Anda di halaman 1dari 8

METODE PEKERJAAN OPTIMALISASI SISTEM JARINGAN AIR BERSIH (DOKA)

I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Mobilisasi dan Demobilisasi (Tenaga kerja, Alat dan Bahan)
2 Setting-Out
3 Administrasi dan Dokumentasi
4 Papan Nama Proyek
Setelah selesai pekerjaan mc-0 dan gambar pelaksanaan disetujui oleh direksi,
selanjutnya kami akan melaksakan mobilisasi alat-alat yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pekerjaan berdasarkan kebutuhan lapangan, Kegiatan Mobilisasi yaitu
mendatang kan peralatan personil dan perlatan kerja. Berdasarkan kesimpulan dan
pemahaman kontrktor tentang pelaksanaan pekerjaan

Untuk pekerjaan pembersihan lapangan dan pembongkaran, kontraktor pelaksana


sebelum mengerjakan pekerjaan fisik gedung terlebih dahulu membersihkan seluruh
tempat yang akan dibangun dari semua kotoran serta gangguan lain dilapangan seperti
pengupasan lapisan top soil, pembersihan lumpur, tanah lunak, sampah, puing-puing
bangunan lama dan pohon – pohon yang tumbuh diatas lahan. Semua material yang
berada di atas lahan yang dapat membahayakan konstruksi bangunan gedung tersebut
terutama pada jalur yang akan dibangun pondasi. Pekerjaan pembersihan memerlukan
tenaga kerja manusia dan didukung dengan alat kerja yang memadai seperti cangkol,
kereta sorong, gergaji mesin, apabila diperlukan kontraktor akan mendatangkan alat
berat seperti grade dan excavator. Pekerjaan berikutnya dapat dikerjakan setelah seluruh
lahan yang akan digunakan benar-benar siap dan bersih dari kotoran yang dapat
mengganggu pelaksanaan pekerjaan.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Setting-Out , meliputi pekerjaan pengukuran adalah


pekerjaan pemetaan/survey terhadap lokasi proyek yang akan dikerjakan, meliputi :

 Pengukuran batas luas lahan (site).


 Pengukuran batas bangunan.
 Pengukuran as bangunan.
 Penemuan peil bangunan
berdasarkan titik ukur tetap yang telah ditentukan (Bench Mark).

Papan nama proyek, Pekerjaan tersebut akan menggunakan bahan yang sesuai dengan
yang telah ditentukan dan sesuai dengan gambar rencana yang ada serta sesuai arahan
direksi teknis. Setelah kebutuhan tersebut selesai dikerjakan maka dapat dilanjutkan
dengan pekerjaan pemasangan bouplank. Untuk pekerjaan pemasangan bouplank,
dikerjakan dengan bahan papan dan balok serta pemasangan disesuaikan dengan
gambar rencana dan menurut rencana luas bangunan. Papan akan dipasangkan pada
patok-patok yang telah ditanam dengan kedalaman yang cukup kuat sehingga dapat
menompang papan pengacu. Dari papan yang telah dipasang tersebut dapat ditarik
benang sesuai dengan garis acuan pondasi bangunan yang akan dikerjakan yang diikat
pada papan pengacu. Sebelum galian pondasi dilakukan maka harus dipastikan bahwa
pemasangan bouplank tesebut benar – benar sesuai dengan rencana bangunan yang
akan dikerjakan dengan persetujuan konsultan pengawas.

II. PENGADAAN PIPA DAN ACCESSORIES


1 Pengadaan Pipa
- Pipa HDPE SDR 17 (PN 10) dia. 110 mm
Pipa HDPE SDR 17 (PN 10) dia. 90 mm
-

2 Pengadaan Accessories
- Butt Fusion Reducer Socket dia. 110 x 63 mm
- Loose Flange dia. 100 mm
- Butterfly Valve dia. 100 mm
- Butt Fusion Equal Tee dia. 110 mm
- Stub Flage dia. dia. 110 mm
- Butt Fusion Elbouw dia. 110 mm x 45⁰
- Butt Fusion End Cup dia. 63 mm
- End Cap HDPE Uk. 110 mm
- Air Release (Air Valve) Double + Flange Spigotdia. 32 mm
- Baut Lengkap Ring dan Mur
- Karet Packing Tebal 5 mm

III.
PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA, ACESSORIES TERMASUK FITTING VALVE DAN PENGETESAN

1 Pekerjaan Tanah
Galian Tanah Keras
- Jika kedalaman pipa PE tidak ditentukan, lapisan di bagian atas pipa harus ditentukan sehingga
mampu melindungi pipa dari beban luar, kerusakan yang disebabkan oleh pihak lain dan konstruksi
jalan.Jika memungkinkan, pipa harus dipasang pada batas kedalaman minimum dan tabel berikut
dapat digunakan sebagai petunjuk.

Kedalaman ini hanya berlaku untuk pemasangan khusus seperti beban memanjang pada atas pipa,
pemadatan tambahan dari bahan penimbun sekitar pipa atau timbunan pelindung, standard SNI 06-
4829-2005 harus digunakan.

- Mengurug Kembali Galian


Timbunan yang disetujui Direksi Pekerjaan untuk pembuatan timbunan, untuk
penimbunan kembali galian pipa atau struktur dan untuk timbunan umum yang diperlukan
untuk membentuk dimensi timbunan sesuai dengan garis kelandaian dan elevasi
penampang melintang yang disyaratkan atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

 Sebelum penghamparan timbunan pada setiap tempat, semua bahan yang tidak
diperlukan harus dibuang sebagaimana diperintahkan oleh direksi pekerjaan.
 Kecuali untuk derah tanah lunak atau tanah yang tidak dapat dipadatkan atau tanah rawa,
dasar pondasi timbunan harus dipadatkan seluruhnya (termasuk penggemburan dan
penggeringan atau pembasahan bila diperlukan) sampai 15 cm bagian permukaan atas
dasar atas pondasi memenuhi kepadatan yang disyaratkan.
 Bilamana timbunan akan dibangun atas permukaan tanah dengan kelandaian lereng lebih
dari 10%, ditempatkan diatas permukaan lama atau pembagunan timbunan baru, maka
lereng lama akan dipotong sampai tanah yang keras dan bertangga dengan lebar yang
cukup sehingga memungkinkan perlaratan pemadat dapat beroperasi. tangga-tangga
tersebut tidak boleh mempunyai kelandaian lebih dari 4% dan harus dibuatkan sedemikian
dengan jarak vertikal tidak lebih dari 30 cm untuk kelandaian yang kurang dari 15% dan
tidak lebih dari 60cm untuk kelandaiannya yang sama atau lebih besar dari 15%.
 Dasar saluran yang ditimbun harus diratakan dan dilebarkan sedemikian hingga
memungkinkan pengoperasian peralatan pemadat yang efektif.
 Timbunan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan disebar dalam
lapisan yang merata yang bila di padatkan akan memenuhi toleransi tebal yang
disyaratkan. Bilamana timbunan dihampar lebih dari satu lapis, lapisan-lapisan tersebut
sedapat mungkin di bagi rata sehingga sama tebal.
 Tanah timbunan umumnya diangkut langsung dari lokasi sumber bahan ke permukaan
yang telah disiapkan pada saat cuaca cerah dan disebarkan. Penumpukan tanah timbunan
untuk persediaan, terutama selama musim hujan. biasanya tidak diperkenankan, terutama
selama musim hujan.
 Timbunan di atas atau pada selimut pasir atau bahan drainase porous, harus diperhatikan
sedemikian rupa agar kedua bahan tersebut tidak tercampur. Dalam pembentukan
drainase sumuran vertikal diperlukan suatu pemisah yang menyolok di antara kedua bahan
tersebut dengan memakai acuan sementara dari pelat baja tipis yaag sedikit demi sedikit
ditarik saat pengisian timbunan dan drainase porous dilaksanakan.
 Penimbunan kembali di atas pipa dan di belakang stsuktur harus dilaksanakan dengan
sistematis dan secepat mungkin segera setelah pemasangan pipa struktur. Akan tetapi,
sebelum penimbunan kembali, diperlukan waktu perawatan tidak kurang dari 3 jam
setelah pemberian adukan pada sambungan pipa atau pengecoran struktur beton gravity,
pemasangan pasangan batu gravity atau pasangan batu dengan mortar gravity. Sebelum
penimbunan kembali di skitar struktur penahan tanah dari beton, pasangan batu dengan
mortar, juga diperlukan waktu perawatan tidak kurang dari 14 hari
 Bilamana timbunan badan jalan akan diperlebar, Iereng timbunan lama harus disiapkan
dengan membuang seluruh tetumbuhan yang terdapat pada permukaan lereng dan harus
dibuat bertangga (atau dibuat bergerigi) sehingga timbunan baru akan terkunci pada
timbuan lama sedmikian sampai diterima oleh Direksi Pekerjaan. Selanjutnya timbunan
yang diperlebar harus dihampar horizontal lapis demi lapis sampai dengan elevasi tanah
dasar, yang kemudian harus ditutup secepat mungkin dengan lapis pondasi bawah dan
atas sampai elevasi permukaan jalan lama sehingga bagian yang diperlebar dapat
dimanfaatkan oleh lalu lintas secepat mungkin, dengan demikian pembangunan dapat
dilanjutkan ke sisi jalan lainnya bilamana diperlukan
2 Pemasangan Pipa Termasuk Fitting dan Valve
- Pipa HDPE SDR 17 (PN 10) dia. 110 mm
- Pipa HDPE SDR 17 (PN 10) dia. 90 mm
- Penyambungan Pipa HDPE dia. 110 mm
- Penyambungan Pipa HDPE dia. 90 mm
- Pemasangan Valve dia. 50 mm - 150 mm
- Pemasangan Accessories dia. 50 mm - 150 mm

3 Pengetesan Pipa
- Pipa HDPE SDR 17 (PN 10) dia. 110 mm
- Pipa HDPE SDR 17 (PN 10) dia. 90 mm
Pemeriksaan awal

Sebelum dimulainya pengelasan, dilakukan pemeriksaan sebagai berikut :

 Adanya bahan bakar yang cukup di generator dan dalam keadaan benar-benar berfungsi
sebelum dihubungkan ke mesin.
 Perlengkapan mesin dan pompa berfungsi dengan baik.
 Plat pemanas dalam keadaan bersih dan lakukan pembersihan apabila sebelumnya sudah
digunakan.
 Siapkan tenda untuk memberikan perlindungan selama pekerjaan dilakukan.
 Perlengkapan mesin harus lengkap dan tidak rusak.
 Anda harus mengetahui langkah-langkah penyambungan yang benar dan pipa yang akan
disambung.
 Plat pemanas harus pada temperatur yang benar (sambungkan plat pada sumber listrik dan
biarkan selama 20 menit pada kondisi temperatur yang disarankan).
 Periksa dan pastikan bahwa pipa-pipa dan atau fitting yang akan disambung mempunyai
ukuran diameter, SDR dan bahan yang sama.

Prosedur Penyambungan

 Tempatkan pipa pada penjepit (clamp) dimana ujung pipa berhadapan dengan plat
pemotong dalam posisi lurus.
 Luruskan dan ratakan posisi seluruh komponen dengan roller.
 Kencangkan penjepit (clamp) untuk memegang dan membulatkan kembali pipa.
 Tutup ujung pipa yang terbuka untuk mencegah pendinginan plat oleh masuknya udara ke
bagian dalam pipa.
 Nyalakan alat pemotong dan geserkan penjepit pipa secara perlahan sehingga ujung pipa
tepat berhadapan dengannya sampai terjadinya pemotongan permukaan pipa yang
kontinyu.
 Jaga agar alat pemotong tetap menyala sementara penjepit (clamp) dibuka untuk
menghindari terjadinya pemotongan permukaan yang tidak rata.
 Angkat alat pemotong perlahan dan hindarkan bersinggungan dengan permukaan pipa .
 Bersihkan sisa potongan dari mesin dan pipa.
Dilarang menyentuh permukaan yang sudah dipersiapkan.
 Periksa bahwa kedua permukaan sudah rata. Jika tidak, ulangi proses pemotongan.
 Dekatkan kedua pipa dan periksa tidak adanya celah antara permukaan potongan.
 Maksimum selisih diameter yang diijinkan adalah :
1,0 mm untuk pipa ukuran 90 mm s/d 315 mm.

2,0 mm untuk pipa ukuran 316 mm s/d 800 mm.

Jika ketidaksesuaian tersebut lebih besar dari batas tadi maka pipa harus diluruskan dan
dipotong lagi.

 Buka dan kemudian tutup clamp dan perhatikan tekanan tarik yang dibutuhkan untuk
menggerakkan pipa bersama-sama secara hidrolik.
Tekanan tarik adalah ukuran tekanan minimal yang dibutuhkan untuk mengatasi gaya gesek
akibat tarikan kerja mesin dan berat pipa/fitting yang sedang disambung.

Catatan: Tekanan tarik (kPa) harus diperkirakan secara tepat sebelum pembuatan
sambungan dan harus ditambahkan tekanan ram dasar yang ditunjukkan pada mesin.

(Apabila yang digunakan mesin adalah otomatis, maka pekerjaan ini akan terlaksana secara
otomatis)

 Pindahkan lempengan pemanas dari tempat pelindungnya. Periksa bahwa plat tersebut
bersih dan baik suhunya.
 Tempatkan alat pemanas pada mesin dan tutup klem supaya bagian permukaan yang akan
disambung menyentuh lempengan. Gunakan sistem hidrolik dengan menggunakan tekanan
yang ditentukan sebelumnya.
 Jaga tekanan yang dipakai sampai pipa mulai meleleh dan lelehannya merata 1 – 6 mm
terbentuk tiap ujungnya. Lihat tabel PE butt welding SNI 06-4829-2005 untuk pipa PE.

 Setelah lelehan awal muncul, tekanan pada sistem hidrolik harus dilepas supaya pencatat
tekanan tercatat nol dan tekanan tarik sedemikian sampai pertumbuhan lelehan terkontrol
selama waktu pemanasan. Periksa bahwa pipa tidak bergeser posisinya di klem dan ujung
pipa harus terus di jaga agar tetap kontak dengan plat pemanas.
 Setelah pemanasan selesai, buka klem dan pindahkan plat pemanas, pastikan bahwa plat
tidak menyentuh permukaan yang meleleh.
 Segera tutup klem (dengan 8 – 10 detik dari pemindahan plat) dan rekatkan permukaan yang
sudah meleleh bersama pada tekanan yang sudah ditentukan sebelumnya.
 Jaga tekanan yang dibutuhkan untuk waktu pendinginan minimal sampai yang diindikasikan
pada tabel.
 Setelah itu pipa yang disambung dapat dipindahkan dari mesin tetapi tidak boleh
dipindahkan untuk periode berikutnya sama pada waktu pendinginan di atas.
 Periksa sambungan untuk kebersihan dan keseragamannya dan cek bahwa lelehan sesuai
dengan batasan yang ditentukan.

IV. PENGADAAN PERALATAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL DAN ALAT UKUR


1
Pengadaan pompa vertikal multistage kap. 12,5 l/det, head 60 m + aksesoris pompa + proteksi fasa

2 Pengadaan ultrasonic portable flow meter


3 Pengadaan turbidity meter
4 Pengadaan ph meter
5 Pengadaan water leak detector
6 Pengadaan current meter
7 Pengadaan clorine meter
8 Pengadaan echo sounder

V. PEKERJAAN LAIN-LAIN
1. Crossing Pipa pada Jalan Beton dan Rekondisi kembali
- Bongkaran Aspal dan Beton
- Rekondisi kembali Beton Mutu K-175

 enakan perlengkapan keselamatan bagi setiap pekerja dan Pasang rambu peringatan atau
barikade di sekitar lokasi pekerjaan.

 Beri tanda batas berbentuk bujur sangkar atau empat persegi panjang bagian permukaan
perkerasan yang akan ditambal menggunakan cat atau kapur, salah satu sisi tanda batas harus
sejajar dengan sumbu jalan
 Gunakan asphalt cutter untuk memotong perkerasan beraspal sesuai dengan tanda batas yang
telah dibuat. pemotongan perkerasan beraspal dengan asphalt cutter
 bongkar perkerasan beraspal secara manual dengan menggunakan alat bantu, apabila tambalan
cukup luas, pembongkaran dapat dilakukan dengan menggunakan motor grader. Pembongkaran
perkerasan beraspal tidak hanya bagian lapis permukaan saja tapi harus mencakup tanah dasar
dengan kedalaman sesuai dengan gambar rencana atau petunjuk direksi p Beekerjaan.
 Tuangkan agregat Kelas A ke dalam lubang segera setelah selesai pemasangan pipa .

 Lakukan pemadatan setiap lapis agregat sampai benar-benar padat menggunakan alat pemadat
.

 Hamparkan campuran Beton K-175 di atas permukaan yang telah dilapis dengan resap pengikat
(prime coat)baik menggunakan alat penghampar atau secara manual, campuran aspal yang
ditebarkan harus sama atau setara dengan lapisan aspal di sekitar lokasi .
 Bersihkan tempat pekerjaan dari sisa-sisa pekerjaan agar tidak mengganggu atau
membahayakan para pengguna jalan

Anda mungkin juga menyukai