Anda di halaman 1dari 29

1

BAB 1
TINJAUAN TEORI

1.1 Gangguan Alat Reproduksi


1.1.1. Pengertian
Gangguan alat reproduksi adalah kegagalan wanita dalam
manajemen kesehatan reproduksi. Diketahui bahwa sistem pertahanan
dari alat kelamin atau organ reproduksi wanita cukup baik, yaitu dari
asam basanya. Sekalipun demikian, sistem pertahanan ini cukup
lemah, sehingga infeksi sering tidak terbendung dan menjalar kesegala
arah menimbulkan infeksi mendadak dan menahun dengan berbagai
keluhan (Manuaba, 2009).
a) Keputihan (Leukorea)
Keputihan adalah keluarnya cairan yang berlebihan dari alat
kelamin (Vagina). Vagina memproduksi cairan untuk menjaga
kelembapan, membersihkan dari dalam, dan menjaga keasaman
vagina karena banyak mengandung bakteri yang baik. Keputihan
dibagi menjadi dua yaitu keputihan normal dan keputihan
abnormal (Irianto, 2015).
b) Klasifikasi Keputihan /Leukorea
Menurut Sibagariang dkk (2010), keputihan dibagi menjadi 2
macam yaitu :
1. Keputihan Fisiologis
Leukorea fisiologis terdiri atas cairan yang kadang-kadang
berupa mukus yang mengandung banyak epitel dengan
leukosit yang jarang.Tanda-tanda keputihan normal adalah
tidak berwarna atau jernih, tidak berbau dan tidak
menyebabkan rasa gatal.
Keputihan yang fisiologis dapat disebabkan oleh :
a. Pengaruh sisa esterogen dari plasenta terhadap uterus dan
vagina janin sehingga bayi baru lahir sampai umur 10 hari
mengeluarkan keputihan.

1
2

b. Pengaruh estrogen yang meningkat pada saat menarche.


c. Wanita dewasa apabila dirangsang dan waktu koitus,
disebabkan oleh pengeluaran transdasi dari dinding
vagina.
d. Adanya peningkatan produksi kelenjar-kelenjar pada
mulut rahim saat masa ovulasi.
e. Mukus servik yang padat pada masa kehamilan sehingga
menutup lumen serviks yang berfungsi mencegah kuman
masuk ke rongga uterus.
2. Keputihan Patologis
Keputihan patologis merupakan cairan eksudat dan cairan ini
mengandung banyak leukosit.
Penyebab terjadinya Leukorea patologis adalah :
a. Infeksi
Tubuh akan memberikan reaksi terhadap
mikroorganisme yang masuk ini dengan serangkaian
reaksi radang. Penyebab infeksi antara lain jamur, bakteri
dan parasit.
b. Kelainan alat kelamin didapat atau bawaan
Adanya fistel vesikovaginalis atau rektovaginalis akibat
cacat bawaan, cedera persalinan dan radiasi kanker
genetalia atau kanker itu sendiri.
c. Benda Asing
Kondom yang tertinggal dan pesarium untuk penderita
hernia atau prolaps uteri dapat merangsang screet vagina
berlebihan.
d. Kanker
Leukorea ditemukan pada neoplasma jinak maupun
ganas, apabila tumor itu dengan permukaan untuk
sebagian atau seluruhnya memasuki lumen saluran alat-
alat genetalia. Sel akan tumbuh sangat cepat secara
abnormal dan mudah rusak, akibat pembusukan
3

Menurut Manuaba (2009), Leukorea patologis juga dapat


timbul karena :
a) Keganasan alat kelamin, pada kondisi ini kadang
disertai warna darah.
b) Terkena benda asing, ini dapat terjadi pada anak yang
memasukkan benda asing kedalam liang senggama.
c) Adanya Tumor jinak, yaitu polip mulut rahim atau
polip rahim, dan bentuk tumor jinak lainnya.
c) Tanda dan gejala Leukorea
a) Fisiologis
Menurut Mumpuni dan Andang (2013) tanda dan gejala
Leukorea adalah :
a. Cairan dari vagina berwarna bening dan tidak berwarna
b. Tidak berbau
c. Tidak gatal
d. Cairan bisa sedikit dan bisa cukup banyak
b) Patologis
Menurut Mumpuni dan Andang (2013), tanda dan gejala
Leukorea patologis adalah :
a. Keluar cairan yang berlebihan keruh dan kental dari
vagina
b. Cairan berwarna kekuning-kuningan
atau keabu-abuan bahkan kehijauan
c. Berbau busuk, anyir, danamis
d. Keputihan disertai gatal dan nyeri
d) Faktor Penyebab Keputihan /Leukorea
Menurut Shadine (2012), adapun beberapa penyebab keputihan
antara lain:
1. Infeksi vagina oleh jamur (candida albican) atau parasit
(trichomonas), jenis infeksi yang terjadi pada vagina yakni,
bacterial vanginasis, trikhomonas, dan candidiasis. Parasit
penyebab keputihan terbanyak adalah Trichomonas vaginalis.
4

Hal ini ditandai dengan cairan banyak berbuih seperti air


sabun, bau, gatal, vulva kemerahan, nyeri bila ditekan, atau
perih saat buang kecil.
2. Faktor hygiene yang jelek. Kebersihan daerah vagina yang
jelek dapat menyebabkan timbulnya keputihan. Hal ini terjadi
karena kelembapan vagina yang meningkat sehingga bakteri
patogen penyebab infeksi mudah menyebar.
3. Pemakaian obat-obatan (antibiotik, kortikosteroid, dan pil
KB) dalam waktu yang lama, karena pemakaian obat-obatan
khususnya antibiotik yang terlalu lama dapat menimbulkan
sistem imunitas dalam tubuh. Sedangkan penggunaan KB
mempengaruhi keseimbangan hormonal wanita. Biasanya
pada wanita yang mengkonsumsi antibiotik timbul keputihan.
4. Stres, otak mempengaruhi kerja semua organ tubuh, jadi jika
reseptor otak mengalami stres maka hormonal di dalam tubuh
mengalami perubahan keseimbangan dan dapat menyebabkan
timbulnya keputihan.
5. Penyebab lain keputihan adalah alergi akibat benda-benda
yang dimasukan secara sengaja atau tidak sengaja ke dalam
vagina, seperti tampon, obat, kontrasepsi, rambut kemaluan,
benang yang berasal dari selimut, celana dan lainya. Bisa
juga karena luka seperti tusukan, benturan, tekanan, iritasi
yang berlangsung lama. Bahkan karena keputihan seorang
ibu bisa kehilangan bayinya.
e) Cara Pencegahan Leukorea
Menurut Mumpuni dan Andang (2013), hal-hal yang harus
dilakukan untuk mencegah keputihan adalah :
1. Jaga selalu kebersihan di sekitar organ intim. Seusai buang
air kecil, basuhlah vagina dengan air bersih dan segera
keringkan sebelum memakai celana dalam.
2. Gunakan celana dalam yang menyerap keringat dan nyaman
untuk digunakan.
5

3. Ganti celana dalam setiap kali terasa sudah lembab.


4. Jangan menaburkan bedak pada vagina karena bedak akan
masuk kemana-mana dan menyebabkan jamur bakteri
tumbuh di banyak tempat.
5. Ganti pembalut sesering mungkin saat haid.
6. Jangan terlalu lama memakai jeans karena menyebabkan
daerah di sekitar vagina menjadi lembap dan sirkulasi udara
dalam tubuh tidak baik.
7. Bila senang menggunakan pantyliner, gunakan pantyliner
seperlunya. Karena penggunaan pantyliner terlalu sering
menyebabkan vagina menjadi lembab dan mengundang
jamur serta bakteri.
f) Penatalaksanaan Leukorea
Menurut Sibagariang dkk (2010), penatalaksaanaan keputihan
tergantung penyebab infeksi seperti jamur, bakteri atau parasit.
Umumnya diberikan obat-obatan untuk mengatasi keluhan dan
menghentikan proses infeksi sesuai dengan penyebabnya. Obat-
obatan yang digunakan dalam mengatasi keputihan biasanya
berasal dari golongan flukazol untuk mengatasi infeksi candida dan
golongan metronidazol untuk mengatasi infeksi bakteri dan parasit.
Sediaan obat dapat berupa sediaan oral (tablet, kapsul), topikal
seperti krem yang dioleskan dan vulva yang dimasukkan langsung
kedalam liang vagina. Untuk keputihan yang ditularkan melalui
hubungan seksual, terapi juga diberikan kepada pasangan seksual
dan dianjurkan untuk tidak berhubungan seksual selama masih
dalam pengobatan. Selain itu, dianjurkan untuk selalu menjaga
kebersihan daerah intim sebagai tindakan pencegahan sekaligus
mencegah berulangnya keputihan yaitu dengan :
1. Pola hidup sehat yaitu diet yang seimbang, olah raga rutin,
istirahat cukup, hindari rokok dan alkohol serta hindari stress
berkepanjangan.
6

2. Setia kepada pasangan. Hindari promiskuitas atau gunakan


kondom untuk mencegah penularan penyakit menular
seksual.
3. Selalu menjaga kebersihan daerah pribadi dengan
menjaganya agar tetap kering dan tidak lembab misalnya
dengan menggunakan celana dengan bahan yang menyerap
keringat, hindari pemakaian celana terlalu ketat. Biasakan
untuk mengganti pembalut, pantyliner pada waktunya untuk
mencegah bakteri berkembang biak.
4. Biasakan membasuh dengan cara yang benar tiap kali buang
air yaitu dari arah depan kebelakang.
5. Mencuci tangan setalah BAK maupun BAB
6. Penggunaan cairan pembersih vagina sebaiknya tidak
berlebihan karena dapat mematikan flora normal vagina. Jika
perlu, lakukan konsultasi medis dahulu sebelum
menggunakan cairan pembersih vagina.
7. Hindari penggunaan bedak talkum, tissue atau sabun dengan
pewangi pada daerah vagina karena dapat menyebabkan
iritasi.
8. Hindari pemakaian barang-barang yang memudahkan
penularan seperti meminjam perlengkapan mandi dsb.
Sedapat mungkin tidak duduk diatas kloset di WC umum atau
biasakan mengelap dudukan kloset sebelum menggunakan.
9. Memberikan terapi obat sesuai advice
10. Melakukan pemeriksaan lab guna mengetahui secret atau
cairan pervaginam
11. Melakukan rujukan ke dokter SpKK atau Sp.OG guna
mendapat penanganan lebih lanjut
12. Melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya.
7

1.1.2. Teori Manajemen Kebidanan


1.2.1. Pengertian
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan
tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan, ketrampilan dalam
rangkaian/tahapan yang logis untuk mengambil suatu keputusan
yang terfokus pada klien (Sulistyawati, 2009).
A. Data Subyektif
1. Identitas Pasien
a. Nama
Selain sebagai identitas, upayakan nama jelas dan
lengkap. Bila perlu nama panggilan sehari-hari agar
tidak keliru dalam memberikan penanganan.
b. Umur
Untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20
tahun, alat-alat reproduksi belum matang, mental dan
psikisnya belum siap.
c. Agama
Untuk mengetahui keyakinan pasien guna untuk
membimbing atau mengarahkan pasien dalam berdo’a.
d. Suku/bangsa
Untuk mengetahui terdapat adat istiadat atau kebiasaan
sehari-hari.
e. Pendidikan
Untuk mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya,
sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai
pendidikannya.
f. Pekerjaan
Untuk mengetahui taraf hidup dan sosial ekonomi
penderita agar nasehat yang diberikan sesuai dengan
kebutuhan (Norma dan Dwi, 2013).
8

g. Alamat
Untuk mengetahui dimana ibu menetap, mencegah
kekeliruan bila ada nama yang sama, memudahkan
menghubungi keluarga, petunjuk saat kunjungan rumah
(Norma dan Dwi, 2013).
2. Keluhan Utama
Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan pasien
datang ke fasilitas pelayanan kesehatan (Sulistyawati,
2009). Pada kasus Leukorea keluhan utamanya ibu merasa
tidak nyaman, gatal, berbau, dan bahkan terkadang terasa
perih (Shadine, 2012).
3. Riwayat Menstruasi
Berdasarkan data yang diperoleh, bidan akan mempunyai
gambaran tentang keadaan dasar dari organ reproduksinya.
Riwayat menstruasi meliputi menarche, siklus, volume,
keluhan (Sulistyawati, 2009). Menurut Irianto (2015)
seseorang menjelang dan sesudah haid akan mengalami
keputihan. Hal ini disebabkan karena kelenjar didalam
vagina aktif dan pengaruh dari hormon estrogen dan
progesteron.
4. Riwayat Perkawinan
Terdiri atas status perkawinan, perkawinan yang ke, umur
ibu saat perkawinan dan lama perkawinan (Muslihatun dkk,
2009).
5. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Disajikan dalam bentuk tabel yang berisi tentang berapa
kali hamil, umur kehamilan selama hamil, tanggal lahir
bayi, jenis persalinan, tempat persalinan, penolong
persalinan dan penyulit. Keadaan anak dan nifas yang lalu
berisi mengenai jenis kelamin putra putri ibu, berat badan
waktu lahir, panjang badan waktu lahir, keadaan anak
9

sekarang, riwayat laktasi, perdarahan dan lamanya ibu nifas.


(Sulistyawati, 2009). Menurut Shadine (2012), keputihan
yang dibiarkan dan tidak segera diatasi maka dapat
menyebabkan kehamilan prematur, ketuban pecah sebelum
waktunya dan berat bayi lahir rendah.
6. Riwayat Keluarga Berencana
Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan
kontrasepsi jenis apa, berapa lama, adakah keluhan selama
menggunakan kontrasepsi (Ambarwati dan Wulandari,
2010). Pada kasus Leukorea akseptor KB pil dan IUD juga
menimbulkan keputihan pada wanita tertentu (Irianto,
2015).
7. Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang
Data-data ini diperlukan untuk mengetahui
kemungkinan adanya penyakit yang diderita pasien
pada saat ini (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
b) Riwayat penyakit sistemik
Untuk mengetahui apakah ibu mempunyai riwayat
penyakit sistemik seperti jantung, asma, stroke dan
hipertensi (Rukiah dkk, 2013).
c) Riwayat Penyakit keluarga
Data ini di perlukan untuk mengetahui kemungkinan
adanya pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan
kesehatan pasien, apabila ada penyakit keluarga yang
menyertainya (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
d) Riwayat keturunan kembar
Untuk mengetahui riwayat keturunan kembar dalam
keluarga (Cahyani, 2012).
10

e) Riwayat operasi
Untuk mengetahui apakan ibu pernah mendapat operasi
yang berhubungan dengan kandungan ibu atau tidak
(Cahyani, 2012)
8. Pola kebiasaan sehari-hari
Dikaji untuk mengetahui kebiasaan sehari-hari dalam
menjaga kebersihan dirinya dan pola makan sehari-hari
apakah terpenuhi gizinya atau tidak (Ambarwati dan
Wulandari, 2010), tahap ini meliputi :
9. Pola nutrisi
a) Menggambarkan tentang pola makan dan minum,
frekuensi, banyaknya, jenis makanan, makanan
pantangan.
b) Pola eliminasi
Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan
buang air besar serta kebiasaan buang air kecil.
Menurut Mumpuni dan Andang (2013), keputihan
menyebabkan peradangan pada saluran kencing
sehingga menimbulkan rasa nyeri dan pedih saat BAK.
c) Pola istirahat
Untuk mengetahui berapa lama ibu tidur siang dan
berapa lama ibu tidur malam. Pada kasus Leukorea
biasanya istirahat ibu terganggu karena adanya rasa
yang tidak nyaman (Shadine, 2012).
d) Aktifitas
Menggambarkan pola aktivitas pasien sehari-hari. Pada
pola ini perlu dikaji pengaruh aktivitas terhadap
kesehatan pasien. Menurut Shadine (2012), selama
mengalami keputihan tidak dianjurkan berolahraga
berlebihan dan mengangkat beban berat.
11

e) Personal hygine
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga
kebersihan tubuh terutama pada daerah genetalianya.

B. Data Obyektif
Untuk melengkapai data dalam menegakkan diagnosa, bidan
harus melakukan pengkajian data obyektif melalui
pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi yang
dilakukan secara berurutan (Sulistyawati, 2009).
1. Pemeriksaan fisik
Menurut Sulistyawati (2009), pemeriksaan fisik meliputi :
a) Keadaan umum
Untuk mengetahui data ini, bidan perlu mengamati
keadaan pasien secara keseluruhan. Hasil pengamatan
akan dilaporkan dengan kriteria baik atau sedang.
Pada kasus gangguan alat reproduksi dengan
Leukorea keadaan umum ibu baik (Norma dan Dwi,
2013).
b) Kesadaran
Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran
pasien, bidan dapat melakukan pengkajian derajat
kesadaran pasien dari keadaan composmentis
(kesadaran maksimal) sampai dengan coma (pasien
tidak dalam keadaan sadar). Pada kasus gangguan alat
reproduksi dengan Leukorea kesadaran ibu
composmentis (Norma dan Dwi, 2013).
12

c) Tanda vital
1. Tekanan darah
Tekanan darah normal sistolik antara 110
sampai 140 mmHg dan diastolik antara 70
sampai 90 mmHg. Pada kasus gangguan alat
reproduksi Leukorea tekanan darah ibu normal
(Astuti, 2012).
2. Suhu
Dalam keadaan normal suhu badan berkisar
36,5-37.5ºC (Astuti, 2012). Menurut Ambarwati
dan Wulandari (2010) pada kasus gangguan alat
reproduksi dengan Leukorea bila suhu ibu 38ºC
mengarah ke tanda- tanda infeksi.
3. Nadi
Nadi berkisar antara 60 - 80x/menit. Bila denyut
nadi di atas 100 x/menit menandakan adanya
infeksi. Pada kasus gangguan alat reproduksi
dengan Leukorea normal (Ambarwati dan
Wulandari, 2010).
4. Respirasi
Pernafasan berada di rentang yang normal, yaitu
sekitar 20-30 x/menit. Pada kasus gangguan alat
reproduksi dengan Leukorea respirasi ibu normal
(Ambarwati dan Wulandari, 2010).
2. Pemeriksaan Sistematis
a) Kepala
1. Rambut
Untuk mengetahui rambut bersih tidak, rontok atau
tidak, berketombe tidak (Cahyani, 2012).
2. Muka
Untuk mengetahui ada oedema apa tidak, anemia
atau tidak, pucat atau tidak (Cahyani, 2012).
13

3. Mata
Meliputi pemeriksaan conjungtiva, sclera dan
oedema (Astuti, 2012).
4. Hidung
Meliputi pemeriksaan scret dan polip (Astuti,
2012).
5. Telinga
Meliputi pemeriksaan tanda infeksi, serumen dan
kesimetrisan telinga (Astuti, 2012).
6. Mulut dan gusi
Meliputi pemeriksaan keadaan bibir,stomatitis,
epulis, kareies dan lidah (Astuti, 2012).
7. Leher
Meliputi pemeriksaan pembesaran kelenjar limfe,
pembesaran kelenjar tyroid (Astuti, 2012).
8. Dada dan Axilla
Untuk mengetahui ukuran payudara,simetris atau
tidak, puting payudara menonjol atau tidak, keluar
colostrum atau cairan lain, dan terdapat retraksi
dada atau tidak (Rukiah dkk, 2013).
9. Abdomen
Untuk mengetahui adanya bentuk,adanya bekas
luka, benjolan atau masa tumor, dan nyeri tekan
(Muslihatun dkk, 2009).
10. Anogenital
a) Vulva dan Vagina
Meliput pemeriksaan varises, luka,
kemerahan, pengeluaran pervaginam,
kelenjar barhtolini terdapat bengkak atau
masa (Astuti, 2012).
Pada kasus gangguan alat reproduksi
Leukorea dilakukan pemeriksaan inspeksi
14

vulva terdapat cairan berupa lendir kental,


berwarna kekuningan, serta berbau tak sedap.
Pada pemeriksaan klinis vulva terlihat
berwarna merah dan sembab, kadang ada
erosi akibat garukan (Sibagariang dkk, 2010).
b) Inspeculo
Untuk mengetahui keadaan serviks (cairan
atau darah, luka atau peradangan, tanda-
tanda keganasan),serta untuk mengetahui
keadaan dinding vagina terdapat cairan,
darah atau luka (Mulslihatun dkk, 2009).
Pada kasus gangguan alat reproduksi
dengan Leukorea ditemukan keluar cairan
yang berlebihan dari vagina (Shadine,
2012).
11. Anus
Untuk mengetahui bersih atau tidak, terdapat
hemorid atau tidak (Norma dan Dwi, 2013).
12. Ekstermitas
Untuk mengetahui adanya edema pada tangan
dan kaki, pucat pada kuku jari atau tidak, terdapat
varises atau tidak serta reflek patella (Muslihatun
dkk, 2009).
c) Pemeriksaan Penunjang
Pada kasus gangguan alat reproduksi Leukorea
pemeriksaan laboratorium yang dilakukan antara lain
pemeriksaan melalui, skret atau cairan per vaginam
(Muslihatun dkk, 2009).
15

Mengidentifikasi diagnosa kebidanan dan masalah


berdasarkan intepretasi yang benar atas data – data yang
telah dikumpulkan. Dalam langkah ini data yang telah
dikumpulkan diintepretasikan menjadi diagnosa kebidanan
dan masalah (Ambarwati dan Wulandari, 2010)
C. Diagnosa Kebidanan
Diagnosa dapat ditegakkan yang berkaitan dengan Para,
Abortus, Anak hidup, Umur ibu, serta Keadaan Ibu. Diagnosa
kebidanan dapat dibedakan menjadi dua yaitu Data Subyektif
dan Data Obyektif (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
Ny. X P.....A.....umur....tahun, gangguan alat reproduksi
dengan Leukorea
Data Dasar :
Menurut Sibagariang, dkk (2010), data subyektif dari kasus
Leukorea antara lain :
1) Klien mengatakan bernama Ny.X.
2) Ny. X mengatakan sering keluar
lendir kental berlebihan berwana
putih keruh dan berbau.
3) Ny. X mengatakan merasa gatal pada alat kelaminnya.
Data Obyektif:
a. Keadaan umun : Pada kasus Leukorea keadaan
umumnya baik.
b. TTV
Pada kasus gangguan sistem reproduksi dengan
Leukorea TTV meliputi tekanan darah, nadi, suhu dan
respirasi pasien normal (Ambarwati dan Wulandari,
2010).
16

c. Pengeluaran Pervaginam
Pada kasus gangguan sistem reproduksi dengan
Leukorea ditemukan cairan berwarna putih,
menggumpal, dengan bau yang menusuk (Sibagariang
dkk, 2010).
d. Perencanaan
Diagnosa
Ny. X P.....A.....umur....tahun, gangguan alat reproduksi
dengan Leukorea
Tujuan :
Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan ibu mengerti
dan tidak khawatir dengan keadaannya.
Kriteria Hasil :
TD : 120/80 mmHg
N : 80 – 100 x/menit
S : 36,5 – 37,4oc
RR : 16 – 24 x/menit
Intervensi :
a. Jelaskan pola hidup sehat dengan diet seimbang, olah
raga rutin, istirahat cukup, hindari rokok dan alkohol
serta hindari stres berkepanjangan.
R/ menghindarkan diri dari berbagi penyakit.
b. Jelaskan cara menjaga vagina agar tetap bersih dan
kering.
R/ vagina yang bersih meminimalkan resiko terkena
leukorea
c. Jelaskan cara membasuh yang benar yaitu dari arah
depan kebelakang.
R/ memindahkan kotoran atau kuman dari anus ke
vagina dan saluran kencing.
17

d. Beritahu untuk tidak sering menggunakan sabun


pencuci vagina.
R/ membunuh bakteri baik yang ada di vagina
e. Jelaskan untuk menghindari tidak menggunakan bedak
talk, tissue, atau sabun dengan pewangi pada daerah
vagina.
R/ memicu terjadinya infeksi.
f. Jelaskan untuk menghindari pemakaian barang-barang
yang memudahkan penularan seperti perlengkapan
mandi dan pemakaian WC umum.
R/ karena kuman atau virus lebih cepat menular karena
kurangnya kebersihan.
g. Menganjurkan mencuci tangan setelah BAK dan BAB
R/ agar selalu terbebas dari kuman dan bakteri
h. Berikan terapi pada keputihan. Obat untuk Leukorea
patologis karena infeksi candida diberikan terapi
golongan Flukazol dan infeksi bakteri dan parasit
diberikan terapi Metronidazol.
R/ mengobati infeksi bakteri.
i. Melakukan pemeriksaan lab
R/ guna mengetahui secret atau cairan pervaginam
j. Melakukan rujukan ke dokter SpKK atau Sp.OG
R/ guna mendapat penanganan lebih lanjut
k. Melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan
lainnya.
R/ meingkatkan tingkat pelayanan kesehatan
e. Penatalaksanaan
Langkah-langkah pelaksanaan didalam proses
manajemen kebidanan dilakukan oleh bidan dan sesuai
rencana yang telah ditetapkan. Pada langkah pelaksanaan ini
bidan melakukan rencana asuhan kebidanan secara
komprehensif, efektif, efisien, dan aman berdasarkan
18

evidence based kepada klien/pasien dalam bentuk upaya


promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Dilaksanakan
secara mandiri, kolaborasi dan rujukan. (Kepmenkes, 2007:6)

f. Evaluasi
Menurut Kemenkes (2007), Pada langkah ini, bidan
melakukan evaluasi sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan di dalam rencana. Semakin dekat hasil tindakan
yang dilakukan dengan sasaran yang telah ditetapkan di
dalam kriteria, maka tindakan akan mendekati keberhasilan
yang diharapkan evaluasi dilakukan dengan pendekatan
SOAP, yaitu :
S : Data Subyektif, mencatat hasil anamnesa
O : Data Obyektif, mencatat hasil pemeriksaan
A : Assesment, mencatat diagnosa dan masalah
kekebidanan
P M: Penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan
dan penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti
tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan
secara komprehensif : penyuluhan, dukungan,
kolaborasi, evaluasi/follow up dan rujukan.

Petugas
19

BAB 2
TINJAUN KASUS

2.1.Tanggal Pengkajian : 12 September 2019 Pukul : 16.00 WIB


2.2.Tempat Pengkajian : PMB Ny. W
A. Pengumpulan Data
1. Data Subyektif
a. Biodata istri suami
Nama : Ny “K” Tn “M”
Umur : 35 tahun 38 tahun
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMK S1 Pendidikan
Pekerjaan : IRT Guru
Penghasilan : - Rp 2.500.000/bln
Alamat : Kapolorejo RT.01 RW.04 Magetan
b. Keluhan Utama
Ibu mengeluh mengalami keputihan sejak 3 bulan yang lalu dan 1
minggu ini sering keluar lendir kental yang berlebihan, berwarna putih
keruh, berbau dan gatal pada alat kelaminnya.
c. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular (TBC),
menurun (DM, Hipertensi, Asma), dan menahun (Jantung).
d. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular (TBC),
menurun seperti (DM, Hipertensi, Asma), dan menahun (Jantung),
ibu hanya pernah sakit batuk pilek dan tidak pernah masuk RS.
e. Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita
penyakit menular (TBC), menurun (DM, Hipertensi, Asma), dan
menahun (jantung).

19
20

f. Riwayat Kebidanan
1. Haid
Ibu mengatakan menstruasi pertama umur 12 tahun siklus haid
nya 29 hari. Lama Ibu haid ±7 hari. Banyak 1 hari ganti
pembalut 3 kali. haid nya teratur. Darahnya encer dan berwarna
merah. Ibu merasakan nyeri disaat menstruasi hari kedua dan
ketiga.
2. Kehamilan, Persalinan dan Nifas Yang Lalu
a. Anak Pertama
Hamil anak pertama, selama hamil ibu tidak ada keluhan
apa–apa tetapi hanya mual muntah pada usia awal
kehamilan, ibu rutin periksa yaitu pada TM I 3x, pada TM
II 4x dan pada TM III periksa setiap 1 minggu sekali.
Selama periksa ibu diberi tablet tambah darah (Fe),
mendapatkan penyuluhan tentang perawatan payudara, ASI
eksklusif dan kebutuhan dasar ibu hamil. Anak pertama
lahir spontan di tolong bidan, langsung menangis, jenis
kelamin Laki-Laki, BB lahir 2800 gram. Setelah melahirkan
ibu tidak komplikasi. Asi eksklusif sampai 6 bulan
dilanjutkan meneteki sampai usia 2 tahun. Anak pertama
sekarang usianya 10 tahun.
b. Anak Kedua
Hamil anak kedua, selama hamil ibu tidak ada keluhan apa
–apa tetapi hanya mual muntah pada usia awal kehamilan,
ibu rutin periksa yaitu pada TM I 4x, pada TM II 4x dan
pada TM III periksa setiap 1 minggu sekali. Selama periksa
ibu diberi tablet tambah darah (Fe), mendapatkan
penyuluhan tentang perawatan payudara, ASI eksklusif dan
kebutuhan dasar ibu hamil.Anak kedua lahir spontan
ditolong bidan, langsung menangis, jenis kelamin Laki-laki,
BB lahir 3000 gram. Asi eksklusif sampai 6 bulan
dilanjutkan meneteki sampai usia 2 tahun. Anak kedua
21

sekarang usianya 5 tahun.


g. Riwayat keluarga berencana
Ibu mengatakan menggunakan KB IUD sejak kelahiran anak pertama
selama 5 tahun, tidak ada keluhan apapun dan setelah kelahiran anak
kedua Ibu menggunakan KB IUD lagi, ibu tidak mempunyai keluhan
selama memakai KB IUD.
h. Pola kebiasaan sehari-hari
1. Pola nutrisi
Ibu makan sehari 3 kali porsi sedang, dengan menu nasi, sayur
dan lauk serta minum air putih sehari 8 gelas.
2. Pola eliminasi
Ibu mengatakan sebelum mengalami, keputihan buang air kecil
sehari 3-4 kali warna kuning jernih dan buang air besar 1 kali
sehari konsistensi lunak dan tidak ada keluhan apapun.
3. Pola istirahat
Ibu mengatakan tidur malam pukul 21.00 sampai 04.30 tidur tidak
nyaman karena ada daerah vagina basah dan gatal.
4. Pola aktifitas
Ibu melakukan pekerjaan rumah seperti mencuci baju, menyapu
rumah, membersihkan rumah, memasak, dll
5. Personal hygine
Ibu mengatakan mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari, ganti
baju 2x sehari serta keramas 2 hari sekali. Ibu mengatakan
setelah BAB/BAK membersihkan genetalia dengan air mengalir
saja teapi cara membersihkannya masih belum benar dan selama
keputihan menggunakan pentyliner serta diganti 2x sehari. Ibu
belum menerapkan cuci tangan setelah BAB/BAK
22

6. Hubungan sex
Ibu mengatakan sebelum mengalami keputihan melakukan
hubungan suami istri 2x dalam seminggu. Ibu mengatakan selama
mengalami keputihan merasa tidak nyaman saat melakukan
hubungan dengan suaminya.

2. Data Obyektif
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV :
TD : 100/60 mmHg
S : 36,8 0 C
N : 80x/menit
R : 20x/menit
4. Pemeriksaan Fisik
a. Rambut : Bersih, tidak mudah rontok, tidak ada ketombe.
b. Muka : Bersih, tidak oedema, tidak pucat dan tidak ada flek-
flek hitam.
c. Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih.
d. Hidung : Bersih, tidak ada scret dan tidak ada polip.
e. Telinga : Bersih, simetris, tidak ada serumen.
f. Mulut : Bersih, tidak ada karies, tidak ada stomatitis dan gusi
tidak berdarah
g. Leher : Tidak ada pembesaran limfe dan tiroid.
h. Dada : Tidak ada bunyi tambahan.
i. Mammae : Bersih, tidak ada benjolan abnormal.
j. Abomen : Tidak ada nyeri tekan.
k. Genetalia : Terdapat pengeluaran cairan putih keruh, kental dan
berbau.
l. Anus : Tidak ada hemoroid
23

m. Ekstermitas :
Atas : Simetris.
Bawah : Simetris dan tidak varices.

3. Analisa Data
Diagnosa/ Masalah Data Dasar
Ny K P20002 umur 35 tahun DS :
dengan gangguan alat Ibu mengeluh mengalami keputihan
reproduksi Leukorea. KU sejak 3 bulan yang lalu dan 1 minggu ini
baik. sering keluar lendir kental yang
berlebihan, berwarna putih keruh, berbau
dan gatal pada alat kelaminnya, ibu
memakai KB IUD selama 5 tahun, Ibu
menarch umur 12 tahun siklus haid nya
29 hari. Lama Ibu haid ±7 hari.
DO :
1. KU ibu baik, kesadaran
komposmentis
2. TTV :
a. T : 100/60 mmHg
b. N : 80 x/mt
c. S : 36,8 0 C
d. R : 20 x/mt
3. Genetalia terdapat pengeluaran
cairan putih keruh, kental, berbau
dan gatal.

B. Diagnosa Kebidanan
Ny. K P20002 umur 35 tahun dengan gangguan alat reproduksi Leukorea.
KU baik.
24

C. Perencanaan
Tanggal : 12 September 2019 Pukul : 16.10 WIB
Diagnosa
Ny K P20002 umur 35 tahun dengan gangguan alat reproduksi Leukorea.
KU baik.
Tujuan :
Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan ibu mengerti dan tidak
khawatir dengan keadaannya.
Kriteria Hasil :
A. KU ibu baik
B. TTV ibu Normal
TD : 120/80 mmHg
N : 80 – 100 x/menit
S : 36,5 – 37,4oc
RR : 16 – 24 x/menit
C. Genetalia tidak mengalami leukorea.
Intervensi :
a. Jelaskan hasil pemeriksaan bahwa keputihan adalah keluarnya
cairan yang berlebihan dari alat kelamin (Vagina), keputihan
fisiologis terdiri atas cairan yang kadang-kadang berupa muskus
yang mengandung banyak epitel dengan leukosit yang jarang
tanda dan gejala diantaranya, cairan bening dan tidak berwarna,
tidak berbau, tidak gatal, cairan yang keluar tidak banyak.
Keputihan patologis merupakan cairan eksudat dan cairan ini
mengandung banyak leukosit. Tanda dan gejala diantaranya,
keluar cairan banyak, keruh dan kental, berwarna kuning, keabu-
abuan dan hijau, berbau busuk dan anyir, gatal, nyeri.
R/ Dengan menjelaskan kondisi ibu dapat mempermudah asuhan
yang diberikan dan ibu lebih kooperatif terhadap tindakan yang
akan dilakukan.
b. Jelaskan cara menjaga vagina agar tetap bersih dan kering.
25

R/ Vagina yang bersih meminimalkan resiko terkena leukorea


c. Jelaskan cara membasuh yang benar yaitu dari arah depan
kebelakang.
R/ Memindahkan kotoran atau kuman dari anus ke vagina dan
saluran kencing.
d. Beritahu untuk tidak sering menggunakan sabun pencuci vagina.
R/ Menggunakan sabun pencuci vagina terlalu sering dapat
membunuh bakteri baik yang ada di vagina
e. Jelaskan untuk menghindari tidak menggunakan bedak talk,
tissue, atau sabun dengan pewangi pada daerah vagina.
R/ Memicu terjadinya infeksi.
f. Berikan terapi pada keputihan. Obat untuk Leukorea patologis
karena infeksi candida diberikan terapi golongan Flukazol dan
infeksi bakteri dan parasit diberikan terapi Metronidazol.
R/ Mengobati infeksi bakteri.
g. Merujuk ibu ke dokter Sp.KK atau Sp.OG.
R/ Mendapat penanganan lebih lanjut.
h. Melakukan pemeriksaan lab
R/ guna mengetahui secret atau cairan pervaginam
i. Melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya.
R/ meingkatkan tingkat pelayanan kesehatan

D. Pelaksanaan
Tanggal : 12 September 2019 Pukul 16.20 WIB
Diagnosa :
Ny K P20002 umur 35 tahun dengan gangguan alat reproduksi Leukorea.
KU baik.
Implementasi:
1. Memberikan informasi pada ibu bahwa dari hasil pemeriksaan ibu
dalam keadaan sehat ditandai dengan tanda– tanda vital yang normal.
2. Menjelaskan pada Ibu bahwa Ibu mengalami keputihan yang tidak
normal, dimana tanda dan gejala keputihan yang tidak normal adalah
26

cairan yang keluar dari vagina secara berlebih putih keruh,


kental,dan berbau busuk, serta disertai rasa gatal atau nyeri.
3. Menjelaskan Ibu pola hidup sehat yaitu dengan diet seimbang,
olahraga secara rutin, istirahat cukup, hindari rokok serta alkhohol
dan hindari juga stres yang berkepanjangan.
4. Memberi KIE pada Ibu cara menjaga genetalia agar tetap bersih dan
kering yaitu dengan :
a. Setelah BAK atau BAB basuh vagina dari arah depan ke belakang
dengan air bersih lalu dikeringkan dengan handuk khusus yang
bersih
b. Hindari penggunaan sabun kewanitaan, bedak ataupun yang
mengandung pewangi pada daerah vagina.
c. Selalu gunakan celana dalam yang bersih, dapat menyerap
keringat, tidak ketat dan ganti celana dalam minimal 2xsehari.
5. Memberitahu Ibu untuk tidakmelakukanhubungan suami istri
terlebih dahulu selama proses pengobatan sampai benar-benar
sembuh guna menghindari bertambahnya bakteri yang masuk
kedalam vagina selama melakukan hubungan suami istri.
6. Menjelaskan untuk menghindari pemakaian barang-barang yang
memudahkan penularan seperti perlengkapan mandi dan pemakaian
WC umum karena mempercepat penularan dari kuman dan bakteri.
7. Memberikan terapi obat kepada Ibu, yaitu Metronidazol 3x1 500 mg
10 tablet.
8. Memberikan ibu Informed Choice dan Informed Consent
9. Merujuk ibu ke Poli KIA RSUD Dr. SAYIDDIMAN Magetan guna
mendapat penanganan lebih lanjut.
10. Melakukan pemeriksaan lab untuk mengetahui secret atau cairan
pervaginam
11. Melakukan kolaborasi dengan petugas kesehatan lainnya agar
mendapat pelayanan kesehatan lebih baik
27

1. Evaluasi
Tanggal : 12 September 2019 Pukul : 16.30 WIB
Diagnosa :
Ny K P20002 umur 35 tahun dengan gangguan alat reproduksi Leukorea.
KU baik, Prognosa baik
S:
1. Ibu telah memahami penjelasan yang diberikan petugas
2. Ibu telah memahami mengenai kondisinya saat ini
3. Ibu mengerti mengenai penjelasan petugas tentang menjaga pola
hidup sehat, cara menjaga genetalia agar tetap bersih dan kering.
4. Ibu akan melaksanakan anjuran dari bidan
5. Ibu bertanya sehubungan dengan hal yang belum dimengerti

O:
Ibu dapat mengulangi sebagian besar penjelasan dari bidan meliputi :
1. Pola hidup sehat
2. Cara merawat genetalia agar bersih dan kering.
3. Tidak melalukan hubungan seksual selama masa pengobatan.
4. Menghindari penggunaa barang-barang yang dapat menularkan
keputihan.
A :Ny K P20002 umur 35 tahun dengan gangguan alat reproduksi
Leukorea. KU baik.
P:
1. Merujuk ibu ke Poli KIA RSUD Dr. SAYIDDIMAN
2. Memberikan terapi Metronidazol 3x1 500 mg sebanyak 10 tablet
3. Melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain
4. Pemeriksaan lab
5. Mengonsulkan kepada dokter
28

BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Persepsi masyarakat tentang keputihan masih sangat rendah daripada itu
perlunya sosialisasi tentang bahaya keputihan kepada masyarakat agar masyarakat
segera tau dan memeriksakan kepada petugas kesehatan yang memadai dan
mengerti tentang bahaya dan cara menjaga kebersihan (personal hygine) yang
benar . Bagi pasien bisa kita simpulkan untuk pemberian terapi dengan
berdasarkan teori dengan yang sesungguhnya berbeda, petugas kesehatan
memberikan terapi sesuai kondisi pengkajian pasien. Pasien yang awalnya sudah
dikaji dan dilihat kondisinya petugas ksehatan mempertimbangkan apabila pasien
perlu tindakan yang lebih lanjut akan dirujuk ke petugas kesehatan yang lebih
mewadai. Agar pasien mendapat pelayanan kesehatan yang lebih bermutu dan
sesuai.

3.2 Saran
Hasil penelitian perlu lebih lanjut dengan melakukan observasi secara langsung
tentang upaya pencegahan keputihan agar data yang diperlukan atau diperoleh
lebih akurat dan juga menggunakan metode kuantitatif dengan wawancara lebih
lanjut untuk mengetahui penyebab terjadinya keputihan dan perlunya diadakan
penyuluhan serta sosialisasi dan edukasi mengenai reproduksi serta cara merawat
kebersihan organ genetalia yang baik dan benar kepada masyarakat. Dan mungkin
bagi remaja perlunya dilakukan sosialisasi di berbagai sekolah agar semakin
banyak yang mengetahui bahaya keputihan yang tidak fisiologis dan bagaimana
tanda-tandanya.
29

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, E., & Wulandari, D. (2010). Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Nuha
Medika .
Astusti, H. P. (2012). Asuhan Kebidanan Ibu I (Kehamilan). Yogyakarta: Rohima.

Cahyani, Y. W. (2012). Asuhan Kebidanan Gangguan Sistem Reproduksi . Surakarta.

Irianto, K. (2015). Kesehatan Reproduksi ( Reproductive Health) Teori dan Praktikum.

Bandung: Alfabeta.

Muaba, I. B. (2015). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : EGC.

Mumpuni, Y., & Andang, T. (2013). Penyakit Musuh Kaum Perempuan. Yogyakarta:

Rapha Publishing.

Muslihatun, W. (2009). Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta : Fitramaya.

Norma, N. D., & Dwi, M. (2013). Asuhan Kebidanan Patologi Teori dan Tinjauan Kasus

. Yogyakarta: Nuha Medika.

Rukiyah, A. Y. (2009). Asuhan Kebidanan I ( Kehamilan). Jakarta: Trans Info Media.

Shadine, M. (2012). Penyakit Wanita Pencegahan, Deteksi Dini dan Pecegahannya.

Yogyakarta: Citra Pustaka.

Sibagariang. (2010). Kesehatan Reproduksi Wanita . Jakarta: Trans info Media.

Sulistyawati, A. (2009). Buku Ajar Asuhan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta: C.V Andi Offset.

Anda mungkin juga menyukai