NMP : 1704201010072 DOSEN : DR. HALIDA YUNITA, ST, MT
MAGISTER TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIS PASCASARJANA UNIVERSITAS SYAHKUALA 2018 PENDAHULUAN Telah diketahui bahwa sangat penting untuk memahami efek gerakan gempa bumi pada tanah, karena dapat menyebabkan kerusakan parah pada struktur, yang sering diakibatkan oleh daerah tanah lunak selamat terjadi goncangan kuat tanah, seperti yang terlihat pada Gempa Michoachan tahum 1985 (mis. Sanchez-Sesma et. al., 1988; Kawase dan Aki, 1989) dan Gempa Bumi Loma Prieta tahun 1989 (mis. Jarpe et. al., 1989; Shakal et. al. 1990; Darragh dan Shkal, 1991). Secara teori, istilah amplifikasi situs mengaju pada peningkatan amplitudo gelmbang seismik yang melewati lapisan tanah lunak di bawah lapisan bumi. Peningkatan ini terjadi karena rendahnya impedansi lapisan tanah dekat permukaan, (impedansi didefinisikan sebagai hasil dari massa jenis tanah dan cepat rambat gelombang). Diprakteknya istilah amplifikasi situs digunakan untuk mewakili segala perbedaan gerakan tanah antara dua situs terdekat, terlepas dari apakah perbedaan ini disebabkan oleh kontras impedansi atau tidak. Faktor lain yang juga menimbulkan perbedaan gerakan tanah dari dua situs terdekat ini termasuk pemfokusan gelombang, kelangsungan pecah, geometri cekungan, dan topografi. PENDAHULUAN
Gambar 1. Proses pergerakan gempa
PENDAHULUAN Salah satu masalah mendasar yang harus dipecahan oleh para insinyur geoteknik di daerah, di mana adanya bahaya gempa parah, ialah untuk memperkirakan respon dinamis spesifik SITE terhadap deposit tanah dibawah gerakan tanah. PermasaSITE ini biasanya disebut sebagai analisis respon spesifik SITE atau studi amplifikasi tanah (meskipun terjadi kemungkinan tanah terdamplifikasi). Solusi dari permasaSITE ini adalah memungkinkan para insinyur geoteknik untuk mengevaluasi potensi likuifaksi, untuk melakukan analisis fase pertama terhadap evaluasi stabilitas seismik untuk lereng dan tanggul, untuk menghitung periode natural SITE, untuk menilai amplifikasi gerakan danah, dan untuk menyediakaan berbagai parameter untuk insinyur struktur, terutama spektrum respon, untuk desain dan evaluasi keselamatan struktur yang dianggap sebagai masalah signifikan di bidang teknik sipil. PENDAHULUAN Karena kerumitan pada mekanisme nonlinier, perilaku dinamis tanah saat terjadi goncangan keras belum bisa di evaluasi secara kuantitaif berdasarkan catatan pengamatan dan penelitian. Permodelan 1D linier setara adalah metode pendekatan paling banyak digunakan dalam studi keteknikan gempa bumi; dianggap bahwa lapisan tanah memanjang secara horizontal dan sinyak insiden di dasar deposit tanah adalah kuat geser secara vertikal. Dalam pendekatan linier setara yang diusulkan oleh Schnabel et. al. (1972) efek nonlinier dapat diperkirakan dengan menyajikan serangkaian analisis linier, dimana rata-ranya, atau modulus secand geser dan rasio redaman bervariasi hingga nilainya konstan dengan tingkat regangan yang dapat diinduksi oleh tanah. Seperti yang kemudian dibahas oleh, Yoshida (1994), Huang et. sl. (2001) dan Yoshida dan Lai (1998) menunjukkan bahwa analisis linier setara mengalami percepatan yang lebih besar. PENDAHULUAN Perilaku nonlinier tanah diketahui sebagai pendekatan yang paling masuk akan untuk memberikan estimasi respon SITE yang sangat menantang dalam studi keteknikan gempa bumi. Di jurnal ini, akan mempertimbangkan analisis numerik berdasarkan Metode Perbedaan Hingga. Keuntungan utama dari metode ini adalah terjadinya kemungkinan deskripsi ekstensi media yang tak terbatas. Tujuan uta,a dari jurnal ini adalah untuk membandingkan analisis respon SITE secara linier dan nonlinier sebagai gambaran umum dan menunjukan persamaan dan perbedaan dari kedua metode ini. ANALISIS RESPON SITE DENGAN LINIER SETARA DAN NONLINIER PENUH
Untuk menstimulasi respon numerik dari tanah, ada dua
pendekatan yang dapat dipertimangkan: Pendekatan linier setara dan Model elastoplastik Nonlinier penuh. Berikut ini, pertama kali akan meninjau teori dan latar belakang dari kedua metode ini.
