Anda di halaman 1dari 26

1

BAB 1

TINJAUAN TEORI

1.1
1.1.1 Definisi
Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah penyakit demam akut yang
disertai dengan adanya manifestasi perdarahan, yang bertendensi
mengakibatkan renjatan yang dapat menyebabkan kematian (Hidayat dkk,
2005: 419).
Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah infeksi akut yang
disebabkan oleh Arbovirus (arthropodbom virus) dan ditularkan melalui
gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus (Ngastiyah,
2014:341).
Demam berdarah dengue adalah penyakit demam akut yang
disebabkan oleh empat serotipe virus dengue dan ditandai dengan empat
gejala klinis utama yaitu demam yang tinggi, manifestasi perdarahan,
hepatomegali, dan tanda-tanda kegagalan sirkulasi sampai timbulnya
renjalan (sindroma renjatan dengue) sebagai akibat dari kebocoran plasma
yang dapat menyebabkan kematian (Rohim dkk, 2002:45).
Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah penyakit yang terutama
terdapat pada anak dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi, dan
biasanya memburuk pada dua hari pertama (Nursalam, 2005:6).
1.1.2 Etiologi
1. Virus Dengue.
Virus dengue yang menjadi penyebab penyakit ini termasuk ke
dalam Arbovirus (Arthropodborn virus) group B, tetapi dari empat tipe
yaitu virus dengue tipe 1,2,3 dan 4 keempat tipe virus dengue tersebut
terdapat di Indonesia dan dapat dibedakan satu dari yang lainnya
secara serologis virus dengue yang ternasuk dalam genus flavovirus ini
berdiameter 40 nanometer dapat berkembang biak dengan baik pada

1
2

berbagai macam kultur jaringan baik yang berasal dari sel-sel mamalia
misalnya sel BHK (Babby Hamster Kidney) maupun sel-sel Arthopoda
misalnya sel aedes Albopictus.
2. Vektor
Virus dengue serotipe l. 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui vektor
yaitu nyamuk aedes aegypti, nyamuk aedes albopiclus, aedes
polynesiensis dan bcberapa spesies lain merupakan vektor yang kurang
berperan infeksi dengan salah satu serotipe akan menimbulkan
antibodi seumur hidup terhadap serotipe bersangkutan tetapi tidak ada
perlindungan terhadap serotipe jenis yang lainnya (Arief Mansjoer &
Suprohaita, 2000:420).
1.1.3 Patofisiologi
Virus dengue masuk dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes
dan infeksi pertama kali mungkin memberi gejala sebagai Dengue Fever
(DF). Reaksi tubuh merupakan reaksi yang biasa terlihat sebagai akibat
dari proses viremia seperti demam, nyeri otot dan kaku sendi, sakit kepala,
dengan / tanpa rash dan limfa denopati.
Sedangkan DBD biasanya timbul apabila seseorang telah terinfeksi
dengan virus dengue pertama kali, mendapat infeksi berulang virus dengue
lainnya. Reinfeksi ini akan menyebabkan suatu reaksi anamnestik
antibodi, sehingga menimbulkan konsentrasi komplek antigen antibodi
(komplek virus anti bodi) yang tinggi.
Terdapatnya komplek antigen antibodi dalam sirkulasi darah
mengakibatkan :
1. Aktivasi sistem komplemen yang berakibat dilepaskannya mediator
anafllatoksin C 3a dan C 5a, dua peptida yang berdaya melepaskan
histamin dan merupakan mediator kuat yang menyebabkan
meningkatnya permeabelitas pembuluh darah (plasma-Leakage), dan
menghilangnya plasma melalui endotel dinding itu, renjatan yang tidak
diatasi secara adekuat akan menimbulkan anoksia jaringan, asidosis
metabolik dan berakhir kematian.
3

2. Depresi sumsum tulang mengakibatkan trombosit kehilangan fungsi


agregasi dan mengalami metamorfosis, sehingga dimusnahkan oleh
sistem RE dengan akibat terjadi trombositopenia hebat dan perdarahan.
3. Terjadinya aktivasi faktor Hagemon (faktor XII) dengan akibat akhir
terjadinya pembekuan intra vaskuler yang meluas. Dalam proses
aktivasi ini maka plasminogen akan berubah menjadi plasmin yang
berperan pada pembentukan anafilatoksin dan penghancuran fibrin
menjadi Fibrin Degradation Product (FDP).
1.1.4 Tanda Dan Gejala
1. Demam
Demam terjadi secara mendadak berlangsung selama 2-7 hari
kemudian turun menuju suhu normal atau lebih rendah. Bersamaan
dengan berlangsung demam, gejala-gejala klinik yang tidak spesifik
misalnya anoreksia, nyeri punggung, nyeri tulang dan persediaan,
nyeri kepala dan rasa lemah dapat menyertainya.
2. Perdarahan
Perdarahan biasanya terjadi pada hari ke 2 dan 3 dari demam dan
umumnya terjadi pada kulit dan dapat berupa uji torniguet yang positif
mudah terjadi perdarahan pada tempat fungsi vena, petekia dan
purpura. Perdarahan ringan hingga sedang dapat terlihat pada saluran
cerna bagian atas hingga menyebabkan haematemesis. Perdarahan
gastrointestinal biasanya di dahului dengan nyeri perut yang hebat
(Ngastiyah, 2014:349).
3. Renjatan (Syok)
Penularan syok biasanya terjadi pada hari ke 3 sejak, dimulai dengan
tanda-tanda kegagalan sirkulasi yaitu kulit lembab, dingin pada ujung
hidung, jari tangan, jari kaki serta sianosis disekitar mulut. Bila syok
terjadi pada masa demam maka biasanya menunjukan prognosis yang
buruk.
4

1.1.5 Klasifikasi
Mengklasifikasikan DHF menurut derajat penyakitnya menjadi 4
golongan, yaitu :
1. Derajat I
Demam disertai gejala klinis lain. tanpa perdarahan spontan. Uji
tourniquet positif.
2. Derajat II
Sama dengan derajat I ditambah dengan gejala-gejala perdarahan
spontan seperti petekie.,ekimosis., hematemesis, melena, perdarahan
gusi.
3. Derajat III
Ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan
cepat (>120x/menit), tekanan nadi sempit (< 20 mmHg ), tekanan
darah menurun.
4. Derajat IV
Nadi tidak teraba, tekanan darah tidak teatur (denyut jantung
>l40/menuit), anggota gerak teraba dingin, berkeringat dan kulit
tampak biru.
1.1.6 Pemeriksaan Penunjang
1. HB, Hematokrit/ PCV meningkat sama atau lebih dari 20 %.
Normal : PCV/Hm = 3 x Hb
Nilai normal: HB Laki-laki 12,0-16,8 g/dl.
HB Perempuan 11,0-15.5 g/dl
2. Trombosit menurun < 100.000/mm3
Nilai normal : L : 150.000-400.000/mm3
P :150.000-430.000/mm3
3. Leucopenia, kadang-kadang Leucositosis ringan
Nilai normal : L/P : 4.600-11.400/mm3
4. Waktu perdarahan memanjang, nilai normal : l-5 menit
5. Waktu protombin memanjang, nilai normal : 10-l4 detik
5

1.1.7 Penatalaksanaan
Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian
vektornya, yaitu nyamuk Aedes Aegypti. Pengendalian nyamuk tersebut
dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat, yaitu :
1. Lingkungan
Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain
dengan pemberantasan sarang nyamuk, pengelolaan sampah padat,
modifikasi tempat pengembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan
manusia.
2. Biologis
Pengendalian biologis dengan menggunakan ikan pemakan jentik (ikan
cupang).
3. Kimiawi
Pengendalian kimiawi antara lain:
a) Pengasapan/fogging berguna untuk mengurangi kemungkinan
penularan sampai batas waktu tertentu.
b) Memberikan bubuk abate pada tempat-tempat penampungan air
seperti gentong air, vas bunga, kolam.
6

1.2 Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan


1.2.1. Pengkajian data
Menurut Sulistyawati (2012) pengkajian adalah pengumpulan semua
informasi yang akurat dan lengkap dari berbagai sumber yang berkaitan dengan
kondisi klien, meliputi tanggal, pukul dan tempat pengkajian. Data tersebut
meliputi :
1. Data Subyektif
Adalah data yang didapat dari hasil wawancara (anamnesa) langsung dari
klien dan keluarga dan tim kesehatan lain (Marmi, 2012: 57). Data subyektif
ini meliputi :
a. Biodata
1) Biodata bayi
a) Nama
Diperlukan untuk memastikan bahwa yang diperiksa benar-benar
anak yang dimaksud. Nama harus jelas dan lengkap serta ditulis
juga nama panggilan akrabnya (Sumijati, 2000).
b) Umur
Berguna untuk mengantisipasi diagnosa masalah kesehatan dan
tindakan yang dilakukan (Depkes RI, 2012).
c) Alamat
Lingkungan tempat tinggal bayi yang demam dapat dipastikan
bahwa sumber air, sanitasi lingkungan masih buruk dan belum
mememnuhi standart higienis (Sumijati, 2000).
2) Biodata orang tua
a) Nama
Nama orang tua sebagai penanggung jawab
b) Umur
Ibu-ibu yang umurnya belasan tahun dengan anak pertama akan
lebih agresif terhadap anaknya dan lebih banyak mengalami
kesulitan dalam merawat dan mendidik anaknya.
7

c) Pendidikan ayah/ibu
Pendidikan orang tua meruipakan salah satu faktor yang penting
dalam tumbuh kembang anak (Soetjiningsih, 2012:10)
d) Pekerjaan ayah/ibu
Pekerjaan dapat mempengaruhi bayi dalam mengasuhnya karena
kesibukannya atau tidak (Soetjiningsih, 2012:10)
e) Penghasilan ayah/ibu
Pendapatan yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak
karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik
yang primer maupun yang sekunder (Soetjiningsih, 2012:10).
f) Alamat
Alamat untuk menyaman alamat dengan anaknya atau tidak
(Soetjiningsih, 2012:10).
b. Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan klien saat datang. Biasanya keluhan utama pada
anak yang menderita Dengue Haemoragic Fever (DHF) biasanya suhu
badan panas, kejang demam, susah minum, menggigil, lemas.
c. Riwayat kesehatan
1) Riwayat penyakit sekarang
Untuk mengetahui keadaan pasien saat ini (Sumijati, 2000).
2) Riwayat penyakit dahulu
Untuk mengetahui riwayat penyakit yang pernah diderita (Sumijati,
2000).
3) Riwayat penyakit keluarga
Untuk mengetahui penyakit keluarga, baik yang menular, menurun, atau
menahun (Sumijati, 2000).
8

d. Riwayat neonatal
1) Prenatal
Selama dalam kandungan ditanyakan berapa usia gestasinya, kehamilan
berapa, pernah ANC dimana, berapa kali, obat yang pernah didapat, ibu
pernah mendapat imunisasi apa saja (Marmi, 2012).
2) Natal
Ditanyakan riwayat persalinan, berapa umur kehamilan, jenis persalinan,
penolong penyulit selama persalinan, keadaan bayi, BBL, PBL, A-S, dan
kelainan genetal (Marmi, 2012).
3) Post natal
Ditanyakan jenis kelamin laki-laki/perempuan, keadaan umum px,
kesadasaran px, mendapat ASI sampai kapan, reflek yang ada pada px
apa saja (Marmi, 2012).
e. Riwayat imunisasi
Imunisasi apa saja yang pernah didapat oleh anak seperti DPT I-III, polio I-
II, hepatitis I-III, campak & BCG (Sumijati, 2000). Wahidiyat (2010)
menambahkan status imunisasi selain untuk mengetahui status
perlindungan yang diperoleh anak dan membantu mendiagnosa suatu
keadaan tertentu.
f. Pola kebiasaan sehari-hari
1) Nutrisi
Ditanyakan kebiasaan makan dan minum anak sebelum dan saat sakit,
berapa kali anak makan biasanya, porsinya, komposisinya, berapa gelas
minumnya dan jenisnya. (Marmi, 2012).
2) Pola eliminasi
Bagaimana pola BAK dan BABnya berapa kali dalam sehari, warnanya,
konsistensi dan baunya (Marmi, 2012).
3) Pola istirahat/ tidur
9

Bagaimana pola istirahat klien ada perubahan atau tidak, ada gangguan
tidur atau tidak (Marmi, 2012).

4) Pola aktivitas
Apa saja kegiatan anak sebelum dan sesudah sakit, kebanyakan saat sakit
anak banyak tidur atau minta digendong (Marmi, 2012).
5) Personal Hygiene
Bagaimana kebersihan diri pasien saat sakit dan sebelum sakit pada bayi
penderita biasanya hanya diseka selama di RS dan diganti popok dan
bajunya bila basah BAB atau BAK (Marmi, 2012).
2. Data Obyektif
Data yang diperoleh melalui pemeriksaan fisik yang terdiri dari inspeksi,
palpasi perkusi dan auskultasi serta pemeriksaan yang terdiri dari :
a. Pemeriksaan umum
1) Keadaan umum
Berdasarkan tingkatan (grade) DHF keadaan umum adalah sebagai
berikut :
a) Grade 1 : Kesadaran composmentis, keadaan umum lemah,
tanda-tanda vital dan nadi lemah.
b) Grade 2 : Kesadaran composmentis, keadaan umum lemah,
ada perdarahan spontan petekia, perdarahan gusi dan telinga,
nadi lemah, kecil, dan tidak teratur.
c) Grade 3 : keadaan umum lemah, kesadaran apatis, somnolen,
nadi lemah, kecil, dan tidak teratur, tensi menurun.
d) Grade 4 : kesadaran koma, TTV : nadi tidak teraba, tensi
tidak terukur, pernafasan tidak teratur, ekstremitas dingin kulit
tampak sianosis.

b. Pemeriksaan fisik
1) Wajah
Kemerahan pada muka
10

2) Mata
Pembengkakan sekitar mata, pergerakan bola mata nyeri
3) Hidung
Lubang hidung simetris/tidak, ada sekret/tidak, ada pernafasan cuping
hidung/tidak
4) Mulut
Mukosa mulut kering, perdarahan gusi, lidah kotor, kadang sianosis
5) Leher
Terjadi pembesaran kelenjar limfe pada sudut atas rahang daerah
servikal posterior
6) Dada
Pada penderita Dengue Haemoragic Fever (DHF) biasanya terdapat
nyeri tekan epigastrik, nafas dangkal
7) Abdomen
Terjadi pembesaran hati dan limfe, pada keadaan dehidrasi turgor kulit
dapat menurun
8) Genetalia dan anus
Eliminasi alvi : diare atau konstipasi
Eliminasi uri : dapat terjadi oligouria samapai anuria
9) Ekstremitas atas dan bawah
Stadium 1 : ekstermitas atas nampak petekie akibat RL test
Stadium 2-3 : terdapat petekie dan ekimose di kedua ekstermitas
Stadium 4 : ekstermitas dingin, berkeringat dan sianosis pada
jari tangan dan kaki

c. Pemeriksaan penunjang
1) Rumple Leed
2) Pemeriksaan darah
- Trombosit
- Leukosit
- Hematokrit
3) Imunoserologi IgM dan IgG
11

3. Analisa data
Data yang terkumpul kemudian dianalisa dengan metode sebagai berikut :
a. Menentukan hubungan antara fakta yang satu dengan lainnya.
b. Untuk mencari hubungan sebab akibat
c. Menentukan masalah yang terjadi
d. Menentukan penyebab utamanya
e. Menentukan tingkat masalah

1.2.2 Diagnosa Kebidanan


Tanggal :
Diagnosa : Anak ...........umur.......dengan masalah........
1.2.3 Perencanaan
Perencanaan dan intervensi asuhan keperawatan pada pasien Dengue
Haemoragic Fever (DHF) adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan suhu tubuh yang berhubungan dengan ketidakmampuan
tubuh untuk menghilangkan panas ataupun mengurangi produksi panas
Tujuan : Tidak terjadi peningkatan suhu tubuh
Kriteria : Suhu tubuh normal
Intervensi :
a. Observasi Keadaan Umum Pasien
R/ Mengetahui perkembangan keadaan umum dari pasien
b. Observasi Vital sign
R/ Mengetahui perubahan vital sign pada pasien
c. Berikan kompres hangat
R/ kompres hangat akan terjadi perpindahan panas konduksi
2. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
Tujuan : Kebutuhan cairan terpenuhi
Kriteria : Mata tidak cekung dan turgor kulit baik
a. Observasi dan catat intake dan output
R/ menunjukkan status volume sirkulasi, terjadinya perbaikan
perpindahan cairan dan respon terhadap terapi
12

b. Monitor pemberian cairan melalui intravena setiap jam


c. R/ mempertahankan keseimbangan elektrolit
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan untuk mencerna makanan
Tujuan : Kebutuhan nutrisi adekuat
Kriteria : Berat badan stabil atau meningkat
a. Berikan makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi untuk
meningkatkan kualitas intake nutrisi
R/ Mengganti kehilangan vitamin karena malnutrisi atau anemia
b. Anjurkan kepada orang tua untuk memberikan makanan dengan
teknik porsi kecil tapi sering secara bertahap
R/ Porsi kecil lebih dapat meningkatkan masukan makanan
4. Perubahan perfusi jaringan kapiler berhubungan dengan perdarahan
Tujuan : Perfusi jaringan perifer adekuat
Kriteria : TTV stabil
a. Kaji dan catat tanda-tanda vital
R/ Penurunan sirkulasi darah dapat terjadi dari peningkatan
kehilangan cairan mengakibatkan hipotensi
b. Nilai kemungkinan terjadinya kematian jaringan pada ekstremitas
seperti dingin, nyeri, pembengkakan kaki
c. R/ Kondisi kulit dipengaruhi oleh sirkulasi, nutrisi, dan
immobilisasi
1.2.4 Pelaksanaan
Menurut Kepmenkes RI (2011:6), Bidan melakukan rencana asuhan
kebidanan secara komprehensif, efektif, efisien, dan aman berdasarkan
evidence based kepada klien/pasien dalam bentuk upaya promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Dilaksanankan secara mandiri,
kolaborasi dan rujukan.
13

1.2.5 Evaluasi
Menurut Kepmenkes RI (2011:7-8) tentang Standar Asuhan Kebidanan,
bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan untuk
melihat keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan , sesuai perubahan
perkembangan dengan kondisi klien.
14

BAB 2
TINJAUAN KASUS

2.1 Pengkajian data


Tanggal pengkajian :07 Mei 2019 Pukul 10.00 WIB
Tempat pengkajian :Ruang Anak (Bougenvile) RSUD Dr.Soeroto
Ngawi
2.1.1 Data subyektif
1. Biodata
a. Biodata bayi
Nama : An “D”
Tanggal lahir : 05 Februari 2007
Umur : 12 Tahun lebih 3 Bulan
Jenis kelamin : Laki-laki
Anak ke : 1 (satu)
Tanggal masuk : 06 Mei 2019
Pukul masuk : 21.00 WIB
No. RM : 333952
b. Biodata orangtua
Ibu Ayah
Nama : Ny. “B” Tn “I”
Umur : 26 tahun 28 tahun
Agama : Islam Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT Swasta
Penghasilan : - Rp. 1.500.000,-
Alamat : Ds. Gentong Paron Rt.05/ Rw. 02 Ngawi

2 Keluhan utama
Ibu mengatakan anaknya panas sejak sabtu malam tanggal 04 Mei 2019

14
15

3 Riwayat kesehatan
a. Penyakit sekarang yang diderita
13
Pasien datang ke IGD pada tanggal 06 Mei 2019 dengan panas
mulai kamis malam tanggal 04 Mei 2019
b. Penyakit dahulu yang pernah diderita
Anak pernah sakit batuk, pilek, panas tetapi 2 hari setelah periksa
di bidan dan diberi obat sembuh. Anak tidak mempunyai alergi
terhadap makanan, obat, debu,dan benda yang lainnya.
c. Penyakit keluarga
Keluarga tidak pernah dan tidak sedang memiliki penyakit
menular, menurun dan menahun. Dalam keluarga tidak ada yang
menderita batuk, pilek, dan sesak.
4 Riwayat neonatal
a. Prenatal
Pada saat hamil bayi tidak ada keluhan, bayi ini termasuk
kehamilan pertama, ANC dilakukan secara teratur di bidan,
mendapatkan obat tambah darah dan calcium diminum sesuai
petunjuk dan habis, mendapatkan imunisasi lengkap.
b. Natal
Pada saat melahirkan dengan usia kehamilan 40 minggu, bayi lahir
spontan langsung menangis kuat dan keras dan plasenta lahir
spontan, berat badan pada saat lahir 3.500 gram, panjang badan 50
cm dengan jenis kelamin laki-laki serta tidak ada penyulit pada saat
bersalin.
c. Post natal
Bayi pada saat lahir langsung dilakukan IMD dan sampai usia 6
bulan diberikan ASI secara eksklusif setalah 6 bulan diberikan
makanan pendamping asi berupa : bubur tim.
16

5 Riwayat imunisasi
a. BCG : sejak bayi lahir
b. Polio : 4x yaitu pada usia 1,2,3 dan 4 bulan
c. Pentabio : 3x yaitu pada usia 2,3, dan 4 bulan
d. Campak : 1x yaitu pada usia 9 bulan
6 Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
a. Pertumbuhan
BB sebelum sakit : 41 kg
BB saat sakit : 40 kg
TB : 149 cm
7 Pola kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
Sebelum sakit : Pola makan pada anak yaitu anak makan 3x sehari
dengan komposisi gizi seimbang dengan satu piring nasi beserta
lauk pauk,ditambah buah-buahan,dan sayuran. Serta anak
meminum susu pagi hari dan sebelum tidur.
Saat sakit : Pada pasien DHF nafsu makannya berkurang
sehingga anak hanya makan dengan bubur 3 kali sehari tetapi
hanya 5 sendok tiap porsinya dan minum air sekitar 1 gelas perhari.
b. Eliminasi
Sebelum sakit : Anak BAK ±5-6 kali sehari, warna kuning jernih dan
bau khas. BAB ±1-2 kali sehari warna kuning trengguli dan bau
khas.
Saat sakit : Anak BAK ±2-3 kali sehari, warna kuning pekat
dan bau khas. BAB ±1-2 kali sehari warna kunimg trengguli dan bau
khas.
c. Istirahat dan tidur
Sebelum sakit : Anak tidur siang ± 1-2 jam sekitar pukul 13.00 WIB
sampai pukul 14.00 WIB dan pada malam hari ± 7-8jam sekitar
17

pukul 22.00 WIB sampai pukul 05.00 WIB, tidak ada keluhan saat
tidur.
Saat sakit : Anak tidak bisa tidur siang dan pada malam hari
±6-7 jam karena merasakan badannya panas sehingga waku istirahat
dan tidur tergganggu.
d. Aktivitas
Sebelum sakit : Anak selalu bermain dengan keluarga dan teman-
teman sebaya dirumah, sekolah, maupun lingkungan sekitar secara
aktif.
Saat saki t : Anak suka mengigau saat tidur, dan tampak lemas
e. Personal hygiene
Sebelum sakit : Anak mandi 2 kali dalam sehari pagi dan sore
menggunakan air dan sabun, keramas 2 kali seminggu dan ganti
pakaian setiap selesai mandi atau jika kotor dan basah.
Saat sakit : Anak hanya diseka pada pagi dan sore hari, tidak
keramas selama dirawat di rumah sakit dan ganti pakaian setiap
selesai diseka atau jika kotor dan basah.
8 Riwayat psikososial dan spiritual
Anak mempunyai rasa sosialisasi sangat tinggi karena suka bermain
dengan orang-orang disekitarnya dan teman sebayanya.
9 Latar belakang sosial budaya
Di dalam keluarga tidak ada yang melarang anaknya untuk berperilaku
hidup bersih dan sehat contohnya, mencuci tangan, bermain diluar
rumah dan lain sebagainya.
2.1.2 Data obyektif
1. Keadaan umum lemah, kesadaran komposmentis
2. TTV
S : 38,10C
N : 96 x/menit
R : 36 x/menit
18

3. Pengukuran antropometri
BB sebelum sakit : 41 kg
BB saat sakit : 40 kg
PB : 149 cm
4. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Bentuk simetris, warna rambut hitam, persebaran rambut merata,
tidak mudah dicabut , tidak rontok.
b. Mata
Kedua mata simetris, konjungtiva palpebra merah muda, sklera
putih, tidak ikterus, tidak ada pengeluaran sekret yang berlebihan,
tidak ada kelainan.
c. Hidung
Bentuk simetris, tidak ada cairan/sekret hidung, tidak ada
pernafasan cuping hidung.
d. Mulut
Bibir pucat, tidak terdapat lendir di lidah, tidak ada tonsil, gerakan
palatum (menelan) dan gerakan rahang untuk mengunyah baik,
tidak ada kelaianan seperti labio skisis, labio palato skisis, labio
palato genato skisis.
e. Telinga
Simetris, fungsi pendengaran baik dan tidak ada pengeluaran
serumen
f. Leher
Tidak ada bendungan vena jugularis, pembesaran kelenjar limfe
dan pembengkakan kelenjar tyroid
g. Dada
Simetris, tidak ada kelainan tulang dada, tidak ada tarikan dinding
dada, pernafasan tidak teratur, tidak ada wheezing, tidak terdengar
ronchi, tidak ada nyeri tekan.
19

h. Abdomen
Tidak ada luka, tidak ada benjolan abnormal, terdapat bising usus,
tidak kembung dan tidak ada nyeri tekan.
i. Genetalia
Bersih, tidak ada tanda infeksi.
j. Anus
Bersih dan tidak atresia ani
k. Ekstremitas
Ekstremitas atas dan bawah normal, tidak oedema. tidak ada
kelainan, gerak aktif, akral hangat nadi kaki kuat
5. Pemeriksaan penunjang : Pemeriksaan darah
- PLT (Platelet/trombosit) : 58
6. Terapi
a. Infus Asering 40 cc/jam
b. Injeksi ranitidine 2x10 mg/iv
20

2.1.3 Analisa data


No. Diagnosa/masalah Data dasar
Anak “D” usia 12 DS : Ibu mengatakan bahwa:
Tahun lebih 3 Bulan - anaknya panas tidak turun-turun
dengan diagnosa medik - Nafsu makan berkurang dan lemas
DHF, keadaan umum - Anak DHF
lemah, kesadaran - Selama sakit anak mandi dengan di
komposmentis, seka.
prognosa baik. DO:
- KU lemah, kesadaran komposmentis
- TTV
S: 38,10C
N: 96x/menit
RR: 36x/menit
- Pemeriksaan antropometri
BB sebelum sakit : 41 kg
BB saat sakit : 40 kg
TB : 149cm

2.2 Diagnosa kebidanan


An.“D” usia 12 Tahun lebih 3 Bulan dengan masalah suhu tubuh diatas
normal, Dengue Haemoragic Fever (DHF), kurangnya volume cairan tubuh,
perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dan kecemasan terhadap
keadaanya, keadaan umum lemah, prognosa baik.
21

2.3 Perencanaan
Tanggal 08 Mei 2019 Pukul 10.30 WIB
1. Diagnosa : Anak usia 12 Tahun lebih 3 Bulan dengan DHF, ku lemah
kesadaran komposmentis.
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan anak tidak
terjadi komplikasi lebih lanjut.
Kriteria : - Keadaan anak sehat kembali
Intervensi
a. Jelaskan pada ibu tentang kondisi anaknya.
R/ Ibu akan dapat mengetahui penyakit yang diderita anaknya.
b. Jelaskan pada ibu tentang tindakan yang dilakukan selama dirumah
sakit.
R/ Ibu lebih kooperatif terhadap tindakan yang dilakukan oleh
petugas.
c. Jelaskan pada ibu tentang pentingnya pemberian makanan bergizi
R/ Ibu akan mengetahui manfaat makanan bergizi dan dapat
melaksanakan anjuran yang diberikan oleh petugas.
g. Anjurkan ibu untuk tetap menjaga personal hygiene
R/ Ibu mengerti dan faham
h. Anjurkan pada ibu untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan.
R/ Memberi rasa nyaman dan mencegah perkembangan kuman lebih
lanjut.
2. Masalah I : Kurangnya pemenuhan kebutuhan cairan pada anak
Tujuan : cairan tubuh menurun
Kriteria : - Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
Intervensi :
d. Observasi TTV
e. Kaji kebutuhan Cairan yang dikonsumsi
3. Masalah II : Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.
Tujuan : Pemenuhan kebutuan nutrisi pada anak terpenuhi
22

Kriteria : - Anak mau makan seperti sebelum sakit


- KU membaik
Intervensi
a. Kaji status nutrisi dan kaji pengetahuan keluarga dengan
mengidentifikasi kebutuhan nutrisi yang dikonsumsi
R/ Mengetahui status nutrisi Px.

4. Masalah III : Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur


Tujuan : Kebutuhan istirahat dan tidur terpenuhi
Kriteria : - Klien tidak sering bangun
- KU baik
- Mata tidak merah dan tidak sayu
Intervensi
a. Anjurkan orang tua untuk menciptakan lingkungan yang aman dan
nyaman.
R/ Suara ramai dan bising akan mengurangi kenyamanan tidur anak
b. Anjurkan orang tua untuk memberi dukungan (misal : dukungan
tentang dongeng, usapan lembut/belai).
R/ Akan membantu relaksasi anak.
c. Anjurkan pada keluarga untuk mendampingi anak sewaktu tidur.
R/ Agar anak bisa cepat tidur.
d. Batasi pengunjung saat jam-jam tidur.
R/ Agar anak nyaman saat tidur.
2.4 Pelaksanaan
Tanggal 08 Mei 2019 Pukul 19.00 WIB
Diagnosa : Anak usia 12 tahun lebih 3 bulan dengan DHF, ku lemah
kesadaran komposmentis, prognosa baik.
a. Menjelaskan pada ibu tentang kondisi anaknya dan penyakit apa yang
sedang diderita.
b. Menjelaskan pada ibu tentang tindakan yang dilakukan selama dirawat
dirumah sakit.
23

c. Menjelaskan pada ibu kebutuhan cairan pada anaknya.


d. Menjelaskan pada ibu tentang nutisi yang diberikan dengan benar
e. Menganjurkan pada ibu untuk selalu menjaga kebersihan dengan :
 Memandikan anak 2x sehari setiap pagi dan sore hari
 Memperhatikan kebersihan pada makanan dan alat-alat makan.
e. Memberikan terapi sesuai advice dokter
 Infus Asering 40 cc/jam
 Injeksi ranitidine 2x10 mg/iv

2. Masalah I : Gangguan masalah Kurangnya pemenuhan kebutuhan cairan


pada anak
a. Memenuhi kebutuhan cairan pada anak
3. Masalah II : Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.
a. Mendiskusikan dengan ibu dan keluarga mengenai status nutrisi dengan
mengidentifikasi makanan yang dikonsumsi
4. Masalah III : Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur.
a. Menganjurkan orang tua untuk menciptakan lingkungan yang aman
dan nyaman (tidak bising dan ramai)
b. Menganjurkan pada keluarga untuk mendampingi anak sewaktu tidur.
c. Membatasi jumlah pengunjung saat jam tidur.
2.5 Evaluasi
1. Evaluasi sesaat
Tanggal : 08 Mei 2019 Pukul 19.15 WIB
S : Ibu mengatakan panas anaknya belum turun
O : - KU lemah, kesadaran komposmentis
TTV:
S : 38 C
N : 96x/menit
R : 36x/menit
24

