BAB I
TINJAUAN TEORI
1
2
b) Tinggi badan
Pengukuran tinggi badan untuk menilai status perbaikan gizi disamping
factor genetic. Penilaian TB dapat dilakukan dengan sangat mudah dalam
menilai gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak. Penilaian TB
dapat berdasarkan umur menurut WHO dengan baku NCHS yaitu dengan
cara persentase dari median dengan penilaian : ≥ 90 & adalah normal, TB
meningkat sampai tinggi maksimal dicapai, meningkat pesat pada usia
bayi dan adolencent dan berhenti pada usia 18-20 tahun.
Tinggi badan dapat diperkirakan sebagai berikut :
1) Umur 1 tahun : 1,5 x TB lahir
2) Umur 4 tahun : 2 x TB lahir
3) Umur 6 tahun : 2,5 x TB lahir
4) Umur 13 tahun : 3 x TB lahir
5) Dewasa : 3,5 x TB lahir
Atau dengan rumus Behrman :
1) Lahir : 50 cm
2) 1 tahun : 72 cm
3) 2-13 tahun : umur (tahun) x 6 + 77
Atau berdasarkan potensi genetic TB akhir :
(TB ayah 13 cm) (TB Ibu 13)
TB anak perempuan : 8,5 cm
2
(TB Ibu 13 cm) (TB ayah 13)
TB anak laki-laki : 8,5 cm)
2
c) Lingkar kepala
Dapat digunakan untuk menilai pertumbuhan otak. Penilaian ini dapat
dilihat apabila pertumbuhan otak kecil (Mikrosefali) maka menunjukkan
adanya retardasi mental, sebaliknya apabila otaknya besar (volume kepala
meningkat) akibat penyumbatan pada aliran cairan cerebrospinalis.
1) 6-9 bulan kehamilan = 3 gram/24 jam
2) Lahir-6 bulan = 2gram/24 jam
3) 6 bulan-3 tahun = 0,35 gram/24 jam
4
c) Organ-organ tubuh
Pertumbuhan organ-organ tubuh mengikuti polanya sendiri-sendiri secara
umum terdapat 4 pola pertumbuhannya organ, yaitu :
d) Pola umum (general pattern)
Yang mengikuti pertumbuhan pola umum adalah tulang panjang, otot
skelet (pada neonatus 20-25% berat badan, setelah dewasa 40 berat
badan), system pencernaan, pernafasan, peredaran darah dan volume
darah.
e) Pola neural (brain and head pattern)
Perkembangan otak bersama-sama tulang tengkorak yang melindunginya,
mata dan tenaga berlangsung lebih dini.
f) Pola limpoid (Lymphoid pattern)
Pertumbuhan jaringan limpoid agak berbeda dari bagian tubuh lainnya,
pertumbuhan mencapai maksimum sebelum adolesensi kemudian menurun
hingga mencapai ukuran dewasa.
g) Pola genital (reproductive pattern)
Organ-organ reproduks mengikuti pola genital, dimana pertumbuhannya
lambat pada pra remaja, kemudian disusul pacu edolesen yang pesat
(Soetjiningsih, 2012:25-26).
Cara mengukur perkembangan
Teori perkembangan anak oleh Frankenburg dkk (1981) melalui DDST
mengemukakan 4 parameter perkembangan dalam menilai perkembangan anak
balita, yaitu :
1. Personal sosial
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungannya.
2. Fine motor adaptive (gerakan motorik halus)
3. Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu,
melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan
dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.
6
4. Language (bahasa)
Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah
dan berbicara spontan.
5. Gross motor (perkembangan motorik kasar)
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.
(Marmi, 2012:179).
c) Interpretasi:
(1) Bila ada satu atau lebih jawaban TIDAK, kemungkinan anak
mengalami gangguan pendengaran.
(2) Catat dalam buku KIA atau kartu kohort bayi/balita atau
status/catatan medik anak, jenis kelainan.
d) Intervensi:
(1) Tindak lanjut sesuai dengan buku pedoman yang ada.
(2) Rujuk ke RS bila tidak dapat ditanggulangi.
