Disusun oleh:
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN MALANG
2019
SATUAN ACUAN PENDIDIKAN KESEHATAN (SAP)
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pembelajaran selama 30 menit, klien dan keluarga mampu memahami
dan mengetahui cara mengatasi kecemasan
2. Tujuan Khusus
Klien dan keluarga mampu :
1. Menjelaskan pengertian kecemasan
2. Menguraikan tingkatan kecemasan.
3. Menguraikan tanda dan gejala cemas.
4. Menguraikan faktor-faktor yang dapat menimbulkan stress.
5. Mempraktikkan cara mengatasi kecemasan
6. Melakukan perawatan pasien di rumah
C. Kegiatan
Topik : Kecemasan (Ansietas)
Sub Topik : Cara mengatasi kecemasan
Hari/Tanggal :
Waktu :
Peserta :
Tempat :
Pelaksana Kegiatan
a. Pembawa acara :
b. Notulen :
c. Presentator :
d. Operator :
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi
E. Media
1. Leaflet
2. Lembar Balik
G. Evaluasi
I. Lampiran
A. Pengertian Kecemasan
Ansietas adalah perasaan takut yang tidak jelas dan didukung oleh situasi
(Videbeck, 2008).
Ansietas adalah kekhawatiran yang tidak jelas menyebar dialam dan terkait
dengan perasaan ketidakpastian dan ketidakberdayaan perasaan isolasi, keterasingan
an ketidakamanan juga hadir (Stuart, 2006)
Ansietas adalah gangguan alam perasaan (afektif) yang ditandai dengan
perasaanketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak
mengalami gangguan dalam menilai realitas (RTA), kepribadian masih tetap utuh
(tidak mengalami keretakan kepribadian/ splitting of personality), perilaku dapat
terganggu tetapi masih dalam batas-batas normal (NANDA, 2010).
B. Tingkat Kecemasan
Ansietas memiliki dua aspek yakni aspek yang sehat dan aspek
membahayakan, yang bergantung pada tingkat ansietas, lama ansietas yang dialami,
dan seberapa baik individu melakukan koping terhadap ansietas. Menurut Peplau
(dalam, Videbeck, 2008) ada empat tingkat kecemasan yang dialami oleh individu
yaitu ringan, sedang, berat dan panik.
2. Ansietas sedang merupakan perasaan yang menggangu bahwa ada sesuatu yang
benar-benar berbeda; individu menjadi gugup atau agitasi. Menurut Videbeck
(2008), respons dari ansietas sedang adalah sebagai berikut :
a. Respon fisik : ketegangan otot sedang, tanda-tanda vital meningkat, pupil
dilatasi, mulai berkeringat, sering mondar-mandir, memukul tangan, suara
berubah ; bergetar, nada suara tinggi, kewaspadaan dan ketegangan menigkat,
dan sering berkemih, sakit kepala, pola tidur berubah, nyeri punggung
b. Respons kognitif: lapang persepsi menurun, tidak perhatian secara selektif,
fokus terhadap stimulus meningkat, rentang perhatian menurun, penyelesaian
masalah menurun, pembelajaran terjadi dengan memfokuskan
c. Respons emosional : tidak nyaman, mudah tersinggung, kepercayaan diri
goyah, tidak sabar dan gembira
3. Ansietas berat, yakni ada sesuatu yang berbeda dan ada ancaman,
memperlihatkan respons takut dan distress. Menurut Videbeck (2008), respons
dari ansietas berat adalah sebagai berikut :
a. Respons fisik : ketegangan otot berat, hiperventilasi, kontak mata buruk,
pengeluaran keringat meningkat, bicara cepat, nada suara tinggi, tindakan
tanpa tujuan dan serampangan, rahang menegang, mengertakan gigi, mondar-
mandir, berteriak, dan meremas tangan, gemetar
b. Respons kognitif : lapang persepsi terbatas, proses berpikir terpecah-pecah,
sulit berpikir, penyelesaian masalah buruk, tidak mampu mempertimbangkan
informasi, hanya memerhatikan ancaman, preokupasi dengan pikiran sendiri,
egosentris
c. Respons emosional : sangat cemas, agitasi, takut, bingung, merasa tidak
adekuat. menarik diri, penyangkalan dan ingin bebas
4. Panik, individu kehilangan kendali dan detail perhatian hilang, karena hilangnya
kontrol, maka tidak mampu melakukan apapun meskipun dengan perintah.
Menurut Videbeck (2008), respons dari panik adalah sebagai berikut :
a. Respons fisik : flight, fight, atau freeze, ketegangan otot sangat berat, agitasi
motorik kasar, pupil dilatasi, tanda-tanda vital meningkat kemudian
menurun, tidak dapat tidur, hormon stress dan neurotransmiter berkurang,
wajah menyeringai, mulut ternganga
b. Respons kognitif : persepsi sangat sempit. pikiran tidak logis, terganggu,
kepribadian kacau, tidak dapat menyelesaikan masalah, fokus pada pikiran
sendiri, tidak rasional, sulit memahami stimulus eksternal, halusinasi,
waham, ilusi mungkin terjadi
c. Respon emosional : merasa terbebani, merasa tidak mampu, tidak berdaya,
lepas kendali, mengamuk, putus asa, marah, sangat takut, mengharapkan
hasil yang buruk, kaget, takut, lelah