Anda di halaman 1dari 18

HIV/AIDS

Anggota kelompok :
Apa itu HIV/AIDS ?
Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan penyakit kekurangan
sistem imun yang disebabkan oleh retrovirus HIV tipe 1 atau HIV tipe 2
(Copstead dan Banasik, 2012). Infeksi HIV adalah infeksi virus yang
menghancurkan sel-sel darah putih, yang berakibat pada kerusakan sistem
kekebalan tubuh secara progresif yang dapat menyebabkan terjadinya infeksi
oportunistik dan kanker tertentu (terutama pada orang dewasa) (Bararah dan
Jauhar. 2013).
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah suatu kumpulan kondisi
klinis tertentu yang merupakan hasil akhir dari infeksi oleh HIV (Sylvia &
Lorraine, 2012).
Klasifikasi

FASE PERTAMA FASE KEDUA

FASE KETIGA FASE KEEMPAT


Fase pertama
Infeksi dimulai dengan masuknya HIV dan diikuti terjadinya
perubahan serologis ketika antibodi terhadap virus tersebut berubah
dari negatif menjadi positif.
Rentang waktu sejak HIV masuk ke dalam tubuh sampai tes
antibodi terhadap HIV menjadi positif disebut window period.
Lama window period antara satu sampai tiga bulan, bahkan ada
yang berlangsung sampai enam bulan.
Fase kedua
Asimptomatik (tanpa gejala)
Berlangsung selama 5-10 tahun
Cairan tubuh pasien HIV/AIDS yang tampak sehat sudah
dapat menularkan HIV kepada orang lain
Fase ketiga
Pembesaran kelenjar limfe secara menetap dan merata (persistent generalized
lymphadenophaty)
Tidak hanya muncul pada satu tempat saja
Berlangsung lebih dari satu bulan
Beberapa orang mengalami gejala-gejala infeksi sebelum benar-benar
mengalami AIDS. Tahap ini disebut infeksi HIV simptomatik atau disebut AIDS-
related complex.
Gejala-gejalanya : penurunan BB, kandidiasis (infeksi ragi dalam mulut), diare
yang tak kunjung sembuh, berkeringat di malam hari, dan keletihan.
Fase keempat
o Meliputi semua gejala klinis yang terkait dengan AIDS
o Seseorang akan menderita AIDS apabila jumah CD4
dibawah 200.
Tanda dan Gejala dari HIV/AIDS
Gangguan pada mulut  Berat badan turun
Kandidiasis  Rasa lelah atau letih
 Masalah kulit
Disfagia (kesulitan
 Sakit kepala
menelan)
 Gangguan Sistem saraf
Rasa mual dan diare
Batuk dan napas pendek
Cara penularan
◦ Melalui hubungan seksual dengan pengidap HIV/AIDS
◦ Ibu kepada bayinya
◦ Transfuse darah, produk darah, dan organ donor dari penderita
HIV/AIDS
◦ Penggunaan alat kesehatan yang tidak steril
◦ Alat-alat yang digunakan untuk menorah kulit yang tidak steril
◦ Menggunakan jarum suntuk secara bergantian
Penatalaksanaan Medik
 Farmakologi
 Non Medik
Farmakologi
1. Analog nukelosida :
Zidovudin (AZT atau ZDV)
Zalcitabine (ddC) dan didanosine (ddl)

2. Terapi Kombinasi antara ddC dan AZT


3. Golongan PI (Protease Inhibitor)
4. Infeksi Dini
5. Profilaksis

Non Medik
Voluntary Counseling and Testing (VCT)
Asuhan Keperawatan HIV/AIDS
Identitas Klien :
• Nama • Keluhan utama
• Tempat/ tanggal lahir • Riwayat kesehatan sekarang
• Jenis kelamin
• Riwayat kesehatan dahulu
• Status kawin
• Agama • Riwayat kesehatan keluarga
• Pendidikan
• Pekerjaan
• Alamat
• Diagnosa medis
• No. MR
Pola aktivitas sehari-hari (ADL) :
Pola presepsi dan tata laksanaan hidup sehat  Pola sensori kognitif

Pola Nutrisi  Pola hubungan peran

Pola Eliminasi  Pola penanggulangan stres

Pola Istirahat dan tidur  Pola reproduksi seksual

Pola aktivitas dan latihan  Pola tata nilai dan

Pola presepsi dan konsep diri kepercayaan


Pemeriksaan Fisik :

Gambaran Umum • Leher


• Jantung :
Kesadaran pasien :
• Paru-paru :
Vital sign :
• Abdomen :
TD : • Kulit
Nadi : • Lesi
Pernafasan : • Ekstremitas :
Suhu.
• Pemeriksaan funduskop,
• Pemeriksaan mulut
BB
• Leukoplakia, penyakit gusi.
Kepala : • Kelenjar getah bening
Mata : • Pemeriksaan kelamin dan dubur
Hidung • Pemeriksaan neurologis
Gigi dan Mulut • Pemeriksaan kulit
Pemeriksaan Diagnostik :

Test encym-linked immunosorbent assay (ELISA)


Wasternblot
Hitung T4 (CD4) Absolut
Serologi HIV
Tes resistansi HIV
Tes darah lengkap (TDL) dengan diferensial
Panel kimia
Analisis urin
Diagnosa yang sering muncul (NANDA 2015) :

1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d pneumonia carinii (PCVP), peningkatan sekresi bronkus
dan penurunan kemampuan untuk batuk menyertai kelemahan serta keadaan mudah letih
2. Ketidakefektifan pola napas b.d jalan napas terganggu akibat spasme otot-otot pernafasan dan
penurunan ekspansi paru.
3. Ketidakefektifan termoregulasi b.d penurunan imunitas tubuh
4. Intoleransi aktivitas b.d keadaan mudah letih, kelemahan, malnutrisi, gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit
5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan asupan oral.
6. Gangguan harga diri
7. Risiko infeksi
8. Risiko ketidakseimbangan elektrolit
Rencana Keperawatan
9. Defisiensi pengetahuan b.d cara-cara mencegah penularan HIV dan perawat.
Kasus
Tn Y disangkal mempunyai riwayat hepatitis.Tn Y saat mudanya (>10
tahun yang lalu) sering ke diskotik dengan teman-teman ceweknya
diluar pengawalan orang tua karena kedua orang tuanya berada di
Belgia. Tn Y mudah lelah sehingga menjadi malas untuk mengerjakan
sesuatu. Sering mengalami diare yang tidak diketahui penyebabnya.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan sel-T CD4+ adalah 100 sel/mm3.
Diberikan vitamin dan surat pengantar untuk periksa darah dan urin
dari dokter. Selang seminggu kemudian, pasien datang lagi membawa
hasil pemeriksaan. Setelah di analisa oleh dokter bedasarkan hasil
pemeriksaan Tn Y di diagnosa mengidap penyakit HIV Pembahasan Kasus

Anda mungkin juga menyukai