Anda di halaman 1dari 25

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Dalam menyelesaikan Kegiatan Pembangunan Ruang Kelas Belajar Madrasah


Ibtidaiyah Negeri 7 Kabupaten Aceh Tenggara untuk mencapai tujuan dengan efektif dan
efisien, diperlukan sistem manajemen yang baik. Untuk menerapkan sistem manajemen yang
baik, diperlukan berbagai metode sesuai jenis bangunan yang diselesaikan. Pihak manajemen
menyusun dan mengarahkan metode-metode agar dapat menyelaraskan antara sumber daya
dan penggunaan peralatan untuk mencapai tujuan proyek. Banyak faktor yang mempengaruhi
ketepatan penggunaan peralatan dan pemanfaatan sumber daya di antaranya biaya, waktu, dan
sosial. Untuk mencapai tujuan dengan efektif dan efisien, maka manajemen konstruksi
melibatkan tahapan-tahapan metode yang standar digunakan pada Pekerjaan Kegiatan
Pembangunan Ruang Kelas Belajar Madrasah Ibtidaiyah Negeri 7 Kabupaten Aceh Tenggara
ini meliputi :
1. Pekerjaan Persiapan.
2. Pemasangan Bouwplank.
3. Penimbunan dan Penggalian.
4. Pekerjaan Pondasi.
5. Pekerjaan Beton Bertulang.
6. Pekerjaan Batu Kosong.
7. Pekerjaan Batu Gunung.
8. Pekerjaan Dinding.
9. Pekerjaan Plesteran.
10. Pekerjaan Rsngka Atap.
11. Pekerjaan Penutup Atap.
12. Pekerjaan Plafond (Langit-Langit).
13. Pekerjaan Pelapis Lantai dan Dinding.
14. Pekerjaan Kusen, Daun Pintu dan Jendela.
15. Pekerjaan Kaca.
16. Pekerjaan Kunci dan Alat Penggantung.
17. Pekerjaan Elektrikal.
18. Pekerjaan Pengecatan.
19. Pekerjaan Raam.
20. Penutup.
1. PEKERJAAN PERSIAPAN

Untuk keperluan persiapan dan perlengkapan guna pelaksanaan pekerjaan,


Kontraktor berkewajiban :

 PEMBONGKARAN DAN PEMBERSIHAN LAHAN


Pekerjaan pembongkaran dan pembersihan mencakup pembongkaran / pembersihan /
pemindahan konstruksi keluar dari dalam tapak / site terhadap semua hal yang
dinyatakan oleh Konsultan Pengawas / Perencana dan Direksi tidak akan digunakan
lagi, maupun yang dapat mengganggu kelancaran pelaksanaan diantaranya :
Pembongkaran dan pembersihan bangunan existing.
Pembersihan material yang ada di lokasi.

Setiap pembongkaran harus dilakukan sedemikian rupa sehingga siap untuk dapat
dilaksanakan pemasangan baru sesuai dengan Gambar Kerja.
Barang hasil bongkaran dan pembersihan harus dikeluarkan dari tapak / site
konstruksi dan dikumpulkan di tempat / lokasi tertentu yang ditunjukkan oleh
Konsultan Pengawas. Pada dasarnya, barang-barang bongkaran tersebut tidak dapat
dipakai lagi dalam pekerjaan, kecuali apabila dinyatakan lain oleh Konsultan
Pengawas.

 PAGAR SEMENTARA
Apabila diperlukan untuk pengamanan Kontraktor harus membuat pagar sementara
pada daerah kerja dan semua tanah yang ditempati untuk melaksanakan
kewajibannya sesuai dengan syarat-syarat kontrak atas biaya dari kontrak sendiri.
Apabila pagar sementara perlu didirikan sepanjang jalan umum, jalan kereta api,
harus merupakan tipe yang diminta dan disetujui oleh Pemerintah Setempat.

 SARANA AIR KERJA DAN PENERANGAN


a. Untuk kepentingan pelaksanaan pekerjaan selama proyek berlangsung,
Kontraktor harus memperhitungkan biaya penyediaan air bersih tidak
mengandung lumpur guna keperluan air kerja, air minum untuk pekerja dan air
kamar mandi/WC.
b. Air yang dimaksud adalah air bersih, baik yang berasal dari PAM atau sumber
air, serta pengadaandan pemasangan pipa distribusi air tersebut bagi keperluan
pelaksanaan pekerjaan dan untuk keperluan Direksi Keet, Kantor Kontaktor,
Kamar mandi/WC atau tempat-tempat lain yang dianggap perlu.
c. Kontraktor juga harus menyediakan Sumber Tenaga Listrik untuk keperluan
pelaksanaan pekerjaan, kebutuhan Direksi Keet/gudang dan penerangan
Proyek pada malam hari sebagai keamanan selama proyek berlangsung selama
24 jam penuh dalam sehari.
d. Pengadaan penerangan dapat diperoleh dari sambungan PLN atau dengan
Generator Set dan semua perizinan untuk pekerjaan tersebut menjadi
tanggungan jawab Kontraktor.
e. Pengadaan fasilitas penerangan tersebut termasuk pengadaan dan
pemasangan instalasi dan armatur, stop kontak serta sakelar/panel.