54 Bulan √ √ √ √ √ √
60 Bulan √ √ √ √ √ √ √
66 Bulan √ √ √ √ √ √
72 Bulan √ √ √ √ √ √ √
Keterangan:
Tanda (*) Deteksi dilakukan atas indikasi.
d. Ruanngan cukup luas, ventilasi baik dan beri kesan yang menyenangkan
dan santai.
e. Orangtua diberitahu bahwa tes ini bukan tes IQ, tetapi untuk melihat
perkembangan anak. Diberitahu bahwa anak tidak selalu dapat
melaksanakan semua tugas yang diberikan.
f. Menyajikan item sebaiknya bersifat fleksibel, tetapi dianjurkan:
1) item yang kurang aktif, sebaiknya sektor personal sosial dulu kemudian
sektor motorik halus-adaptif.
2) item yang mudah didahulukan, kemudian anak dipuji bila ia dapat
melakukannya sehingga anak tidak segan untuk aitam selanjutnya.
3) Hanya alat-alat yang akan digunakan saja yang akan diletakkan di atas
meja.
4) item yang menggunakan alat yang sama sebaiknya dilakukan berurutan.
5) Pelaksanaan tes pada bayi dalm posisi berbaring sebaiknya dilakukan
secara berurutan.
6) Pelaksanaan tes semua sektor dimulai dengan item terletak di sebelah
kiri garis umur, lalu dilanjutkan ke item di sebelah kanan garis umur.
g. Jumlah item yang ada bergantung pada lama waktu yang tersedia, yang
terpenting pelaksanaannya mengacu pada tujuan tes, yaitu
mengidentifikasi perkembangan anak dan menentukan kemampuan anak
yang relatif lebih tinggi.
h. Untuk menentukan bila seorang anak ada resiko perkembangan identifikasi
perkembangan dilakukan:
Langkah 1: pada tiap sektor dilakukan paling sedikit 3 item tes yang paling
dekat di sebelah kiri garis umur serta tiap item tes yang
ditembus/berpotongan dengan garis umur.
Langkah 2: bila anak tidak mampu untuk melakukan salah satu item pada
langkah 1, berikan item tambahan di sebelah kiri pada sektor yang sama
sampai anak dapat melewati 3 item berturut-turut.
16
f) Alamat
Alamat untuk menyaman alamat dengan anaknya atau tidak
(Soetjiningsih, 2012:10).
tumbuh kembang anak baik fisik, mental dan sosial (Soetjiningsih, 2012 :
7).
f. Riwayat imunisasi
Dengan pemberian imunisasi diharapkan anak terhindar dari penyakit-
penyakit tertentu yang bisa menyebabkan kecacatan dan kematian.
Dianjurkan sebelum anak berumur 1 tahun sudah mendapat imunisasi
lengkap. (Soetjiningsih, 2012: 7)
biasanya bayi hanya perlu tidur siang satu kali saja dengan total jumlah
waktu tidur berkisar antara 12-14 jam (Marmi, 2012:81).
4) Personal hygiene
Muka, pantat dan tali pusat bayi perlu dibersihkan secara teratur.
Selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi (Marmi,
2012:82).
h. Riwayat ketergantungan
Menghisap jempol merupakan salah satu bentuk manipulasi atas tubuh
yang normal yang terjadi pada usia dini. Hal ini dapat menjadi
berlebihan pada keadaan akibat aktivitas dalam usia yang masih dini atau
karena suatu regrasi bila anak sedang lelah atau tegang (Ngastiyah,
2005: 10). Menggunakan empeng/kempongan akan menggangu rahang
(Suryanah, 1996: 82)
2. Data Subyektif
a. Pemeriksaan umum
1) Tanda-tanda vital
a). Suhu
Nilai normal suhu anak rata-rata
Usia Nilai suhu derajat (oC)
3 bulan 37,5
6 bulan 37,5
1 tahun 37,7
3 tahun 37,2
5 tahun 37
7 tahun 36,8
9 tahun 36,7
11 tahun 36,7
13 tahun 36,6
24
Keterangan:
Frekuensi kenaikan suhu pada bayi sering berbeda sekitar 0,5-1oC,
masih dalam batas normal (Pusdiknakes, 1993 : 8).
b). Nadi
Dapat diukur pada arteri radialis dan arteri femoralis bagi anak umur
lebih 1 tahun, sedangkan pada bayi menggunakan stetoskop pada
apex jantung. Nadi dihitung dengan waktu satu menit, dan
kemungkinan iramanya kurang teratur. Nilai nadi pada anak (denyut
permenit)
Usia Waktu bangun Tidur Demam
Bayi baru lahir 100-180 80-160 > 220
1 minggu 3 bln 100-220 80-200 > 220
3 bln-2 tahun 80-150 70-120 > 200
2-10 tahun 70-110 60-90 > 200
10 thn-dewasa 50-90 50-90 >200
(Pusdiknakes, 1993 : 9)
c). Pernafasan
Pernafasan anak dihitung sama dengan pada orang dewasa, kecuali
pada bayi dhitung dari gerakan diafragma, atau gerakan abdominal,
pernafasan tersebut dihitung dalam waktu 1 menit Nilai pernafasan
rata-rata setiap menit sesuai umur :
Umur Nilai pernafasan/menit
Bayi baru lahir 35
1-11 bulan 30
2 tahun 25
4 tahun 23
6 tahun 21
8 tahun 20
10-12 tahun 19
25
14 tahun 18
16 tahun 17
18 tahun 16-18
(Pusdiknakes, 1993 : 9)
b. Pemeriksaan fisik
1). Kepala : Periksa adanya trauma kelahiran misalnya: caput suksedaneum,
sefal hematoma, perdarahan subaponeurotik atau fraktur tulang
tengkorak (Marmi,2012:56)
2). Mata :Periksa adanya glaucoma congenital, sebagai
pembesaran kemudian sebagai kekeruhan pada kornea, periksa
adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang belum sempurna
(Marmi, 2012:57)Hidung : Tampak Bersih, Tidak ada polip,
tidak ada secret/cairan.
3). Hidung :Leher bayi biasanya pendek dan harus diperiksa
kesimetrisannya. Pergerakan harus baik. Jika terdapat
keterbatasan pergerakan kemungkinan ada kelainan tulang leher.
Lakukan perabaan untuk mengidentifikasi adanya
pembengkakan. Periksa adanya pembesaran kelenjar tyroid dan
vena jugularis (Marmi, 2012:58).
4). Mulut : Tidak luka atau sakit di sekitar bibir, bibir tidak pecah-pecah,
tidak ada stomatitis, mulut tidak berbau (Meadow, 2005: 39)
5). Telinga : Bersih, simetris, tidak ada serumen, tidak ada edema, dan
sekresi kelenjar mukosa (Meadow, 2005: 37)
6). Leher :Leher bayi biasanya pendek dan harus diperiksa
kesimetrisannya. Pergerakan harus baik. Jika terdapat
keterbatasan pergerakan kemungkinan ada kelainan tulang leher.
Lakukan perabaan untuk mengidentifikasi adanya
pembengkakan. Periksa adanya pembesaran kelenjar tyroid dan
vena jugularis (Marmi, 2012:58).
26
7). Dada : Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernafas. Apabila tidak
simetris kemungkinan bayi mengalami pneumotoraks, paresis
diafragma atau hernia diafragmatika. Pernafasan yang normal
dinding dada dan abdomen bergerak secara bersamaan. Pada
bayi cukup bulan putting susu sudah terbentuk dengan baik dan
tampak simetris. Payudara dapat tampak membesar dan ini
normal (Marmi, 2012:58).
8). Abdomen : Abdomen harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan
dengan gerakan dada saat bernafas. Abdomen yang membuncit
kemungkinan karena hepatosplenomegali atau tumor lainnya
(Marmi, 2012:58).Kulit : Bersih, turgor baik, elastis dan tidak
cyanosis.
9). Genetalia
a) Laki-laki : Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3
cm. periksa posisi lubang uretra. Preposium tidak boleh ditarik karena
akan menyebabkan fimosis. Periksa adanya hipospadia dan epispadia.
Skrotum harus dipalpasi untuk memastikan skrotum ada dua (Marmi,
2012:59).
b) Perempuan : Pada bayi perempuan cukup bulan labia mayor sudah
menutupi labia minor, lubang uretra terpisah dengan lubang vagina,
terkadang tampak secret yang berdarah dari vagina, hal ini disebabkan
oleh pengaruh hormone ibu (Marmi, 2012:59).
10). Anus : Periksa adanya kelainan atresia ani, kaji posisinya. Mekonium
secara umum keluar pada 24 jam pertama, jika sampai 48 jam belum
keluar mekonium kemungkinan ada mekonium plug syndrom,
megakolon atau obstruksi pencernaan (Marmi, 2012:59).
11). Ekstremitas
a) Atas : Kedua tangan harus sama panjang, periksa pergerakan,
jika gerakan kurang kemungkinan adanya kerusakan neurologis atau
fraktur. Periksa jumlah jari apakah polidaktili, sidaktili atau normal.
Telapak tangan harus dapat terbuka, garis tangan yang hanya satu
27
3. Analisa Data
Menurut Depkes (2012) data yang terkumpul kemudian dianalisa dengan
metode sebagai berikut :
a. Menentukan hubungan antara fakta yang satu dengan lainnya.
b. Untuk mencari hubungan sebab akibat
c. Menentukan masalah yang terjadi
d. Menentukan penyebab utamanya
e. Menentukan tingkat masalah
1.2.3 Perencanaan
1. Diagnosa : Bayi sehat, umur…, jenis kelamin…, status gizi…,
pertumbuhan…, perkembangan.
Tujuan : Tumbuh kembang anak optimal
Kriteria :
- Bayi sehat, bertambah umur bertambah tinggi dan besar
28
1.2.4 Pelaksanaan
Pada langkah ini, rencana asuhan menyeluruh dilaksanakan secara efisien
dan aman. Realisasi dari perencanaan dapat dilakukan oleh bidan, pasien atau
anggota keluarga yang lain. Jika bidan tidak melakukannya sendiri, ia tetap
memikul tanggung jawab atas terlaksananya seluruh perencanaan. Manajemen
yang efisien akan menyingkat waktu, biaya dan meningkatkan mutu asuhan
(Purwanti, 2012: 97).
1.2.5 Evaluasi
Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan untuk
melihat keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan sesuai dengan perubahan
perkembangan kondisi klien. Evaluasiatau penilaian dilakukan segera setelah
selesai melaksanakan asuhan sesuai kondisi klien. Hasil evaluasi segera dicatat
dan dikomunikasikan pada klien dan atau keluarga. Hasil evaluasi harus ditindak
lanjuti sesuai kondisi klien atau pasien. Menurut kepmenkes RI (2011:7-8)
evaluasi di tulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP, yaitu sebagai berikut:
30
Petugas
31
BAB 2
TINJAUAN KASUS
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan anak dalam kondisi sehat dan tidak mempunyai keluhan
apapun.
31
32
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Dulu
Ibu mengatakan sejak lahir sampai sekarang anak tidak pernah menderita
sakit yang menganggu pertumbuhan dan perkembangannya.
1) Riwayat Prenatal
Ibu selama hamil ibu rutin periksa ke bidan sebanyak 9 kali yaitu pada
trimester I sebanyak 2 kali, trimester II sebanyak 3 kali dan pada
trimester III sebanyak 4 kali. Selama hamil ibu mendapatkan tablet
tambah darah (Fe) sebanyak 90 tablet diminum satu hari satu tablet dan
mendapat multivitamin diminum rutin satu hari satu tablet dan diminum
habis sesuai dengan anjuran. Ibu juga tidak pernah menderita penyakit
TORCH, PMS, DM. Ibu tidak pernah melakukan pemeriksaan dengan
sinar rontgen. Selama hamil ibu melakukan pemeriksaan USG.
2) Riwayat Natal
Ibu mengatakan saat melahirkan usia kehamilan ibu 9 bulan. Ibu
melahirkan anak ”F” pada tanggal 23 Februari 2017 ditolong oleh bidan
di Rumah Sakit. Persalinan spontan dan normal. Bayi lahir dengan
normal tanpa adanya cacat bawaan. BB lahir 3200 gram, PB 49 cm.
Plasenta lahir spontan, lengkap, tidak mengalami perdarahan yang hebat
setelah melahirkan.
3) Riwayat post natal
Selama nifas ibu tidak mengalami perdarahan dan tidak mengalami post
partum blues. Bayi setelah persalinan tidak mengalami ikterus, tidak
mengalami asfiksia, tidak mengalami hipoglikemi, tidak ada moulage,
tidak ada cephal dan caput, tidak hipotermi, tidak mengalami trauma
kepala. Tidak meningitis/encefalitis yang terjadi 6 bulan pertama
kehidupan. Setelah IMD ibu menyusui anaknya sampai usia 6 bulan
setelah itu diberikan makanan pendamping ASI
33
5. Riwayat imunisasi
Ibu mengatakan anaknya sudah mendapatkan imunisasi yaitu sebagai berikut:
Umur Jenis Imunisasi
2 jam HB 0
1 bulan BCG, polio 1
2 bulan Pentabio 1, polio 2
3 bulan Pentabio 2, polio 3
4 bulan Pentabio 3, polio 4
6. Kebutuhan sehari-hari
a. Nutrisi
Bayi sejak lahir hingga usia 6 bulan, bayi hanya diberi ASI eksklusif,
setelah usia 6 bulan, bayi tetap diberi ASI dan makanan pendamping ASI
berupa nasi tim saring 3 kali sehari dengan porsi 1 mangkok dan habis
serta minum air sekitar 5 gelas perhari.
34
b. Eliminasi
Bayi BAK ±5-6 kali sehari, warna kuning jernih dan bau khas. BAB ±1-2
kali sehari warna kuning trengguli dan bau khas.
c. Istirahat dan tidur
Bayi tidur siang ± 1-2 jam sekitar pukul 13.00 WIB sampai pukul 14.00
WIB dan pada malam hari ± 7-8jam sekitar pukul 22.00 WIB sampai
pukul 05.00 WIB, tidak ada keluhan saat tidur.
d. Pola aktivitas
Bayi selalu bermain dengan ibu dan ayahnya dirumah seperti tepuk tangan,
ciluk ba, boneka, dll.
e. Personal hygiene
Bayi dimandikan 2 kali dalam sehari menggunakan air hangat dan sabun,
keramas 2 kali seminggu dan ganti pakaian setiap selesai mandi atau jika
kotor dan basah serta bayi sudah diajari BAK dan BAB di kamar mandi.
7. Riwayat ketergantungan
Ibu mengatakan anaknya tidak mempunyai ketergantungan terhadap obat-
obatan tertentu.
LK : 44 cm
LILA : 13 cm
Status gizi (BB/TB) : baik/ normal
9. Pemeriksaan fisik
Kepala : Simetris, bersih, warna rambut hitam, persebaran rambut
merata, ukuran kepala dengan tubuh proporsional, tidak
ada benjolan abnormal, tidak ada bekas caput.
Muka : Tidak sembab, tidak pucat.
Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, palpebra tidak
edema, sklera putih, tidak ikterus, tidak ada pengeluaran
sekret yang berlebihan, tidak ada kelainan.
Hidung : Simetris, tidak ada sekret, tidak ada pernapasan cuping
hidung.
Mulut :Tidak pucat, tidak ada tonsil, gerakan palatum
(menelan) dan gerakan rahang untuk mengunyah baik,
tidak ada sianosis, gigi masih tumbuh 4 , tidak ada
kelainan seperti labio skisis, labio palato skisis, labio
palato genato skisis.
Telinga : Simetris, pendengaran baik.
Leher : Simetris dan tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Dada : Simetris, tidak ada kelainan tulang dada, putting susu
simetris, tidak ada tarikan dinding dada, pernafasan
teratur, tidak ada wheezing dan ronchi, tidak ada nyeri
tekan.
Abdomen : tidak ada bekas luka, tidak ada benjolan abnormal,
bising usus terdengar normal, tidak kembung dan tidak
ada nyeri tekan.
Genetalia : Bersih, tidak ada iritasi.
Anus : Bersih, tidak ada iritasi dan tidak atresia ani
36
Ekstremitas
Atas : Simetris, tidak edema, tidak ada kelainan bawaan
seperti polidaktili, sindaktili, adaktili, kuku pendek dan
bersih.
Bawah : Simetris, tidak edema, tidak ada pas varus dan pas
vagus, tidak ada kelainan bawaan, kuku pendek dan
bersih.
Kulit : Warna kuning langsat, bersih, tidak kering.
LK : 44 cm interpretasi normal
DO:
- Keadaan umum baik, kesadaran
composmentis
- Ukuran antropometri
BB : 9 kg
PB : 68 cm
LK : 44 cm
LILA : 13 cm
- Denver Development Skrining Test
(DDST)
Kesimpulan pemeriksaan DDST
adalah anak interpretasi normal
dengan hasil 0T dan 0P
- Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Anak (DDTKA)
BB: 9 kg, iterpretasi normal
38
2.2.Diagnosa Kebidanan
By.”F”, usia 8 bulan, jenis kelamin laki-laki, status gizi normal, pertumbuhan
normal, perkembangan baik, keadaan umum baik, prognosa baik.
2.3. Perencanaan
Tanggal : 23 Februari 2018, pukul 10.00 WIB
Diagnosa : By. “F”, usia 8 bulan, jenis kelamin laki-laki, status gizi normal,
pertumbuhan normal, perkembangan baik, keadaan umum baik, prognosa
baik.
Tujuan : Tumbuh kembang anak optimal dan sesuai
Kriteria :
1. Untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu terhadap tumbuh
kembang anaknya
2. Anak dapat bertumbuh kembang sesuai dengan umurnya
Intervensi:
1. Jelaskan tentang hasil SDIDTK.
39
R/ Ibu menjadi tidak khawatir lagi jika anak mengalami kegagalan saat
dilakukan test SDIDTK, tapi sebaiknya diberi rangsangan atau stimulasi.
2. Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik
R/ ibu merasa dihargai dan bangga karena mampu mengasuh anaknya.
3. Anjurkan pada ibu untuk meneruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap
perkembangan anak
R/ mengetahui tumbuh kembang anak sesuai umurnya
4. Anjurkan ibu untuk memberikan stimulasi tumbuh kembang anak untuk
usia berikutnya
R/ ibu dapat memantau tumbuh kembang anak setiap saat untuk usia
berikutnya
5. Anjurkan pada ibu untuk membahwa anaknya tes lanjutan 6 bulan lagi
yaitu bulan 23 Agustus 2017
R/ untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak dan
melakukan deteksi keterlambatan
2.4 Pelaksanaan
Tanggal : 23 Februari 2018, pukul 10.10 WIB.
Diagnosa : By. “F”, usia 8 bulan, jenis kelamin laki-laki, status gizi normal,
pertumbuhan normal, perkembangan baik, keadaan umum
baik.Prognosa baik.
Implementasi:
1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan SDIDTK, bahwa
perkembangan anak sesuai dengan usianya.
2. Memberi pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik
3. Menganjurkan ibu untuk meneruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap
perkembangan anak
4. Menganjurkan ibu untuk memberikan stimulasi tumbuh kembang anak
untuk usia berikutnya
40
2.5 Evaluasi
Tanggal : 23 Februari 2018, pukul 10.20 WIB.
Diagnosa : By.”F”, usia 8 bulan, jenis kelamin laki-laki, status gizi baik,
pertumbuhan normal, perkembangan baik, keadaan umum baik.
Prognosa baik.
S :
1. Ibu mengatakan mengerti tentang tujuan pengkajian tumbuh kembang
anaknya.
2. Ibu mengatakan mengerti tentang penjelasan yang diberikan oleh
petugas dan ibu akan melaksanakan semua anjuran dari petugas.
O :
1. Ibu bisa diajak kerjasama dalam pemantauan tumbuh kembang anaknya
2. Ibu dapat mengulang kembali penjelasan yang telah diberikan
3. Hasil DDST normal.
4. Hasil SDIDTK semua normal dan sesuai dengan perkembangan anak
A : By.“F”, usia 8 bulan, jenis kelamin perempuan, status gizi baik,
pertumbuhan normal, perkembangan baik, keadaan umum baik. Prognosa
baik.
P :
1. Anjurkan ibu untuk memberikan stimulasi tumbuh kembang anak untuk
usia berikutnya
2. Anjurkan ibu untuk memberikan makanan bergizi dan seimbang pada
anak.
3. Anjurkan ibu untuk memeriksakan ulang 6 bulan lagi yaitu pada 23
Agustus 2018
Petugas
41
DAFTAR PUSTAKA
Potter, P.A., & Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep,
Proses, dan Praktik. Jakarta: EGC.
41