Anda di halaman 1dari 20

TUGAS TATA KELOLA DAN BUDAYA PERUSAHAAN

“ANALISIS TATA KELOLA PADA CV. ZOEHADA PANGAN KREATIF (BAKPIAPIA)”

Disusun Oleh:

Nama : Nafiesa Lauza Mernisa Hilman

Nomor Mahasiswa : 13311557

PRODI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2016
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
1. Sejarah GCG (Good Coorporate Governance)
Sejarah lahirnya GCG muncul atas reaksi para pemegang saham di Amerika
Serikat pada tahun 1980-an yang terancam kepentingannya (Budiati, 2012). Dimana pada
saat itu di Amerika terjadi gejolak ekonomi yang luar biasa yang mengakibatkan banyak
perusahaan yang melakukan restrukturisasi dengan menjalankan segala cara untuk
merebut kendali atas perusahaan lain. Tindakan ini menimbulkan protes keras dari
masyarakat atau publik.Publik menilai bahwa manajemen dalam mengelola perusahaan
mengabaikan kepentingan-kepentingan para pemegang saham sebagai pemilik modal
perusahaan.Merger dan akuisi pada saat itu banyak merugikan para pemegang saham
akibat kesalahan manajemen dalam pengambilan keputusan.Untuk menjamin dan
mengamankan hak-hak para pemegang saham, muncul konsep pemberdayaan Komisaris
sebagai salah satu wacana penegakan GCG. Komisaris Independen adalah Anggota
Dewan Komisaris yang tidak memiliki hubungan dengan Direksi, Anggota Dewan
Komisaris lainnya dan Pemegang Saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis
atau hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak
independen atau bertindak semata-mata demi kepentingan perusahaan.
Di Indonesia, konsep GCG mulai dikenal sejak krisis ekonomi tahun 1997 krisis
yang berkepanjangan yang dinilai karena tidak dikelolanya perusahaan–perusahaan
secara bertanggungjawab, serta mengabaikan regulasi dan sarat dengan praktek (korupsi,
kolusi, nepotisme) KKN (Budiati, 2012). Bermula dari usulan penyempurnaan peraturan
pencatatan pada Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia/BEI) yang mengatur
mengenai peraturan bagi emiten yang tercatat di BEI yang mewajibkan untuk
mengangkat Komisaris Independen dan membentuk Komite Audit pada tahun 1998,
GCG mulai di kenalkan pada seluruh perusahaan publik di Indonesia.
Setelah itu pemerintah Indonesia menandatangani Nota Kesepakatan (Letter of Intent)
dengan International Monetary Fund (IMF) yang mendorong terciptanya iklim yang lebih
kondusif bagi penerapan GCG.Pemerintah Indonesia mendirikan lembaga khusus, yaitu
Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (KNKCG) yang memiliki tugas
pokok dalam merumuskan dan menyusun rekomendasi kebijakan nasional mengenai
GCG, serta memprakarsai dan memantau perbaikan di bidang corporate governance di
Indonesia.
Sejauh ini penegakan aturan untuk penerapan CGG belum ada sanksi bagi
perusahaan yang belum menerapkan maupun yang sudah menerapkan tetapi tidak sesuai
standar pelaksanaan GCG.Namun pelaksanaan penerapan GCG memberi nilai tambah
bagi perusahaan.Perusahaan yang melakukan peningkatan pada kualitas GCG
menunjukan peningkatan penilaian pasar, sedangkan perusahaan yang mengalami
penurunan kualitas GCG, cenderung menunjukan penurunan pada penilaian pasar
(Cheung, 2011).

