Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

WAHAM

LAPORAN INDIVIDU

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Dalam Menyelesaikan Stase Keperawatan Jiwa

OLEH :

HERLINI, S. Kep

NIM : 14.31.0284

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
CAHAYA BANGSA BANJARMASIN
2015
LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : Herlini,S.Kep
NIM : 14.31.0284
Ruang : Yakut RSUD.dr.H.Moch.Ansari Saleh Banjarmasin
Judul : Laporan Pendahuluan Waham

Banjarmasin, Desember 2015

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Aditya Suparna, S. Kep, Ners Arie Syamsudin Noor, S. Kep, Ners


LAPORAN PENDAHULUAN
WAHAM

A. KASUS (MASALAH UTAMA)

Perubahan proses pikir : waham

1. DEFINISI

Waham adalah keyakinan tentang suatu pikiran yang kokoh, kuat, tidak sesuai
dengan kenyataan, tidak cocok dengan intelegensia dan latar belakang budaya,
selalu dikemukakan berulang-ulang dan berlebihan biarpun telah dibuktikan
kemustahilannya atau kesalahannya atau tidak benar secara umum. (Tim
Keperawatan PSIK FK UNSRI, 2005).

Waham adalah keyakinan keliru yang sangat kuat yang tidak dapat dikurangi
dengan menggunakan logika (Ann Isaac, 2004)

Waham adalah keyakinan tentang suatu isi pikiran yang tidak sesuai dengan
kenyataannya atau tidak cocok dengan intelegensia dan latar belakang
kebudayaannya, biarpun dibuktikan kemustahilannya (Maramis,W.F,1995)

Waham adalah keyakinan yang salah dan menetap dan tidak dapat dibuktikan
dalam kenyataan (Harold I, 1998).

Kesimpulan:

Waham adalah keyakinan yang salah dan menetap dan selalu dikemukakan
berulang-ulang.

2. RENTANG RESPON

Waham termasuk dalam rentan responb mal-adaptif pada gangguan


neurobiologis yang dapat diidentifikasikan sepanjang rentang respon adaptif
sampai respon mal-adaptif
RENTANG RESPON NEUROBIOLOGIS

Respon Adaptif Respon Mal-adaptif


Pikiran logis Pikiran kadang menyimpang Kelainan pikiran/delusi
Presepsi Akurat Halusinasi
Emosi konsisten dengan Reaksi emosional berlebihan atau Ketidak mampuan untuk
pengalaman kurang mengalami emosi
Prilaku sesuai Perilaku ganjil atau tak lazim Ketidak teraturan
Hubungan sosial Menarik diri Isolasi social

3. TANDA DAN GEJALA

1. Kognitif

Tidak mampu membedakan nyata dengan tidak nyata

Individu sangat percaya pada keyakinannya

Sulit berfikir realita

Tidak mampu mengambil keputusan

2. Afektif

Situasi tidak sesuai dengan kenyataan

Afek tumpul

3. Prilaku dan Hubungan Sosial

Hipersensitif

Hubungan interpersonal dengan orang lain dangkal

Depresif

Ragu-ragu

Mengancam secara verbal

Aktifitas tidak tepat

Streotif

Impulsive
Curiga

4. Fisik

Higiene kurang

Muka pucat

Sering menguap

BB menurun

Nafsu makan berkurang dan sulit tidur

4. FAKTOR PREDISPOSISI DAN PRESIPITASI

a. Faktor Predisposisi

Faktor Biologis

a. Gangguan perkembangan otak, frontal dan temporal

b. Lesi pada korteks frontal, temporal dan limbik

c. Gangguan tumbuh kembang

d. Kembar monozigot, lebih beresiko dari kembar dua telur

§ Faktor Genetik

Gangguan orientasi realita yang ditemukan pada klien dengan skizoprenia

§ Faktor Psikologis

a. Ibu pengasuh yang cemas/over protektif, dingin, tidak sensitif

b. Hubungan dengan ayah tidak dekat/perhatian yang berlebihan

c. Konflik perkawinan

d. Komunikasi “double bind”

§ Sosial budaya

a. Kemiskinan

b. Ketidakharmonisan sosial

c. Stress yang menumpuk

b. Faktor Presipitasi
§ Stressor sosial budaya

Stres dan kecemasan akan meningkat bila terjadi penurunan stabilitas


keluarga, perpisahan dengan orang yang paling penting, atau diasingkan dari
kelompok.

§ Faktor biokimia

Penelitian tentang pengaruh dopamine, inorefinefrin, lindolomin, zat


halusinogen diduga berkaitan dengan orientasi realita

§ Faktor psikologi

Intensitas kecemasan yang ekstrim dan menunjang disertai terbatasnya


kemampuan mengatasi masalah memungkinkan berkurangnya orientasi
realiata.

5. MEKANISME KOPING

Mekanisme koping yang sering digunakan klien yaitu :

a. Regresi sebagai upaya klien untuk menangulangi ansietas

b. Proyeksi sebagai upaya untuk menjelaskan kerancuan persepsi.

B. PROSES KEPERAWATAN

1. Kemungkinan data fokus

a. Wawancara

b. Pemeriksaan fisik dan observasi

1. Tanda-tanda vital (suhu, nadi, pernapasan dan tekanan darah)

2. Berat badan

3. Tinggi badan

4. Keluhan fisik yang dirasakan pasien

c. Pemeriksaan diagnostik

Pemeriksaan penunjang pada klien waham dapat dilakukan dengan cara


melakukan pemeriksaan susunan saraf pusat, apakah ada suatu kelainan yang
terjadi atau tidak.
2. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji

a. Pohon masalah

Kerusakan komunikasi verbal

Perubahan isi pikir : waham ( Core Problem)

Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

b. Data yang dikaji

Data yang perlu dikaji selain identitas klien yaitu:

a). Data subyektif :

Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya ( tentang agama,


kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya ) berulang kali secara berlebihan
tetapi tidak sesuai kenyataan.

b). Data obyektif :

Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan,


merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat
waspada, tidak tepat menilai lingkungan/realitas, ekspresi wajah klien
tegang, mudah tersinggung.

3. Rencana tindakan keperawatan

a. Masalah Keperawatan

1. Kerusakan komunikasi verbal

2. Perubahan isi pikir: waham

3. Gangguan konsep diri

b. Rencana Keperawatan

a. Tujuan umum: sesuai masalah (problem).

b. Tujuan khusus
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat

Tindakan:

1) Bina hubungan. saling percaya: salam terapeutik, perkenalkan diri,

jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat

kontrak yang jelas topik, waktu, tempat).

2) Jangan membantah dan mendukung waham klien: katakan perawat

menerima keyakinan klien "saya menerima keyakinan anda" disertai

ekspresi menerima, katakan perawat tidak mendukung disertai

ekspresi ragu dan empati, tidak membicarakan isi waham klien.

3) Yakinkan klien berada dalam keadaan aman dan terlindungi: katakan

perawat akan menemani klien dan klien berada di tempat yang aman,

gunakan keterbukaan dan kejujuran jangan tinggalkan klien

sendirian.

4) Observasi apakah wahamnya mengganggu aktivitas harian dan

perawatan diri

2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki

Tindakan:

1) Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang realistis.

2) Diskusikan bersama klien kemampuan yang dimiliki pada waktu lalu

dan saat ini yang realistis.

3) Tanyakan apa yang biasa dilakukan kemudian anjurkan untuk

melakukannya saat ini (kaitkan dengan aktivitas sehari - hari dan

perawatan diri).

4) Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai

kebutuhan waham tidak ada. Perlihatkan kepada klien bahwa klien

sangat penting.
3. Klien dapat mengidentifikasikan kebutuhan yang tidak terpenuhi

Tindakan:

1) Observasi kebutuhan klien sehari-hari.

2) Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik selama di

rumah maupun di rumah sakit (rasa sakit, cemas, marah).

3) Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dan timbulnya waham.

4) Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien dan

memerlukan waktu dan tenaga (buat jadwal jika mungkin).

5) Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk menggunakan

wahamnya.

4. Klien dapat berhubungan dengan realitas

Tindakan:

1) Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (diri, orang lain,

tempat dan waktu).

2) Sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok : orientasi realitas.

3) Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan klien

5. Klien dapat menggunakan obat dengan benar

Tindakan:

1) Diskusikan dengan kiten tentang nama obat, dosis, frekuensi, efek

dan efek samping minum obat.

2) Bantu klien menggunakan obat dengan priinsip 5 benar (nama

pasien, obat, dosis, cara dan waktu).

3) Anjurkan klien membicarakan efek dan efek samping obat yang

dirasakan.

4) Beri reinforcement bila klien minum obat yang benar.

6. Klien dapat dukungan dari keluarga

Tindakan:
1) Diskusikan dengan keluarga melalui pertemuan keluarga tentang:

gejala waham, cara merawat klien, lingkungan keluarga dan follow

up obat.

2) Beri reinforcement atas keterlibatan keluarga.


DAFTAR PUSTAKA

1. Kaplan and Sadock, 1998, Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat, (Alih bahasa): Wm. Roan,
Penerbit Widya Medika, Jakarta

2. Kelliat, Budi Ana, 1992, Ganguan Konsep Diri, Penerbit Buku Kedokteran, EGC,
Jakarta

3. Stuart and sundeen, 1998, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 3 (Alih Bahasa), Achir
Yani S, EGC, Jakarta

4. Tim Pengembangan MPKP RS Marzuki Mahdi Bogor, 2002, Standar Operasional


(SOP) Rencana Keperawatan Jiwa

5. Townsend, Mc, 1998, Buku Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan Psikiatri, Edisi
3 (Alih Bahasa) Novy, Helena C. Daulima, EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai