
memberikan efek untuk mengendurkan dan meregangkan otot dan jaringan lunak lain pada
tubuh sehingga akan mengurangi ketegangan otot, hal ini dikarenakan massage mempercepat
pengosongan dan pengisian cairan sehingga sirkulasi darah, membantu pengeluaran zat sisa-
sisa metabolisme pada otot dan membantu mempercepat otot untuk recovery
BAB II

PEMBAHASAN

3.1 Definisi Kelelahan

Fatigue berasal dari Bahasa Latin “Fatigare” yang berarti hilang lenyap (waste time).
Secara umum dapat diartikan sebagai perubahan dari keadaan yang lebih kuat ke keadaan yang
lebih lemah. Work cover New South Wales dalam menerapkan peraturan di tahun 2006 pada
kelelahan di sektor transportasi jarak jauh, mendefinisikan kelelahan sebagai perasaan letih yang
berasal dari aktifitas fisik tubuh atau kemunduran mental tubuh. Kelelahan mempengaruhi
kapasitas fisik, mental, dan tingkat emosional seseorang, dimana dapat mengakibatkan kurangnya
kewaspadaan, yang ditandai dengan kemunduran reaksi pada sesuatu dan berkurangnya
kemampuan motorik ( Australian safety and Compensation Council, 2006).

Pendapat beberapa tokoh tentang definisi kelelahan

1. Cameron (1973)
Kelelahan merupakan kriteria yang kompleks tidak hanya menyangkut kelelahan fisiologis
dan psikologis tetapi dominan hubungannya dengan penurunan kinerja fisik adanya
perasaan lelah, penurunan motivasi, penurunan produktivitas kerja.

3.2 Klasifikasi Kelelahan

1. Kelelahan Neuromuscular Junction

Jenis kelelahan neuromuscular junction, sering terjadi pada cabang olahraga dominan anaerobik
yang membutuhkan kekuatan, kecepatan, daya ledak otot dan dilakukan dengan intensitas
berubah-ubah (tipe serabut otot putih).

2. Kelelahan Mekanisme Kontraksi Otot

Jenis kelelahan dalam olahraga berikutnya adalah kelelahan mekanisme kontraksi otot. Jenis
kelelahan ini, terjadi karena cadangan energi yang sudah mulai menipis dan sudah menumpuknya
hampas otot berupa asam laktat. Berikut ini pembagian jenis kelelahan mekanisme kontraksi otot:

a. Menurunnya jumlah cadangan energi ATP-PC


Terjadi pada cabang olahraga dominan anaerobik. Kadar ATP kembali ke kondisi awal ±
76% apabila ada supply O2 sekitar 2 menit + makanan yang kaya akan glukosa dan
karbohidrat sederhana.
b. Menurunnya jumlah cadangan glikogen otot
Terjadi pada cabang olahraga dominan aerobik (waktu lama dan intensitas berubah-ubah).
Menurunya cadangan glikogen otot akan menimbulkan Bonking (koord. otot dan saraf menurun).

c. Penumpukkan asam laktat


Penumpukan asam laktat sering menimbulkan rasa sakit (kram) biasanya terjadi pada tipe otot
putih. Cara untuk menyingkirkan asam laktat : Outomassage sehingga terjadi vasodilatasi
pembuluh darah, peregangan aktif, konsumsi makanan kaya glukosa, garam dan karbohidrat.

3.3 Kelelahan berdasarkan faktor penyebab

Soetomo (1981) mengklasifikasikan kelelahan berdasarkan faktor


penyebabnya, diantaranya:

1. Kelelahan fisik (physical / muscular fatigue)

Kelelahan fisik disebabkan oleh kelemahan pada otot. Suplai darah yang
mecukupi dan aliran darah yang lancar ke otot sangat penting, dikarenakan
menentukan kemampuan proses metabolisme dan memungkinkan kontraksi
otot tetap berjalan (Astrand and Rodahl, 1970). Kontraksi otot yang kuat
menghasilkan tekanan di dalam otot dan dapat menghentikan aliran darah,
sehingga kontraksi maksimal hanya akan berlangsung beberapa detik.
Gangguan pada aliran darah mengakibatkan kelelahan otot yang berakibat
otot tidak dapat berkontraksi, meskipun rangsangan syaraf motorik masih
berjalan (Astrand and Rodahl, 1970).

Physical fatigue, dapat terjadi ketika seseorang mulai mengurangi


kemampuan fisik yang digunakan dari biasanya karena jenis pekerjaan yang
sangat banyak pada setiap jam kerjanya. Pada umumnya seseorang dapat bekerja
secara terus-menerus dalam waktu 50 menit per jam atau 35% pada 8 jam kerja
digunakan sebagai aktivitas fisik maksimal untuk menghindari munculnya
kelelahan.
- Circadian fatigue, ditandai dengan denyut nadi yang lemah, pelan,
atau cepat.
- Acute fatigue, terjadi pada suatu aktivitas tubuh / otot, terutama
dikarenakan banyak menggunakan otot, gangguan kebisingan, dan
sebagainya. Hal ini disebabkan karena suatu organ atau seluruh
tubuh bekerja secara terus-menerus dan melebihi kapasitas tubuh.
Kelelahan ini akan hilang dengan istirahat cukup atau
menghilangkan gangguan-gangguannya.
- Cummulative fatigue, adalah kelelahan yang disebabkan kelelahan
fisik atau mental yang terjadi pada periode waktu tertentu. Salah satu
penyebab kelelahan ini adalah kurangnya waktu istirahat.
- Chronic fatigue, merupakan kelelahan akut yang terus terakumulasi
dalam tubuh akibat dari tugas yang terus-menerus tanpa pengaturan
jarak tugas yang baik atau teratur. Kelelahan ini berlangsung setiap
hari, berkepanjangan, dan bahkan telah terjadi sebelum memulai
suatu pekerjaan. Kelelahan ini diperoleh dari tugas terdahulu yang
belum hilang hingga dteruskan dengan tugas kerja selanjutnya,
berkelanjutan setiap harinya dan tingkat kelelahannya akan semakin
bertambah. Salah satu pekerja yang sudah mengalami kelelahan
kronis adalah sudah merasa lelah sebelum melaksanakan tugasnya,
ketika bangun tidur perasaan lelah sudah ada. Keadaan seperti ini
istirahat saja tidak cukup untuk memulihkan, dan jika dibiarkan
maka akan membahayakan tugas yang sedang dilakukannya atau
jangka panjang dapat menimbulkan bahaya bahkan kecelakaan kerja
(Grandjean, 1993).

2. Kelelahan psikologi
Kelelahan psikologi berkaitan dengan depresi, gugup, dan kondisi
psikososial yang lain. Kelelahan jenis ini diperburuk dengan adanya stress.

3. Kelelahan mental (mental fatigue)


Kelelahan mental disebabkan karena faktor psikis. Pekerja memiliki
persoalan kejiwaan yang belum terselesaikan dan menyebabkan stress
psikis. Contohnya sedang mengemudi anggota keluarga sakit, sehingga
pengemudi tidak konsentrasi dengan pekerjaannya.
4. Kelelahan keterampilan (skill fatigue)
Kelelahan ini disebabkan oleh adanya tugas-tugas yang memerlukan
ketelitian dan pemecahan persoalan cukup sulit.

3.4 Gejala Kelelahan


Kelelahan dapat digambarkan dengan gejala yang diawali perasaan lelah
dengan pengurangan dan ketidakinginan seseorang dalam melakukan aktivitasnya.
Gejala kelelahan dibagi menjadi 3 kategori (Rolf Helbig & Walter Rohmert, 1998
dalam Putri, 2008), antara lain :
1. Gejala psikologis
Kelelahan dinterpretasikan sebagai penurunan fungsi organ atau keseluruhan
organisme. Hal itu menghasilkan reaksi psikologis sebagai contoh adanya
peningkatan frekuensi detak jantung.
2. Gejala Perilaku
Kelelahan diinterpretasikan sebagai penurunan parameter kinerja, sebagai
contoh peningkatan kesalahan dalam menyelesaikan beberapa tugas atau
meningkatkan variability kinerja.
3. Gejala Psiko-Fisik
Kelelahan diinterpretasikan sebagai peningkatan perasaan kesibukan dan
sensasi penurunan, tergantung dari intensitas, durasi, dan komposisi faktor
pendorong.

Menurut Grandjean (1997) kelelahan merupakan istilah umum yang


digunakan untuk menggambarkan suatu keadaan yang dialami seseorang dan
ditandai dengan berbagai gejala, diantaranya lemah, lesu, jenuh, berkurangnya
perhatian, kensentarsi semakin menurun, dan sebagainya
1. Kelelahan otot mempunyai gejala: antara stimulus dengan kontraksi awal
jaraknya semakin lama atau lamban, kontraksi dan relaksasi melambat.

2. Kelelahan umum mempunyai gejala, antara lain :


- Perasaan subjektif kelelahan, mengantuk, pusing, tidak suka bekerja.
- Pikiran lamban
- Berkurangnya kewaspadaan
- Persepsi lamban
- Tidak ingin bekerja
- Kemunduran performa kerja baik fisik maupun mental

3. Kelelahan kronis mempunyai gejala :


- Sakit kepala
- Menggigil
- Kehilangan waktu tidur
- Irregular heart rate
- Berkeringat secara tiba-tiba
- Kehilangan nafsu makan
- Masalah pada sistem pencernaan
3.5 FISIOLOGIS FATIGUE

Kelelahan (fatigue) adalah suatu fenomena fisiologis, suatu proses terjadinya keadaan
penurunan toleransi terhadap kerja fisik. Penyebabnya sangat spesifik bergantung pada
karakteristik kerja tersebut. Penyebab kelelahan dapat ditinjau dari aspek anatomi berupa
kelelahan sistem saraf pusat, neuromuskular dan otot rangka, dan dari aspek fungsi berupa
kelelahan elektrokimia, metabolik, berkurangnya substrat energi, hiper/hipotermia dan
dehidrasi. Terdapat beberapa pendapat yang menjelaskan timbulnya kelelahan otot, di
antaranya
1). Penimbunan asam laktat merupakan penyebab timbulnya kelelahan otot.
2). Akibat penimbunan H+ bebas yang berasal dari hasil Hidrolisis ATP dan glikolisis
anaerob pada otot yang berolahraga. ATP merupakan satu-satunya sumber energi yang
dapat secara langsung digunakan untuk aktivitas otot. ATP harus terus menerus tersedia
agar aktivitas kontraksi dapat berlanjut. Di jaringan otot, ATP yang tersedia terbatas,
meskipun begitu, ada tiga jalur yang dapat memasok ATP sesuai keperluan selama
kontraksi otot, yaitu sistem fosfagen, glikolisis anaerob dan fosforilasi oksidatif. Pada
olahraga dengan intensitas tinggi dan durasi singkat, pemenuhan kebutuhan energi
meningkat hampir 100 kali lipat. Fosforilasi oksidatif tidak mampu menghasilkan energi
yang besar dalam waktu singkat, sehingga pemenuhan kebutuhan energi pada olahraga jenis
ini bergantung pada sistem fosfagen dan glikolisis anaerob. Sistem fosfagen hanya dapat
menyediakan energi untuk aktivitas dengan rentang waktu di bawah 10 detik, sehingga
glikolisis anaerobik merupakan jalur metabolisme utama pada olahraga dengan intensitas
tinggi. Namun jalur metabolisme glikolisis anaerob ini menghasilkan produk samping yaitu
asam laktat. Peningkatan ketergantungan energi dari glikolisis anaerob menyebabkan
terjadinya akumulasi asam laktat. Penimbunan asam laktat, menurut sebagian peneliti
menyebabkan kelelahan otot yang timbul ketika olahraga intensif sedang berlangsung.

Asam laktat adalah produk hasil metabolisme karbohidrat tanpa menggunakan oksigen
(metabolisme anaerob). Asam laktat diproduksi di sel otot saat suplai oksigen tidak
mencukupi untuk menunjang produksi energi. Produk asam laktat normal terdapat di dalam
tubuh manusia. Penimbunan laktat dalam darah menjadi masalah mendasar dalam kinerja
fisik karena menimbulkan kelelahan dan menurunkan kinerja fisik (Ahmaidi, 1996; Wilson,
1998). Pembuangan laktat yang lambat menyebabkan sindroma latihan yang berlebihan
(overtraining syndrome) pada atlet sehingga dapat mengakibatkan peningkatan insiden
cedera yang dapat menyebabkan kecacatan baik sementara maupun menetap (Peterson,
1990).

3.6 KELELAHAN PADA OTOT

Kelelahan otot dapat didefinisikan sebagai melemahnya kinerja otot akibat aktivitas yang
berat. Ini dapat terjadi karena berbagai macam hal. Mulai dari aktivitas yang dilakukan
secara berulang atau terus menerus, hingga karena kurang tidur.
Penyebab kelelahan otot antara lain:

 Aktivitas berlebih
 Kurang tidur
 Olahraga berlebih
 Stress dan depresi
 Menstruasi berat
 Menderita penyakit tertentu misalnya flu, anemia, cerebral palsy, tuberkulosis,
addison, fibrolmyalgia, dan stroke akan lebih beresiko mengalami kelelahan
otot.

Cara Mengatasi Kelelahan Otot

Jika Anda mengalami gejala kelelahan otot, hal pertama yang harus dilakukan adalah istirahat
yang cukup dan pastikan bahwa tubuh terhidrasi dengan baik. Kemudian konsumsi makanan yang
bergizi dan bernutrisi, untuk menjaga kesehatan otot Anda.

Salah satu makanan bergizi yang sangat dianjurkan saat mengalami kelelahan otot adalah
daging ayam. Makanan ini patut dijadikan pilihan karena mengandung protein, vitamin, dan
mineral yang dibutuhkan tubuh untuk memperbaiki sel-sel otot. Anda dapat mengonsumsi
daging ayam secara langsung atau mengonsumsinya dalam bentuk saripati ayam.
Mekanisme terjadinya kelelahan otot
Kelelahan dan perasaan kelelahan adalah reaksi fungsional dari pusat kesadaran yaitu
korteks serebri, yang dipengaruhi oleh dua sistem antagonistik yaitu sistem yaitu sistem
penghambat (inhibisi) dan sistem penggerak (aktivasi). Sistem penghambat terdapat dalam
thalamus yang mampu menurunkan kemampuan manusia bereaksi dan menyebabkan
kecenderungan untuk tidur. Sistem penggerak terdapat dalam formation retikularis yang
dapat merangsang peralatan dalam tubuh ke arah bekerja, berkelahi, melarikan diri dan
sebagainya. Maka keadaan seseorang pada suatu saat sangat tergantung kepada hasil kerja
diantara dua sistem antagonis dimaksud. Apabila sistem penghambat lebih kuat, seseorang
dalam keadaan lelah. Sebaliknya manakala sistem aktivasi lebih kuat, seseorang dalam
keadaan segar untuk bekerja. Misalnya peristiwa seseorang dalam keadaan lelah, tiba-tiba
kelelahan hilang oleh karena terjadi peristiwa yang tidak diduga sebelumnya atau terjadi
tegangan emosi. Dalam keadaan ini, sistem penggerak tiba-tiba terangsang dan dapat
mengatasi sistem penghambat. Demikian pula peristiwa monotoni, kelelahan terjadi oleh
karena hambatan dari sistem penghambat, walaupun beban kerja tidak begitu berat.
Kelelahan diatur secara sentral oleh otak. Pada susunan saraf pusat, terdapat sistem aktivasi
dan inhibisi. Kedua sistem ini saling mengimbangi tetapi kadang-kadang salah satunya
lebih dominan sesuai dengan keperluan. Sistem aktivasi bersifat simpatis, sedangkan
inhibisi bersifat parasimpatis. Agar tenaga kerja berada dalam keserasian dan
keseimbangan, kedua sistem tersebut harus berada pada kondisi yang memberikan
stabilitasi kepada tubuh (Suma’mur, 2009).

3.7 KELELAHAN PADA SYARAF

Kelelahan sistem saraf pusat atau keletihan sentral, adalah bentuk keletihan yang dikaitkan
dengan perubahan konsentrasi neurotransmiter sinaptik dalam sistem saraf pusat (SSP;
termasuk otak dan sum sum tulang belakang) yang mempengaruhi kinerja olahraga dan
fungsi otot dan tidak dapat dijelaskan oleh faktor-faktor perifer yang mempengaruhi fungsi
otot. Pada individu yang sehat kelelahan sentral dapat terjadi akibat olahraga yang lama
dann berhubungan dengan perubahan neurokimia di otak, terutama yang melibatkan
serotonin , noradrenalin dan dopamin.
DAFTAR PUSTAKA

1. http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/123510-S-5255-Hubungan%20faktor-
Literatur.pdf
2. http://eprints.ums.ac.id/25402/2/BAB_I.pdf
3. http://lib.itenas.ac.id/kti/wp-content/uploads/2014/03/JURNAL2-_sdh-
terbit_-OK.pdf
4. https://www.alodokter.com/mengenali-penyebab-kelelahan-otot-dan-cara-
mengatasinya
5. http://digilib.unila.ac.id/2288/10/BAB%20II.pdf
6. file:///C:/Users/AXIOO/Downloads/9883-Article%20Text-19552-3-10-
20160415%20(1).pdf
7. http://staff.ui.ac.id/system/files/users/ermita.isfandiary/publication/pearn_h_
dalam_menimbulkan_kelelahan_mki_vol_60_april_2010.pdf
8. https://en.m.wikipedia.org/wiki/Central_nervous_system

Anda mungkin juga menyukai