Anda di halaman 1dari 13

Makalah

GHAZWUL FIKRI
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
Nama: Kausar Daulay

GEDUNG DAKWAH MUHAMMADYAH


MEDAN
2019

1
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Shalawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan
sahabat-sahabatnya yang telah memperjuangkan Agama Islam.
Dan dalam penyusunan makalah ini saya sadar bahwa masih banyak kekurangan dan
kekeliruan, maka dari itu saya mengharapkan keritikan positif, sehingga bisa diperbaiki
seperlunya.
Akhirnya saya tetap berharap semoga makalah ini menjadi butir-butir amalan saya dan
bermanfaat khususnya bagi saya dan umumnya bagi seluruh pembaca. Amin Yaa Robbal 'Alamin.

(PENYUSUN)

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Sejarah Ghazwul Fikri


Sejarah Ghazwul Fikri sudah ada setua umur manusia, makhluk yang pertama kali
melakukannya adalah iblis laknatullah ketika berkata kepada Adam as., “ Sesungguhnya Allah
melarang kalian memakan buah ini supaya kalian berdua tidak menjadi malaikat dan tidak dapat
hidup abadi. “ (Q.S.Al – A’Raaf:20)
Dalam perkataannya ini iblis tidak menyatakan bahwa Allah tidak melarang kalian…karena
itu akan bertentangan dengan informasi yang telah diterima oleh Adam as., tetapi iblis mengemas
dan menyimpangkan makna perintah Allah SWT. Sesuai dengan keinginannya, yaitu dengan
menambahkan alasan pelarangan Allah yang dibuat sendiri. Iblis tahu bahwa Adam as tidak punya
pengetahuan tentang sebab tersebut. Demikianlah para murid – murid iblis dimasa kini selalu
berusaha melakukan ghazwul fikri dengan menyimpangkan fakta dan informasi yang ada sesuai
dengan maksud jahatnya. Setan melakukannya dengan cara yang sangat halus dan licin. Akibatnya,
hanya orang – orang yang dirahmati Allah SWT yang mampu mengetahuinya.

1.2 Rumusan Penulisan


1. Apa itu Ghazwul Fikri ?
2. Apa saja bentuk-bentuk Ghozwul Fikri ?
3. Apa saja sarana Ghazwul Fikri ?
4. Apa saja tujuan Ghazwul Fikri ?
5. Apa saja bidang – bidang Yang di serang Ghazwul Fikri ?
6. Membuat Metode Ghazwul Fikri Membatasi Supaya Islam Tidak Tersebar Luas ?

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ghazwul Fikri


Secara Bahasa
Ghazwul Fikri terdiri dari dua suku kata yaitu Ghazwah dan Fikr. Ghazwah berarti serangan,
serbuan atau invansi. Sedangkan Fikr berarti pemikiran. Jadi, menurut bahasa Ghazwul Fikri
adalah serangan atau serbuan didalam qital (perang) atau Ghazwul Fikri secara bahasa diartikan
sebagai invansi pemikiran.
Secara istilah
Ghazwul Fikri adalah penyerangan dengan berbagai cara terhadap pemikiran umat islam guna
merubah apa yang ada didalamnya sehingga tidak lagi bisa mengeluarkan darinya hal – hal yang
benar karena telah tercampur aduk dengan hal – hal yang tidak islami.

2.2 Bentuk-bentuk Ghazwul Fikri


1. Perusakan Akhlaq
Dengan berbagai media musuh-musuh Islam melancarkan program-program yang bertujuan
merusak akhlaq generasi muslim. Mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, sampai yang tua renta
sekalipun. Di antara bentuk perusakan itu adalah lewat majalah-majalah, televisi, serta musik.
Dalam media-media tersebut selalu saja disuguhkan penampilan tokoh-tokoh terkenal yang
pola hidupnya jelas-jelas jauh dari nilai-nilai Islam. Mulai dari cara berpakaian, gaya hidup
dan ucapan-ucapan yang mereka lontarkan.
Dengan cara itu, mereka telah berhasil membuat idola-idola baru yang gaya hidupnya jauh
dari adab Islam. Hasilnya betul-betul luar biasa, banyak generasi muda kita yang tergiur dan
mengidolakan mereka.
2. Perusakan Pola Pikir
Dengan memanfaatkan media-media tersebut di atas, mereka juga sengaja menyajikan
berita yang tidak jelas kebenarannya, terutama yang berkenaan dengan kaum muslimin.
Seringkali mereka memojokkan posisi kaum muslim tanpa alasan yang jelas. Mereka selalu
memakai kata-kata; teroris, fundamentalis untuk mengatakan para pejuang kaum muslimin
yang gigih mempertahankan kemerdekaan negeri mereka dari penguasaan penjajah yang