2. Gambaran Perusahaan

Bakpiapia Djogdja adalah industri rumah tangga yang berdiri sejak bulan Juni
2004 di Jl. Sosro Menduran Yogyakarta.Awal mula Bakpiapia merupakan home industry
product yang berlokasi di Jl. Sosro Menduran. Kemudian Bakpiapia mulai berkembang
di tahun 2009 yang mulai membuka beberapa cabang sampai luar kota dengan
bekerjasama dengan Careefour Semarang, Jakarta, dan Bandung. Tetapi saat ini
Bakpiapia hanya ingin focus untuk berdiri sendiri atau membuka store sendiri di daerah
kota Yogyakarta dan ingin melakukan ekspansi ke Bali. Tahun 2011 Bakpiapia membuka
10 cabang di Yogyakarta. Tahun 2010 mulai pembentukan manajemen yang sebelumnya
hanya di handlepihak owner dalam hal pencatatan data dan yang lainnya. Bakpiapia
mencoba mengevaluasi tingkat keefisiensian tiap-tiap storenya seperti pertumbuhannya,
pada tahun 2011-2012 dan untuk store yang grade rendah dilakukan pemangkasan karena
hanya difokuskan untuk store dngan grade tinggi yang diterima oleh segmen pasar
karena pada tahun 2010 masih terdapat store yang menerima subsidi silang dengan store
lainnya karena pertumbuhannya yang lambat alam hal omset dan lain sebagainya. Ketika
terdapat store yang terpangkas maka semua sdm dialokasikan kepada store yang lebih
berkembang.Awal mula tahun 2014 menargetkan segmen untuk kudapan anak muda
seperti camilan untuk acara-acara mahasiswa. Pada tahun 2016 Bakpiapia menargetkan
segmen pasar instansi, hotel, kudapan, dan buah tangan.
Kebutuhan masyarakat akan oleh-oleh khas Yogyakarta yang tinggi, membuat
industri Bakpiapia Djogdja berkembang pesat. Selain bakpia, pada tahun 2009 Bakpiapia
mulai berinovasi dengan memperkenalkan produk baru berupa Bakpia Blasteran dan
Ampyang Kepyar. Tahun 2012 Bakpiapia pun mulai menambah varian ada Bakpia
Janggut Naga (isi abon sapi), Bakpia Single Blackbeauty, dan Bakpia Blasteran
Blueberry Cheese.

Menjadi rujukan berbelanja makanan “Lebih Dari Yang Asli” (Beyond Original)
bagi wisatawan domestik dan mancanegara yang selektif terhadap makanan berkualitas
adalah tujuan dari Bakpiapia. Bakpiapia Djogdja adalah produk yang lebih baik, baik
dalam rasa, kemasan dan pelayanannya. Semua produk Bakpiapia Djogdja dibuat dengan
bahan baku berkualitas dan proses produksi yang higienis.

Kelezatan Bakpiapia Djogdja akan terasa sejak gigitan pertama hingga ke hati
customer dengan pelayanannya. Anda akan merasakan sensasi menyantap bakpia yang
berbeda dari sebelumnya. Perpaduan antara filling (isi) dari bahan berkualitas tinggi dan
kulit tipis renyah khas Bakpiapia Djogdja, akan membuat Anda ingin mencoba lagi dan
lagi.

Berikut adalah produk utama dari Bakpiapia:

1) Bakpia Single : Kacang Hijau, Cokelat, Keju, Black Beauty.


2) Bakpia Blasteran : Cokelat, Keju, Cappuccino, Durian, Nanas, Pisang Keju,
Blueberry Cheese.
3) Bakpia Janggut Naga : Bakpia abon sapi.
4) Ampyang Kepyar : Cokelat, Jahe, Pecel

Jika selama ini bakpia dikemas kotak yang rata-rata bernuansa seragam, lengkap
dengan angka-angka, Bakpiapia Djogdja menyuguhkan kemasan yang unik dan berbeda.
Dengan inilah akhirnya Bakpiapia Djogdja semakin memiliki karakter sebagai jajanan
unik dari Yogyakarta yang layak dijadikan daily snack dan mungkin oleh-oleh.Harga
untuk setiap produk Bakpiapia Djogdja selalu berbanding lurus dengan mutu yang
disajikan untuk para konsumen. Karena sesuai dengan jargon Bakpiapia yaitu “Lebih
Dari Yang Asli”.
Gerai Bakpiapia Djogdja antara lain:

1) Ruko Bayeman Permai No. 4 Jl. Wates km. 3, Yogyakarta. Telp. (0274)-560938.
2) Jl. Dagen No. 7 Yogyakarta (depan Hotel Whiz). Telp. (0274)-580580.
3) Toko Batik Teratai Indah” (depan Malioboro Mall Yogyakarta). Telp. (0274)-
7027998.
4) Jl. Mataram Yogyakarta (seberang Popeye music). Telp. (0274)-7007891
5) Jl. Kaliurang km. 5,2 timur hotel cakra kusuma. Telp (0274)-7143525
6) Ambarrukmo Plaza (depan Carrefour, Lower Ground) Yogyakarta. Telp. (0274)-
7125004.
7) Sevensouls de Arcade, Jl. Cendrawasih Komp. Kolombo No. 4, Yogyakarta. Telp.
(0274)-7809800.

B. RUMUSAN MASALAH
Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka masalah
yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan tata kelola (GCG) menurut para ahli?
2. Apayang dimaksud dengan tata kelola(GCG) menurut pandangan perusahaan?
3. Bagaimana penerapan tata kelola perusahaan?
4. Apa kendala dalam penerapan tata kelola (GCG) pada perusahaan?

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari tata kelola (GCG) menurut para ahli.
2. Untuk mengetahui pengertian tata kelola (GCG) menurut pandangan
perusahaan?
3. Untuk mengetahui bagaimana penerapan tata kelola perusahaan.
4. Untuk mengetahui kendala dalam penerapan tata kelola (GCG) pada
perusahaan.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi peneliti, seluruh tahapan penelitian serta hasil penelitian yang diperoleh dapat
memperluas wawasan dan sekaligus memperoleh pengetahuan empirik mengenai tata
kelola perusahaan yang baik sesuai dengan Good Coorporate Governance (GCG).
2. Bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan hasil penelitian, saya berharap manfaat
hasil penelitian ini dapat diterima sebagai kontribusi dalam bentuk sumbangan
pikiran.
3. Bagi pihak lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan bagi upaya
pengembangan ilmu, dan berguna juga untuk menjadi referensi bagi yang ingin
melakukan kajian terhadap tata kelola perusahaan yang baik atau Good Coorporate
Governance (GCG).

PEMBAHASAN
A. TATA KELOLA (GCG) MENURUT PARA AHLI
GCG merupakan masalah yang tidak akan berakhir dan terus akan menjadi
bahan pembahasan bagi pelaku bisnis, akademis, pembuatan kebijakan dan lain
sebagainya. Perhatian terhadap GCG kian meningkat seiring banyak bermunculan
masalah skandal keuangan di lingkungan bisnis. Konsep GCG telah banyak
dikemukakan oleh banyak ahli dan badan sebagai alat control dan pengawasan
terhadap kinerja manajemen. Menurut YYPMI (2002, p.21), Good Corporate
Governance adalah seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara
pemegang saham, pengelola perusahaan, pihak kreditor, pemerintah, karyawan
serta pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan
hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur
dan mengendalikan perusahaan.
Menurut Supriyatno (2000, p.17), The Indonesian Institute For Corporate
Governance mendefinisikan Good Corporate Governance sebagai proses dan
struktur yang diterapkan dalam menjalankan perusahaan dengan tujuan utama
meningkatkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang, dengan tetap
memperhatikan kepentingan stockholders yang lain.
Organization for Economic Cooperation and Development (OECD)
mendefinisikan Corporate Governance sebagai berikut,“Corporate governance is
the system by wich business corporations are directed and controlled. The
corporate governance structure specifies the distribution rights and
responsibilities among different participants in the corporation, such as the board,
the mangers, shareholders and other stakeholders, and spell out rules and
procedure for making decisions on corporate affairs. By doing this, it also
provides the structure through which the company objectives are set, and the
means of attaining those objectives and monitoring performance”. Sesuai dengan
definisi di atas, menurut OECD Corporate Governance adalah system yang
dipergunakan untuk mengarahkan dan mengendalikan kegiatan bisnis
perusahaan.Corporate Governance mengatur pembagian tugas, hak dan kewajiban
mereka yang berkepentingan terhadap kehidupan perusahaan, termasuk pemegang
saham, Dewan Pengurus, para manajer, dan semua anggota the stakeholders non-
pemegang saham.
Sedangkan Siswanto Sutojo dan E John Aldrige (2005, p.3), The Australian
Stock Exchange (ASX) mendefinisikan Corporate Governance sebagai berikut:
“Corporate governance is the system by which companies are directed and
managed. It influences how the objectives of the company set and achieved, how
risk is monitored and assessed, and how performances is optimized”. Sesuai
dengan definisi di atas, ASX mengartikan Corporate Governance sebagai sistem
yang dipergunakan untuk mengarahkan dan mengelola kegiatan perusahaan.Sistem
tersebut mempunyai pengaruh besar tersebut.Corporate Governance juga
mempunyai pengaruh dalam upaya mencapai kinerja bisnis yang optimal serta
analisis dan pengendalian resiko bisnis yang dihadapi perusahaan.
Menurut Sofyan Djalil (2005, p.4), Jill Solomon dan Aris dalam buku
“Corporate Governance and Accountability” kedua pakar manajemen tersebut
mendefinikan Corporate Governance sebagai sistem yang mengatur hunbungan
antara perusahaan dengan pemegang saham.Corporate Governance juga mengatur
hubungan dan pertanggung jawab atau akuntabilitas perusahaan kepada anggota
stakeholders non-pemegang saham. Sedangkan Malaysian High Level Finance
Commite on Good Corporate Governance mendefinisikan Good Corporate
Governance sebagai suatu proses dan struktur yang digunakan untuk mengarahkan
dan mengelola bisnis dan urusan-urusan perusahaan dalam rangka meningkatkan
kemakmuran bisnis dan akuntabilitas perusahaan dengan tujuan utama
mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap
memperhatikan kepentingan stakeholders yang lain.
Menurut Sutedi (2006, p.175), Corporate Governance dapat dedifinisikan
sebagai “Seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham,
pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta
pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-
hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan
mengendalikan perusahaan”. Suatu tata hubungan antara para stakeholders yang
digunakan untuk menentukkan dan mengendalikan arah strategi dan kinerja
perusahaan.
Menurut Herwidyatmo (dalam Majalah Manajemen Ushawan, 2000, p.69),
menegaskan bahwa pada intinya Corporate Governance tidak berbicara tentang
kekuasaan, melainkan berkaitan dengan upaya pencarian cara-cara yang dapat
menjamin keputusan-keputusan dibuat secara efektif. Agar proses pembuatan
keputusan perusahaan dapat berlangsung yang efektif, maka dibutuhkan hubungan
yang kolaboratif diantara pihak manajemen dengan dewan komisaris BOD (Board
Of Director). Dala hal ini, dewan komisaris (BOD) tidak hanya sekedar berperan
sebagai pengawas dari tindakan direksi (pihak manajemen) tetapi juga berperan
sebagai patner direksi (pihak manajemen) di dalam proses pembuatan keputusan
perusahaan.
Menurut (http://www.posindonesia.co.id/news, jam 14:41, tgl 8 Februari
2007), Good Corporate Governance (GCG), adalah suatu proses dan struktur yang
digunakan untuk meningkatkan keberhasilan usaha, dan akuntabilitas perusahaan
guna mewujudkan/meningkatkan nilai perusahaan atau corporate value dalam
jangka panjang dengan memperhatikan kepentingan stakeholders berlandaskan
peraturan perundang-undangan, moral dan etika.
Menurut (http://www.bpkp.go.id/index, jam 14:46, tgl 8 Februari 2007)
Secara umum istilah Good Corporate Governance merupakan sistem pengendalian
dan pengaturan perusahaan yang dapat dilihat dari mekanisme hubungan antara
berbagai pihak yang mengurus perusahaan (hard definition), maupun ditinjau dari
nilai-nilai yang terkandung dari mekanisme pengelolaan itu sendiri (soft defnition).
Dapat disimpulkan bahwa Good Corporate Governance adalah seperangkat
peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengelola
perusahaan, pihak kreditor, pemerintah, karyawan serta pemegang kepentingan
internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban
mereka, atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan
perusahaan untuk mencapai kinerja bisnis yang optimal.

2. Prinsip-Prinsip GCG

Menurut KNKG, Prinsip-prinsip GCG adalah sebagai berikut:

1. Transparansi (Transparency)
Dalam prinsip ini, perusahaan dituntut mampu menyediakan informasi
yang penting atau materiil dan relevan secara akurat, tepat waktu, jelas, konsisten,
comparable dan mudah diakses dan dipahami oleh stakeholders karena
keyakinan dan kepercayaan stakeholders terhadap perusahaan tergantung pada
pengungkapan informasi tersebut. Untuk itu, perusahaan hendaknya
menggunakan prinsip-prinsip akuntansi dan audit yang lazim digunakan dan dapat
diterima secara luas dalam pengungkapan laporan keuangan.Disamping itu,
perusahaan diharapkan mempublikasikan laporan keuangan dan informasi agar
investor mudah dalam mengakses informasi yang dibutuhkan, sehingga dapat
menghindari benturan kepentingan (conflict of interest).Selain laporan keuangan,
perusahaan harus menyediakan informasi-informasi penting lainnya dan
kebijakan-kebijakan perusahaan kepada stakeholders, khususnya para pemegang
saham.Informasi yang disajikan oleh perusahaan harus mencerminkan keadaan
yang sesungguhnya (transparency), tanpa rekayasa oleh pihak manapun.
2. Akuntabilitas (Accountability)
Dalam hal ini, perusahaan diharapkan dapat mempertanggungjawabkan
kinerjanya secara transparan dan wajar.Prinsip ini ditujukan untuk menghindari
agency problem yang muncul karena adanya perbedaan kepentingan antara
Pemegang Saham dan Direksi. Usaha yang dilakukan perusahaan untuk
menjalankan prinsip ini antara lain dengan memisahkan secara jelas fungsi, hak,
wewenang dan tanggungjawab masing-masing organ perusahaan, dan memastikan
setiap organ perusahaan mampu melaksanakan fungsinya sesuai dengan anggaran
dasar, etika bisnis dan pedoman perilaku perusahaan.Untuk meyakinkan bahwa
tidak adanya penyimpangan fungsi, hak dan wewenang, maka dibentuk suatu
sistem pengendalian internal (SPI) yang efektif dalam pelaksanaan pengelolaan
perusahaan.Disamping itu perusahaan harus memiliki ukuran kinerja untuk semua
jajaran perusahaan yang konsisten dengan sasaran usaha perusahaan, serta
memiliki sistem penghargaan dan sanksi (reward and punishment system) untuk
mendorong semua organ perusahaan melaksanakan tugas dan kewajiban dengan
penuh tanggungjawab.

3. Responsibilitas (responsibility)
Dalam prinsip ini, perusahaan diharapkan patuh terhadap hukum dan peraturan
yang berlaku, termasuk yang berkaitan dengan pajak, hubungan industrial,
perlindungan lingkungan hidup, kesehatan dan keselamatan kerja, standar penggajian,
dan persaingan yang sehat. Mengingat dalam menjalankan operasinya perusahaan
seringkali menghasilkan dampak yang negatif yang harus ditanggung masyarakat,
untuk ini tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat sangat diperlukan.
Perusahaan juga diharapkan membantu peran pemerintah dalam mengurangi
terjadinya kesenjangan pendapatan dan kesempatan kerja yang terjadi pada segmen
masyarakat yang belum mendapatkan manfaat dari mekanisme pasar. Dengan
perusahaan mematuhi hukum dan perundang-undangan yang berlaku dan
menjalankan tanggung jawab kepada lingkungan dan masyarakat maka
kesinambungan usaha dalam jangka panjang akan terwujud dan perusahaan
mendapatkan penghargaan sebagai Good Corporate Citizen.
4. Independensi (Independency)
Dalam hal ini perusahaan dikelola secara independent, dimana perusahaan harus
menghindari terjadinya dominasi oleh pihak manapun, tidak dipengaruhi oleh
kepentingan tertentu, bebas dari conflict of interest dan dari segala pengaruh dan
tekanan pihak manapun, sehingga dalam pengambilan keputusan dapat dilakukan
secara objektif. Dalam hal ini pula, setiap organ perusahaan dituntut untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya sesuai dengan yang telah ditentukan, tidak
mendominasi atau melempar tanggung jawab satu sama lain sehingga kejelasan tugas
dan tanggung jawab dapat terlihat. Untuk mewujudkan prinsip ini dapat ditempuh
dengan penetapan job description secara jelas dan memastikan setiap organ telah
melakukan tanggung jawabnya dengan baik sesuai apa yang telah ditentukan.
5. Kewajaran dan Kesetaraan (fairness)
Dapat dipastikan semua investor pasti membutuhkan jaminan bahwa setiap asset
atau capital yang mereka tanamkan dikelola secara aman.Untuk itu perusahaan
dituntut untuk memberikan perlindungan terhadap seluruh kepentingan pemegang
saham secara fair, termasuk kepada pemegang saham minoritas. Perlindungan
tersebut termasuk perlindungan terhadap kemungkinan terjadinya praktek korporasi
yang merugikan seperti fraud, insider trading dan lain sebagainya. Untuk
mewujudkan prinsip ini, dapat ditempuh dengan cara sebagai berikut:

a) Dalam pengambilan keputusan, perusahaan melibatkan para pemangku


kepentingan untuk memberikan kesempatan menyampaikan saran, masukan
serta pendapat.
b) Membuat peraturan untuk melindungi kepentingan saham minoritas dalam
perusahaan.
c) Menetapkan secara jelas peran, fungsi dan tanggung jawab semua organ
perusahaan.
d) Menyampaikan informasi penting secara terbuka dan secara wajar.
e) Memberikan perlakuan yang sama dalam penerimaan karyawan, berkarir dan
melaksanakan tugasnya secara professional.
B. TATA KELOLA (GCG) MENURUT PANDANGAN PERUSAHAAN
Tata kelola yang baik yaitu tata kelola yang sudah tersistem sehingga dapat
terorganisir dengan baik. Sedangkan Bakpiapia baru akan membangun sistem yang
sempurna seperti sistem SAP agar lebih memudahkan dalam pengorderan bahan baku
dari para vendor dan agar dalam melakukan akses secara keseluruhan pada setiap cabang.
Serta sistem perekrutan, penerimaan barang dan penjualan yang masih ingin
dikembangkan agar dapat jauh lebih baik.
Perusahaan menganggap bahwa tata kelola (GCG) dalam perusahaan merupakan
hal penting yang perlu diperhatikan. Akan tetapi jika diposisikan pada Bakpiapia sendiri
hal tersebut dirasa belum begitu penting karena basic dari Bakpiapia sendiri belum
menuju kepada hal tersebut disamping melihat perusahaan yang masih bersifat
konvensional bukan multinasional.
Namun jika tata kelola dari segi internal dapat dlihat dari pembagian divisi yang
dimana tiap divisi telah memiliki job desc masing-masing dan mengelola tiap-tiap key
person dalam divisi mereka masing-masing. Alur antar satu divisi dengan divisi lain
saling berkesinambungan seperti halnya dalam divisi production bersinggungan dengan
divisi sales dan marketing. Kemudian untuk sales dan marketing bersinggungan dengan
finance lalu ke HRD dan berujung pada GM.

C. PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN PADA BAKPIAPIA


Tata kelola perusahaan pada Bakpiapia masih berbentuk konvensial dan masih
dikelola oleh pihak dalam atau keluarga. Secara garis besar tata kelola perusahaan
tersebut memang tidak sekompleks seperti pada perusahaan-perusahaan multinasional
karena kepemilikan saham juga hanya sebatas lingkup owner atau satu tangan yaitu
direksi, komisaris, dan GM. Maka dari itu Bakpiapia masih berbentuk CV (Comanditaire
Venootschap) yang masih dalam proses untuk berkembnag menjadi PT (Perseroan
Terbatas). Tata kelola pada Bakpiapia terletak pada pembagian divisi seperti tim
komersial seperti sales, marketing, dan produksi. Kemudian terdapat divisi supporting
yang membawahi keuangan, HRD (Human Resource Development), dan R&D (Reseach
and Development).
Untuk bentuk hirarki struktur perusahaan sendiri Bakpiapia terdiri dari Komisaris
yang terletak dibagian teratas yang membawahi direktur yang lebih berfokus pada visi
dan misi perusahaan, kemudian dibawahnya terdapat GM (General Manager) yang lebih
berfokus dalam hal teknis serta membawahi divisi sales,marketing,supporting, dan
produksi. Untuk posisi komisaris, direktur, dan GM masih ditempati oleh pihak keluarga
yang terdiri dari ibu, kakak dan adik sendiri bukan dikelola oleh pihak eksternal maka
dari itu dalam hal tata kelola masih disebut konvensional dan sahamnya belum terbuka.
Untuk menduduki jabatan manager dan yang lainnya membutuhkan spesifikasi
tertentu secara garis besar, seperti skill dan kemampuan dasar leadership karena semua
orang bisa menjadi pemimpin tetapi belum tentu bisa menjadi leader. Dalam hal
menetapkan visi, misi, dan nilai Bakpiapian menggunakan bantuan dari business
consultant. Visi Bakpiapia adalah peralihan dari CV Zoehada Pangan Kreatif menjadi PT
Bakpiapia Solusi Galaxy dan misi Bakpiapia adalah dapat menjadi solusi permasalahan
umat di seluruh dunia dalam artian Bakpiapia tidak hanya sekedar menjual produk saja
tetapi harapannya Bakpiapia juga turut dapat hadir untuk berkontribusi dalam
permasalahan apapun untuk kedepannya seperti saling berbagi, membantu dan
memberikan support. Maka dapat dilihat bahwa visi dan misi yang ditetapkan oleh
Bakpiapia sendiri dapat mendukung GCG (Good Coorporate Governance) pada
perusahaan.
Penerapan tata kelola pada Bakpiapia pun telah sesuai dengan prinsip-prinsip
GCG (Good Coorporate Governance) yaitu transparansi, responsibilitas, akuntabilitas,
independensi, kewajaran dan kesetaraan. Bakpiapia selalu melakukan transparansi
keuangan kepada semua manajemen dan karyawan dari segi laba, omset, untung, rugi,
biaya operasional, dan lain sebagainya maka tidak ada yang ditutup-tutupi sehingga dapat
menumbuhkan awareness dan fill up the gap. Dalam hal perpajakan Bakpiapia juga
selalu tertib menaati pajak dan patuh terhadap hukum yang berlaku maka sejauh ini
Bakpiapia selalu so far so good. Demi menjaga kualitas Bakpiapia menggunakan kacang
hijau utuh untuk produknya bukan menggunakan kacang hijau yang sudah berbentuk
kupasan maka limbah pabrik seperti limbah kacang hijau juga dimanfaatkan dengan baik
seperti kulit dari kacang hijau tersebut akan digunakan untuk memberi makan ternak
karyawannya tetapi air rebusan kacang hijau masih dibuang karena belum memiliki alat
yang memadai untuk mengelola air rebusan kacang hijau yang dapat diolah menjadi sari
kacang hijau.

(Gambar Struktur Perusahaan)

KOMISARIS

(Ibu Rasunah
merupakan owner)

DIREKTUR

(Ibu Marisna)

DIREKTUR

(Ibu Marisna)

SALES MARKETING SUPPORTING PRODUKSI

FINANCE

HRD

RRD

(Resource and
Development)
D. KENDALA DALAM PENERAPAN TATA KELOLA (GCG) PADA
PERUSAHAAN
Komisaris, direktur, dan GM (General Manager) masih dalam lingkup keluarga
owner yang dimana apabila owner masih terlibat dalam struktur kepengurusan langsung
dalam suatu perusahaan maka akan menyulitkan dalam mengoptimalkan perusahaan
karena cara pandangnya yang tidak secara global sehinnga dapat menghambat dalam
perkembagan perusahaan sendiri untuk peralihan dari CV menjadi PT karena cara pikir
mereka yang berbeda dengan para managernya yang berasal dari pihak eksternal.
Kendala atau permasalahan yang dilihat dari segi permasalahan limbah Bakpiapia
belum memiliki alat yang memadai untuk mengelola limbah karena belum memiliki alat
yang berstandar internasional. Pada Bakpiapia sendiri juga masih dalam tahap
penyesuaian sistem dengan sistem yang lebih baik karena manajemen Bakpiapia sendiri
yang baru mulai dibentuk pada tahun 2010.

KESIMPULAN
GCG (Good Corporate Governance) adalah seperangkat peraturan yang
mengatur hubungan antara pemegang saham, pengelola perusahaan, pihak kreditor,
pemerintah, karyawan serta pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya
yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain suatu
sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan.
Tata kelola yang baik menurut pandangan perusahaan yaitu tata kelola yang sudah
tersistem sehingga dapat terorganisir dengan baik. Sedangkan Bakpiapia baru akan
membangun sistem yang sempurna seperti sistem SAP agar lebih memudahkan dalam
pengorderan bahan baku dari para vendor dan agar dalam melakukan akses secara
keseluruhan pada setiap cabang. Serta sistem perekrutan, penerimaan barang dan
penjualan yang masih ingin dikembangkan agar dapat jauh lebih baik. Perusahaan
menganggap bahwa tata kelola (GCG) dalam perusahaan merupakan hal penting yang
perlu diperhatikan. Akan tetapi jika diposisikan pada Bakpiapia sendiri hal tersebut dirasa
belum begitu penting karena basic dari Bakpiapia sendiri belum menuju kepada hal
tersebut disamping melihat perusahaan yang masih bersifat konvensional bukan
multinasional.
Tata kelola perusahaan pada Bakpiapia masih berbentuk konvensial dan masih
dikelola oleh pihak dalam atau keluarga. Secara garis besar tata kelola perusahaan
tersebut memang tidak sekompleks seperti pada perusahaan-perusahaan multinasional
karena kepemilikan saham juga hanya sebatas lingkup owner atau satu tangan yaitu
direksi, komisaris, dan GM. Maka dari itu Bakpiapia masih berbentuk CV (Comanditaire
Venootschap) yang masih dalam proses untuk berkembnag menjadi PT (Perseroan
Terbatas). Tata kelola pada Bakpiapia terletak pada pembagian divisi seperti tim
komersial seperti sales, marketing, dan produksi. Kemudian terdapat divisi supporting
yang membawahi keuangan, HRD (Human Resource Development), dan R&D (Reseach
and Development). Penerapan tata kelola pada Bakpiapia pun telah sesuai dengan prinsip-
prinsip GCG (Good Coorporate Governance) yaitu transparansi, responsibilitas,
akuntabilitas, independensi, kewajaran dan kesetaraan. Untuk permasalahan limbah
Bakpiapia sendiri belum memiliki alat yang memadai untuk mengelola limbah karena
belum memiliki alat yang berstandar internasional.

SARAN
Melihat akan tata kelola pada Bakpiapia yang sudah baik dan sesuai dengan
prinsip-prinsip GCG (Good Coorporate Governance) maka sebaiknya Bakpiapia tetap
mempertahankannya dan mencari solusi akan kendala dalam penerapan GCG seperti
pemenuhan mesin khusus untuk pengolahan limbah agar limbah-limbah kacang hijau
tersebut dapat dimanfaatkan secara komersial dan juga penyesuaian sistem dengan sistem
yang lebih baik. Selain itu juga agar dapat segera melakukan perbaikan pabrik dan lain
sebagainya yang masih bersifat wacana.
DAFTAR PUSTAKA
Tinjauan Pustaka Corporate Governance. (t.thn.). Dipetik Juni 20, 2016, dari
http://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/4495/Bab%202.pdf
?sequence=10
LAMPIRAN
A. Pedoman Wawancara
1. Bagaimana pandangan anda mengenai tata kelola perusahaan yang baik atau GCG
(Good Coorporate Governance)?
2. Seberapa penting GCG diterapkan pada Bakpiapia?
3. Apakah perlu untuk mensosialisasikan GCG (Good Coorporate Governance) kepada
para karyawan?
4. Apa saja kegiatan yang mendukung sosialisasi GCG (Good Coorporate Governance)
kepada para karyawan?
5. Bagaimana bentuk struktur perusahaan Bakpiapia?
6. Apakah untuk menduduki jabatan manager dan yang lainnya memerlukan spesifikasi
tertentu?
7. Apakah ada bentuk pembagian saham Bakpiapia?
8. Apakah visi dan misi Bakpiapia mendukung CGC (Good Coorporate Governance)
pada Bakpiapia?
9. Bagaimana penerapan tata kelola pada Bakpiapia?
10. Apa kendala yang dihadapi dalam penerapan GCG (Good Coorporate Governance)
pada Bakpiapia?

B. Dokumentasi Foto
Bakpiapia Jl. Dagen No. 7 Yogyakarta
Wawancara dengan Mas Bardi (Store Manager) dan Mas Arvin (Sales Manager)

Beberapa sudut toko Bakpiapia Jl. Dagen No. 7 Yogyakarta


Foto Narasumber (Mas Bardi pada sebelah kiri sebagai Store Manager) dan (Mas Arvin
sebelah kanan sebagai Sales Manager)

Anda mungkin juga menyukai