Anda di halaman 1dari 17

WALIKOTA TANGERANG

PROVINSI BANTEN

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG


NOMOR ..... TAHUN 2018

TENTANG
PETUNJUK TEKNIS BIAYA OPERASIONAL PENDIDIKAN
PADA SATUAN PENDIDIKAN DASAR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


WALIKOTA TANGERANG,

Menimbang : a. bahwa pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama


antara Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Masyarakat,
sehingga dalam rangka penyelenggaraan dan peningkatan mutu
pendidikan dasar di Kota Tangerang perlu diberikan biaya
operasional pendidikan;
b. bahwa efektivitas, efisiensi, transparasi dan akuntabel dalam
rangka penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar, perlu
mengalokasikan Biaya Operasional Pendidikan pada Satuan
Pendidikan Dasar;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a dan b, perlu menetapkan Peraturan Walikota tentang
Biaya Operasional Pendidikan Pada Satuan Pendidikan Dasar;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1993 tentang Pembentukan


Kotamadya Daerah Tingkat II Tangerang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 18, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3518);
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4301);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 5587), sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun
2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58 Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 41,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4496) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5410);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4578);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4864);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor (5105),
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5157);
9. Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2007 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan di Kota Tangerang (Lembaran
Daerah Kota Tangerang Tahun 2007 Nomor 11);
10. Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2007 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan di Kota Tangerang (Lembaran
Daerah Kota Tangerang Tahun 2007 Nomor 11);
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah dua
kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah;
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan
Ekstrakurikuler pada pendidikan dasar dan pendidikan
menengah;
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 31 Tahun 2017 tentang pedoman formasi
jabatan fungsional pamong belajar;
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penguatan pendidikan
karakter pada satuan pendidikan formal;
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 15 Tahun 2018 tentang Pemenuhan Beban
Kerja Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 683);
MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG PETUNJUK TEKNIS BIAYA


OPERASIONAL PENDIDIKAN PADA SATUAN PENDIDIKAN
DASAR.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kota Tangerang.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Tangerang.
3. Walikota adalah Walikota Tangerang.
4. Dinas adalah Dinas Pendidikan Kota Tangerang.
5. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pendidikan Kota Tangerang.
6. Unit Pelaksana Teknis yang selanjutnya disingkat UPT
adalah Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Dinas Pendidikan
Kota Tangerang.
7. Kepala Unit Pelaksana Teknis Pendidikan Kecamatan yang
selanjutnya disingkat dengan Kepala UPT Pendidikan
Kecamatan, adalah Kepala UPT Pendidikan Kecamatan Kota
Tangerang.
8. Sekolah Dasar Negeri yang selanjutnya disingkat SDN
adalah sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah untuk
melayani masyarakat pada jenjang pendidikan dasar.
9. Sekolah Dasar Swasta yang selanjutnya disingkat SDS adalah
sekolah yang diselenggarakan oleh Yayasan dan Masyarakat
untuk melayani masyarakat pada jenjang pendidikan dasar.
10. Madrasah Ibtidaiyah Negeri yang selanjutnya disingkat MIN
adalah sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah untuk
melayani masyarakat pada jenjang pendidikan dasar.
11. Madrasah Ibtidaiyah Swasta yang selanjutnya disingkat MIS
adalah sekolah yang diselenggarakan oleh Yayasan dan
Masyarakat untuk melayani masyarakat pada jenjang
pendidikan dasar.
12. Unit Pelaksana Teknis Satuan Pendidikan Sekolah Menengah
Pertama Negeri yang selanjutnya disingkat UPT Satuan
Pendidikan SMPN adalah sekolah yang diselenggarakan oleh
pemerintah untuk melayani masyarakat pada jenjang
pendidikan dasar.
13. Sekolah Menengah Pertama Swasta yang selanjutnya disingkat
SMPS adalah sekolah yang diselenggarakan oleh Yayasan dan
Masyarakat untuk melayani masyarakat pada jenjang
pendidikan dasar.
14. Madrasah Tsanawiyah Negeri yang selanjutnya disingkat
MTsN adalah sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah
untuk melayani masyarakat pada jenjang pendidikan dasar.
15. Madrasah Tsanawiyah Swasta yang selanjutnya disingkat
MTsS adalah sekolah yang diselenggarakan oleh Yayasan dan
Masyarakat untuk melayani masyarakat pada jenjang
pendidikan dasar.
16. Peserta Didik adalah Peserta didik warga Kota Tangerang yang
sedang menempuh pendidikan di SDN, SDS, MIN, MIS, SMPN,
MTsN, SMPS, MTsS di wilayah Kota Tangerang.
17. Biaya SPP (Sumbangan Penyelenggaraan Pendidikan) adalah
biaya pendidikan yang digunakan untuk menanggulangi biaya
operasional sekolah.
18. Kepala Sekolah adalah Guru yang diberi tugas untuk memimpin
dan mengelola satuan pendidikan.
19. Wakil Kepala Sekolah adalah guru yang diberi tugas
tambahan sebagai Wakil Kepala Sekolah dengan keputusan
Kepala Sekolah.
20. Wali Kelas/Guru Kelas adalah guru yang mendapat tugas
tambahan sebagai pengelola kelas dengan keputusan
Kepala Sekolah.
21. Pembina Kesiswaan adalah guru yang diberi tugas untuk
mengkoordinir kegiatan pembinaan kesiswaan sesuai
bidangnya dengan keputusan Kepala Sekolah.
22. Kepala Laboratorium adalah guru yang diberi tugas tambahan
untuk mengelola Laboratorium dengan keputusan Kepala
Sekolah.
23. Kepala Perpustakaan adalah guru yang diberi tugas tambahan
untuk mengelola Perpustakaan dengan keputusan Kepala
Sekolah.
24. Koordinator Bimbingan Konseling adalah guru yang diberi
tugas tambahan untuk mengkordinasikan Kegiatan BK dengan
keputusan Kepala Sekolah.
25. Pelatih Ekstrakurikuler adalah tenaga yang ahli di bidangnya
yang diberi tugas untuk melatih kegiatan ekstrakurikuler
dengan keputusan Kepala Sekolah.
26. Tenaga Pendidik Non PNS adalah Guru Tidak Tetap (GTT) di
sekolah negeri.
27. Pamong Belajar adalah Pendidik dengan tugas utama
melakukan kegiatan belajar mengajar, pengkajian program dan
pengembangan model pendidikan Nonformal dan Informal.
28. Petugas Piket adalah guru yang mengkoordinasikan
pembelajaran dalam belajar sesuai dengan tujuan dan
kewajiban Pembelajaran di Sekolah dengan keputusan Kepala
Sekolah.
29. Tenaga Kependidikan Non PNS adalah tenaga yang bertugas
untuk merencanakan dan melaksanakan administrasi,
pengelolaan, pengembangan, pelayanan teknis untuk
menunjang proses pendidikan pada Satuan Pendidikan negeri,
(meliputi Tenaga layanan Khusus Administrasi, Tenaga
Layanan Khusus Perpustakaan, Tenaga Layanan Khusus
Laboratorium, Tenaga Layanan Khusus Kebersihan dan Tenaga
Layanan Khusus Keamanan).
30. Operator Non PNS adalah Tenaga administrasi sekolah yang
melakukan entri data yang bersumber dari formulir sekolah (f-
sek), formulir peserta didik (f-pd) dan formulir pendidik dan
tenaga kependidikan (f-ptk).
31. Biaya Operasional Pendidikan yang selanjutnya disingkat BOP
adalah alokasi dana yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Tangerang.
32. Rencana Kerja Tahunan yang selanjutnya disingkat RKT
adalah dokumen yang berisi rencana kegiatan sekolah.
33. Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah yang selanjutnya
disingkat RKAS adalah kegiatan anggaran sekolah yang
disusun pada awal tahun anggaran.
34. Rencana Kerja dan Anggaran yang selanjutnya disingkat
RKA adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang
berisi rencana pendapatan, dan rencana belanja program dan
kegiatan sebagai dasar penyusunan APBD.
35. Dokumen Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya disingkat
DPA adalah dokumen yang memuat pendapatan, belanja
dan pembiayaan yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan
anggaran oleh pengguna anggaran.
36. Kegiatan intrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan dalam
rangka mengembangkan minat, bakat dan potensi peserta
didik di luar kegiatan ekstrakurikuler dengan jumlah tatap
muka dalam setiap minggu.
37. Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan di
luar kegiatan Intrakurikuler.

BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2
Peraturan Walikota ini mengatur hal-hal sebagai berikut :
a. Ketentuan Umum;
b. Ruang Lingkup;
c. Tujuan dan Sasaran;
d. Persyaratan dan Prosedur Usulan Penerima BOP;
e. Besaran Dana BOP;
f. Penggunaan Dana BOP;
g. Penyaluran dan Penarikan BOP;
h. Pengelolaan dan Laporan Pertanggungjawaban;
i. Kewajiban dan Larangan;
j. Pembiayaan;
k. Monitoring dan Evaluasi;
l. Sanksi;
m. Ketentuan Penutup.
BAB III
TUJUAN DAN SASARAN
Pasal 3
(1) Tujuan Umum pemberian BOP adalah untuk :
a. Memenuhi keterlaksanaan 8 (delapan) standar nasional
pendidikan;
b. Meringankan beban masyarakat terhadap penyediaan
biaya pendidikan selain biaya personal peserta didik;
Biaya personal Peserta Didik dimaksud pada huruf b
meliputi :
1. Peralatan dan perlengkapan sekolah antara lain pakaian
sekolah, sepatu, tas, alat-alat tulis dan buku teks
pelajaran yang tidak dibiayai oleh pemerintah;
2. Transportasi peserta didik; dan
3. Uang saku peserta didik.
(2) Tujuan Khusus Program BOP adalah untuk :
a. Membebaskan biaya seluruh siswa satuan pendidikan dasar
negeri dari SPP rutin;
b. Menggratiskan iuran bulanan siswa (biaya SPP) untuk siswa
yang bersekolah di sekolah SD/MI dan SMP/MTS swasta Kota
Tangerang;
c. Meningkatkan kinerja dan kesejahteraan pendidik dan
tenaga kependidikan;
d. Melengkapi kebutuhan untuk kegiatan Pendidikan;
e. Memelihara sarana dan prasarana pendidikan; dan
f. Meningkatkan pengelolaan administrasi satuan pendidikan.
(3) Sasaran Penerima BOP adalah :
a. Sekolah jenjang SD Negeri dan MI Negeri;
b. Sekolah jenjang SMP Negeri dan MTs Negeri;
c. Tenaga Pendidik dan Kependidikan Non PNS;
d. Sekolah jenjang SD/MI dan SMP/MTs Swasta untuk
bantuan Iuran sekolah siswa yang berdomisili di Kota
Tangerang dibuktikan KTP dan KK Orang Tua Siswa;

BAB IV
PERSYARATAN DAN PROSEDUR USULAN PENERIMA BOP
Pasal 4
Persyaratan Penerima BOP untuk sekolah negeri dan sekolah swasta
(1) Persyaratan Penerima BOP untuk sekolah negeri adalah :
a. Terdata dalam sistem Data Pokok Pendidikan Dasar dan
Menengah ( Dapodikdasmen);
b. Memiliki ijin Operasional;
c. Tidak menolak BOS;
d. Memiliki NPWP Sekolah;
e. Memiliki Rekening Giro atas nama Sekolah.
(2) Persyaratan Penerima BOP untuk sekolah swasta adalah
a. Terdata dalam sistem Data Pokok Pendidikan Dasar dan
Menengah (Dapodikdasmen);
b. Peserta Didik penerima BOP untuk bantuan iuran sekolah di
sekolah swasta merupakan warga Kota Tangerang dibuktikan
dengan KTP dan KK orang tua;
c. Memiliki ijin Operasional;
d. Tidak menolak BOS;
e. Memiliki NPWP Sekolah;
f. Memiliki Rekening Giro atas nama Sekolah.

Pasal 5
Persyaratan Penerima BOP untuk Tenaga Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Non PNS
(1) Persyaratan penerima honor tenaga pendidik Non PNS adalah :
a. Memiliki latar belakang pendidikan sekurang kurangnya
strata (S1) /D4 Kependidikan atau strata (S1) /D4 Non
Kependidikan dengan memiliki Akta IV.
b. Tidak mengajar di sekolah lain bagi yang mengajar lebih dari
18 jam dengan tugas tambahannya
c. Tercatat dan aktif sebagai tenaga pendidik pada satuan
pendidikan;
d. Tenaga pendidik pada satuan pendidikan SD harus
memenuhi sebanyak 32 jam pelajaran dengan minimal 18
jam tatap muka per minggu;
e. Tenaga pendidik pada satuan pendidikan SMP harus
memenuhi sebanyak 32 jam pelajaran dengan minimal 18
jam tatap muka per minggu;
f. Tenaga pendidik yang mengajar kurang dari 18 jam tatap
muka tidak dapat diberi tugas tambahan dan perhitungan
honor sesuai jam yang diampu
g. Tenaga pendidik yang melaksanakan tugas melebihi seperti
pada point d dan e, maka honor kelebihan jam pelajarannya
tidak dibayarkan/diperhitungkan;
h. Tenaga pendidik yang kurang memenuhi seperti pada point d
dan e dapat diberikan tugas tambahan :

Nomor Tugas Tambahan Ekuivalen Jam Pelajaran


1 Perencanaan 2 Jam
pembelajaran/pembimbingan
2 Menilai hasil pembelajaran / 2 Jam
pembimbingan
3 Wali Kelas 2 Jam
4 Pembina Osis 2 Jam
5 Pembina / Pelatih 2 Jam
Ekstrakurikuler
6 Guru Piket 1 Jam
7 Pengurus organisasi profesi guru 1 Jam
tingkat Kota Tangerang
8 Koordinator BK 2 Jam
9 Kepala Perpustakaan 12 Jam
10 Kepala Laboratorium 12 Jam
11 Anggota Tim Gerakan Literasi 2 Jam
Sekolah / Penguatan Pendidikan
Karakter
12 Anggota Tim Sekolah Sehat 2 Jam
13 Anggota Tim Sekolah Adiwiyata 2 Jam
14 Anggota Tim Sekolah Hemat 2 Jam
Energi
15 Anggota Tim Sekolah Ramah 2 Jam
Anak
16 Pamong Belajar Jumlah jam Sesuai dengan tugas
yang diberikan pada program
pengembangan Pendidikan non
formal dan informal

i. Pemenuhan Jumlah Jam pelajaran seperti yang tercantum


pada pasal 5 poin 1 huruf d dan e ditetapkan oleh Surat
Keputusan Kepala Sekolah diketahui oleh Pengawas Pembina
sekolah masing-masing.
(2) Dalam hal memasuki masa libur sekolah, Tenaga Pendidik
dapat menggantikan tugas mengajar dan tugas tambahannya
dengan melaksanakan salah satu Penulisan Publikasi Ilmiah
atau Pengembangan Karya Inovatif :
a. Penulisan Publikasi Ilmiah sebagai berikut :
1. Presentasi di forum ilmiah
2. Laporan Hasil Penelitian
3. Laporan Hasil Penelitian Tindakan
4. Laporan Hasil Penelitian yang dimuat di Jurnal Ilmiah
5. Tinjauan ilmiah/best practice
6. Tulisan ilmiah popular
7. Artikel ilmiah
8. Buku pelajaran
9. Modul/diktat
10. Buku dalam bidang pendidikan
11. Karya terjemahan
12. Buku pedoman guru
b. Pengembangan Karya Inovatif
1. Menemukan Teknologi Tepat Guna
2. Menemukan/Menciptakan Karya Seni
3. Membuat/Memodifikasi Alat Pelajaran/Peraga dan Alat
Praktikum
4. Mengikuti Pengembangan Penyusunan Standar, Pedoman,
Soal, dan sejenisnya

JENIS PENULISAN / DURASI EKUIVALENSI


NO KET.
PENGEMBANGAN PENGERJAAN DALAM JAM

Penulisan Publikasi Ilmiah


1 Presentasi di forum ilmiah 3 hari 30 jam
2 Laporan Hasil Penelitian 3 bulan 641 s.d. 960 jam
3 Laporan Hasil Penelitian 3 bulan 641 s.d. 960 jam
Tindakan
4 Laporan Hasil Penelitian 3 bulan 641 s.d. 960 jam
yang dimuat di Jurnal
Ilmiah
5 Tinjauan ilmiah/best 3 bulan 641 s.d 960 jam
practice
6 Tulisan ilmiah popular 3 s.d 7 hari 30 s.d 80 jam
7 Artikel ilmiah 3 s.d 7 hari 30 s.d 80 jam
8 Buku pelajaran 3 bulan 641 s.d 960 jam
9 Modul/diktat 3 bulan 641 s.d 960 jam
10 Buku dalam bidang 3 bulan 641 s.d 960 jam
pendidikan
11 Karya terjemahan 3 s.d 7 hari 30 s.d 80 jam
12 Buku pedoman guru 2 bulan 481 s.d 640 jam

Pengembangan Karya Inovatif


13 Menemukan Teknologi 3 bulan 641 s.d 960 jam
Tepat Guna
14 Menemukan/Menciptakan 3 bulan 641 s.d 960 jam
Karya Seni
15 Membuat/Memodifikasi 3 bulan 641 s.d 960 jam
Alat Pelajaran/Peraga dan
Alat Praktikum
16 Mengikuti Pengembangan 3 bulan 641 s.d 960 jam
Penyusunan Standar,
Pedoman, Soal, dan
sejenisnya

c. Pengembangan Diri
Beberapa contoh materi yang dapat dikembangkan dalam
kegiatan pengembangan diri, baik dalam Diklat fungsional
maupun kegiatan kolektif guru, antara lain:
a. Peningkatan kompetensi pedagogis dan professional
dalam rangka kegiatan guru pembelajar;
b. penyusunan kurikulum, RPP dan bahan ajar;
c. penyusunan, program kerja, dan/atau perencanaan
pendidikan;
d. pengembangan metodologi mengajar;
e. penilaian proses dan hasil pembelajaran peserta didik;
f. penggunaan dan pengembangan teknologi informasi
dalam pembelajaran;
g. inovasi proses pembelajaran;
h. peningkatan kompetensi profesional;
i. kemampuan untuk mempresentasikan hasil karya; dan
j. peningkatan kompetensi lain yang terkait dengan
pelaksanaan tugas tambahan atau tugas lain yang
relevan dengan fungsi sekolah/madrasah.
Durasi Diklat fungsional guru sebagaimana tercantum dalam
Lampiran I Permenneg PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009
seperti pada Tabel 5 berikut.

Kegiatan Keterangan

lebih dari 960 jam Bukti fisik berupa Sertifikat Kegiatan


antara 641 s.d. 960 Diklat
antara 481 s.d. 640
antara 181 s.d. 480
antara 81 s.d. 180
antara 30 s.d. 80

(3) Persyaratan penerima honor tenaga Kependidikan Non PNS


adalah :
a. Memiliki latar belakang pendidikan sekurang kurangnya
sekolah Dasar (SD)
b. Tidak bekerja di sekolah/tempat lain
c. Tercatat dan aktif sebagai tenaga kependidikan pada satuan
pendidikan;
d. Tenaga kependidikan pada satuan pendidikan SD dan SMP
harus memenuhi beban kerja sebanyak 40 jam kerja per
minggu;
e. Tenaga kependidikan yang melaksanakan tugas melebihi
seperti pada point d dikarenakan tuntutan kebutuhan beban
kerja pada satuan kerja, maka honor kelebihan beban
kerjanya tidak dibayarkan/diperhitungkan;

Pasal 6
Prosedur usulan penerima BOP untuk Sekolah
dan Tenaga Pendidik serta Tenaga Kependidikan
(1) Prosedur usulan Penerima BOP untuk sekolah adalah :
a. Jenjang SDN dan SDS mengusulkan jumlah siswa ke UPT
Pendidikan Kecamatan;
b. UPT Pendidikan Kecamatan merekap per sekolah dan
mengusulkan ke Dinas;
c. Jenjang SMPN/MTsN mengusulkan jumlah siswa ke Dinas;
d. Jenjang SMPS mengusulkan jumlah dan nama siswa ke
Dinas;
e. Jenjang MIN/MIS dan MTsS mengusulkan jumlah siswa dan
nama siswa ke Kantor Kementrian Agama Kota Tangerang
dan selanjutkan Kementrian Agama Kota Tangerang merekap
per sekolah dan mengusulkan ke Dinas Pendidikan Kota
Tangerang
f. Untuk pembayaran honor tenaga pendidik dan Kependidikan
Non PNS di SDN dan SMPN, nama dan jumlah pegawai
diusulkan oleh sekolah ke Dinas.
g. Data yang diusulkan oleh sekolah diverifikasi dan divalidasi
oleh Dinas.
(2) Penetapan Penerima BOP untuk Sekolah.
Jumlah siswa untuk jenjang sekolah Negeri dan nama siswa
penerima BOP untuk sekolah swasta ditetapkan oleh Kepala
Dinas.
(3) Prosedur usulan Penerima BOP untuk Tenaga Pendidik adalah :
a. Kepala Satuan Pendidikan Jenjang SDN dan UPT SMPN
mengusulkan Honor Tenaga Pendidik (nama dan jumlah) ke
Dinas pendidikan sesuai dengan jumlah tenaga Pendidik yang
ada di satuan pendidikan masing masing.
b. Kepala Satuan Pendidikan Jenjang SDN dan UPT SMPN
dalam usulannya melampirkan Deskripsi Tugas Pokok dan
Fungsi sebagai Tenaga Pendidik beserta Tugas tambahannya.
c. Kepala Satuan Pendidikan Jenjang SDN dan UPT SMPN
dalam usulannya melampirkan Jadwal Mengajar Tenaga
Pendidik beserta jadwal Tugas Tambahan yang
dibebankannya.
d. Data kehadiran tenaga pendidik direkapitulasi per sekolah
berdasarkan hasil data kehadiran melalui fingerprint serta
kehadiran yang ditandatangani pendidik bersangkutan secara
manual.
e. Bukti fisik tugas tambahan tenaga pendidik di
dokumentasikan di sekolah.
f. Data yang diusulkan oleh sekolah, selanjutnya diverifikasi
dan divalidasi oleh Dinas pendidikan.
(4) Prosedur usulan Penerima BOP untuk Tenaga Kependidikan
adalah :
a. Kepala Satuan Pendidikan Jenjang SDN dan UPT SMPN
mengusulkan Honor Tenaga Kependidikan ( nama dan
jumlah ) ke Dinas pendidikan sesuai dengan jumlah tenaga
Kependidikan yang ada di satuan pendidikan masing masing.
b. Kepala Satuan Pendidikan Jenjang SDN dan UPT SMPN
dalam usulannya melampirkan Deskripsi Tugas Pokok dan
Fungsi sebagai Tenaga Kependidikan
c. Data kehadiran Tenaga Kependidikan direkapitulasi per
sekolah dan diusulkan ke Dinas Pendidikan berdasarkan
hasil data kehadiran melalui fingerprint serta kehadiran yang
ditandatangani Tenaga Kependidikan bersangkutan secara
manual.
d. Paling lambat data kehadiran yang diserahkan oleh sekolah
sudah dapat diterima oleh Dinas Pendidikan pada akhir
bulan.
e. Data yang diserahkan oleh sekolah selanjutnya diverifikasi
dan divalidasi oleh Dinas Pendidikan.
(5) Penetapan Penerima BOP untuk tenaga pendidik dan
kependidikan.
Jumlah tenaga pendidik dan kependidikan non PNS di SDN dan
SMPN beserta namanya di tetapkan oleh Kepala Dinas.
BAB V
BESARAN DANA BOP
Pasal 7
Besaran dana BOP satuan pendidikan untuk masing-masing
jenjang per-siswa/bulan
a. SDN Rp. 25.000,00
b. MIN/SDS/MIS/SKh Rp. 50.000,00
c. SMPN/MTSN Rp. 75.000,00
d. SMPS/MTsS/SKh Rp. 105.000,00

Pasal 8
Besaran dana BOP untuk tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan Non PNS
a. Tenaga Pendidik SDN :
- Guru Kelas Rp. 19.700,00/Jam Pelajaran
- Guru Agama, PJOK Rp. 19.700,00/Jam Pelajaran
- Guru Mulok Rp. 19.700,00/Jam Pelajaran
b. Tenaga Kependidikan SDN :
- Operator/Tata Usaha Rp. 100.000,00/hari
- Petugas Layanan Khusus Keamanan Rp. 50.000,00/hari
- Petugas Layanan Khusus Kebersihan Rp. 50.000,00/hari
c. Tenaga Pendidik SMPN :
- Guru Non PNS Rp. 25.000,00/Jam Pelajaran
d. Tenaga Kependidikan SMPN :
- Operator Rp. 110.000,00/hari
- Petugas Layanan Khusus Administrasi Rp. 100.000,00/hari
- Petugas Layanan Khusus Perpustakaan Rp. 100.000,00/hari
- Petugas Layanan Khusus Laboratorium Rp.
100.000,00/hari
- Petugas Layanan Khusus Keamanan Rp. 100.000,00/hari
- Petugas Layanan Khusus Kebersihan Rp. 100.000,00/hari
Besaran dana BOP untuk jenjang pendidikan SD/MI/SKh, SMP/
MTs/SKh per-siswa/tahun sesuai dengan Dokumen Pelaksanaan
Anggaran (DPA) Kegiatan BOP untuk SD/MI/SKh dan DPA Kegiatan
BOP untuk SMP/MTs/SKh pada Dinas.

BAB VI
PENGGUNAAN DANA BOP
Pasal 9
(1) BOP yang diterima oleh Sekolah Negeri digunakan untuk belanja
kegiatan sebagai berikut :
a. SDN, MIN :
1. Belanja Peralatan Kebersihan dan Bahan Pembersih;
2. Belanja Jasa Pemeliharaan Gedung Kantor;
3. Belanja Jasa Pemeliharaan Bukan Gedung;
4. Belanja Cetak;
5. Belanja Penggandaan;
6. Belanja Jasa Pelayanan Pendidikan;
7. Belanja Modal Pengadaan Perlengkapan Sekolah;
8. Belanja Modal Pengadaan Alat Peraga/Praktek Sekolah.
b. UPT SMPN, MTsN :
1. Belanja Alat Tulis Kantor;
2. Belanja Alat Listrik dan Elekronik;
3. Belanja Peralatan Kebersihan dan Bahan Pembersih;
4. Belanja Bahan Perlengkapan/Lomba/Pendidikan;
5. Belanja Listrik;
6. Belanja Jasa Pemeliharaan Perlengkapan Kantor;
7. Belanja Jasa Pemeliharaan Gedung Kantor;
8. Belanja Jasa Pemeliharaan Bukan Gedung;
9. Belanja Cetak;
10. Belanja Penggandaan;
11. Belanja Makan dan Minum Penyelenggaraan Pendidikan;
12. Belanja Perjalanan Dinas Luar Daerah;
13. Belanja Jasa Pelayanan Pendidikan;
14. Belanja Modal Pengadaan Perlengkapan Sekolah;
15. Belanja Modal Pengadaan Alat Peraga/Praktek Sekolah.
(2) BOP untuk Pembayaran Honor Tenaga Pendidik dan
Kependidikan Non PNS pada Rekening Jasa Pelayanan
Pendidikan dikelola oleh Dinas.
(3) Persentase masing-masing Kode Rekening BOP sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) disesuaikan dengan kebutuhan satuan
pendidikan.
(4) Belanja BOP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
salah satu sumber pembiayaan di satuan pendidikan yang
dituangkan kedalam RKAS.
(5) Belanja BOP SDN/MIN dan SMPN/MTsN sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dituangkan ke dalam RKA dan DPA.
(6) Pengesahan DPA BOP untuk SDN oleh Kepala UPT Pendidikan
Dasar Kecamatan.
(7) Pengesahan DPA BOP untuk MI, UPT SMPN, dan MTsN oleh
Kepala Dinas.
(8) Penggunaan Dana BOP tidak diperbolehkan untuk membiayai
Belanja Pengeluaran yang sudah terpenuhi dari Dana Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) Pusat atau sebaliknya.
(9) BOP yang diterima oleh Sekolah Swasta sebagai pengganti Iuran
Sekolah ( SPP ), digunakan untuk membiayai operasonal
sekolah baik Intrakulikuler maupun Ektrakulikuler,
meningkatkan kesejahteraan dan kualitas guru dan pegawai
serta peningkatan kualitas pembelajaran pada satuan
pendidikan yang bersangkutan.
(10) BOP yang diterima oleh Sekolah Swasta dikelola oleh Kepala
Sekolah dan tidak disetorkan ke Yayasan.
Pasal 10
Penggunaan dana BOP yang digunakan untuk Pengadaan Barang
dan Jasa pada SDN/MIN dan SMPN/MTsN dilaksanakan sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB VII
PENYALURAN DAN PENARIKAN DANA BOP
Pasal 11
Dinas menyalurkan dana Bantuan BOP dengan cara melakukan
transfer ke rekening masing-masing UPT Pendidikan Kecamatan
untuk SDN dan SDS, UPT Satuan Pendidikan SMPN, SMPS, MIN,
MIS, MTsN dan MTsS ke Rekening Sekolah, dengan ketentuan
memiliki :
- Rekening Giro Bendahara di Bank Jabar Banten

Pasal 12
BOP untuk Pembayaran Honor Tenaga Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Non PNS pada Rekening Jasa Pelayanan Pendidikan
dibayarkan langsung oleh Dinas Pendidikan dengan cara ditransfer
ke rekening masing-masing guru dan pegawai Non PNS.

Pasal 13
(1) Permintaan Pembayaran dan Penarikan dana BOP dari Kas
Daerah melalui SPP UP,GU, TU yang dikelola oleh Bendahara
Pengeluaran Dinas.
(2) Penarikan dana BOP oleh UPT dilakukan sesuai dengan
kebutuhan.
(3) Penarikan dana BOP sebagaimana yang dimaksud ayat (1),
khusus untuk SDN dan SDS ditransfer oleh UPT Pendidikan
Kecamatan ke Rekening Satuan Pendidikan.

BAB VIII
PENGELOLAAN DAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
Pasal 14
Pengelolaan Dana Bantuan BOP :
a. Bagi Sekolah yang dimerger, maka BOP yang diterima,
disalurkan kepada Sekolah Induk;
b. Apabila terdapat siswa pindah/mutasi ke Sekolah lain setelah
pencairan dana di bulan berjalan, maka dana BOP tersebut
menjadi hak Sekolah lama;
c. Akibat perubahan jumlah siswa pada Sekolah yang dimerger
atau Sekolah Induk dapat diusulkan pada perubahan anggaran;
d. Apabila terdapat perubahan jumlah peserta didik/mutasi peserta
didik satuan pendidikan dapat mengusulkan perubahan
anggaran BOP;
e. Apabila terdapat sisa dana BOP pada akhir tahun
Anggaran, harus dikembalikan ke Kas Daerah melalui Dinas;
f. Jika terdapat kelebihan atau kekurangan penyaluran dana
BOP, menjadi perhitungan penyaluran dana berikutnya;
g. Pembayaran Pajak dilakukan oleh sekolah masing-masing
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
h. Pengelolaan dana BOP UPT SMPN, menjadi tanggungjawab
Kepala UPT SMPN sebagai Kuasa Pengguna Anggaran,
kecuali MTsN dan MTsS menjadi tanggung jawab Kepala
Madrasah;
i. Pengelolaan dana BOP SDN menjadi tanggungjawab Kepala
Sekolah dan Kepala UPT sebagai Kuasa Pengguna Anggaran
kecuali MIN/MIS tanggung jawab Kepala Madrasah.
j. Pengelolaan dana BOP Bantuan Iuran SPP siswa SDS menjadi
tanggungjawab Kepala Sekolah dan Kepala UPT Pendidikan
Kecamatan.
k. Pengelolaan dana BOP Bantuan Iuran SPP siswa SMPS dan
MTsS menjadi tanggungjawab Kepala Sekolah.

Pasal 15
Laporan Pertanggungjawaban BOP :
a. Laporan pertanggungjawaban dana BOP dibuat sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
b. Pertanggungjawaban sebagaimana pada huruf a disampaikan ke
Dinas;
c. Untuk SDN bukti pengeluaran BOP disahkan oleh Kepala
Sekolah, selanjutnya laporan pertanggung jawaban direkap
dan diteliti di UPT Kecamatan untuk dilaporkan ke Dinas;
d. Untuk SDS/MIS Laporan Pertanggungjawaban BOP Bantuan
biaya SPP ditandatangani oleh masing-masing peserta didik
penerima dan disahkan oleh Bendahara dan Kepala Sekolah,
dilaporkan oleh kepala UPT Pendidikan Kecamatan ke Dinas.
e. Untuk SMPS/MTsS Laporan Pertanggungjawaban BOP Bantuan
SPP ditandatangani oleh masing-masing peserta didik penerima
dan disahkan oleh Bendahara dan Kepala Sekolah dilaporkan ke
Dinas.

BAB IX
KEWAJIBAN DAN LARANGAN
Pasal 16
1. Setiap satuan pendidikan penerima BOP wajib
menginformasikan melalui papan pengumuman sekolah.
2. Khusus untuk sekolah swasta wajib menginformasikan BOP
bantuan biaya SPP, kepada orang tua peserta didik warga Kota
Tangerang dengan Surat Pemberitahuan/edaran dengan
diketahui komite sekolah.
Pasal 17
Satuan Pendidikan penerima BOP dilarang :
a. Meminjamkan kepada pihak lain;
b. Menyimpan selain pada rekening sekolah/UPT;
c. Mengalihkan dari kode rekening satu ke kode rekening lainnya;
d. Menggunakan untuk kepentingan pribadi;
e. Tidak dipergunakan untuk kepentingan yayasan.

BAB X
PEMBIAYAAN
Pasal 18
Biaya yang diperlukan untuk pendanaan BOP dibebankan pada
APBD Kota Tangerang yang dialokasikan dalam Dokumen
Pelaksanaan Anggaran Dinas, UPT, dan Satuan Pendidikan.

BAB XI
MONITORING DAN EVALUASI
Pasal 19
1) Monitoring dan Evaluasi penggunaan BOP untuk :
a. SDN dan SDS oleh Tim UPT Pendidikan Kecamatan
Kecamatan dan Tim Dinas;
b. UPT Satuan Pendidikan SMPN, dan SMPS oleh Tim Dinas;
c. MIN/MIS dan MTsN/MTsS oleh Tim Dinas.
2) Monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan paling sedikit 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun
Anggaran.

BAB XII
SANKSI
Pasal 20
Kepala SDN, SDS, MIN, MIS, MTsN, MTsS, UPT Satuan Pendidikan
SMPN, SMPS dan UPT Pendidikan Kecamatan yang tidak
melaksanakan Peraturan Walikota ini, Dinas akan menunda
pembayaran pencairan BOP periode berikutnya serta dikenakan
sanksi sesuai dengan peraturan Perundang-undangan yang
berlaku.
BAB XIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 21
Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal 2 Januari
2019.
Agar setiap orang yang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya
dalam Berita Daerah Kota Tangerang.

Ditetapkan di Tangerang
Pada tanggal Desember 2018

WALIKOTA TANGERANG,

H. ARIEF R WISMANSYAH

Diundangkan di Tangerang
Pada tanggal ..................................

SEKRETARIS DAERAH KOTA TANGERANG,

DADI BUDAERI

BERITA DAERAH KOTA TANGERANG TAHUN … NOMOR …

Anda mungkin juga menyukai