I. UMUM
I.2. Mobilisasi
Yang termasuk ke dalam tahap mobilisasi adalah :
.1Penyediaan fasilitas penunjang dan lokasi penimbunan material
.2Survey.
.3Mobilisasi Alat dan Personil.
tempat (gudang) untuk penimbunan material semen yang cukup luas, sehingga
semen dalam jumlah banyak dapat ditumpuk tidak terlalu tinggi, yang dapat
menurunkan kualitas dan kinerja semen itu sendiri, baik dalam hal pengikatan
terhadap material beton lainnya, maupun terhadap kemudahan pengerjaan dalam
proses pembuatan campuran beton.
Metode Pelaksanaan
lokasi untuk penempatan material besi struktur, hendaknya ditempatkan di tempat
tertutup, dan pada bagian bawahnya diberi alas balok kayu untuk menghindari
terkotori oleh tanah sebelum proses pekerjaan pembesian pada pekerjaan struktur
mulai dilakukan. Jika terpaksa ditempatkan pada tempat terbuka, hendaknya ditutup
dengan terpal plastik (tidak lupa diberi alas balok kayu pada bagian dasar tumpukan)
untuk menghindari terkena hujan dan panas secara langsung. Hal ini dilakukan untuk
menghindari terjadinya korosi pada besi dan lain sebagainya yang dianggap perlu.
I.2.2. Survey
Survey lapangan dilakukan untuk menyesuaikan rancangan (gambar kerja) dengan
keadaan aktual di lapangan. Hasil data ukur dilaporkan ke direksi, kemudian dilakukan
tahap revisi design sebagai acuan pelaksanaan proyek.
Pekerjaan survey lapangan mencakup :
survey perkerasan dan geometrik jalan lama seperti inventarisasi geometrik jalan,
survey kekuatan dari perkerasan penutup aspal, kekuatan perkerasan jalan yang
rusak,
survey sistem drainase yang ada seperti jenis, bentuk, ukuran dan profil memanjang
saluran samping kanan-kiri jalan, gorong-gorong, aliran air yang memotong badan
jalan, dan bangunan drainase lain yang ada dilapangan,
survey lokasi pembuatan talud yang kiranya diperlukan terutama untuk daerah
berbukit atau pegunungan,
survey jembatan lama meliputi jenis, dimensi, dan lokasi jembatan,
survey perlengkapan jalan lama dan rambu-rambu lalulintas yang ada seperti lokasi
dan fungsi detail dari marka jalan, patok kilometer, trotoar, median, traffic light dan
lampu penerang jalan.
Pengukuran memanjang (Longitudinal)
50 m 50 m 50 m 50 m 50 m 50 m 50 m 50 m
Metode Pelaksanaan
1.2.2 MANAJEMEN DAN KESELAMATAN LALU LINTAS
Rencana pengendalian lalu lintas sangat penting untuk mengurangi kemacetan lalu lintas
sebagai akibat dari pemblokiran sebagian jalan untuk pelaksanaan proyek. Untuk itu perlu
disusun tahapan – tahapan pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan sesuai dengan
penagturan lalulintas yang diinginkan.
Resiko K3 :
Terjadi tabrakan > Kerusakan alat berat dan korban jiwa.
Lepasnya alat berat dari mobil angkutan / jatuh
Terkena alat berat -> luka berat
Pengendalian Risiko K3 :
Sopir yang memobilisasi alat berat harus yang memiliki keahlian dan memiliki izin
megemudi yang resmi.
Alat berat yang diangkut harus diikat dengan pengikat yang standar
Pengangkatan / Penurunan alat berat harus mengikuti prosedur yang standar
Metode Pelaksanaan
Pekerjaan galian dilaksanakan hingga mencapai level yang sudah ditentukan yang mengacu
dari gambar kerja (shop drawing) yang telah disetujui. Galian biasa pada badan jalan
rencana menggunakan alat Excavator dengan kedalaman sesuai dengan ketentuan gambar
kerja. Hasil galian diangkut dengan menggunakan Dump Truck ke tempat yang telah
ditentukan oleh direksi. Dump truck membuang hasil galian keluar lokasi sesuai yang telah
disepakati.
Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang ditentukan
dalam Gambar atau ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan dan harus mencakup pembuangan
semua bahan dalam bentuk apapun yang dijumpai, termasuk tanah, batu, batu bata, beton,
pasangan batu dan bahan perkerasan lama, yang tidak digunakan untuk pekerjaan
permanen.
Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin terhadap
bahan di bawah dan di luar batas galian.
Pekerjaan galian dilakukan sesuai dengan gambar kerja (shop drawing). Galian dilakukan
dengan menggunakan alat excavator dan beberapa orang pekerja beserta alat bantu.
Excavator
Gambar – 2
Excavator
Dump Truk
Resiko K3 :
Terkena peralatan kerja > luka ringan / berat
Pekerja / orang jatuh kedalam galian > Luka
Pengendalian Risiko K3 :
Menggunakan peralatan kerja yang benar.
Memasang pagar pengaman.
Menjaga jarak antara para pekerja pada jarak yang aman
Metode Pelaksanaan
Pekerjaan Timbunan Biasa ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan
pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan timbunan, untuk
penimbunan kembali galian pipa atau struktur dan untuk timbunan umum yang diperlukan untuk
membentuk dimensi timbunan sesuai dengan garis, kelandaian, dan elevasi penampang
melintang yang disyaratkan atau disetujui.
Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan biasa harus terdiri dari bahan galian tanah
atau bahan galian batu yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebagai bahan yang memenuhi
syarat untuk digunakan dalam pekerjaan permanen.
Excavator menggali dan memuat material timbunan biasa ke dalam dump truck. Dump truck
membawa material timbunan biasa ke lokasi pekerjaan. Motor Grader meratakan hasil
timbunan di seluruh badan jalan, kemudian vibro roller memadatkan badan jalan yang telah
diratakan/dipotong oleh motor grader dengan bantuan water tanker agar badan jalan mudah
dipadatkan dengan kepadatan maksimum. Sekelompok pekerja akan membantu meratakan
badan jalan dengan menggunakan alat bantu.
1. Permukaan yang akan ditimbun distripping/dibersihkan terlebih dahulu dengan motor grader dari
rumput, humus dan material lainnya.
3. Lokasi yang sudah ditumpuk material kemudian diratakan dengan menggunakan motor grader
Metode Pelaksanaan
4. Permukaan yang sudah rata dipadatkan dengan Vibro Roller sambil permukaan jalan disiram air
dengan menggunakan alat water tanker
Resiko K3 :
Terkena peralatan kerja > luka ringan / berat.
Terkena alat berat -> luka berat
Pekerja / orang jatuh kedalam galian > Luka
Pengendalian Risiko K3 :
Menggunakan peralatan kerja yang benar.
Memasang pagar pengaman.
Menjaga jarak antara para pekerja pada jarak yang aman
Pengangkatan / Penurunan alat berat harus mengikuti prosedur yang standar
1. Permukaan jalan Diratakan dan dibentuk untuk persiapan pelapisan subgrade dengan
kemiringan jalan sesuai dengan gambar dan atas persetujuan pengawas dilapangan.
2. Permukaan jalan yang sudah terbentuk dipadatkan dengan Vibro Roller dengan jumlah
lintasan + 8 lintasan atau sampai kepadatan yang sesuai, untuk menjaga kelembapan
dan untuk tercapainya kepadatan yang optimal vibro roller dalam melakukan pemadatan
dibantu water tanker untuk mensuply air guna membasahi permukaan jalan.
Resiko K3 :
• Terkena peralatan kerja > luka ringan / berat
• Pekerja / orang jatuh kedalam galian > Luka
Metode Pelaksanaan
• Terjadinya longsor karena tanah tidak kering > Luka
• Kecelakaan akibat terkena alat berat > Luka Berat
Pengendalian Risiko K3 :
• Personil harus mengenakan pakaian dan perlengkapan APD (sepatu boot, sarung tangan
dan masker)
• Dipasang rambu-rambu sedang ada pekerjaan dan memasang pagar pengaman.
• Usahakan tanah timbunan yang sudah kering
• Operator harus bekerja secara benar dan hati-hati, memasang rambu-rambu, dan
menempatkan pemandu lapangan
Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat Kelas B dilaksanakan setelah penimbunan badan jalan selesai
dikerjakan. Material Agregat Kelas B dimuat dari quarry dengan mengguunakan Vibrator Roller
sambil disiram air dengan menggunakan Water Tank Truck apa bila dianggap terlalu kering,
kemudian dilakukan test kepadatan.
1. Dump Truck membawa material Base dari Quarry dan menempatkan material tersebut di lokasi
jalan yang akan dilakukan pekerjaan perkerasan berbutir, sebelum pekerjaan ini dilakukan
pekerjaan penyiapan badan jalan harus sudah selesai dan kepadatan permukaan jalan yang akan
ditimbun harus sudah sesuai dengan spesifikasi atau ketentuan yang ada..
2. selanjutnya Motor Grader Meratakan Material Base yang sudah ditumpuk oleh Dum Truck dengan
ketebalan dan kemiringan jalan yang sesuai dengan gambar .
Metode Pelaksanaan
3. kemudian Vibro Roller melakukan pemadatan untuk permukaan yang sudah diratakan oleh motor
grader, sambil permukaan jalan disiram air dengan menggunakan alat water tanker untuk menjaga
kelembapan material dan untuk mencapai kepadatan yang optimal
Metode Pelaksanaan
Setelah dilakukan penghamparan material, sebelum dan saat pemadatan material
dilakukan pembasahan dengan menggunakan Water Tanker. Hal ini bertujuan agar
terjadi pengendapan padat pada penghamparan material secara menyeluruh disetiap
permukaan lapisan.
6. Pemadatan.
Pemadatan agregat dilakukan dengan menggunakan alat Vibratory Roller kemudian
dengan LEP (Lintas Ekuivalen Permulaan) disesuaikan dengan kelas jalan rencana.
Proses akhir pekerjaan pemadatan ini adalah dengan menggunakan alat Pneumatic
Tire Roller. Lintasan pemadatan dilakukan dari trase jalan yang rendah menuju yang
tinggi dengan nilai CBR minimal 90%.
Metode Pelaksanaan
Urutan kerja lihat gambar dibawah :
1. Pelaksanaan Pembersihan permukaan Jalan yang menggunakan alat compressor dan alat bantu
penarik compressor.
2. Pelaksanaan Pelapisan Lapisan resap pengikat / perekat pada permukaan jalan dilakukan
dengan alat Asphalt sprayer yang ditarik dengan dump truck, yang sekaligus membawa material
aspal.
TAHAPAN PELAKSANAAN :
Tahapan persiapan pekerjaan lapis pengikat adalah :
Metode Pelaksanaan
a. Pengajuan contoh aspal untuk bahan lapis pengikat (5 liter) dilengkapi dengan sertifikat
dan hasil uji laboratorium.
b. Data kalibrasi dari meteran pengukur untuk pendistribusian aspal meliputi data akurasi
dan toleransi ketelitian.
c. Menyerahkan grafik penyemprotan dan buku pelaksanaan dari distributor aspal.
d. Mengajukan jenis material (agregat kasar, agregat halus, filler dan aspal) dan job mix
design dilengkapi data pengujian yang sesuai dengan spesifikasi teknis,
e. Mengajukan daftar peralatan dan operator yang terlibat pada pekerjaan ini.
f. Persiapan pekerjaan di lapangan dengan mengajukan jadual/rencana kerja dan
penyiapan baik bahan maupun alat dan pekerja yang terlibat dalam pekerjaan
perkerasan,
PROSEDUR PEKERJAAN
Prosedur Pengangkutan yaitu :
a. Pencampuran benda uji Marshall
b. Pemadatan benda uji Marshall
c. Suhu pencampuran maksimal di AMP
d. Pencampuran, rentang temperatur sasaran
e. Menuangkan campuran aspal dari AMP ke truck
f. Pemasokan ke alat penghampar
Metode Pelaksanaan
c. Penghamparan dan pembentukan ; sepatu ( Screed) Asphalt Finisher dipanaskan
terlebih dahulu, penghamparan dengan diikuti mesin vibrasi, penampung campuran
aspal selalu penuh dan temperatur konstan, kecepatan alat konstan sehingga koyak,
tidak rata dan retak permukaan bisa dihindari.
2. Asphalt Finisher Menghampar Material Aspal Beton Dilokasi Yang telah ditetapkan dengan
ketebalan sesuai dengan gambar / spesifikasi.
Metode Pelaksanaan
3. Pemadatan dilakukan dengan tandem roller dan Pneumatic Tire Roller dengan lintasan yang
optimal
DIVISI 7. STRUKTUR
Metode Pelaksanaan
Semua beton yang digunakan dikerjakan dengan spesifikasi campuran 1 Semen : 2
Pasir : 3 Kerikil dan untuk semua maksud yang berhubungan dengan pekerjaan ini
disetujui serta yang telah ditentukan oleh direksi haruslah terdiri dari bahan – bahan
yang dirinci dan harus dicampur dengan perbandingan yang sesuai dengan ketentuan –
ketentuan yang tertera pada spesifikasi dalam dokumen lelang, setiap syarat – syarat
dan ketentuan – ketentuan lainnya dari cara pelaksanaan haruslah sesusai peraturan
yang berlaku yang sudah dibuktikan. Penggunaan bahan dan material semua Portland
semen harus dengan syarat – syarat dan ketentuan yang ditetapkan dalam standart
Indonesia N.I.8, ASTM.Model C.150.
Cara penyimpanan semen digudang harus terlindung terhadap kelembaban. Semen
dapat diafkir (tidak diterima) oleh direksi apabila tidak memenuhi speksifikasi yang
berlaku.
Pekerjaan pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan sebelum semua pekerjaan
cetakan selesai dikerjakan, penyiapan – penyiapan lainnya yang berhubungan dengan
pengecoran harus dipersiapkan dan mendapat persetujuan direksi. Sebelum
pengecoran beton dimulai, semua permukaan pada tempat pengecoran beton (cetak
lantai kerja) harus selesai dikerjakan dan disetujui oleh direksi/pengawas. Pengecoran
dapat dilaksanakan pada saat direksi/pengawas yang ditunjuk berada ditempat lokasi
pekerjaan. Suatu pengecoran tidak boleh terputus sebelum bagian tersebut selesai
dicor.
Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau hujan teralu lama
karena berakibat spesi atau mortal terpisah dari agregat kasar.
Metode pelaksanaan untuk pekerjaan beton ini dilaksanakan dengan sistem serempak
untuk semua unit dengan metode konvensional (dicor di tempat lokasi pekerjaan). Karena
pekerjaan beton pada pier dikerjakan secara bertahap, maka untuk memulai pekerjaan
tahap berikut diberi pasta dahulu agar terjadi ikatan antara beton yang lama dengan beton
yang baru. Prosedur pelaksanaan pekerjaan pengecoran beton yaitu:
Urutan Pelaksanaan :
1. Sebelum pelaksanaan dilakukan, terlebih dahulu mempersiapkan gambar kerja
bersama dengan Direksi Pekerjaan.
2. Sebelum dilakukan Pengecoran Beton Job Mix Design dengan material yang disetujui
direksi. Material-material yang dipakai harus memenuhi standar sesuai dengan
spesifikasi yang disyaratkan.
3. Beton harus dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis dari jenis dan
ukuran yang disetujui sehingga dapat menjamin distribusi yang merata dari seluruh
bahan.
4. Pencampur harus dilengkapi dengan tangki air yang memadai dan alat ukur yang akurat
untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan dalam setiap
penakaran.
5. Pertama-tama alat pencampur harus diisi dengan agregat dan semen yang telah
ditakar, dan selanjutnya alat pencampur dijalankan sebelum air ditambahkan.
Metode Pelaksanaan
6. Waktu pencampuran harus diukur pada saat air mulai dimasukkan ke dalam campuran
bahan kering. Seluruh air yang diperlukan harus dimasukkan sebelum waktu
pencampuran telah berlangsung seperempat bagian. Waktu pencampuran untuk mesin
berkapasitas ¾ m3 atau kurang haruslah 1,5 menit; untuk mesin yang lebih besar waktu
harus ditingkatkan 15 detik untuk tiap penambahan 0,5 m3.
7. Lakukan pengecoran dan setiap melakukan pengecoran maka campuran beton sudah
harus dilakukan pengecekan terhadap kadar airnya dengan slump test dan buat silinder
untuk pengujian kuat tekan beton tersebut,
8. Pastikan skor-skor dan perancah kuat menopang beton basah sehingga didapatkan
hasil yang sesuai dengan gambar, dan
9. Lakukan pemeliharaan beton dengan penyiraman terus menerus atau dengan
pemberian karung goni sampai beton mencapai umur 28 hari.
Bila tidak memungkinkan penggunaan mesin pencampur, Direksi Pekerjaan dapat
menyetujui pencampuran beton dengan cara manual, sedekat mungkin dengan tempat
pengecoran. Penggunaan pencampuran beton dengan cara manual harus dibatasi pada
beton non-struktural.
Resiko K3 :
Kecelakaan akibat operasional peralatan kerja > Luka Ringan, Luka Berat dan
Meninggal
Kecelakaan akibat Bahan Kerja > Luka Ringan, Luka Berat dan Meninggal
Pengendalian Risiko K3 :
Menggunakan peralatan kerja dan APD yang benar, menggunakan penyokong
yang baik
Menggunakan metode / cara kerja yang benar dan peralatan kerja yang baik.
menyusun intruksi kerja
Metode Pelaksanaan
Resiko K3 :
Kecelakaan akibat operasional peralatan kerja > Luka Ringan, Luka Berat dan
Meninggal
Kecelakaan akibat Bahan Kerja > Luka Ringan, Luka Berat dan Meninggal
Pengendalian Risiko K3 :
Menggunakan peralatan kerja dan APD yang benar, menggunakan penyokong
yang baik
Menggunakan metode / cara kerja yang benar dan peralatan kerja yang baik.
menyusun intruksi kerja
Resiko K3 :
Kecelakaan akibat operasional peralatan kerja > Luka Ringan, Luka Berat dan
Meninggal
Kecelakaan akibat Bahan Kerja > Luka Ringan, Luka Berat dan Meninggal
Pengendalian Risiko K3 :
Menggunakan peralatan kerja dan APD yang benar, menggunakan penyokong
yang baik
Menggunakan metode / cara kerja yang benar dan peralatan kerja yang baik.
menyusun intruksi kerja
Metode Pelaksanaan
peralatan Pemilik atau lebih. Bahan untuk setiap struktur jembatan yang diberikan dapat
baru atau pernah dipasang sebelumnya pada lokasi lain.
Ketentuan bahan dan prosedur pemasangan untuk setiap stukrtur jembatan yang diberikan
dapat berbeda-beda menurut sumber sistem patent bahan yang telah dibeli sebelumnya
oleh Pemilik. Sistem tersebut dapat termasuk atau tidak termasuk komponen lantai
jembatan dan dapat dipasang dengan salah satu cara pelaksanaan kantilever berikut ini :
Perakitan awal seluruh komponen utama struktur jembatan termasuk beban
pengimbang (counter-balance) yang cocok, pada penyangga sementara yang telah
disiapkan, dengan demikian struktur yang terpasang dapat secara bertahap diluncurkan
dari satu ujung jembatan ke ujung jembatan lainnya.
Perakitan bertahap komponen utama struktur jembatan dimulai dari struktur rangka
jangkar yang telah dipersiapkan sebelumnya pada satu ujung jembatan.
Seluruh panel rangka utama termasuk batang-batang penulangan jika diperlukan, semua
trasom, ikatan angin, pengaku vertikal, alat penggaru, patok dan perletakan sendi bersama
dengan semua perlengkapan pengaku, pengangkat, penyambung, perangkat penyambung
antar struktur rangka (linking steel), perkakas kecil untuk merakit dan komponen peluncuran
tambahan seperti rol perakitan, rol peluncur, rol pendaratan, peralatan dongkrak hidrolik dan
bahan untuk perakitan kerangka pengimbang dan ujung peluncuran (launching nose).
Pelaksanaan Pekerjaan :
Perakitan dan pemasangan struktur jembatan rangka baja, baik dengan peluncuran maupun
dengan prosedur pelaksanaan pemasangan bertahap, harus dilaksanakan oleh Penyedia
Jasa dengan teliti sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh masingmasing buku
petunjuk perakitan dan pemasangan dari pabrik pembuat jembatan dan ketentuan umum
yang disyaratkan di sini.
Atas permintaan Penyedia Jasa, dukungan teknis tambahan oleh personil Pemilik yang
berpengalaman, dapat dikirim ke lapangan dalam periode terbatas, untuk member
pengarahan kepada insinyur dan teknisi pemasangan dari Penyedia Jasa tentang prinsip-
prinsip perakitan dan pemasangan struktur jembatan rangka baja.
Struktur jembatan rangka baja yang disediakan oleh Pemilik dirancang untuk dirakit dan
dipasang di lapangan hanya dengan menggunakan baut penghubung. Pengelasan di
lapangan yang tidak diijinkan kecuali secara jelas diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
Resiko K3 :
Kecelakaan akibat operasional peralatan kerja > Luka Ringan, Luka Berat dan
Meninggal
Kecelakaan akibat Bahan Kerja > Luka Ringan, Luka Berat dan Meninggal
Pengendalian Risiko K3 :
Menggunakan peralatan kerja dan APD yang benar, menggunakan penyokong
yang baik
Menggunakan metode / cara kerja yang benar dan peralatan kerja yang baik.
Metode Pelaksanaan
menyusun intruksi kerja
Metode Pelaksanaan
Pasangan Batu
Pekerjaan pasangan batu dilaksanakan pada lokasi badan jalan yang longsor atau tidak
stabil untuk mengamankan badan jalan, maka dipasang tembok pengaman dengan
pasangan batu.
Urutan Pelaksanaan :
1. Sebelum pelaksanaan dilakukan, terlebih dahulu mempersiapkan gambar kerja
bersama dengan Direksi Pekerjaan.
2. Setelah lokasi yang akan dikerjakan ditentukan, kemudian dipasang patok dan elevasi
serta diberi rambu-rambu lalu lintas pada lokasi pekerjaan tersebut agar lalu lintas tidak
terhambat dan tidak merusak pekerjaan.
3. Selain persiapan di lokasi, material yang akan dipergunakan terlebih dahulu diusulkan
kepad direksi yaitu menyerahkan dua sample batu yang masing-masing seberat 50 Kg.
4. Setelah material disetujui direksi, penyiapan material pada lokasi pekerjaan harus telah
diperhitungkan terhadap kapasitas pekerja pada satu hari pekerjaan sehingga tidak
terdapat pekerjaan yang terlantar.
5. Kemudian pekerjaan dilaksanakan dengan pekerjaan lantai kerja sebelum pemasangan
batu dan setelah umur dari lantai kerja tercapai, pekerjaan pasangan batu dimulai dari
pondasi bawah dan kearah dinding atas.
6. Setelah pekerjaan selesai, dilakukan pengukuran bersama hasil pekerjaan dengan
Direksi Pekerjaan dan setelah disetujui dapat dibuat berita acara pemeriksaan
pekerjaan sebagai dasar untuk menjadikan hasil pekerjaan pada progress prestasi
pekerjaan.
Resiko K3 :
Kecelakaan akibat operasional peralatan kerja > Luka Ringan, Luka Berat dan
Meninggal
Kecelakaan akibat Bahan Kerja > Luka Ringan, Luka Berat dan Meninggal
Pengendalian Risiko K3 :
Menggunakan peralatan kerja dan APD yang benar, menggunakan penyokong
yang baik
Menggunakan metode / cara kerja yang benar dan peralatan kerja yang baik.
menyusun intruksi kerja
Metode Pelaksanaan
Absorbit tidak lebih besar dari 4%
Sifat ketahanan terhadap sodium sulfat dalam pengujian 5 siklus (daur) kehilangan harus kurang
dari 10%
2. Kawat Bronjong
a. Toleransi
Ukuran batu, 85 % minimal ukurannya sama
Rongga antara batu dalam bronjong tidak boleh lebih dari 40 %
Lebar dan tinggi bronjong sebesar -5 % dan +5 %, sedangkan terhadap panjangnya -3 % dan +
3%
Persiapan
Dasar untuk pasangan bronjong harus digali sedalam yang dibutuhkan dan menurut bentuk yang
diminta. Seluruh permukaan yang dipersiapkan harus disetujui oleh Direksi sebelum penempatan
pasangan bronjong.
Penempatan Bronjong
a. Keranjang bronjong harus dibentangkan dengan kuat untuk memperoleh bentuk serta posisi
yang benar dengan menggunakan batang penarik atau ulir penarik kecil sebelum pengisian batu
ke dalam kawat bronjong. Sambungan antara keranjang haruslah sekuat seperti anyaman itu
sendiri. Setiap segi enam harus menerima paling sedikit dua lilitan kawat pengikat dan kerangka
bronjong antara segi enam tepi paling sedikit satu lilitan. Paling sedikit 150 mm kawat pengikat
harus ditinggalkan sesudah pengikatan terakhir dan dibengkokkan ke dalam keranjang.
b. Batu harus dimasukkan satu demi satu sehingga diperoleh kepadatan maksimum dan rongga
seminimal mungkin. Bila mana tiap bronjong telah diisi setengah dari tingginya, dua kawat
pengaku horizontal dari muka kebelakang harus dipasang. Sisi luar batu yang berhadapan
dengan kawat harus mempunyai permukaan yang rata dan bertumpuan pada anyaman.
c. Setelah pengisian, tepi dari penitup harus dibentangkan dengan batang penarik pada
permukaan atasnya dan diikat dengan kuat.
Bilamana keranjang dipasang satu di atas yang lainnya, sambungan vertical harus dibuat
berselang seling.
Metode Pelaksanaan
Papan Nama Jembatan
Papan nama jembatan dibuat sesusai dengan nomenklatur yang ada, berisi nama jembatan
dan informasinya sebagaimana di bawah ini ;
Ukuran minimal 40 x 60 cm2
Bahan marmer dengan lambang PU
Tolera nsi ± 10 cm
Letak sesuai dengan ketentuan dan dipasang pada parapet
Isi
Tulisan :
1. Nomor jembatan
2. Nama jembatan
3. Lokasi
4. Data teknis
5. Tahun pembangunan
Resiko K3 :
Kecelakaan akibat operasional peralatan kerja > Luka Ringan, Luka Berat dan
Meninggal
Kecelakaan akibat Bahan Kerja > Luka Ringan, Luka Berat dan Meninggal
Pengendalian Risiko K3 :
Menggunakan peralatan kerja dan APD yang benar, menggunakan penyokong
yang baik
Menggunakan metode / cara kerja yang benar dan peralatan kerja yang baik.
menyusun intruksi kerja
PROGRAM K3
Untuk keselamatan kerja seluruh staf dan pekerja yang terlibat dalam kegiatan proyek akan dibentuk
unit K3 yang akan membuat program seperti tersebut di atas dan akan diawasi. Dalam menggulangi
hal – hal yang mungkin akan terjadi, maka unit K-3 akan bekerja sama dengan Puskesmas, Klinik,
Rumah Sakit, maupun instansi – instansi lain yang terkait.
Metode Pelaksanaan
Tenaga Kerja
Personil yang terpilih yang berpengalaman dalam proyek sejenis akan ditempatkan sebagai personil
inti dalam organisasi proyek. Tenaga kerja terampil akan dipilih dan didatangkan dari luar dan dari
daerah setempat.
Tenaga kerja yang digunakan dalan penanganan proyek ini terdiri atas :
Tenaga pimpinan dan staf manajemen proyek termasuk site engineer
Tenaga operasional lapangan : Pelaksan (Supervisor), mekanik dan Operator.
Pekerja (mandor, tukang, kenek dan operator)
PENGENDALIAN KUALITAS
(QUALITY CONTROL)
Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik sesuai dengan mutu yang disyaratkan, perlu
dilakukan pengendalian mutu (quality control) terhadap pelaksanaan pekerjaan yang antara lain
mengontrol,
Seluruh material yang digunakan
Pemilihan tenaga kerja
Perawatan alat
Test material di laboratorium dan lapangan
Melakukan pemeriksaan secara teratur, baik terhadap bahan – bahan yang digunakan dalam
Pelaksanaan pekerjaan, maupun terhadap cara pelaksanaan pekerjaan sendiri. Meskipun untuk hal
– hal tersebut di atas sudah ada penanggungjawabnya langsung, kiranya perlu ditunjuk petugas
khusus quality control yang dikoordinasikan oleh bagian Teknik dan melakukan proses Quality
Control dan prosedurnya yang telah berlaku diproyek yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa.
Manajen mutu di proyek akan melaksanakan semua kegiatan sistematik dan terencana yang
diterapkan sebagai bagian dari sistem mutu perusahaan untuk menjamin bahwa proses
pelaksanaan di proyek secara kendali dan konsisten dapat mencapai semua sasaran dan
persyaratan mutu yang diminta dalam gambar – gambar pelaksanaan dan spesifikasi pekerjaan
pengendalian mutu di pelaksanaan akan dapat dijalankan dengan baik dengan adanya :
- Sasaran mutu yang jelas
- Sumber daya manusia yang profesional dan tanggung jawab yang jelas
- Organisasi proyek yang handal
- Sistem dan prosedur mutu yang baku
- Penerapan manajemen mutu yang konsisten.
PENUTUP
Demikian metode pelaksanaan secara garis besarnya, metode pelaksanaanya yang lebih detail
akan dibuat pada saat pelaksanaan nanti.
Metode Pelaksanaan
Tentu saja di dalam pelaksanaanya nanti dapat timbul alternatif – alternatif lain yang mungkin lebih
efesien dan efektif.
Mudah – mudahan uraian ini dapat diberikan gambaran yang cukup jelas tentang langkah – langkah
yang akan dilakukan dalam pelaksanaan proyek ini.
SELESAI
Metode Pelaksanaan