 YANG HARUS DISERAHKAN PADA PROYEK


Dengan selesainya waktu pemeliharaan atau pada tanggal-tanggal lebih awal dari
yang dikehendaki oleh Direksi, Kontraktor harus mengosongkan dan menyerahkan
pada Direksi seperti yang ditentukan dalam ini.
Kontraktor tidak membongkar atau merusak bangunan, peralatan, barang-barang
yang berfaedah, kantor-kantor, gudang dan lainnya seperti tercantum dalam
spesifikasi ini. Semua unit perumahan, kantor, dan fasilitas lain harus dibersihkan
dan dalam keadaan baik kecuali untuk yang dibongkar bila diserahkan kepada
Pemberi Pekerjaan.
  KESELAMATAN KERJA
a Kontraktor harus menjamin keselamatan para pekerja (K3)
. sesuai dengan persyaratn yang ditentukan dalam Peraturan Perburuhan atau
persyaratan
yang diwajibkan untuk setiap bidang pekerjaan.
b Di dalam lokasi harus tersedia kotak obat lengkap untuk
. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).

 PAPAN NAMA PROYEK


a. Kontraktor wajib membuat Papan Nama Proyek yang ditempatkan di
lokasi- lokasi tertentu menurut petunjuk Direksi selambat-lambatnya 30
(tiga puluh) hari setelah terbitnya Surat Keputusan Pemenang Pelelangan.

b. Papan Nama tersebut harus dibuat dengan ketentuan sebagai berikut :


Pemasangan papan nama sedemikian rupa sehingga tepi bawah
terletak setinggi 2 m dari tanah. Bagian tanah tiang penyangga dan
penyokong ditanam, di dalam lubang yang kemudian dicor dengan beton
tumbuk campuran 1 : 3 : 5 (dalam volume) sedalam 40 cm di dalam
tanah dan 10 cm di atas tanah.
Pecetakan papan nama tersebut harus dilakukan diatas Media yang
baik. Dipapan nama ditulis sebagai berikut atau sesuai dengan
petunjuk Direksi:
2. PEMASANGAN BOUWPLANK

Pedoman pelaksanaan
 Papan diketam halus dan lurus pada sisi atasnya
 Harus benar-benar water pas (timbang air) dan sudut-sudutnya harus
siku Bouwplank harus terpasang kuat.
 Ukuran harus dinyatakan dalam satuan meter dan pada titik ukuran diberi tanda
paku dan garis dengan cat warna merah agar mudah terlihat sewaktu diperlukan.
 Setelah bouwplank terpasang harus diminta persetujuan tertulis Direksi, agar
pekerjaan selanjutnya dapat segera dilaksanakan.

3. PENIMBUNAN DAN PENGGALIAN


 Kontraktor dapat memulai penggalian setelah mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas/Direksi Pekerjaan.
 Sebelum penggalian dimulai, Kontraktor wajib mengajukan usulan
penggalian yang akan ditempuh minimal menyebutkan :
a. Urutan-urutan pekerjaan penggalian.
b. Metode atau schema penggalian.
c. Peralatan yang digunakan.
d. Jadwal waktu pelaksanaan.
e. Pembuangan galian.
f. Dan lain-lain yang berhubungan dengan pekerjaan galian.
 Kontraktor harus membuat saluran penampung air, didasar galian yang meliputi
areal galian. Air yang terkumpul harus dapat dipompa keluar ke tempat yang aman agar
galian tetap kering, oleh karenanya Kontraktor wajib mempersiapkan pompa lengkap
dengan perlengkapannya untuk keperluan penyedotan air tersebut.
 Galian timbunan tanah untuk pondasi sumuran dan galian lainnya harus dilakukan
menurut ukuran dalam , lebar dan sesuai dengan Pil – pil yang tercantum dalam gambar
 Kontraktor wajib memperhatikan keselamatan para pekerja.
 Penyangga/Penahan Tanah, Stabilitas dari permukaan selama galian tanggung
jawab dari Kontraktor yang harus memperbaiki semua kelongsoran- kelongsoran.
Kontraktor harus memasang dinding penahan tanah untuk menghindari longsoran .
 Apabila diperlukan konstruksi-konstruksi turap tersebut harus direncanakan dan
dihitung oleh Kontraktor dan disetujui oleh Konsultan Pengawas. Selama pelaksanaan
tanah di belakang galian tidak boleh longsor. Semua biaya perkuatan tebing
penahan longsoran sudah termasuk beban biaya bangunan dalam kontrak.
 Kontraktor diharuskan untuk melaksanakan dan merawat semua tebing dan galian
yang termasuk dalam kontrak.

4. Penimbunan

a. Menyiapkan bagian site yang direncanakan untuk perletakan bangunan


harus ditimbun sampai ketinggian yang ditentukan, tanah timbunan harus cukup
baik, bebas dari sisa-sisa (rumput, akar-akar dan lainnya).
b. Penimbunan dilakukan lapis-berlapis setebal maksimal 30 cm
hamparan setiap lapisan.
c. Penimbunan Kembali
Semua penimbunan kembali di bawah atau sekitar bangunan dan
pengerasan jalan/parkir harus sesuai dengan gambar rencana. Material untuk
penimbunan harus memenuhi spesifikasi ini.
d. Pengurugan Tanah/Pemadatan Tanah
Semua daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari semua semak-
semak, akar-akar pohon, sampah puing-puing bangunan dan lain-lain
sampah, sebelum pengurugan tanah dimulai.
Tanah urug untuk mengurug. Meratakan dan membuat tanah, tebing-tebing
harus bersih dari sisa-sisa tanaman, sampah dan lain-lain.
Bila tanah galian ternyata tidak baik atau kurang dari jumlah yang
dibutuhkan maka Kontraktor harus mendatangkan tanah urug yang baik
dan cukup jumlahnya serta mendapatkan persetujuan dari Konsultan
Pengawas.

Pengurugan tanah harus dibentuk sesuai dengan peil ketinggian kemiringan


dan ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar atau sebagaimana yang
diperintahkan oleh Konsultan Pengawas.

Tanah urug harus ditempatkan dalam lapisan-lapisan setebal maksimum 30


cm dan harus dipadatkan sebaik-baiknya dengan penambahan air secukupnya
dan penggilingan.

Permukaan dari kemiringan-kemiringan tanah diselesaikan secara rata atau


bertangga sebagaimana diminta oleh Konsultan Pengawas.

Pengurugan dengan tanah timbun di bawah lantai dilakukan lapis demi


lapis hingga ketebalan yang ditentukan di bawah lantai, ditumbuk hingga
padat. Lapisan–lapisan urugan utnuk ditumbuk ini dibuat maksimal 30 cm
per lapisan.
Pengurugan kembali dari pondasi harus dilaksanakan dengan memadatkan
tanah urug dalam lapisan-lapisan setebal maksimum 30 cm. Pengurugan ini
tidak boleh dilaksanakan sebelum diperiksa dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
Pengurugan tanah untuk dasar pondasi plat/setempat, dimana dasar pondasi
harus diurug maka syarat-syarat pengurugan seperti di atas harus dipenuhi
dengan kepadatan 95 % dalam lapisan-lapisan 30 cm.
4. PEKERJAAN PONDASI
Pedoman pelaksanaan
a. Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran-pengukuran
untuk as-as pondasi sesuai dengan gambar konstruksi yang diminta
persetujuan Direksi tentang kesempurnaan galian.
b. Kontraktor melaporkan kepada Direksi bila ada perbedaan gambar
konstruksi dengan gambar arsitektur atau bila ada hal-hal yang kurang jelas.
c. Dibawah dasar pondasi pasangan batu kali/gunung didasari dengan pasangan
batu kosong (Aanstamping) setebal 10 – 20 cm dan pasir urug setebal 5 cm
(sesuai dengan gambar kerja).
d. Pengisi Pondasi Sumuran dibuat dari pengecoran beton cyclopen dengan
adukan 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr dan diatasnya memakai poer (lihat seperti dalam
gambar).
e. Pedoman pelaksanaan, adukan harus memenuhi pedoman pada 6.

5. PEKERJAAN BETON BERTULANG

Pedoman Pelaksanaan :

a. Kecuali ditentukan lain dalam Rencana kerja dan syarat-syarat ini, maka sebagai
pedoman tetap dipakai SK SNI T-15.1991.03.

b. Pemborong wajib melaporkan secara tertulis pada Direksi apabila ada perbedaan
yang didapat didalam gambar konstruksi dan gambar arsitektur.

c. Adukan beton

Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran harus


dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Direksi, yaitu :

o Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.


o Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton
yang sudah dicor dan yang akan dicor, dan nilai slump untuk berbagai
pekerjaan beton harus memenuhi SK SNI T-15.1991.03.
d. Pengecoran
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis Direksi.
Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan
diatas penulangan. Untuk dapat sampai ketempat-tempat yang sulit dicapai harus
digunakan papan-papan berkaki yang tidak membebani tulangan. Kaki-kaki
tersebut harus sudah dapat dicabut pada saat beton dicor.

Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat penghentiannya harus


disetujui oleh Direksi. Untuk melanjutkan bagian pekerjaan yang diputus
tersebut, bagian permukaan yang mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar
kemudian diberi additive yang memperlambat proses pengerasan. Kecuali pada
pengecoran kolom, adukan tidak boleh dicurahkan dari ketinggian yang lebih
tinggi dari 1,5 m.

e. Perawatan beton

Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelembaban untuk
paling sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkan cara
sebagai berikut:

o Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah sebagai penutup


beton.
o Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan
tidak mengikuti bentuk yang diinginkan, munculnya pembesian pada
permukaan beton, dan lain-lain yang tidak memenuhi syarat, harus
dibongkar kembali sebagian atau seluruhnya menurut perintah Direksi.
Untuk selanjutnya diganti atau diperbaiki segera atas resiko Kontraktor
Pelaksana.

6. PASANGAN BATU KOSONG

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini terdiri dari pekerjaan susunan batu kosong (baik tanpa siar) mulai dari
menyiapkan bahan pemasangan menurut spesifikasi ini dan spesifikasi pekerjaan
lainnya yang ada hubungannya dengan pekerjaan ini, dimana bentuk, ukuran dan
tempat menurut gambar rencana atau petunjuk Direksi.
2. Bahan

Bahan untuk susunan batu ini dapat dipakai batu yang ada disekitarnya atau dari
sumber material dimana bentuknya mendekati bulat.

Batu harus segar (bersih), keras, awet dan padat serta tahan terhadap pengaruh
cuaca dan air. Material untuk pelindung sloof, bahu jalan akhir dan timbunan dan
sebagainya, dibutuhkan batu dengan beratnya berkisar dari minimum 10 kg sampai
maksimum 50 kg dan tidak kurang dari 50% batu itu beratnya lebih dari 20 kg.

Batu untuk dasar dan pelindung pondasi batu kali/gunung berkisar minimum 10 kg
sampai maksimum 70 kg dan tidak kurang 50% batu tersebut mempunyai berat
lebih dari 30 kg.

Potongan-potongan keras yang terdiri dari patahan beton dan bongkaran jembatan,
kepala gorong-gorong dan konstruksi lainnya dapat dipakai sebagai bahan
pengganti asal disetujui oleh Direksi.

3. Pelaksanaan

a). Galian
Dasar untuk susunan batu digali sedalam yang dibutuhkan dan menurut bentuk
yang diminta.

b). Penempatan

Susunan batu yang ditempatkan di bawah permukaan air harus didistribusikan


sedemikian rupa sehingga tebal minimum dan susunan bahan tersebut tidak
kurang dari tebal yang diminta atau yang disyaratkan.

Batu yang ditempatkan di atas permukaan air disusun dengan tangan disusun
dengan saling menutup dan hubungannya dibuat sedemikian rupa sehingga
cukup kompak dan saling memegang. Batu-batu pada bagian akhir disusun
tegak lurus dengan sloof.

Batu ditempatkan sedemikian rupa tegak lurus dengan pada sloof dengan
pengakhiran yang baik. Pasangan batu kosong harus dipadatkan dengan baik
sebagaimana disyaratkan dan permukaan akhir yang rapi dan kuat.

Tebal pasangan batu kosong minimum 10 cm, diukur secara tegak lurus pada
sloof.
1. Uraian
7. PASANGAN BATU GUNUNG
3. Pelaksanaan

a). Pemilihan dan penempatan


Jika batu gunung dipasang baik untuk pondasi, dinding penahan tanah dan lain
sebagainya harus mendapat persetujuan dari Direksi/Pengawas sebelum
pasangan batu dipasang.

Semua batu harus bersih sama sekali dan dibasahi segera sebelum disusun dan
dasarnya harus bersih dan juga dibasahi sebelum adukan semen diletakkan.

Batu diletakkan dengan bagian lebar menyentuh dasar dan lapisan adukan, dan
ruang diantaranya diisi dengan adukan bagian yang diletakkan dari batu harus
disusun paralel dengan muka dinding dimana batu disusun.

b). Dasar dan hubungannya

Permukaan dasar dari batu dilapisi dengan adukan semen setebal 2 sampai
5 cm. Siar datar pada batu dasar tidak boleh lebih dari 5 (lima) batu
terus menerus. Sedangkan antara satu sama lainnya tidak boleh
bersinggungan tetapi harus dilapisi

dengan adukan setebal 2 cm sampai 5 cm sedangkan siar tidak boleh dari 2


(dua)

batu. Batu dapat membuat sudut dengan garis vertikal dari 0º sampai 45º tidak
boleh ada pertemuan dengan 4 (empat) sudut batu sekaligus.

c). Penyelesaian

Siar kedua sisi tegak diharuskan menurut gambar rencana atau petunjuk
Direksi. Penyelesaian sebelah atas dibuat agak bulat pada tengahnya untuk
menghindari adanya genangan air.

d). Batu Gunung Sebelah Luar

Untuk permukaan yang batu kalinya dilekatkan, maka setelah selesai disusun
dan adukan masih baru atau basah, seluruh permukaan batu dibasahi dan
sisa-sisa adukan dibersihkan sampai bersih.
8. PEKERJAAN DINDING

a. Pekerjaan dinding mempunyai dua macam pasangan, yaitu:


o Pasangan kedap air ( 1 Pc : 2 Ps), Semua pasangan bata dimulai
diatas sloof antara 35 cm sampai setinggi 65 cm (sesuai gambar),
diatas lantai dan sampai setinggi 170 cm dari permukaan lantai
setempat untuk sekeliling dinding ruang-ruang basah (toilet, kamar
mandi dan WC).
o Pasangan dinding penahanan tanah emperan keliling bangunan.
o Pasangan adukan 1 Pc : 4 Ps berada diatas pasangan kedap air
tersebut.
b. Pengukuran (Uit-zet) harus dilakukan oleh Kontraktor secara teliti
dan sesuai gambar, dengan syarat. Semua pasangan dinding harus rata
(horizontal), dan pengukuran harus dilakukan dengan benang.
Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan benang tidak
boleh melebihi 30 cm, dari pasangan bata yang telah selesai.
c. Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus
berbeda setengah panjang bata. Bata setengah tidak dibenarkan
digunakan ditengah pasangan bata, kecuali pasangan pada sudut.
d. Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat
bertangga menurun dan tidak tegak bergigi untuk menghindari retak
dikemudian hari. Pada tempat tertentu sesuai gambar diberi kolom-
kolom praktis yang ukurannya disesuaikan dengan tebal dinding.
e. Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam didalam dinding,
harus dibuat pahatan secukupnya pada pasangan bata (sebelum
diplester). Pahatan tersebut setelah dipasang pipa/plat, harus ditutup
dengan adukan plesteran yang dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan
bersama-sama dengan plesteran seluruh bidang tembok.

Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama waktu hujan
lebat harus diberi perlindungan dengan penutup bagian atas dari tembok
dengan sesuatu penutup yang sesuai (plastik). Dinding yang telah terpasang
harus diberi perawatan dengan cara membasahinya secara terus menerus
paling sedikit 7 hari setelah pemasangannya.
9. PEKERJAAN PELASTERAN
Pedoman Pelaksanaan
a. Sebelum plesteran dilakukan, maka :
o Dinding dibersihkan dari semua kotoran
o Dinding dibasahi dengan air
o Semua siar permukaan dinding batu bata dikorek sedalam 0,5 cm.
o Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan plesteran
dapat merekat dengan baik.

b. Adukan plesteran pasangan bata kedap air dipakai campuran 1 Pc :2 Ps ,


sedangkan plesteran bata lainnya dipergunakan campuran 1 Pc : 4 Ps.

c. Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama tebalnya dan
tidak diperbolehkan plesteran yang terlalu tipis dan terlalu tebal.

d. Ketebalan yang diperbolehkan berkisar antara 1,00 cm sampai 1,50 cm.


Untuk mencapai tebal plesteran yang rata sebaiknya diadakan pemeriksaan
secara silang dengan menggunakan mistar kayu panjang yang digerakkan
secara horizontal dan vertikal. Bilamana terdapat bidang plesteran yang
berombak harus diusahakan memperbaikinya secara keseluruhan. Bidang-
bidang yang yang harus diperbaiki hendaknya dibongkar secara teratur (dibuat
bongkaran berbentuk segi empat) dan plesteran baru harus rata dengan
sekitarnya.
10. PEKERJAAN RANGKA ATAP

 Gambar Detail Pelaksanan (Shoap Drawing)

a. Sebelum pabrikasi/pembuatan, Pemborong harus menyerahkan 2 (dua) set


Gambar Kerja (Shoap Drawing) dari hasil perhitungan untuk diteliti oleh
Direksi/Pengawas Lapangan. Jika ada refisi, satu set akan dikembalikan
untuk diperbaiki. Setelah koreksi akhir, Pemborong harus menyerahkan
kembali 2 set Gambar lengkap dengan material bill yang mencakup semua
perubahan yang ada.

b. Gambar pabrikan harus secara jelas menyatakan hal-hal sebagai berikut :

Semua dimensi lay out dalam sistem matrik.


Unit ukuran yang dipakai untuk bentuk struktur dan berat perunit.
Tipe dan lokasi sambungan-sambungan.
Dimensi bagian-bagian konstruksi, berta dan detail konstruksi.
Semua penggantian dan perubahan detail hanya boleh dilakukan dengan seizin
pengawas.

Pedoman Pelaksanaan

a) Pengerjaan harus bertaraf kelas satu, harus bebas dari puntiran, tekukan dan
hubungan terbuka. Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat,
sehingga tidak akan memerlukan pengisi kecuali gambar detail
menunjukkan hal tersebut.
b) Semua detail dan hubungan baja ringan harus dibuat dengan teliti dan
dipasang dengan hati-hati untuk menghasilkan tampak yang rapi dan tertib.
c) Semua perlengkapan lain demi kesempurnaan pemasangan walaupun tidak
secara khusus diperlihatkan pada gambar atau disyaratkan disini, harus
diadakan/disediakan, kecuali jika diperlihatkan atau disyaratkan lain.
d) Pemborong harus mengambil ukuran-ukuran sesungguhnya ditempat
pekerjaan dan tidak hanya dari gambar-gambar kerja untuk memasang
pekerjaan pada tempatnya. Terutama pada bagian-bagian yang terhalang
oleh benda lain.
e) Setiap pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan diatas akan ditolak dan
harus diganti. Pekerjaan yang selesai harus bebas dari puntira, bengkokan
dan sambungan yang terbuka.
f) Lubang-lubang untuk sambungan baut harus dibor (tidak boleh dipons)
dengan toleransi tidak lebih dari 1 mm terhadap diameter baut.
g) Persyaratan Konstruksi :