A : An. “ D ” usia 12 Tahun lebih 3 Bulan dengan masalah DHF, keadaan


umum lemah, kesadaran komposmentis, prognosa baik.
P : Lanjutkan intervensi:
- Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu
- Menjelaskan cara menjaga kebersihan pada anak
- Menjelaskan pemenuhan nutrisi pada anak
- Menjelaskan pada ibu tentang pemenuhan kebutuhan cairan pada
anak
- Memberikan terapi dokter
a. Infus Asering 40 cc/jam
b. Injeksi ranitidine 2x10 mg/iv
- Melakukan pemeriksaan TTV dan observasi TTV
- Dokumentasi

Tanggal : 08 Mei 2019 Pukul : 19.30


S : Ibu mengatakan anaknya suddah turun panasnya
O : - KU lemah, kesadaran komposmentis
A : An “.D ” usia 12 tahun lebih 3 bulan dengan masalah DHF, keadaan
umum lemah, kesadaran komposmentis, prognosa baik.
P : Lanjutkan intervensi:
- Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu
- Menjelaskan pemenuhan nutrisi pada bayi
- Menjelaskan pada ibu pemenuhan cairan yang benar
- Memberikan terapi dokter
a. Infus Asering 40 cc/jam
b. Injeksi ranitidine 2x10 mg/iv
- Melakukan pemeriksaan TTV dan observasi TTV
- Dokumentasi
2. Evaluasi perkembangan
Tanggal : 09 Mei 2019 Pukul 14.00WIB
S : Ibu mengatakan anak sudah turun panasnya
25

O : - KU baik, kesadaran komposmentis


S: 37 C
N: 96 x/menit
RR: 36 x/menit
A : An “ D ” usia 12 tahun lebih 3 bulan dengan DHF ,keadaan umum
baik, kesadaran komposmentis, prognosa baik.
P : Lanjutkan intervensi
- Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu
- Menjelaskan pemenuhan nutrisi pada anak
- Menjelaskan pada ibu pemenuhan cairan yang benar
- Memberikan terapi dokter:
a. Infus Asering 40 cc/jam
b.Injeksi ranitidine 2x10 mg/iv
- Melakukan pemeriksaan TTV dan observasi TTV
- Dokumentasi
Tanggal 10 Mei 2019 Pukul 20.00 WIB
S : Ibu mengatakan anak sudah tidak panas dan kondisi membaik
O : - KU baik, kesadaran komposmentis
- TTV: S: 36,8 C
N: 96 x/menit
RR: 36 x/menit
A : An “ A ” usia 12 tahun lebih 3 bulan dengan DHF ,keadaan umum
baik, kesadaran komposmentis, prognosa baik.
P : Lanjutkan intervensi
- Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu
- Menjelaskan pemenuhan nutrisi pada anak
- Menjelaskan pada ibu pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan benar.
- Melakukan pemeriksaan TTV dan observasi TTV
- Dokumentasi.
26

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2012. Pedoman Pemantauan Tumbuh Kembang Anak. Jakarta :


Depkes RI.
Hidayat, a. aziz Alimul. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta :
Salemba Medika
Kemenkes RI. 2011. Standar Asuhan keperawatan Pada Anak Sakit. Jakarta :
Direktorat Bina Anak Sakit.
Marmi. 2012. Asuhan Kebidanan pada Neonatus. Pustaka pelajar: Yogyakarta.
Muttaqin, Arif. 2008. Buku ajar asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan
Sistem Imunologi. Jakarta : Salemba Medika.
Ngastiyah, 2014. Perawatan Anak Sakit . Jakarta : EGC.
Nursalam, M. Nurs, dkk. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta:
Salemba Medika
Soetjiningsih. 2012. Perkembangan Anak dan Permasalahannya Dalam Buku
ajar 1 Ilmu perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta : Sagungseto
Sulistyawati, Ari. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Anak Dengan Patologis. Jakarta
: Salemba Medika
Sumijati M.E, dkk. 2000. Asuhan Keperawatan Pada kasus Penyakit Yang Lazim
terjadi Pada Anak, Surabaya: Perkani

Anda mungkin juga menyukai