Contoh Journal Reading
Contoh Journal Reading
DISUSUN OLEH
Mylco Trisaputra Ahmadwirawan G99172121/L-5
Gilang Teguh Pratama G99181034/L-8
PEMBIMBING
Agustina Wulandari, dr., Sp. A, M. Kes
Prediktor sindrom nefrotik relaps sering dan dependen steroid pada anak
Abstrak
Tujuan: Untuk menentukan prediktor sering relaps dan ketergantungan steroid pada anak-anak
dengan sindrom nefrotik yang sensitif steroid.
Bahan dan Metode: Penelitian melibatkan semua anak berusia enam bulan sampai 18 tahun
dengan sindrom nefrotik sensitif steroid yang terdaftar di klinik nefrologi antara 2003 dan 2015 di
sebuah rumah sakit tersier yang diikuti perkembangannya setidaknya 1 tahun setelah onset.
Hasil: Penelitian melibatkan dua ratus tujuh puluh tujuh pasien dengan sindrom nefrotik sensitif
steroid yang diikuti selama setidaknya 1 tahun dari onset penyakit. Ada 157 anak yang relaps
jarang dan 120 relaps sering (relaps sering atau dependen steroid). Dibandingkan dengan relaps
jarang, pasien relaps sering memiliki usia yang lebih rendah secara onset (51,53 ± 40,42 vs 61,97
± 40,66 bulan; p = 0,035), waktu lebih singkat untuk relaps pertama (waktu dari awal pengobatan
inisial untuk relaps pertama kali (8,65 ± 11,99 vs 23,46 ± 24,05 bulan, p <0,001) dan jumlah relaps
disertai infeksi yang lebih tinggi (8,65 ± 11,99 vs 1,25 ± 1,85; p <0,001). Pada analisis regresi
logistik multivariat, waktu untuk relaps pertama kurang dari enam bulan [OR : 3,93; 95% CI:
(1,97-7,82)] dan infeksi bersamaan selama relaps [OR: 1,82; 95% CI: (1,56-2,14)] adalah prediktor
signifikan dari kasus relaps sering, dan laki-laki cenderung menjadi relaps sering [ OR: 0,48, 95%
CI: (0,24-0,93)] Analisis Kaplan-Meier dan uji log-rank juga menunjukkan bahwa relaps pertama
dalam enam bulan dikaitkan dengan relaps sering, usia saat onset dan terapi steroid yang tidak
adekuat saat onset tidak menentukan relaps sering.
Kesimpulan: Waktu yang lebih singkat untuk terjadi relaps pertama dan infeksi bersamaan selama
relaps dapat memprediksi relaps masa depan yang sering terjadi. Prediktor ini mungkin berguna
untuk menasihati pasien, untuk mengikutinya lebih dekat, dan mengembangkan protokol
pengobatan yang lebih baik dan intervensi spesifik terkait kekambuhan.
Remisi: Albumin urin nol (atau proteinuria <4 mg / m2 / jam) selama 3 spesimen
pagi hari berturut-turut.
Dependen steroid: Dua kali relaps berturut-turut saat menggunakan steroid selang
hari (alternating) atau dalam 14 hari setelah penghentian steroid.
Resisten Steroid: Tidak adanya remisi meskipun terapi dengan prednisolon harian
dengan dosis 2 mg/ kg per hari selama 4 minggu.
Rejimen pengobatan: episode awal sindrom nefrotik telah diobati secara berbeda
selama bertahun-tahun. Anak-anak dengan onset sebelum tahun 2003 diobati
dengan rejimen A [4 minggu setiap hari (2 mg / kg / hari) diikuti oleh 4 minggu
pengobatan selang hari (1,5mg / kg / hari)]. Dari tahun 2003 hingga 2008, episode
awal diobati dengan rejimen B [6 minggu (2mg / kg / hari) diikuti oleh 6 minggu
terapi selang hari (1,5 mg / kg / hari)]. Dari tahun 2008 dan seterusnya, episode
awal diterapi secara bergantian dengan rejimen B atau rejimen C [6 minggu setiap
hari (2mg / kg / hari) diikuti oleh 6 minggu pengobatan selang hari (1,5mg / kg /
hari), diikuti dengan pengurangan steroid saat selang hari selama lebih dari 12
minggu]. Kasus relaps diobati dengan rejimen harian 2 minggu (2 mg / kg / hari)
diikuti dengan 4 minggu (1,5 mg / kg / hari) pengobatan selang hari.
Variabel berikut dianggap sebagai faktor risiko potensial / prediktor relaps sering
berdasarkan penelitian sebelumnya: usia saat onset, jenis kelamin, terapi steroid
yang tidak adekuat (kurang dari 8 minggu) saat onset, waktu relaps pertama
(waktu dari awal pengobatan awal sampai relaps pertama), dan infeksi bersamaan
selama relaps.
Analisis statistik
Hubungan antara faktor risiko potensial di antara relaps jarang dan sering
(relaps sering dan atau dependen steroid) awalnya dipelajari melalui analisis
univariat. Hasil pengukuran kontinu disajikan sebagai rata-rataSD (min-maks)
dan hasil pengukuran kategorik disajikan sebagai persentase (%). Rata-rata
dibandingkan menggunakan Student t-test (dua ekor, independen). Variabel
kategori dinilai menggunakan uji eksak Chi-square / Fisher. Analisis regresi
logistik digunakan untuk menguji pengaruh independen dari faktor-faktor risiko
terkait terhadap relaps; adjusted odds ratio (AOR) = 1, tidak berhubungan, AOR>
1, asosiasi positif dan AOR <1: asosiasi negatif.
Uji statistik dilakukan pada tingkat signifikansi 5%.
Perangkat lunak statistik, SAS 9.2, SPSS 15.0, Stata 10.1, Med-Calc 9.0.1,
Systat 12.0, dan lingkungan R ver.2.11.1 digunakan untuk analisis data.
Hasil
Di antara 578 anak dengan sindrom nefrotik yang terdaftar di klinik
nefrologi kami, 71 anak dengan SRNS, 2 dengan sindrom nefrotik kongenital, dan
1 dengan sindrom nefrotik sekunder diekslusikan dari penelitian. Di antara sisa
504 anak-anak dengan SSNS, 126 pasien yang terdaftar setelah onset dan 101
pasien diikuti selama kurang dari 1 tahun dieksklusikan. Sisanya 277 pasien
dengan SSNS yang diikuti perkembangannya selama setidaknya 1 tahun dari
onset penyakit dimasukkan dalam penelitian.
Di antara 277 termasuk anak-anak, 157 (56,6%) termasuk relaps jarang dan
120 (43,3%) termasuk relaps sering dan atau dependen steroid (Gambar 1). Durasi
rata-rata follow up anak-anak yang terlibat penelitian adalah 4,61 ± 3,23 tahun.
Karakteristik mereka ditunjukkan pada Tabel 1. Relaps sering (relaps sering dan
atau dependen steroid) memiliki usia yang lebih rendah secara onset (61,97 ±
40,66 vs 51,53 ± 40,42 bulan, p = 0,035), waktu yang lebih singkat untuk relaps
pertama (8,65 ± 11,99 vs 23,46 ± 24,05 bulan , p <0,001) bila dibandingkan
dengan relaps jarang. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua
kelompok dengan memperhatikan rasio jenis kelamin, hipertensi saat onset,
albumin serum saat onset, kreatinin serum saat onset, proporsi anak yang
menerima terapi yang tidak memadai saat onset, waktu untuk merespon steroid
pada episode pertama.
Tiga anak mengalami sindrom nefrotik pada usia kurang dari 1 tahun, di antaranya
dua menjadi relaps sering dan satu menjadi relaps jarang. Tidak ada biopsi yang
dilakukan pada anak-anak ini. Empat anak memiliki hematuria mikroskopis saat
onset, salah satunya juga memiliki hematuria berat, dan semua menjadi relaps
sering (p = 0,034).
Analisis Kaplan-Meier dan tes log-rank juga menunjukkan bahwa relaps
pertama secara signifikan lebih awal pada pasien yang relaps sering daripada pada
pasien yang relaps jarang (Gambar 2).
Pasien relaps jarang total memiliki 274 relaps dan pasien relaps sering
memiliki 1171 relaps; 64,35% relaps memiliki infeksi bersamaan (misalnya,
infeksi saluran pernapasan atas, gastroenteritis, infeksi saluran kemih, infeksi
saluran pernapasan bawah akut, peritonitis). Jumlah rata-rata relaps dengan infeksi
secara signifikan lebih tinggi pada pasien yang relaps sering jika dibandingkan
dengan pasien relaps jarang (9,76 ± 7,02 vs 1,75 ± 2,44, p <0,001).
Tabel 2 menyajikan analisis regresi logistik faktor yang terkait dengan
relaps sering. Waktu yang singkat untuk terjadi relaps pertama (<6 bulan) dan
infeksi bersamaan selama relaps secara signifikan terkait dengan peningkatan
risiko relaps sering. Pasien dengan waktu untuk relaps pertama kurang dari 6
bulan adalah 3,93 kali lebih mungkin menjadi relaps sering [95% interval
kepercayaan (CI) :( 1,97-7,82)]. Pasien dengan infeksi konkomitan selama relaps
1,82 kali lebih mungkin menjadi relaps sering [95% CI: (1,56-2,14)]. Laki-laki
adalah 0,48 kali lebih kecil untuk menjadi relaps sering [95% CI: (0,24-0,93)].
Table 2. Analisis regresi logistik multivariate untuk menilai faktor risiko sindrom
nefrotik relaps sering
B. Analisis PICO
1. Population : Subjek yang diteliti adalah bayi prematur (usia kehamilan
<37 minggu) dengan penyakit gastro-oesophageal reflux yang menerima
perawatan pada unit neonatal.
2. Intervention :
►H2 RA versus plasebo (perawatan standar / terapi non-farmakologis)
►PPI versus plasebo (perawatan standar / terapi non-farmakologis)
►Alginat versus plasebo (perawatan standar / terapi non-farmakologis)
Percobaan tidak dibatasi oleh dosis, frekuensi atau durasi intervensi.
3. Comparation : Membandingkan efikasi dan keamanan penggunaan
antacid (H2 RA, PPI, Alginat) pada bayi preterm.
4. Outcome : Untuk meninjau efek terapi antasid pada bayi prematur
dengan gejala refluks gastroesofagus secara sistematis, dan untuk menilai
keamanan dari intervensi ini
C. Analisis VIA
1. Validity :
Kriteria inklusi dan eksklusi, disebutkan dengan jelas dalam jurnal
Pengamatan sampel dilakukan pada stadium penyakit yang sama
yaitu pada anak dengan SSNS yang terdaftar di klinik nefrologi
antara 2003 dan 2015 saat onset penyakit dan yang diikuti
perkembangannya
Masa pengamatan sampel memadai (cukup panjang, selama 1
tahun)
Dilakukan penyetaraan (adjustment) untuk faktor resiko SSNS