OLEH
DOSEN
TUGAS MAKALAH
FAKULTAS KESEHATAN
JURUSAN FISIOTERAPI
2019
Daftar Isi
Halaman Judul
Daftar Isi.....................................................................................................................ii
3.1 Fatigue...........................................................................................................2
3.2 Klafikasi kelelahan..........................................................................................2
3.3 Faktor penyebab kelelahan............................................................................3
3.4 Gejala kesehatan............................................................................................5
3.5 Fisiologi Fatigue.............................................................................................7
3.6 Kelelahan pada otot......................................................................................8
3.7 Kelelahan pada sara.....................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Fatigue berasal dari Bahasa Latin “Fatigare” yang berarti hilang lenyap (waste time).
Secara umum dapat diartikan sebagai perubahan dari keadaan yang lebih kuat ke keadaan yang
lebih lemah. Work cover New South Wales dalam menerapkan peraturan di tahun 2006 pada
kelelahan di sektor transportasi jarak jauh, mendefinisikan kelelahan sebagai perasaan letih yang
berasal dari aktifitas fisik tubuh atau kemunduran mental tubuh. Kelelahan mempengaruhi
kapasitas fisik, mental, dan tingkat emosional seseorang, dimana dapat mengakibatkan kurangnya
kewaspadaan, yang ditandai dengan kemunduran reaksi pada sesuatu dan berkurangnya
kemampuan motorik ( Australian safety and Compensation Council, 2006).
1. Cameron (1973)
Kelelahan merupakan kriteria yang kompleks tidak hanya menyangkut kelelahan fisiologis
dan psikologis tetapi dominan hubungannya dengan penurunan kinerja fisik adanya
perasaan lelah, penurunan motivasi, penurunan produktivitas kerja.
Jenis kelelahan neuromuscular junction, sering terjadi pada cabang olahraga dominan anaerobik
yang membutuhkan kekuatan, kecepatan, daya ledak otot dan dilakukan dengan intensitas
berubah-ubah (tipe serabut otot putih).
Jenis kelelahan dalam olahraga berikutnya adalah kelelahan mekanisme kontraksi otot. Jenis
kelelahan ini, terjadi karena cadangan energi yang sudah mulai menipis dan sudah menumpuknya
hampas otot berupa asam laktat. Berikut ini pembagian jenis kelelahan mekanisme kontraksi otot:
Kelelahan fisik disebabkan oleh kelemahan pada otot. Suplai darah yang
mecukupi dan aliran darah yang lancar ke otot sangat penting, dikarenakan
menentukan kemampuan proses metabolisme dan memungkinkan kontraksi
otot tetap berjalan (Astrand and Rodahl, 1970). Kontraksi otot yang kuat
menghasilkan tekanan di dalam otot dan dapat menghentikan aliran darah,
sehingga kontraksi maksimal hanya akan berlangsung beberapa detik.
Gangguan pada aliran darah mengakibatkan kelelahan otot yang berakibat
otot tidak dapat berkontraksi, meskipun rangsangan syaraf motorik masih
berjalan (Astrand and Rodahl, 1970).
2. Kelelahan psikologi
Kelelahan psikologi berkaitan dengan depresi, gugup, dan kondisi
psikososial yang lain. Kelelahan jenis ini diperburuk dengan adanya stress.
Kelelahan (fatigue) adalah suatu fenomena fisiologis, suatu proses terjadinya keadaan
penurunan toleransi terhadap kerja fisik. Penyebabnya sangat spesifik bergantung pada
karakteristik kerja tersebut. Penyebab kelelahan dapat ditinjau dari aspek anatomi berupa
kelelahan sistem saraf pusat, neuromuskular dan otot rangka, dan dari aspek fungsi berupa
kelelahan elektrokimia, metabolik, berkurangnya substrat energi, hiper/hipotermia dan
dehidrasi. Terdapat beberapa pendapat yang menjelaskan timbulnya kelelahan otot, di
antaranya
1). Penimbunan asam laktat merupakan penyebab timbulnya kelelahan otot.
2). Akibat penimbunan H+ bebas yang berasal dari hasil Hidrolisis ATP dan glikolisis
anaerob pada otot yang berolahraga. ATP merupakan satu-satunya sumber energi yang
dapat secara langsung digunakan untuk aktivitas otot. ATP harus terus menerus tersedia
agar aktivitas kontraksi dapat berlanjut. Di jaringan otot, ATP yang tersedia terbatas,
meskipun begitu, ada tiga jalur yang dapat memasok ATP sesuai keperluan selama
kontraksi otot, yaitu sistem fosfagen, glikolisis anaerob dan fosforilasi oksidatif. Pada
olahraga dengan intensitas tinggi dan durasi singkat, pemenuhan kebutuhan energi
meningkat hampir 100 kali lipat. Fosforilasi oksidatif tidak mampu menghasilkan energi
yang besar dalam waktu singkat, sehingga pemenuhan kebutuhan energi pada olahraga jenis
ini bergantung pada sistem fosfagen dan glikolisis anaerob. Sistem fosfagen hanya dapat
menyediakan energi untuk aktivitas dengan rentang waktu di bawah 10 detik, sehingga
glikolisis anaerobik merupakan jalur metabolisme utama pada olahraga dengan intensitas
tinggi. Namun jalur metabolisme glikolisis anaerob ini menghasilkan produk samping yaitu
asam laktat. Peningkatan ketergantungan energi dari glikolisis anaerob menyebabkan
terjadinya akumulasi asam laktat. Penimbunan asam laktat, menurut sebagian peneliti
menyebabkan kelelahan otot yang timbul ketika olahraga intensif sedang berlangsung.
Asam laktat adalah produk hasil metabolisme karbohidrat tanpa menggunakan oksigen
(metabolisme anaerob). Asam laktat diproduksi di sel otot saat suplai oksigen tidak
mencukupi untuk menunjang produksi energi. Produk asam laktat normal terdapat di dalam
tubuh manusia. Penimbunan laktat dalam darah menjadi masalah mendasar dalam kinerja
fisik karena menimbulkan kelelahan dan menurunkan kinerja fisik (Ahmaidi, 1996; Wilson,
1998). Pembuangan laktat yang lambat menyebabkan sindroma latihan yang berlebihan
(overtraining syndrome) pada atlet sehingga dapat mengakibatkan peningkatan insiden
cedera yang dapat menyebabkan kecacatan baik sementara maupun menetap (Peterson,
1990).
Kelelahan otot dapat didefinisikan sebagai melemahnya kinerja otot akibat aktivitas yang
berat. Ini dapat terjadi karena berbagai macam hal. Mulai dari aktivitas yang dilakukan
secara berulang atau terus menerus, hingga karena kurang tidur.
Penyebab kelelahan otot antara lain:
Aktivitas berlebih
Kurang tidur
Olahraga berlebih
Stress dan depresi
Menstruasi berat
Menderita penyakit tertentu misalnya flu, anemia, cerebral palsy, tuberkulosis,
addison, fibrolmyalgia, dan stroke akan lebih beresiko mengalami kelelahan
otot.
Jika Anda mengalami gejala kelelahan otot, hal pertama yang harus dilakukan adalah istirahat
yang cukup dan pastikan bahwa tubuh terhidrasi dengan baik. Kemudian konsumsi makanan yang
bergizi dan bernutrisi, untuk menjaga kesehatan otot Anda.
Salah satu makanan bergizi yang sangat dianjurkan saat mengalami kelelahan otot adalah
daging ayam. Makanan ini patut dijadikan pilihan karena mengandung protein, vitamin, dan
mineral yang dibutuhkan tubuh untuk memperbaiki sel-sel otot. Anda dapat mengonsumsi
daging ayam secara langsung atau mengonsumsinya dalam bentuk saripati ayam.
Mekanisme terjadinya kelelahan otot
Kelelahan dan perasaan kelelahan adalah reaksi fungsional dari pusat kesadaran yaitu
korteks serebri, yang dipengaruhi oleh dua sistem antagonistik yaitu sistem yaitu sistem
penghambat (inhibisi) dan sistem penggerak (aktivasi). Sistem penghambat terdapat dalam
thalamus yang mampu menurunkan kemampuan manusia bereaksi dan menyebabkan
kecenderungan untuk tidur. Sistem penggerak terdapat dalam formation retikularis yang
dapat merangsang peralatan dalam tubuh ke arah bekerja, berkelahi, melarikan diri dan
sebagainya. Maka keadaan seseorang pada suatu saat sangat tergantung kepada hasil kerja
diantara dua sistem antagonis dimaksud. Apabila sistem penghambat lebih kuat, seseorang
dalam keadaan lelah. Sebaliknya manakala sistem aktivasi lebih kuat, seseorang dalam
keadaan segar untuk bekerja. Misalnya peristiwa seseorang dalam keadaan lelah, tiba-tiba
kelelahan hilang oleh karena terjadi peristiwa yang tidak diduga sebelumnya atau terjadi
tegangan emosi. Dalam keadaan ini, sistem penggerak tiba-tiba terangsang dan dapat
mengatasi sistem penghambat. Demikian pula peristiwa monotoni, kelelahan terjadi oleh
karena hambatan dari sistem penghambat, walaupun beban kerja tidak begitu berat.
Kelelahan diatur secara sentral oleh otak. Pada susunan saraf pusat, terdapat sistem aktivasi
dan inhibisi. Kedua sistem ini saling mengimbangi tetapi kadang-kadang salah satunya
lebih dominan sesuai dengan keperluan. Sistem aktivasi bersifat simpatis, sedangkan
inhibisi bersifat parasimpatis. Agar tenaga kerja berada dalam keserasian dan
keseimbangan, kedua sistem tersebut harus berada pada kondisi yang memberikan
stabilitasi kepada tubuh (Suma’mur, 2009).
Kelelahan sistem saraf pusat atau keletihan sentral, adalah bentuk keletihan yang dikaitkan
dengan perubahan konsentrasi neurotransmiter sinaptik dalam sistem saraf pusat (SSP;
termasuk otak dan sum sum tulang belakang) yang mempengaruhi kinerja olahraga dan
fungsi otot dan tidak dapat dijelaskan oleh faktor-faktor perifer yang mempengaruhi fungsi
otot. Pada individu yang sehat kelelahan sentral dapat terjadi akibat olahraga yang lama
dann berhubungan dengan perubahan neurokimia di otak, terutama yang melibatkan
serotonin , noradrenalin dan dopamin.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/123510-S-5255-Hubungan%20faktor-
Literatur.pdf
2. http://eprints.ums.ac.id/25402/2/BAB_I.pdf
3. http://lib.itenas.ac.id/kti/wp-content/uploads/2014/03/JURNAL2-_sdh-
terbit_-OK.pdf
4. https://www.alodokter.com/mengenali-penyebab-kelelahan-otot-dan-cara-
mengatasinya
5. http://digilib.unila.ac.id/2288/10/BAB%20II.pdf
6. file:///C:/Users/AXIOO/Downloads/9883-Article%20Text-19552-3-10-
20160415%20(1).pdf
7. http://staff.ui.ac.id/system/files/users/ermita.isfandiary/publication/pearn_h_
dalam_menimbulkan_kelelahan_mki_vol_60_april_2010.pdf
8. https://en.m.wikipedia.org/wiki/Central_nervous_system