UNIVERSITAS HASANUDDIN
SPONDILITIS TUBERKULOSA
Oleh:
Pembimbing Residen:
dr. Wahyuni
Dosen Pembimbing:
i
BAB I
GAMBARAN KASUS
A. Identitas Pasien
Nama : Nn. SR
No. Rekam Medis : 850473
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 8 Oktober 2011
Umur : 7 Tahun
Agama : Islam
Alamat : JL. Piere Tendean Smart 7 no. 5 Lingkungan IV,
Manado
Pekerjaan : Pelajar/siswa
B. Anamnesis
1. Keluhan utama : nyeri pada pinggang kiri dan kesulitan
berjalan
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Nyeri pada pinggang kiri kelemahan tungkai kiri kesulitan berjalan dan
susah duduk sejak 1 tahun yang lalu. Tidak demam, tidak kejang, tidak
batuk, tidak sesak tidak muntah. Anak malas makan dan minum. Riwayat
batuk sebelumnya tidak ada
3. Riwayat penyakit terdahulu : tidak ada
C. Pemeriksaan Fisis
- Keadaan Umum : Sakit berat/ GCS 15 (E4M6V5) / Gizi buruk
- Tanda Vital
a. Tekanan darah : 90/60 mmHg
b. Nadi : 92 kali/menit
c. Suhu : 37 ° C
d. Respirasi : 24 kali/menit
- Pemeriksaan Nyeri
a. Onset : Kronik
b. Faktor Pencetus : Bila ditekan
c. Gambaran Nyeri : Tertusuk-tusuk
d. Lokasi : Regio iliaca sinistra
e. Durasi : <5 menit
f. Frekuensi : Hilang timbul
g. Skala Nyeri : 2 (FLACC)
- Berat Badan : 12 kg
- Tinggi Badan : 110 cm
- Status Lokalis
1
Inspeksi : Kifosis, Luka bekas abses pada daerah pinggul kiri,
gibus pada vertebra setinggi lumbosacral, pasien
datang dengan berjalan dipapah, kaki kiri berjinjit
Gerakan Aktif :
Gerakan Pasif :
- Pemeriksaan Fisik
a. Mata : Normal
b. Pembesaran kelenjar Limfe : Tidak
c. Kaku Kuduk : Tidak ada
d. Thorax : ada iga gambang
e. Pulmo : Ronchi: Tidak, Wheezing: Tidak
f. Abdomen : Normal
g. Peristaltik : Normal
- Pemeriksaan Refleks Fisiologis
KPR : ada
APR : ada
BPR : ada
TPR : ada
- Pemeriksaan Refleks Patologis
a. Babinsky : tidak ada
b. Oppenheim : tidak ada
c. Gordon : tidak ada
d. Chaddok : tidak ada
D. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Nilai Satuan
Rujukan
Hematologi
Hematologi Rutin
2
WBC 6.96 4.00 – 10.0 ribu/µl
Kimia Darah
Glukosa
3
SGPT 4 < 41 U/L
E. Pemeriksaan Radiologi
1. Foto Pelvis AP tanggal 27 Juni 2018
4
2. Foto Thoracic Spine AP tanggal 13 Agustus 2018
Hasil :
F. Diagnosa
“Gangguan aktivitas fungsional berjalan akibat spondilitis
5
BAB II
DISKUSI KASUS
A. Pendahuluan
Spondilitis tuberkulosa adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
kuman Myobacterium tuberculosis yang mengenai tulang belakang dan
6
disebarkan melalui infeksi dari diskus secara hematogen 1,3. Infeksi tersebut
kemudian akan menyebabkan terjadinya destruksi vertebra yang berdekatan
yang mengakibatkan adanya kompresi diskus dan kompresi medula spinalis
sehingga menimbulkan keluhan nyeri. Selain itu, nyeri juga dapat muncul
akibat adanya pembentukan abses di bagian paravertebral, lumbal atau femur
2,3
.
TB tulang belakang atau dikenal dengan sebutan Spondilitis TB
merupakan kejadian TB ekstrapulmonal ke bagian tulang belakang tubuh 4,7.
Paramarta et al5,7 menyatakan bahwa sekitar 10% dari kasus TB
ekstrapulmonar merupakan spondilitis TB. Alavi dan Sharifi6,7 , menyatakan
bahwa dari 69 penderita spondilitis TB, sebayak 21 pasien diakibatkan adanya
riwayat penyakit TB paru. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa
spondilitis TB merupakan infeksi sekunder dari tuberkulosis ditempat lain dari
tubuh.
Pada insiden spondylitis tuberculosis hanya sekitar 10% dari keseluruhan
kasus tuberculosis di Indonesia1,8. Sesuai data rekam medis rumah sakit pada
tahun 2016 mengenai spondylitis tuberculosis terjadi sebanyak 106 kasus8.
B. Resume Klinis
Pasien Nn. SR berusia 7 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan
nyeri nyeri pinggang kiri dan kelemahan tungkai kiri kesulitan berjalan dan
susah duduk sejak 1 tahun yang lalu. Hasil pemeriksaan radiologi pada
lumbosacral ditemukan kesan destruksi os sacrococcygeal suspek
chondroma.
C. Radiologi
7
Pada kasus ini pasien dengan usia 7 tahun dating ke rumah sakit dengan
keluhan utama nyeri pada pinggang kiri dan kesulitan berjalan. Hasil pemeriksaan
tanda vital didapatkan tekanan darah 90/60 mmHg, nadi 92x/menit , suhu 370C,
frekuensi pernapasan 24x/menit. Berdasarkan pemeriksaan nyeri didapatkan nilai
2 (FLACC/Face, Leg, Activities, Cry, Consolability Scale) dengan rasa nyeri
hilang timbul.
D. Komplikasi 10,11,12,13
a. Cedera corda spinalis (spinal cord injury). Dapat terjadi karena adanya
tekanan ekstradural sekunder karena pus tuberkulosa, sekuestra tulang,
sekuester dari diskus intervertebralis (contoh: Potts’paraplegia-prognosa
baik) atau dapat juga langsung karena keterlibatan korda spinalis oleh
jaringan granulasi tuberkulosa (contoh: menigomyelitis-prognosa buruk).
Jika cepat diterapi sering berespon baik (berbeda dengan kondisi paralisis
pada tumor). MRI dan mielografi dapat membantu membedakan paraplegi
karena tekanan atau karena invasi dura dan corda spinalis.
8
b. Empyema tuberkulosa karena rupturnya abses paravertebral di torakal ke
dalam pleura
E. Penatalaksanaan Khusus Fisioterapi
Intervensi fisioterapi yang dapat dilakukan berdasarkan keluhan
pasien yaitu :
T:5 menit
F : 1 x sehari
I : 25 mA
2. Nyeri Electrotherapy T : coplanar
extremitas inferior
T : 10 Menit
F : 1 x sehari
I : 8hitungan/3repetisi
Exercise Therapy
T : Streching exc
Kelemahan Otot
T : 3 menit
2.
F : 1 x sehari
I : 8hitungan/3repetisi
Exercise Therapy
T : Strenghtening exc.
T : 5 menit
F : 1 x sehari
I : 8hitungan/3repetisi
Limitasi ROM
3. ROM Exercise T: PROMEX (Passive
regio Hip
ROM Exc.)
T : 5 menit
F : 1x/hari
Gangguan ADL I : 3-5 x repetisi
4. Exercise Therapy
Berjalan T : ADL exercise
T : 5 menit
Foto Intervensi Fisioterapi
9
KOMUNIKASI TERAPEUTIK STRENGTHENING EXERCISE
ADL EXERCISE
10
DAFTAR PUSTAKA