Anda di halaman 1dari 13

ILMU PENGETAHUAN BUMI ANTARIKSA

ATMOSFER BUMI

OLEH
KELOMPOK II

Nurjunia Umaternate
Tina La Aleu
Hamita Fokaaya
Rahhmatia Ali
Dian Windia Abubakar

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
2018
ATMOSFER BUMI
Atmosfer penting bagi kehidupan di bumi karena tanpa atmosfer, manusia,
hewan, dan tumbuhan tidak dapat hidup. Atmosfer juga bertindak sebagai
pelindung kehidupan di bumi dari radiasi matahari yang kuat pada siang hari dan
mencegah hilangnya panas ke ruang angkasa pada malam hari. Sangat beruntung
bahwa atmosfer menyebabkan hambatan bagi bendayang bergerak melaluinya
sehingga sebagian meteor yang melalui atmosfer akan menjadi panas dan hancur
sebelum mencapai permukaan bumi. Massa total atmosfer sekitar 56 x 1014 ton,
setengah dari massanya kira-kira terletak di bawah 6.000 m dan lebih dari 99%
terletak di dalam lapisan 35.000 m dari permukaan bumi.
Revolusi industri dan revolusi pembangunan pada hakikatnya bertujuan
meningkatkan kualitas hidup manusia, tetapi pada kenyataannya dapat
menurunkan kualitas lingkungan, misalnya meningkatkan konsentrasi gas rumah
kaca (GRK) yang pada gilirannya dapat menignkatkan suhu atmosfer permukaan
bumi. Salah satu gas rumah kaca adalah karbo dioksida (CO2) yang transparan
terhadap radiasi gelombang pendek matahari tetapi menyerap radiasi gelombang
panjang bumi. Ketakutan manusia sekarang di sebabkan oleh terus meningkatnya
konsentrasi gas rumah kaca sejak revolusi industri.
A. Awal Evolusi Atmosfer
Menurut ahli geologi, pada mulaya atmosfer bumi mengandung CO2
(carbon dioksida) berkadar tinggi karena efek rumah kaca, maka temperatur
permukaan bumi juga tinggi. Pada waktu itu oksigen (o2) belum terbentuk
sehingga belum ada lapisan ozon (ozonosfer) di stratosfer. Karena itu, sinar ultra
violet dari matahari tidak mengalami atenuasi (absorpsi, refleksi dan difusi) dan
sampai pada permukaan bumi dengan intensitas radiasi yang sangat kuat.kondisi
semacam ini tidak memungkinkan adanya kehidupan pada permukaan bumi,
kecuali mungkin ada kehidupan pada perairan yang daam sehingga terlindung
radiasi sinar UV dari matahari.
Sekitar 3,5 milyar tahun yang lalu mulai adanya evolusi makhluk hidup
yang berklorofil yang memungkinkan proses fotosintesis. Tetapi evolusi tidak
berjalan linier, ada beberapa episode kepunahan masal, misalnya pada 240 juta
tahun yang lalu kepunahan masal menghilngkan organisme laut sekitar 77%
sampai 96% juga pada 60 juta tahun yang lalu terjadi kepunahan masal.
Ada dua teori sebab kepunahan masal. Pertama ialah tabrakan bumi
dengan sebuah benda langit dan kedua ialah kegiatan volkanik yang dasyat.
Kedua teori ini menganggap terjadi debu yang menghalangi sinar matahari
sehingga proses fotosintesis terhenti untuk waktu yang lama, selain itu kebakaran
besar-besaran juga mengakibatkan hujan asam yang dasyat. Akibatnya terjadi
kepunahan masal, termasuk juga jenis dinosaurus.
Hujan asam adalah perkara lingkungan yang rumit. Sejak tahun 1950,
perkara hujan asam menjadi menarik perhatian ketika terjadi asidifikasi
(pengasaman) danau di Scandinavia dan Kanada. Pengasaman terutama
disebabkan oleh tiga jenis polutan yaitu:
a. sulfur dioksida SO2 dari pembakran minyak bumi dan batu bara, serta proses
industri
b. nitrogen dioksida NO2 dari proses semua pembakaran
c. amonia NH3 terutama dari peternakan
sumber pelenyap senyawa sulfur adalah melalui tetes hujan di dalam awan
dan melalui pencucian hujan di luar awan. Pelenyapan melalui tetes hujan yaitu
proses di dalam awan dengan aerosol higroskopis dari senyawa sulfur bertindak
sebagai intikondensasi, dan melalui mekanisme tangkapan dan penggabungan
kemudian menjadi tetes hujan yang jatuh kepermukaan tanah. Pelenyapan melalui
pencucian hujan adalah proses penangkapan partikel aerosol oleh tetes air hujan
yang jatuh, lihat gambar 6.1
B. Lapisan Atmosfer
Jika temperatu vertikal di pakaisebagai dasar pembagian atmosfer, maka
terdapat diskontinuitas profil temperatur yang menandai lapisan-lapisan atmosfer
yaitu troposfer, stratosfer, mesosfer, dan termosfer. Lihat gambar 6.2.
Dalam tahun 1902, Teisserenc de Bort (1855-1913) ahli meteorologi
Prancis dan Assmann (1845-1918) ahli meteorologi Jerman secara terpisah
menemukan lapisan tinggi di atas 10 km dimana suhu naik dengan ketinggian. De
Bort menyebut lapisan pertama diatas permukaan adalah troposfer dan lapisan
diatasnya adalah stratosfer.
Troposfer artinya bulatan atau lapisan yang berubah-ubah, lebih dari 80%
massa atmosfer terletak di lapisan ini, dan mempunyai ciri percampupuran
vertical yang kuat. Stratosfer artinya bulatan atau lapisan berlapis yang di tandai
oleh percampuran vertical yang sangat lemah. Lihat gambar 6.3

C. Komposisi Atmosfer
Lapisan atmosfer merupakan campuran dari gas yang tidak tampak dan
tidak berwarna. Emoat gas yaitu nitrogen, oksigen, argon, dan karbon dioksida.
Lihat kembali tabel 6.1.
Tabel 6.1. gas utama dalam udara kering

MACAM GAS VOLUME % MASSA

Nitrogen (N2) 78,088 75,527


Oksigen (O2) 20,949 23,143
Argon (A2) 0,390 1,282
Karbon Dioksida (CO2) 0,030 0,045
99,997 99,997

Selain udara kering, lapisan atmosfer mengandung air dalam ketiga


fasanya, dan aerosol atmosfer. Oleh karena itu, udara kering yang murni di alam
tidak pernah dijumpai karena ada dua alasan, yaitu adanya uap air di udara yang
jumlahnya berubah-ubah dari selalu ada injeksi zat ke dalam udara, misalnya asap,
dan partikel debu. Udara semacam ini di sebut udara alami.
Uap air (H2O) sangat penting dalam proses dalam cuaca atau iklim, karena
dapat berubah fasa (wujud) menjadi fasa cair atau fasa padat melalui kondensasi
dan deposisi. Lihat gambar 6.4.

D. Ionosfer
Ionisasi adalah proses dimana elektron-elektron yang bermuatan listrik
negatif terkelupas dari atom atau molekul netral untuk membentuk ion-ion
bermuatan positif dan elektron-elektron bebas, lapisan ionosfer mempunyai
lapisan densitas elektron bervariasi, lihat gambar 6.5.
Kemudian perhatikan gambar 6.6.

Jika jarak AB = 2d, kecepatan penjalaran gelombang adalah c, dan jarak dari titik
A atau B ke titik refleksi adalah h, maka tinggi lapisan ionosfer (x) adalah:
x = √ℎ2 − 𝑑10
keterangan:
h = ct, dan t adalah interval waktu antara keberangkatan signal dari A dan
kedatangan ke B.
Ionosfer di bagi menjadi dua yaitu: Nomenklatur lapisan ionosfer dan
Pembentukan ionosfer.
1. Nomenklatur Lapisan Ionosfer
Lapisan ionosfer dapat dibedakan menjadi tiga daerah, yaitu daerah D, E,
dan F.
Selama siang hari, keempat daerah ionosfer biasanya muncul dan sangat
penting dalam komunikasi frekuensi tinggi (HF). Keempat daerah ionosfer adalah:
D : 60-80 km
E : 80-160 km
F1 : 160-120 km
F2 : >210 km
Pada malam hari hanya lapisan F2 yang muncul (di atas 200 km) dan
dinyatakan dengan daerah F saja. Daerah F2 sangar penting untuk penjalaran
gelombang frekuensi tinggi (HF), karena:
a.) muncul sepanjang hari (24 jam)
b.) memantulkan gelombang frekuensi tinggi daerah HF. Lihat gambar 6.7.

2. Pembentukan Ionosfer
Ada dua jenis radiasi yang menyebabkan ionisasi dalam atmosfer yaitu,
sinar x dan radiasi ultra violet ekstrem (EUV). Sinar x keluaran dari matahari
adalah iregular, meningkat kuat pada gejolak panas matahari besar. Sinar x
mengionisasi gas dalam daerah D dan dasar daerah E. Radiasi EUV adalah radiasi
pengionisasi yang lebih penting. EUV dihasilkan dalam khromosfer matahari pada
daerah gangguan yang melapisikelompok noda matahari (sunspot). Pada
umumnya keluaran EUV dari matahari mendekati konstan, tetapi berubah bulanan
dan tahunan karena perubahan jumlah noda matahari.
Radiasi EUV diserap oleh atom-atom dan molekul-molekul oksigen dan
nitrogen (O, O2, N, N2) pada ketinggian 100-400 km dan mengionisasi dalam
daerah E, F1, dan F2. Radiasi matahari UV mempunyai panjang gelombang lebih
panjang daripada radiasi EUV. Radiasi UV tidak menyebabkan ionisasi, tetapi
diserap oleh ozon (Z3) pada ketinggian sekitar 30 km, lihat gambar 6.8.

E. Kompleksitas Atmosfer Indonesia


Kekompleksan atmosfer di tandai dengan adanya sirkulasi Hadley,
sirkulasi Walker, dan sirkulasi konveksi di atas benua maritim indonesia dalam
periode normal. Perthatikan gambar 6.9. dan 6.10.
F. Model Atmosfer
Ada tiga model atmosfer analitik yaitu model atmosfer densitas konstan,
model isotermal, dan model politropik.
Model atmosfer densitas konstan, model ini menganggap bahwa densitas
atmosfer konstan terhadap ketinggian dan nilainya tetap (konstan) dari paras laut
sampai puncak atmosfer.
Model isotermal, model isotermal atau temperatur konstan diperoleh
dengan mengambil 𝛾 = 0, sehingga T2 = T0 = konstan.
Model politropik, model ini disebut model susut temperatur (lapse rate)
konstan, yaitu pertengahan antara model densitas konstan dan isotermal. Pada
model 𝜌 konstan, 𝛾 = 3,4oC/100 m, sedangkan pada model isotermal, susut
temperaturnya 𝛾 = 0.
Tugas

1. Mengapa terjadi kepunahan di bumi

Ada 5 Masa bumi mengalami kepunahan masal

Jawab:

Periode Kepunahan Pertama

Memasuki awal hingga pertengahan zaman Ordovisum, kondisi bumi saat


itu masih hangat dengan kelembapan atmosfer ysng ideal buat kehidupan.
Memasuki zaman akhir Ordovisum (sekitar 443 jta tahun tang lalu), semuanya
berubah secara elstrim, ketika benua tus Gonwana mencapau kutub selatan. Sehu
turun secara drastis dan es pun terbentuk di mana-mana, menurunkan air laut.
Penyebab kepunahan yang terjadi di zaman es ini karena tumbuhan sebagai
produsen makan lenyap seketika. Sekitar 86% populasi makhluk hidup lenyap
dalam kurun waktu 3 hingga 2 juta tahun.

Periode Kepunahan Kedua

Massa ini terjadi seitar 359 jutatahun yang lalu, yang dikenal zaman
Devon. Hujan meteor yang bertubi-tubi diyakini salah satu eppenyebab
kepunahan massal pada zaman ini beberapa penyebab lainnyaseperti global
Anoxia (menurunyya jumlah oksigen secara drastis) meningkatnya aktivitas
tektonik lempeng, perubahan muka laut, dan juga perubahan iklim. Akibat
perubahan tersebut diperkirakan sekitar 75% makhuk hidup menyerah dan punah.

Peiode Kepunahan Ketiga

Ini adalah periode kepunahan terbesar dan terparah yang pernah terjadi di
bumiyang terjadi sekitar 251 juta tahun yang lalu, disebut zaman perm.
Munculnya benua super besar Pangea, yang merupakan daratan luas
menyebabkan perubahan geologi, iklim, dan juga lingkungan yang parah. Letusan
gunung api yang berlangsung terus menerus selama 1 juta tahun mengeluarkan
lava seluas kira-kira 300 juta kilometer persegi dan menghasilkan endapan setebal
lebih dari 1.750 meter. Peroode letusan gunung api ini membakar hutan seluas
empat kalidampaknya gas metana yang membeku dalam air laut pun mencair,
memberikan dampak pemanasan global 20 kali lebih kuat dari gas CO2. Siklus ini
berlangsung selama kurang lebih 10 juta tahun sehingga kepunahan massal yang
mengerikan tidak bisa menghindari. Hanya 5% populasi makhluk hidup yang
bertahan.

Periode Kepunahan Keempat

Periode ini terjadi sekitar 210 juta tahun yang lalu, yang di kenal zaman
akhir trias, ktivitas gunung api di Central Atlantik Magmatic Province,
mengakibatkan peningkatan gas CO2 secara signifikan. Pembentukan gunung api
api di Central Atlantic Magmatic terbentuk akibat pecahnya pangea secara
perlahan dan pemanasan global pun kembali terjadi pada periode yang cukup
panjang. Berlangsung sekitar 600,000 hingga 8 juta tahun. Sehingga sekitar 80%
makhluk hidup punah., terutama reptil dan 20% di antarnya adalah hidup di laut.

Periode Kepunahan Kelima

Kepunahan zaman kapur akhir atau lebih populer dengan sebutan


Cretaceous-Tertiary Exctinction adalah salah satu periode kepunahan tercepat.
Kepunahan ini terjadi hanya dalam rentang waktu 2,5 juta hingga kurang dari 1
juta tahun. Periode ini terjadi sekitar 65 juta tahun lalu. Ini peride kepunahan yang
paling populer karena berbarengan dengan punahnya dinosaurus. Tumbukan
meteor besar di Teluk Meksiko dikombinasikan dengan aktivitas gunung api yang
memproduksi gas CO2 dalam jumlah yang signifikan diyakini bertanggungjawab
atas punahnya sekitar 50% populasi makhluk hidup pada saat itu. Rekaman fosil
periode ini dicirikan oleh endapan tipis sedimen marin atau darat tinggi
kandungan iridium yang umumnya dijumpai pada asteroid.

Anda mungkin juga menyukai