4
zhalim dan melampui batas. Sementara itu di sisi lain mereka mendiamkan setiap aksi para
perusak, penindas, serta penjajah yang sejalan dengan mereka; seperti Israel, Atheis Rusia,
Fundamentalis Hindu India, Serbia, serta yang lain-lainnya. Apa-apa yang sampai kepada
kaum muslimin di negeri-negeri lain adalah sesuatu yang benar-benar jauh dari realitas.
Bahkan, sengaja diputarbalikkan dari kenyataan yang sesungguhnya.
3. Sekulerisasi Pendidikan
Hampir di seluruh negeri muslim telah berdiri model pendidikan sekolah yang lepas dari
nilai-nilai keagamaan. Mereka sengaja memisahkan antara agama dengan ilmu pengetahuan di
sekolah. Sehingga muncullah generasi-generasi terdidik yang jauh dari agamanya. Sekolah
macam inilah yang mereka dirikan di bumi Islam pada masa penjajahan (imperialisme), untuk
menghancurkan Islam dari dalam tubuhnya sendiri.
4. Pemurtadan
Ini adalah program yang paling jelas kita saksikan. Secara terang-terangan orang-orang non
muslim menawarkan “bantuan” ekonomi; mulai dari bahan makanan, rumah, jabatan, sekolah,
dan lain-lainnya untuk menggoyahkan iman orang-orang Islam.
Pastor Takly berkata: “Kita harus mendorong pembangunan sekolah-sekolah ala Barat yang
sekuler. Karena ternyata banyak orang Islam yang goyah aqidahnya dengan Islam dan Al
Qur’an setelah mempelajari buku-buku pelajaran Barat dan belajar bahasa asing”.
Samuel Zwemer dalam konferensi Al Quds untuk para pastor pada tahun 1935 mengatakan:
“Sebenarnya tugas kalian bukan mengeluarkan orang-orang Islam dari agamanya menjadi
pemeluk agama kalian. Akan tetapi menjauhkan mereka dari agamanya (Al Qur’an dan
Sunnah). Sehingga mereka menjadi orang- orang yang putus hubungan dengan Tuhannya dan
sesamanya (saling bermusuhan), menjadi terpecah- belah dan jauh dari persatuan. Dengan
demikian kalian telah menyiapkan generasi-generasi baru yang akan memenangkan kalian dan
menindas kaum mereka sendiri sesuai dengan tujuan kalian”.

2.3 Sarana Ghazwul Fikri


Sasaran dari ghazwul fikri adalah sebagai berikut :
1. Agar kaum muslimin menjadi condong sedikit terhadap gaya, perilaku dan pola pikir barat,
seperti dalam Q.S. Al Israa:73 yang artinya “ Dan sesungguhnya mereka hampir
memalingkan kamu dari apa yang telah kami wahyukan kepadamu, agar kamu membuat

5
yang lain secara bohong terhadap kami, dan kalau sudah begitu tentulah mereka
mengambil kamu jadi sahabat yang setia. “ Q.S. Al Israa:74 yang artinya “ Dan kalau
kami tidak memperkuatkan (hati)mu, niscaya kamu hampir condong sedikit kepada
mereka.” Q.S. Al Israa:75 yang artinya “ Kalau terjadi demikian, benar – benarlah kami
akan rasakan kepadamu (siksaan) berlipat – lipat ganda didunia ini dan begitu (pula
siksaan) berlipat ganda sesudah mati, dan kamu tidak akan mendapat seorang
penolongpun terhadap kami.” Dan Q.S.Al Israa:76 yang artinya “Dan sesungguhnya
benar – benar mereka hamper membuatmu gelisah di negeri (mekah) untuk mengusirmu
daripadanya dan kalau terjadi demikian, niscaya sepeninggalmu mereka tidak tinggal
sebentar saja.”
2. Setelah kaum muslimin condong sedikit, tahapan selanjutnya adalah agar kaum muslimin
mengikuti sebagian dari gaya, perilaku dan pola pikir mereka. Sebagaimana disebutkan
dalam Q.S.Ad Dukhan:25 yang artinya “ Alangkah banyaknya taman dan mata air yang
mereka tinggalkan.” Dan Q.S.Ad Dukhan:26 yang artinya “ Dan kebun – kebun serta
tempat – tempat yang indah – indah.”
3. Pada tahap ini diharapkan kaum muslimin beriman pada sebagiannya ayat – ayat Al –
Qur’an dan Hadist Rasulullah SAW, tetapi kafir terhadap sebagian yang lainnya.
Sebagaimana dalam Q.S.Al Baqarah:85 yang artinya “ Kemudian kamu (bani israil)
membunuh dirimu (saudaramu sebangsa) dan mengusir segolongan dari pada kamu dari
kampong halaman. Kamu bantu membantu terhadap mereka dengan membuat dosa dan
permusuhan tetapi jika mereka dating kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka.
Padahal mengusir itu (juga) terlarang bagimu. Apakah kamu beriman pada sebagian Al
Kitab(taurat) dan ingkar terhadap sebagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang
berbuat demikian dari padamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada
hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat, Allah tidak lengah dari
apa yang kamu perbuat.”.
4. Pada tahap akhir, mereka menginginkan agar generasi kaum muslimin mengikuti syahwat
dan meninggalkan shalat. Sebagaimana dalam Q.S.Maryam:59 yang artinya “ Maka
datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia – nyiakan shalat dan
memperturutkan hawa nafsu, maka mereka akan menemui kesesatan.”

6
2.4 Tujuan Ghazwul Fikri
Tujuan dari ghazwul fikri adalah sebagai berikut :
1. Menghambat kemajuan umat islam agar tetap menjadi pengekor barat. Berbagai macam
pendapat nyeleneh yang ditebarkan para orientalis lewat media cetak dan elektronik
berhasil menyita perhatian umat islam dan mengetuk sebagian besar potensinya,baik untuk
melakukan kajian, bantahan dan pelurusan.
2. Menjauhkan umat islam dari Al – Qur’an dan As Sunnah serta ajaran – ajarannya. Dengan
keraguan – raguan dan penyesatan terhadap umat islam,ghazwul fikri menyeret orang –
orang awam ke jurang yang memisahkan mereka dari keislaman – Nya. Bahkan ada
sebagian yang keluar dari islam dan berpindah ke agama lain.
3. Memurtadkan umat islam. Inilah yang digambarkan Al – Qur’an dalam Surah Al
Baqarah:217 yang artinya “Mereka tidak henti – hentinya memerangi kamu sampai
mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya
mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad diantara kamu dari agamanya, lalu dia mati
dalam kekafiran, maka mereka itulah sia – sia amalannya di dunia dan akhirat, dan
mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal didalamnya.”

2.5 Bidang – Bidang yang di Serang Ghazwul fikri


1. Pendidikan
Pendidikan adalah aspek penting yang menentukan maju atau mundurnya suatu bangsa.
Oleh sebab itu, bidang pendidikan merupakan target utama dari ghazwul fikri. Ghazwul
fikri yang dilakukan dibidang pendidikan, diantaranya dengan membuat sedikitnya porsi
pendidikan agama di sekolah – sekolah umum (hanya 2 jam sepekan). Hal ini berdampak
fatal pada fondasi agama yang dimiliki oleh para siswa. Dengan lemahnya basis agama
mereka, maka terjadilah tawuran, seks bebas pelajar yang meningkatkan AIDS,
penyalahgunaan narkoba, vandalism, dan sebagaimananya. Ini adalah dampak jangka
pendek. Sedangkan dampak jangka panjangnya lebih berbahaya, yaitu rendahnya kualitas
pemahaman agama para calon pemimpin bangsa dimasa depan.Ghazwul fikri lainnya
dibidang ini adalah pada teknis belajarnya yang campur baur antara pria dan wanita yang
jelas tidak sesuai dan banyak menimbulkan pelanggaran terhadap syariat.

7
2. Sejarah
Sejarah yang diajarkan perlu ditinjau ulang dan disesuaikan dengan semangat islam. Materi
tentang sejarah dunia dan ilmu pengetahuan telah ghazwul fikri habis – habisan sehingga
hampir tidak ditemui sama sekali pemaparan tentang sejarah para ilmuan islam dan
sumbangannya dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam sejarah yang dibahas
hanyalah ilmuan kafir yang pada akhirnya membuat generasi muda menjadi silau dengan
tokoh – tokoh kafir dan minder terhadap sejarahnya sendiri. Ketika berbicara tentang sejarah
islam, di benak mereka hanyalah terbayang sejarah peperangan dengan pedang dan darah
sebagaimana yang selalu digambarkan dalam kaca mata barat. Hal ini lebih diperparah
dengan sejarah nasional dan penamaan perguruan tinggi, gedung – gedung, perlambangan,
penghargaan dan pusat ilmu lainnya dengan bahasa Hindu Sanksekerta, sehinga semakin
hilanglah mutiara kegemilangan islam dihati para generasi muda.
3. Ekonomi
Ghazwul fikri yang terjadi dibidang ekonomi adalah konsekuensi dari motto ekonomi yaitu,
mencari keuntungan sebesar – besarnya dengan pengorbanan sekecil – kecilnya. Ketika
motto ini ditelan habis – habisan tanpa dilakukan filterisasi, maka tidak lagi memperhatikan
halal atau haram, yang penting adalah bagaimana supaya untung sebesar – besarnya. Hal
lain yang perlu dicermati dalam sistem ekonomi kapitalisme, yaitu monopoli, riba dan
pemihakan elit kepada para konglomerat. Mengenai monopoli sudah tidak perlu dibahas
lagi, cukup jika dikatakan bahwa Amerika Serikat sendiri telah diberlakukan UU anti –
trust (bagaimana di Indonesia?). Tentang riba dan haramnya bunga bank rasanya bukan
pada tempatnya jika dibahas disini, cukup dikatakan bahwa munculnya dan berkembangnya
bank tanpa bunga (bagi hasil), fatwa MUI, fatwa Universita Al Azhar Mesir, kesepakatan
para ulama islam dunia membuktikan bahaya bunga bank dan haramnya dalam islam.
Tentang keberpihakan kepada para konglomerat, semoga dengan perkembangan era
reformasi saat ini dapat diperbaiki.
4. Ilmu Alam dan Sosial
Pada bidang ilmu – ilmu alam, ghazwul fikri terbesar yang dilakukan adalah dengan
dilakukannya sekularisasi antara ilmu pengetahuan dengan ilmu agama. Bahaya lainnya
adalah penisbatan teori – teori ilmu pengetahuan kepada para ilmuan tanpa
mengembalikannya kepada sang pemberi dan pemilik ilmu, sehingga mengakibatkan

8
kekaguman dan pujian hanya berhenti pada diri para ilmuwan dan tidak bermuara kepada
Allah SWT. Hal lain adalah berkembangnya berbagai teori – teori sesaat yang sebenarnya
belum diterima secara ilmiah, tetapi disebarkan secara besar – besaran oleh kelompok –
kelompok tertentu untuk menimbulkan keraguan pada agama. Misalnya, teori tentang asal
usul makhluk hidup (the origins of species) dari Darwin (yang sebenarnya merupakan
kelanjutan dari penemuan Herbert Spencer) yang sebenarnya masih ada the missing
link yang belum dapat menghubungkan antara manusia dan era, tapi sudah “
diindoktrinasikan “ kemana – mana. Atau, teori Libido Seksual-nya Freud, yang
menyatakan bahwa jika manusia tidak dibebaskan sebebas – bebasnya keinginan seksualnya
akan mengakibatkan terjadinya gangguan kejiwaan. Teori ini sudah dibantah secara ilmiah
dan pencetusnya sendiri (Freud) yang terus menggembar – gemborkan kebebasan seksual,
ternyata mati karena menderita penyakit kejiwaan (psikopath).
5. Bahasa
Ghazwul fikri dibidang bahasa adalah dengantidak diajarkannya bahasa Al – Qur’an di
sekolah – sekolah karena menganggapnya tidak perlu. Hal yang nampaknya remeh ini
sebenarnya sanagt besar akibatnya dan menjadi bencana bagi kaum muslimin Indonesia
secara umum. Dengan tidak memahami Al – Qur’an, mayoritas kaum muslimin menjadi
tidak mengerti apa kandungan Al – Qur’an, seperti firman Allah dalam surah Al
Baqarah:78 artinya “ Dan diantara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al –
Kitab (taurat), kecuali dongengan bohong belaka dan mereka hanya menduga – duga “.
Akibatnya, Al – Qur’an menjadi sekedar bacaan tanpa arti (Al – Qur’an hanya dinikmati
iramanya seperti layaknya lagu – lagu dan nyayian belaka, yang akhirnya ditinggalkan
seperti yang disebutkan dalam surah Al Furqaan:30 yang artinya “ Berkata Rasul : Ya
tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al – Qur’an ini suatu yang tidak diacuhkan
“ dan surah Al Furqaan:31 yang artinya “ Dan seperti itulah, setelah kami adakan bagi
tiap – tiap nabi, musuh dari orang – orang yang berdosa dan cukuplah Tuhanmu menjadi
pemberi petunjuk dan penolong.“). Dampak lain dari kebodohan terhadap bahasa Al –
Qur’an adalah terputusnya hubungan kaum muslimin dengan perbendaharaan ilmu – ilmu
keislaman yang telah disusun dan dibukukan selama hamper 1000 tahun oleh para pakar
dan ilmuwan islam terdahulu yang jumlahnya mencapai jutaan judul buku, mencakup

9
bidang – bidang akidah, tafsir, hadist, fiqih, sirah, tarikh, ulumul qur’an, tazkiyyah dan
sebagainya.
6. Hukum
Ghazwul fikri pada aspek hukum adalah penggunaan acuan hukum warisan kolonial yang
masih dipertahankan sebagai hukum yang berlaku, reduksi, dan penghapusan hukum Allah
SWT dan Rasul – Nya. Rasa takut dan alergi terhadap segala yang berbau syariat islam
merupakan keberhasilanghazwul fikri dibidang ini. Penggambaran potong tangan bagi
pencuri dan rajam bagi penzina selalu ditonjolkan saat pembicaraan – pembicaraan tentang
kemungkinan adopsi terhadap beberapa hukum islam. Mereka melupakan bahwa hukum
islam berpihak (melindungi) korban kejahatan, sehingga hukuman keras dijatuhkan kepada
pelaku kejahatan agar perbuatannya tidak terulang dan orang lain takut untuk berbuat yang
sama. Sebaliknya, hukum barat berpihak (melindungi) pelaku kejahatan, sehingga dengan
hukuman tersebut memungkinkannya untuk mengulang lagi kejahatannya karena ringannya
hukuman tersebut. Laporan menunjukkan bahwa tingkat perkosaan yang terjadi di Kanada
selama sehari sama dengan kejahatan yang sama di Kuwait selama 12 tahun,
bahkan pooling yang dilakukan di masyarakat Amerika Serikat menunjukkan bahwa 1 dari
3 masyarakat Amerika Serikat menyetujui dijatuhkannya hukuman mati untuk pemerkosa.
7. Pengiriman pelajar dan mahasiswa ke Luar Negeri
Ghazwul fikri dibidang ini terjadi dalam dua aspek, yaitu : Brain drain dan Brain
Washing. Brain drain adalah pelarian para intelektual dari negara – negara islam ke negara
– negara maju karena insentif yang lebih besar dan fasilitas hidup yang lebih mewah bagi
para pekerja disana. Hal ini menyebabkan lambatnya pembangunan di negara – negara islam
dan semakin cepatnya kemajuan di negara – negara barat. Data penelitian tahun 1996
menyebutkan bahwa perbandingan SDM bergelar doctor (S3) di Indonesia baru 60 per
sejuta penduduk, di Amerika Serikat dan Eropa antara 2500 – 3000 orang per sejuta, dan di
Israel mencapai 16.000 per sejuta penduduk. Sementara brain washing (cuci otak) dialami
oleh para intelektual yang sebagian besar berangkat ke negara – negara barat tanpa dibekali
dengan dasar – dasar keislaman yang cukup. Akibatnya, mereka pulang dengan membawa
pola piker dan perilaku yang bertentangan dengan nilai – nilai islam. Bahkan secara sadar
atau tidak, mereka ikut andil dalam membantu melanggengkan kepentingan barat dinegara
mereka.

10
8. Media massa
Berbicara mengenai ghazwul fikri yang terjadi dalam media massa, maka dapat dipilah pada
aspek – aspek sebagai berikut :
 Aspek kehadirannya
Terjadinya perubahan penjadwalan kegiatan sehari – hari dalam keluarga
muslim, missal TV. Dulu selepas maghrib, anak – anak biasanya mengaji dan
belajar agama. Sekarang, selepas maghrib anak – anak menonton acara – acara TV
yang kebanyakan merusak dan tidak bermanfaat. Sementara bagi para remaja dan
orang tua dibandingkan dating ke pengajian dan majlis – majlis taklim, mereka
lebih senang menghabiskan waktunya dengan menonton TV.
Sebenarnya TV dapat menjadi srana dakwah yang luar biasa (sesuai dengan
teori komunikasi yang menyatkan bahwa media audio – visual memiliki pengaruh
yang tertinggi dalam membentuk kepribadian baik pada tingkat individu maupun
masyarakat) asal dikemas dan dirancang sesuai dengan nilai – nilai islam.
 Aspek isinya
Berbicara mengenai isi yang ditampilkan oleh media massa yang merupakan
produk ghazwul fikri diantaranya adalah mengenai penokohan – penokohan atau
orang – orang yang diidolakan. Media massa yang ada tidak berusaha ikut mendidik
bangsa dan masyarakat dengan menokohkan para ulama, ilmuwan, dan orang –
orang yang dapat mendorong membangun bangsa agar mencapai kemajuan
IMTAK dan IPTEK sebagaimana yang digembar – gemborkan. Tetapi sebaliknya,
justru tokoh yang terus menerus diekspos dan ditampilkan adalah para selebriti
yang menjalankan gaya hidup borjuis, menghambur – hamburkan uang (tabdzir),
jauh dari memiliki IPTEK apalagi nilai – nilai agama.
Hal ini jelas besar dampaknya pada generasi muda dalam memilih dan
menentukan gaya hidup, cita – citanya dan tentunya pada kualitas bangsa dan
Negara. Rpoduk lain dari ghazwul fikri yang menonjol dalam media TV, misalnya
porsi film – film islami yang dapat dikatakan tidak ada. Film yang diputar 90%
adalah film bergaya barat, sisanya adalah film nasional (yang juga bergaya barat),
film – film mandarin, dan film – film india.

11
2.6 Metode Ghazwul Fikri Membatasi Supaya Islam tidak Tersebar Luas
1. Tasykik (pendangkalan/keragu-raguan) Gerakan yang berupaya menciptakan keragu-
raguan dan pendangkalan kaum muslimin terhadap agamanya.
2. Tasywih (Pencemaran/pelecehan) Upaya orang kafir untuk menghilangkan kebanggaan
kaum muslimin terhadap Islam dengan menggambarkan Islam secara buruk.
3. Tadhlil (penyesatan) Upaya orang kafir menyesatkan umat mulai dari cara yang halus
sampai cara yang kasar.
4. Taghrib (pembaratan/westernisasi) Gerakan yang sasarannya untuk mengeliminasi Islam,
mendorong kaum muslimin agar mau menerima seluruh pemikiran dan perilaku barat.
Menyerang Islam dari dalam.
5. Penyebaran faham sekuralisme. Berusaha memisahkan antara agama dengan kehidupan
bermasyarakat danbernegara.
6. Penyebaran faham nasionalisme. Nasionalisme membunuh ruh ukhuwah Islamiyah yang
merupakan azas kekuatan umat Islam.Hadist : “Bukan dari golonganku orang yang
mengajak pada ashobiyah dan bukan golonganku orang yang berperang atas dasar
ashobiyah dan bukan dari golonganku orang yang mati karena ashobiyah”.
7. Pengrusakan akhlak umat lslam terutama para pemudanya.

BAB III
PENUTUP

12
3.1 Kesimpulan
Ghazwul fikri ( perang pemikiran ) merupakan hal yang sangat mungkin terjadi pada zaman
seperti ini. Suatu cara yang sangat ampuh untuk mempengaruhi seseorang atau kelompok melalui
globalisasi informasi. Dorongan untuk menerapkan al-ghozwul fikri sebagai upaya
penganekaragaman serbuan terhadap kaum muslim ialah kegagalan pasukan nonmuslim
menaklukan dunia Islam melalui perang secara konvensional (secara fisik militer). Menurut bahasa
Ghozwul fikri terdiri dari dua kata : ghozwah dan fikr, ghozwah berarti serangan, sebuan, atau
invasi dan fikr berarti pemikiran. Al-ghozwul fikri mengarah kepada dua sasaran utama, yaitu :
1. Mengeliminasi Islam supaya tidak berkembang,
2. Menghantam Islam dari dalam. Beberapa strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan
tersebut diantaranya :
 Tasywih (pencemaran/pelecehan),
 Tasykik (pendangkalan/peragu-raguan),
 Tadzwib (penghancuran)karekteristik umat,
 Taghrib (pembaratan/westernisasi/kafirinisasi).

3.2 Saran
Marilah kita mencoba untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT (menjadi pribadi yang
bertakwa). Dengan ketakwaan inilah Allah SWT akan menganugrahkan furqon kepada diri kita
sehingga kita dapat membedakan mana jalan yang benar dan salah.

13

Anda mungkin juga menyukai