o Perangkaian rangka batang dilakukan dilapangan sesuai dengan hasil


pengukuran terakhir dan sesuai actual dilapangan.
o Perangkaian harus memperhatikan bentuk, ukuran dan gambar desain.
o Permukaan ring balok beton sudah rata dan elevasi sesuai gambar
desain.
o Dalam proses ereksi rangka atap harus diperhatikan support sementara
untuk menjaga stabilitas rangka atap setelah dipasang. Support
sementara ini tidak boleh dilepas sebelum rangka kuda-kuda dinyatakan
cukup kuat oleh tenaga ahli dari pabrik.
o Jarak antara kuda-kuda adalah ± 1,20 m.
o Jika diperlukan pemotongan material, maka harus diperhatikan hal-hal
berikut :
Pekerjaan pemotongan material baja ringan harus menggunakan
peralatan yang sesuai, alat pototng listrik dan gunting yang telah
disetujui pabrik.
Alat potong harus dalam kondisi baik, bagian bekas irisan harus benar-
benar datar, lurus dan bersih.
h) Disarankan kepada Kontraktor Pelaksana agar menggunakan tukang yang
sudah mempunyai sertifikat untuk pemasangan rangka atap Truss.
11. PEKERJAAN PENUTUP ATAP
Pedoman Pelaksanaan

a. Perletakan lembaran atap yang pertama harus dipasang berlawanan arah


angin. Maksud dari berlawanan arah angin adalah tepi gelombang yang
mempunyai kaki atap harus dipasang berlawanan arah angin, kemudian
baru ditimpa dengan atap yang tanpa kaki atap dan seterusnya diikuti oleh
lembaran-lembaran yang berikutnya.
b. Apabila dalam 1 (satu) span terdapat 2 (dua) lembar atau lebih tata
peletakan/penyusunan atap selalu harus dipasang mulai dengan pemasangan
pada lajur bawah hingga selesai baru dilanjutkan ke lajur atas.
c. Pelubang atap untuk penguncian Hook Bilt, Paku Ulir, Hexagon Head
(skrup-skrup) yang baik harus dibor dengan bor atau bor tangan dan tidak
diperkenankan menggunakan drip, pahat, paku dan sejenisnya.
d. Pemasangan Hook Bolt (paku pancing) paku ulir maupun skrup-skrup pada
atap harus selalu pada puncak gelombang dan dikunci hingga puncak
gelombang tersebut tidak dapat bergerak.
e. Bila ditentukan akan dipasang penangkal petir, kontraktor harus sudah
menyediakan lubang pada penutup atap dengan jarak yang ditentukan
dalam Gambar Keja ME, lengkap dengan karet. Diameter lubang harus
tepat sama dengan diameter tiang penanggkal petir.
f. Sewaktu pemasangan dianjurkan agar tukang yang sedang bekerja harus
beralaskan papan yang dibuat seperti tangga diletakkan diatas gording untuk
menghindari atap diinjak langsung yang dapat mengakibatkan atap tersebut
rusak.
g. Tindisan anatar satu lebaran bubungan dengan lebaran bubungan lainnya
harus sesuai dengan persyaratan Pabrik.
h. Pemasangan harus rapi dan memenuhi syarat-syarat sehingga tidak
mengakibatkan kebocoran. Apabilaterjadi kebocoran setelah
pemasangannya, maka yang bocor tersebut harus dibongkar dan dipasang
baru.
12. PEKERJAAN PLAFOND (LANGIT-LANGIT)

Pelaksanaan :

a. Rangka langit-langit dan penggantung penggantung terikat kuat pada beton,


dinding atau rangka baja yang ada.

b. Rangka langit-langit dipasang setelah sisi bagian bawah dirata air, pemasangan
sesuai dengan pola yang ditunjukkan/disebutkan dalam gambar dengan
memperlihatkan modul pemasangan penutup langit-langit yang dipasangnya.

c. Bidang pemasangan bagian rangka langit-langit harus rata, tidak cembung,


kaku dan kuat, kecuali bila dinyatakan lain, misal permukaan merupakan
bidang miring/tegak sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.

d. Bahan penutup langit-langit adalah triplek dengan mutu bahan seperti yang
telah dipersyaratkan dengan pola pemasangan sesuai yang ditunjukkan dalam
gambar.

e. Jarak pemasangan antara unit-unit penutup langit-langit dibuat minimum 5 mm


atau sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.

f. Pertemuan antara bidang langit-langit dan dinding, digunakan bahan seperti


yang ditunjukkan dalam gambar.

g. Hasil pemasangan penutup langit-langit harus rata, tidak melendut.

h. Seluruh pertemuan antara permukaan langit-langit dan dinding dipasang list


profil dari profil kayu dengan bentuk dan ukuran sesuai gambar.

13. PEKERJAAN PELAPIS LANTAI DAN DINDING

Metode Pelaksanaan :
Persiapan

o Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diwajibkan membuat shop


drawing mengenai pola keramik.
o Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih
(tidak mengandung asam alkali) sampai jenuh.
o Keramik yang akan dipasang harus dalam keadaan baik, tidak retak,
cacat ataupun bernoda.
o Pemotongan unit-unit keramik harus menggunakan alat pemotong
keramik khusus sesuai persyaratan pabrik.

Pemasangan Dinding Keramik

o Adukan pasangan/pengikat dengan Produk dari AM yaitu AM 40


untuk area dalam ditambah bahan perekat seperti yang
dipersyaratkan.
o Hasil pemasangan dinding keramik harus merupakan bidang
permukaan yang benar-benar rata dan tidak bergelombang
o Pemasangan keramik untuk dinding ini harus memperhatikan
perletakan features sanitair yang ada seperti diperlihatkan dalam
gambar.
o Pola, arah, dan awal pemasangan dinding keramik harus sesuai
gambar detail atau sesuai petunjuk Pengawas.
o Jarak antara unit-unit pemasangan keramik satu samal lain (siar-siar),
harus sama lebarnya, maksimum 5 mm yang berbentuk garis-gais
sejajar dan lurus yang sama lebarnya sama dalamnya untuk siar-siar
yang berpotongan harus berbentuk sudut siku yang saling
berpotongan tegak lurus sesamanya
o Siar-siar diisi dengan bahan pengisi dengan warna yang hampir sama
dengan warna keramik.
o Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam
noda pada permukaan keramik hingga betul-betul bersih.
o Dinding dengan pengakhiran keramik, minimum 3 mm dan
maksimum 6 mm.

Perlindungan dan Pemeliharaan

Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari sentuhan/beban lain


selama 1 x
24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan lain.
14. PEKERJAAN KUSEN, DAUN PINTU DAN JENDEL

 Seluruh pekerjaan Kozen, Jendela dan Ventilasi kayu harus sesuai dengan Peraturan
Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) atau NI-5.
 Kayu tidak boleh dimeni, diresidu dan didempul terlebih dahulu sebelum
diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Supervisi.
 Kontraktor Pelaksana harus memperlihatkan dan menyediakan contoh material kayu
minimal 2 (dua) jenis kayu dari kuat kelas yang sama untuk disetujui oleh Konsultan
Supervisi.
 Memasang Hubungan sudut perkayuan kozen benar-benar siku dan
sambungan- sambungan pen diperkuat dengan pasak kayu yang sama kelas kuat
dengan kayu kozen.
 Pada bidang-bidang kozen yang bersatu dengan dinding harus dibuat alur/sponeng
juga dipasang angker dari baja diameter 12 mm, hubungan kozen dengan dinding
adalah rata. Penggunaan angkur dari paku tidak diperkenankan.
 Meletakan kedudukan kozen-kozen haruslah water pass, baik ke arah horizontal
maupun vertical
 Penggunaan perancah kerja atau perkuatan dengan alasan untuk memperkuat
kedudukan hasil pemasangan kozen yang dijangkarkan dengan cara dipaku
langsung pada kayu kozen harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.
 Hasil pekerjaan kozen harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.
 Daun pintu, jendela dan ventilasi yang didatangkan ke lokasi pekerjaan harus
sudah dicat menie kayu dan sudah dilakukan pekerjaan anti rayap sebelum
dipasang pada konstruksi.
 Memasang daun pintu, jendela dan ventilasi dengan sejajar dengan ukuran
sponing kozen ketika dipasang dan semua bagian permukaannya harus sejajar
dengan permukaan kozen.
 Pemasangan daun pintu, jendela dan ventilasi harus dengan perkuatan klos kayu
yang direlief dengan rapi dan diperkuat dengan paku.
 Setiap lembar daun pintu harus dipasang minimal 3 unit engsel.
 Setiap lembar daun jendela dan ventilasi harus dipasang minimal 2 unit engsel.
15. PEKERJAAN KACA

 Semua pekerjaan dilaksankan dengan mengikuti pertunjuk gambar,


uraian dan syarat pekerjaan petunjuk Pemberi Tugas.
 Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan
ketelitian.
 Semua bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan
benturan, dan diberi tanda untuk mudah diketahui.
 Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan
alat-alat pemotong kaca khusus. Bahan kaca yang digunakan adalah
produksi dalam Asahimas atau yang setara dengannya.
 Pemasangan kaca ini dilaksankan pada semua pekerjaan pemasangan kaca
yang disebutkan dalam gambar seperti jendela, pintu.
 Ukuran, tebal, warna dan jenis kaca yang dipasang sesuai petunjuk gambar,
uraian dan syarat-syarat tertulis, petunjuk Pemberi Kerja/Pengawas.

16. PEKERJAAN KUNCI DAN ALAT PENGGANTUNG

Metode Pelaksanaan

a. Engsel pintu dipasang 2 (dua) buah dibagian atas dan bawah setiap lembaran
daun pintu. Engsel jendela dipasang 2 (dua) buah pada setiap daun jendela.
Pemasangan dilakukan dengan mur khusus untuk alumunium dan dilakukan
dengan alat khusus untuk kusen alumunium

b. Untuk alat-alat tersebut diatas sebelum dipasang, Kontraktor wajib


memperlihatkan contoh terlebih dahulu untuk dimintakan persetujuan Direksi
atau Pemberi Tugas.

c. Apabila pada waktu pemasangan alat-alat tersebut tidak sesuai dengan yang
disyaratkan, maka Direksi berhak untuk menyuruh bongkar kembali dan diganti
dengan alat-alat yang disyaratkan atas biaya Kontraktor.

d. Grendel 1 buah dan hak angin dipasang 2 (dua) buah untuk setiap daun jendela.

e. Pasangan harus rapi dan dapat bekerja dengan baik. Untuk melengketkan
alat tersebut ke daun jendela harus menggunakan mur ( atau sejenis ) seperti
tersebut pada ayat ini.
17. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

Metode Pelaksanaan

i. Pemasangan instalasi listrik dan tata letak titik lampu/stop kontak serta jenis armatur
lampu yang dipakai harus dikerjakan sesuai dengan gambar instalasi listrik.
Sedangkan sistim pemasangan pipa-pipa listrik pada dinding maupun beton
harus ditanam (sistem inbouw) dan penarikan kabel (jaringan kabel) diatas plafond
diikat dengan isolator khusus dengan jarak 1,00 atau 1,20 m, atau jaringan kabel
diatas plafond tersebut dimasukkan dalam pipa PVC.

Khusus untuk instalasi stop kontak lantai harus dilengkapi kabel arde (pentanahan)
sesuai dengan peraturan yang berlaku (mencapai dan terendam air tanah).

ii. Pemasangan instalasi listrik berikut penggunaan bahan atau kompo- nen -
komponennya harus disesuaikan dengan sistem tegangan lokal
220 Volt.

iii. Untuk pekerjaan instalasi listrik, atas persetujuan direksi, kontraktor pelaksana
boleh menunjuk pihak ketiga (instalatur) yang telah memiliki izin usaha
instalasi listrik atau izin sebagai instalatur yang masih berlaku dari Perum Listrik
Negara (PLN). Pemborong tetap bertanggung jawab penuh atas pekerjaan ini sampai
listrik tersebut menyala (siap digunakan), termasuk biaya pengujian dengan pihak
P.L.N.

iv. Pengujian instalasi listrik harus dilakukan kontraktor pelaksana pada beban penuh
selama 1 x 24 jam secara terus menerus. Semua biaya yang timbul akibat pengujian
ini menjadi tanggung jawab kontraktor.

v. Kontraktor berkewajiban memasukkan arus yang bersumber dari Instalasi


PLN. Besarnya daya yang diperlukan adalah sesuai dengan kebutuhan untuk seluruh
bangunan. Pemasukanarus ini bila harus menambah tiang maka Kontraktor
harus menambah tiang beton pracetak. Biaya penambahan tiang dan kabel
listrik menjadi beban kontraktor.
18. PEKERJAAN PENGECATAN

Metode Pelaksanaan

a. Pekerjaan meni, berwarna sama, pengecatan minimal 2 (dua) kali.

b. Pekerjaan cat kayu harus dilakukan lapis demi lapis dengan memperhatikan
waktu pengeringan jenis bahan yang digunakan. Urutan pekerjaan sebagai
berikut:

2 (dua) kali pengerjaan meni kayu.


1 (satu) kali lapis pengisi dengan plamur kayu
Penghalusan dengan amplas
Finishing dengan cat kayu sampai rata minimal 2 (dua) kali

c. Pengecatan dinding harus dilakukan menurut proses sebagai berikut :


Penggosokan dinding dengan batu gosok sampai rata dan halus, setelah itu
dilap dengan kain basah hingga bersih.
Melapis dinding dengan plamur tembok, dipoles sampai rata.
Setelah betul-betul kering digosok dengan amplas halus dan dilap dengan
kain kering yang bersih.
Pengecatan dengan cat tembok emulsi sampai rata, minimal 2 (dua) kali.
Pekerjaan cat tembok harus menghasilkan warna merata sama dan tidak
terdapat belang-belang atau noda-noda mengelupas.

Pengecatan plafond harus dilakukan menurut proses berikut:

Membersihkan bidang plafond yang akan dicat, lalu mendempul bagian


bagian sambungan dan sudut plafond.
Mengecat plafond 2 (dua) kali, sehingga menghasilkan bidang pengecatan
yang merata sama dan tidak terdapat belang-belang atau noda mengelupas.

d. Warna yang digunakan

Apabila tidak ditentukan lain oleh Pemberi Tugas maka digunakan warna
sebagai berikut :

Dinding dalam/luar digunakan warna peach dari merk Vinilex atau setara.
Plafond warna putih.
Listplank papan digunakan cat kilat warna coklat kayu cap Kuda Terbang
atau yang setara.

19. PEKERJAAN RAAM TANGGA

Metode Pelaksanaan

a. Daerah yang diperlukan ini harus dibersihkan dan digali sampai bentuk
dan kedalaman yang diperlukan dan pondasi dimana kanstein tersebut akan
ditempatkan sampai suatu permukaan yang rata. Semua bahan yang lunak dan
tidak sesuai harus dan dipadatkan secara menyeluruh.
b. Sebelum pemasangan pasangan batu bata dilakukan diberi lapisan perekat
campuran 1Pc : 2 Ps sebagai lapis dasar.
c. Kemiringan slope lantai raam tersebut ≤ 10%, seperti yang tertera dalam gambar
kerja atau petunjuk dari Pengawas.
d. Pelaksanaan pemasangan kanstein pasangan batu bata sama dengan pasangan
batu bata 1 : 2 untuk dinding trasraam.
e. Untuk lantai digunakan cor beton.

Ketebalan cor beton untuk lantai minimal 7 cm, ukuran dan betuk raam dan
kelengkapan pekerjaan ini disesuaikan dengan gambar.
25 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai