Anda di halaman 1dari 6

Leadership Communication

“Analisis Konfrensi Pers Pencarian Korban Jatuhnya Lion Air JT610”

Disusun Oleh :

Andrian Putra Nasri 18/432579/PEK/23845


Dinda Ayu Lestari Priyono 18/432609/PEK/23875
Herlambang Mahardika 18/432627/PEK/23893
Nafiesa Lauza Mernisa Hilman 18/432662/PEK/23928

MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2018
A. PENDAHULUAN
Kepala Basarnas Marsekal Madya Muhammad Syaugi menangis di hadapan
keluarga korban Lion Air JT610 pada konfrensi pers proses evakuasi korban jatuhnya Lion
Air Jt610 yang berlangsung pada Senin, 5 November 2018 pukul 10.00 WIB bertempat di
Ibis Hotel Cawang. Dalam kofrensi pers tersebut Kepala Basarnas Syaugi menyampaikan
hasil operasi evakuasi korban dan pesawat Lion air JT610 yang sudah berlangsung selama
tujuh hari oleh Basarnas kepada keluarga korban dan media. Dalam pertemuan tersebut
keluarga korban diberi kesempatan untuk menyampaikan curahan hatinya terkait
kecelakaan pesawat yang menimpa keluarga atau kerabat. Kepala Basarnas Marsekal
Madya Muhammad Syaugi tidak kuasa menahan tangisnya, disela-sela memberi tanggapan
atas curahan hati keluarga korban.
Kepala Basarnas Syaugi menyatakan bahwa Basarnas tidak akan berhenti berusaha
untuk mengevakuasi jasad korban dan meminta doa kepada keluarga korban dan seluruh
masyarakat Indonesia dalam upaya evakuasi korban dan pesawat yang masih berlangsung.
Kepala Basarnas Marsekal Madya Muhammad Syaugi juga tidak lupa mengucapkan
terimakasih kepada keluarga korban dan masyarakat yang terus memberikan dukungan dan
perhatian kepada Basarnas.

B. ANALISIS
Seorang pemimpin dalam berkomunikasi memiliki beberapa hambatan, untuk
memastikan bahwa hambatan tersebut dapa diatasi diperlukan menentukan tujuan awal
komunikasi tersebut. Dalam dunia komunikasi profesional terdapat 4 tujuan komunikasi
yaitu:
1) To inform: memberikan fakta, data, dan informasi pada seseorang
2) To influence or persuade: memotivasi seseorang dan meyakinkannya
3) To instruct: menginstruksikan seseorang pada suatu proses atau prosedur.
4) To engage: mengikutsertakan seseorang dalam berkolaborasi pertukaran ide

Berdasarkan pada video pidato ketua Basarnas yang kami analisis, ketua Basarnas
memiliki tujuan untuk menginformasikan progres evakuasi dan pencarian korban
kecelakaan pesawat Lion Air JT610.
Emotional intelligence merupakan kemampuan emosional dan sosial untuk digunakan
pada sebagai berikut:
1. Memahami dan mengekspresikan diri sendiri
2. Memahami dan berhubungan dengan sekitar
3. Sepakat dengan kekuatan emosi dan mengontrol diri untuk berkehendak
4. Beradaptasi pada perubahan dan memecahkan masalah personal atau sifat sosial

Pengertian ini menyarankan bahwa emotional intelligence berawal dari kemampuan


mengidentifikasi dan mengelola emosi dalam diri kita sendiri dan orang lain, hal itu juga
untuk dapat memperluas kemampuan mengartikan emosi tersebut kedalam perilaku. Hal
ini berimplikasi pada perilaku harus memiliki dampak positif kepada orang lain.

Kompetensi personal
1) Self awareness
 Accurate self-assesment: mengetahui kemampuan dan batasannya. Ketua
Basarnas dalam pidatonya memahami situasi lapangan yang sedang
dihadapi sehingga ketua Basarnas menyampaikan pidato yang
menyesuaikan dengan kemampuannya dan timnya.
 Self-confidence: mengetahui bahwa dirinya pantas dan berkapabilitas.
Dalam pidatonya dia memberitahukan kepada audiens bahwa Basarnas
akan tetap berusaha dalam pencarian korban.
2) Self management
 Emotional self-control
Dapat mengontrol diri. Pada awal pidato ketua Basarnas mampu
mengontrol emosi namun dikarenakan topik atau isu yang diangkat sensitif
beliau turut larut dalam emosi yang dirasakan audiens.
 Transparency
Menunjukkan kejujuran dan integritas. Pidatonya berisi kejujuran akan
situasi yang dihadapi di lapangan
 Optimism
Melihat kesempatan dalam suatu kejadian. Ketua Basarnas tetap yakin akan
hasil positif yang akan dicapai nanti.

Kompetensi Sosial
1) Social awareness
 Emphaty: merasakan emosi sekitar, memahami perspektif dan secara aktif
peduli terhadap ketertarikan mereka. Ketua Basarnas berempati dengan
audiens dan turut merasakan kesedihan mereka dan meyakinkan mereka
bahwa Basarnas akan terus berusaha.
 Service: mengetahui dan memenuhi kebutuhan pengikut. Ketua Basarnas
berjanji akan maksimal dalam melakukan pencarian korban.
2) Relationship Management
 Building bonds: mempererat dan menjaga hubungan. Ketua Basarnas
berpidato dengan bahasa yang santun dan menunjukkan kepedulian akan
korban dengan menggunakan kalimat “saudara - saudara saya”.

Dampak Positif:
1) Memotivasi para keluarga korban
2) Merubah pandangan masyarakat termasuk kepada keluarga korban, yang mana
mereka (BASARNAS) menunjukkan kepada publik bahwa mereka juga turut
bekerja untuk membantu menemukan para korban yang belum ditemukan
3) Memberikan harapan kepada keluarga korban
4) Mendapat simpati dari masyarakat

Dampak Negatif:
 Perusahaan Lion Air
1) Menurunnya kepercayaan publik terhadap perusahaan penerbangan Lion Air
2) Menciptakan low season, yang mana merupakan periode permintaan untuk
berpergian ke suatu tempat cenderung rendah
 BASARNAS
1) Memiliki beban yang berlebih karena dengan melakukan konfrensi pers tersebut
BASARNAS memberikan harapan tinggi kepada masyarakta beserta para keluarga
korban
2) Dianggap terlalu mencari simpati masyarakat termasuk media dan para keluarga
korban

C. SOLUSI
1. Kepala Basarnas Marsekal Madya Muhammad Syaugi harus mengetahui
aundiensnya terlebih dahulu sebelum memberikan informasi.
2. Sebagai pemimpin harus mampu menyampaikan dan menyikapi sesuatu secara
seimbang, yaitu antara situasi yang dihadapi dengan pemenuhan keinginan audiens.
Jangan memberikan harapan yang berlebih kepada audiens.
3. Sebagai pemimpin harus mampu mengidentifikasi situasi yang sedang dihadapi
oleh audiens agar mampu berempati.
DAFTAR PUSTAKA
Barret, Debora J. 2014. Leadership Communication Fourth Edition. New York: McGraw-Hill Education
Youtube: https://www.youtube.com/watch?v=jDi734-W56o, Diakses pada tanggal 22/11/2018 pukul
18.00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai