Anda di halaman 1dari 14

BAGIAN RADIOLOGI Laporan Kasus

FAKULTAS KEDOKTERAN November 2018

UNIVERSITAS HASANUDDIN

SPONDILITIS TUBERKULOSA

Oleh:

Dewi Retnosari C S O, S.Ft R 0241 81 060

Ayu Novita Sari, S.Ft R 0241 81 029

Pembimbing Residen:

dr. Wahyuni

Dosen Pembimbing:

dr. Nikmatia Latief, Sp. Rad. (K)

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN RADIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
DAFTAR ISI

Daftar Isi .................................................................................................... I


Bab 1 Gambaran Kasus ............................................................................. 1
A. Identitas Pasien............................................................................ 1
B. Anamnesis.................................................................................... 1
C. Pemeriksaan Fisis ........................................................................ 1
D. Pemeriksaan Laboratorium .......................................................... 3
E. Pemeriksaan Radiologi................................................................. 5
F. Diagnosis ..................................................................................... 6
G. Program Fisioterapi ..................................................................... 6
Bab 2 Diskusi Kasus.................................................................................. 8
A. Pendahuluan................................................................................. 8
B. Resume Klinis.............................................................................. 8
C. Radiologi ..................................................................................... 9
D. Komplikasi……............................................................................ 9
E. Penatalakssanaan Khusus Fisioterapi............................................ 10
F. Foto Intervensi Fisioterapi ........................................................... 11
Daftar Pustaka

i
BAB I

GAMBARAN KASUS

A. Identitas Pasien
Nama : Nn. SR
No. Rekam Medis : 850473
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 8 Oktober 2011
Umur : 7 Tahun
Agama : Islam
Alamat : JL. Piere Tendean Smart 7 no. 5 Lingkungan IV,
Manado
Pekerjaan : Pelajar/siswa

B. Anamnesis
1. Keluhan utama : nyeri pada pinggang kiri dan kesulitan
berjalan
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Nyeri pada pinggang kiri kelemahan tungkai kiri kesulitan berjalan dan
susah duduk sejak 1 tahun yang lalu. Tidak demam, tidak kejang, tidak
batuk, tidak sesak tidak muntah. Anak malas makan dan minum. Riwayat
batuk sebelumnya tidak ada
3. Riwayat penyakit terdahulu : tidak ada

C. Pemeriksaan Fisis
- Keadaan Umum : Sakit berat/ GCS 15 (E4M6V5) / Gizi buruk
- Tanda Vital
a. Tekanan darah : 90/60 mmHg
b. Nadi : 92 kali/menit
c. Suhu : 37 ° C
d. Respirasi : 24 kali/menit
- Pemeriksaan Nyeri
a. Onset : Kronik
b. Faktor Pencetus : Bila ditekan
c. Gambaran Nyeri : Tertusuk-tusuk
d. Lokasi : Regio iliaca sinistra
e. Durasi : <5 menit
f. Frekuensi : Hilang timbul
g. Skala Nyeri : 2 (FLACC)
- Berat Badan : 12 kg
- Tinggi Badan : 110 cm
- Status Lokalis

1
Inspeksi : Kifosis, Luka bekas abses pada daerah pinggul kiri,
gibus pada vertebra setinggi lumbosacral, pasien
datang dengan berjalan dipapah, kaki kiri berjinjit

Palpasi : Adanya nyeri tekan (tenderness)

Gerakan pada regio Hip :

Gerakan Aktif :

Dextra : Tidak ada limitasi

Sinistra: Terbatas karena nyeri (Tidak Full Range of Motion)

Gerakan Pasif :

Dextra : Tidak ada limitasi

Sinistra : Terbatas karena nyeri (Tidak Full Range of Motion)

- Pemeriksaan Fisik
a. Mata : Normal
b. Pembesaran kelenjar Limfe : Tidak
c. Kaku Kuduk : Tidak ada
d. Thorax : ada iga gambang
e. Pulmo : Ronchi: Tidak, Wheezing: Tidak
f. Abdomen : Normal
g. Peristaltik : Normal
- Pemeriksaan Refleks Fisiologis
KPR : ada
APR : ada
BPR : ada
TPR : ada
- Pemeriksaan Refleks Patologis
a. Babinsky : tidak ada
b. Oppenheim : tidak ada
c. Gordon : tidak ada
d. Chaddok : tidak ada

D. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Nilai Satuan
Rujukan

Hematologi

Hematologi Rutin

2
WBC 6.96 4.00 – 10.0 ribu/µl

RBC 4.16 4.00 – 6.00 ribu/µl

HGB 7.6 12.0 – 16.0 g/dL

HCT 26.9 37.0 – 48.0 %

MCV 64.7 80.0 – 97.0 fL

MCH 18.3 26.5 – 33.5 Pg

MCHC 28.3 31.5 – 35.0 g/dl

PLT 612 150 – 400 ribu/µl

RDW-SD 42.0 37.0 – 54.0 fL

RDW-CV 18.8 10.0-15.0 %


PDW 7.6 10.0 – 18.0 fL

MPV 8.0 6.50 -11.0 fL

P-LCR 10.2 13.0-43.0 %


PCT 0.49 0.15 – 0.50 %

NEUT 3.54 52.0 – 75.0 %

LYMPH 2.58 20.0 – 40.0 %

MONO 0.57 2.00 – 8.00 %

EO 0.21 1.00 – 3.00 %

BASO 0.06 0.00 – 0.10 %

Kimia Darah

Glukosa

GDS 104 140 mg/dL


Fungsi Ginjal
Ureum 18 10-50 mg/dL
Kreatinin 0.14 L(<1.3); mg/dL
P(<1.1)
Fungsi Hati
SGOT 14 < 38 U/L

3
SGPT 4 < 41 U/L

Albumin 3.8 3.5-5.0 gr/dl


Elektrolit
Natrium 142 136-145 mmol/l
Kalium 4.1 3.5-5.1 mmol/l
Klorida 102 97-111 mmol/l

E. Pemeriksaan Radiologi
1. Foto Pelvis AP tanggal 27 Juni 2018

Gambar 2.1. Foto Pelvis AP tanggal 27 Juni 2018

Klinis : Suspek TB Tulang


Hasil :
- Allignment pembentuk pelvis intak
- Tidak tampak fraktur dan destruksi tulang
- Densitas tulang berkurang, trabekulasi kasar pada proximal os
- Tidak tampak tanda-tanda osteomyelitis
- Kedua SI dan hip joint kesan baik
- Jaringan lunak sulit dinilai
Kesan :
- Tanda-tanda osteoporosis pada proximal os femur bilateral
- Tidak tampak tanda-tanda osteomyelitis

4
2. Foto Thoracic Spine AP tanggal 13 Agustus 2018

Gambar 2.2. Foto Thoracic Spine AP tanggal 13 Agustus 2018

Klinis : Spondylitis TB+ Abses

Hasil :

- Allignment columna vertebra lumbosacral tidak intak


- Tampak destruksi pada os.sacrococcygeal
- Densitas tulang baik
- Diskus dan foramen intervertebralis baik
- Jaringan lunak paravertebralis baik

Kesan : Destruksi os. Sacrococcygeal suspek chondroma

F. Diagnosa
“Gangguan aktivitas fungsional berjalan akibat spondilitis

tuberkulosa sejak 1 tahun yang lalu”


G. Program Fisioterapi
1. Komunikasi terapeutik (Komter)
2. Electrotherapy (TENS)
3. Strengthening Exercise
4. Stretching Exercise
5. Passive ROM Exercise
6. ADL Exercise

5
BAB II

DISKUSI KASUS

A. Pendahuluan
Spondilitis tuberkulosa adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
kuman Myobacterium tuberculosis yang mengenai tulang belakang dan

6
disebarkan melalui infeksi dari diskus secara hematogen 1,3. Infeksi tersebut
kemudian akan menyebabkan terjadinya destruksi vertebra yang berdekatan
yang mengakibatkan adanya kompresi diskus dan kompresi medula spinalis
sehingga menimbulkan keluhan nyeri. Selain itu, nyeri juga dapat muncul
akibat adanya pembentukan abses di bagian paravertebral, lumbal atau femur
2,3
.
TB tulang belakang atau dikenal dengan sebutan Spondilitis TB
merupakan kejadian TB ekstrapulmonal ke bagian tulang belakang tubuh 4,7.
Paramarta et al5,7 menyatakan bahwa sekitar 10% dari kasus TB
ekstrapulmonar merupakan spondilitis TB. Alavi dan Sharifi6,7 , menyatakan
bahwa dari 69 penderita spondilitis TB, sebayak 21 pasien diakibatkan adanya
riwayat penyakit TB paru. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa
spondilitis TB merupakan infeksi sekunder dari tuberkulosis ditempat lain dari
tubuh.
Pada insiden spondylitis tuberculosis hanya sekitar 10% dari keseluruhan
kasus tuberculosis di Indonesia1,8. Sesuai data rekam medis rumah sakit pada
tahun 2016 mengenai spondylitis tuberculosis terjadi sebanyak 106 kasus8.

B. Resume Klinis
Pasien Nn. SR berusia 7 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan
nyeri nyeri pinggang kiri dan kelemahan tungkai kiri kesulitan berjalan dan
susah duduk sejak 1 tahun yang lalu. Hasil pemeriksaan radiologi pada
lumbosacral ditemukan kesan destruksi os sacrococcygeal suspek
chondroma.

C. Radiologi

7
Pada kasus ini pasien dengan usia 7 tahun dating ke rumah sakit dengan
keluhan utama nyeri pada pinggang kiri dan kesulitan berjalan. Hasil pemeriksaan
tanda vital didapatkan tekanan darah 90/60 mmHg, nadi 92x/menit , suhu 370C,
frekuensi pernapasan 24x/menit. Berdasarkan pemeriksaan nyeri didapatkan nilai
2 (FLACC/Face, Leg, Activities, Cry, Consolability Scale) dengan rasa nyeri
hilang timbul.

Pada pemeriksaan sekunder didapatkan kifosis, luka bekas abses pada


daerah pinggul kiri, gibus pada vertebra setinggi lumbosacral, pasien berjalan
dipapah, kaki kiri berjinjit, dan adanya tenderness. Berdasarkan hasil pemeriksaan
radiologi Thoracic Spine AP tampak destruksi os sacrococcygeal suspek
chondroma

D. Komplikasi 10,11,12,13
a. Cedera corda spinalis (spinal cord injury). Dapat terjadi karena adanya
tekanan ekstradural sekunder karena pus tuberkulosa, sekuestra tulang,
sekuester dari diskus intervertebralis (contoh: Potts’paraplegia-prognosa
baik) atau dapat juga langsung karena keterlibatan korda spinalis oleh
jaringan granulasi tuberkulosa (contoh: menigomyelitis-prognosa buruk).
Jika cepat diterapi sering berespon baik (berbeda dengan kondisi paralisis
pada tumor). MRI dan mielografi dapat membantu membedakan paraplegi
karena tekanan atau karena invasi dura dan corda spinalis.

8
b. Empyema tuberkulosa karena rupturnya abses paravertebral di torakal ke
dalam pleura
E. Penatalaksanaan Khusus Fisioterapi
Intervensi fisioterapi yang dapat dilakukan berdasarkan keluhan
pasien yaitu :

No. Problem Fisioterapi Modalitas Terpilih Dosis


1.
F: 1x/hari
I:pasien fokus
Kecemasan Komunikasi Terapeutik T:wawancara/motivasi

T:5 menit
F : 1 x sehari
I : 25 mA
2. Nyeri Electrotherapy T : coplanar
extremitas inferior
T : 10 Menit
F : 1 x sehari
I : 8hitungan/3repetisi
Exercise Therapy
T : Streching exc
Kelemahan Otot
T : 3 menit
2.
F : 1 x sehari
I : 8hitungan/3repetisi
Exercise Therapy
T : Strenghtening exc.
T : 5 menit
F : 1 x sehari
I : 8hitungan/3repetisi
Limitasi ROM
3. ROM Exercise T: PROMEX (Passive
regio Hip
ROM Exc.)
T : 5 menit
F : 1x/hari
Gangguan ADL I : 3-5 x repetisi
4. Exercise Therapy
Berjalan T : ADL exercise
T : 5 menit
Foto Intervensi Fisioterapi

9
KOMUNIKASI TERAPEUTIK STRENGTHENING EXERCISE

STRETCHING EXERCISE PASIF ROM EXERCISE

ADL EXERCISE

10
DAFTAR PUSTAKA

1. Purniti, P.S., Subanada, I.B., & Astawa, P. 2008. Spondilitis Tuberkulosis.


Jurnal Sari Pediatri, vol. 10 no.3. Denpasar. Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana
2. Muttaqin, Arif (2012). Buku Saku Gangguan Muskuloskeletal Aplikasi
pada Praktik Klinik Keperawatan. Jakarta:EGC
3. Marlina Hasti, 2016 Upaya Penurunan Nyeri Pada Pasien Tn.S Dengan
Spondilitis Tuberkulosis Di RS Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
Program Studi Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta
4. Brunner, L. S., D.S., & Smeltzer, S. C. O. (2008). Brunner & Suddarth’s
textbook of medical-surgical nursing (11thed.) Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins
5. Paramata, I.G.E., Purniti, P.S., Subanada, I.B. & Astawa, P. (2008).
Spondylitis tuberculosis. Jurnal dari Bagian Ilmu Kesehatan Anak dan
Ilmu Bedah Ortopedi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Rumah
Sakit Sanglah Denpasar, 3, 177-183.
6. Alavi, S.M.,& Sharifi,, M. (2010). Tuberculosis Spondylitis:
clinical/paraclinical aspect in the south west of Iran. Journal of Infection
and Public Health, 3, 196-200
7. Haryani (2013). Analisis Praktik Keperawatan Kesehatan Maslah
Perkotaan (KKMP) Pada Kasus Spondilitis Tuberkulosis (TB) di Gedung
Professor Dr. Soelarto Lantai 1 RSUP Fatmawati. Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia
8. Kurnianingsih, Endang Tri (2017) Upaya Penurunan Nyeri Pasien
Spondilitis Tuberkulosis Post Debridement Stabilisasi Vertebral Servikal
4-5. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta
9. Moesbar, N. (2006). Infeksi tuberculosa pada tulang belakang. Jurnal dari
Departemen Orthopedi dan Trauma Departemen Ilmu Bedah FK-
USU/RSUP H. Adam Malik, Medan, 3, 279-289
10. Lindsay, KW, Bone I, Callander R. Spinal Cord and Root Compression. In:
Neirology and Nuerosurgery Illustrated. 2nd ed. Edinburgh: Churchill
Livingstone, 1991:388
11. Miller F, Horne N, Crofton SJ. Tuberculosis in Bone and Joint In : Clinical
Tuberculosis 2nd ed : London: Macmillan Education Ltd, 1999:62-6
12. Lauerman WC, Regan M. Spine. In : Miller, editor. Review of
Orthopedics. 2nd ed. Philadelphia : WB.Saunders, 1996:270-91
13. Salter R.b. Tuberculosis Osteomyelitis. In : Textbook of Disorders and
Injuries of the Musculoskeletal System 3rd ed. Baltimore: Williams &
Wilkins, 1999:228-31

Anda mungkin juga menyukai