Analisa Ekivalen Linear Site Response
Teori perkiraan tanah dinamis terhadap perilaku dinamis tanah penuh nonlinier dengan pendekatan ekivalen linear pertama kali dikenalkan oleh Schnabel et. al. (1972), Idriss dan Sun (1992) dan Kramer (1996). Pemodelan ekivalen linear ini menggunakan hubungan yang menggambarkan variasi modulus geser material (G) dan rasio redaman dengan regangan geser. Hubungan ini dapat disebut sebagai salah penurunan modulus dan kurva redaman salah satu program komputer yang pertama dikembangkan untuk studi ini adalah SHAKE (Schanel et. al., 1972). ANALISIS RESPON SITE DENGAN LINIER SETARA DAN NONLINIER PENUH
SHAKE menghitung respon dalam bentuk sistem lapisan tanah-
natuan horizontal yang mengalami transien dan gelombang geser yang bergerak secara vertikal. SHAKE didasarkan pada propagansi gelombang oleh Kanai (1951). Roesset dan Whitman (1969), dan Tsai dan Housner (1970). Kode ini berdasarkanbeberapa teori yang berefleksi ganda dan kenonlinieritas tanah yang dipertimbangkan dengan metode linier setara. Dasar asumsi yang digunakan adalah: a. Lapisan tanah yang horizondal dan meluas tak berbbatas, b. Permukaan tanah rata, c. Setiap lapisan tanah sepenuhnya ditentukan berdasarkan modulus geser dan rasio redamannya terhadap fungsi regangan, ketebalan dan berat satuan, d. Perilaku material siklik nolinier cukup terwakili oleh Voigt atau model viskoelastis linier konstitutif dan e. Peristiwa gerakan gempa umi yang secara sasial dan beragam, gelombang eser yang terpolarisasi horizontal, dan merambat secara vertikal. ANALISIS RESPON SITE DENGAN LINIER SETARA DAN NONLINIER PENUH
Pada tahun 2998, program komputer EERA dikembangkan di
FORTRAN 90 mulai dari konsep dasar yang sama dengan SHAKE. EERA adalah Equivalent-linier Earthqueae Respon Analysis. EERA adalah implementasi modren dari konsep terkenal dari analisis respon SITE terhadap gempa linier setara. Untuk menggambarkan pendekatan dasar yang digunakan dalam EERA, pertimbangkan lapisan tanah yang seragam berlapis di lapisan batuan elastis yang dapat meluas ke kedalaman tak terbatas seperti yang diilustrasika pada gambar (1). ANALISIS RESPON SITE DENGAN LINIER SETARA DAN NONLINIER PENUH
Gambar 1 sistem deposit tanah 1 dari lapisan lapisan tanah dimensi
(Schnabel et al., 1972). ANALISIS RESPON SITE DENGAN LINIER SETARA DAN NONLINIER PENUH
Untuk gelombang harmonik, dengan menyelesaikan persamaan
gerak satu dimensi untuk perambatan gelomang geser secara vertikal dan tekanan yang sesuai dapat diperoleh dari:
W adalah frekuensi melingkar dari gelombang harmonik dan k
adalah bilangan gelombang kompleks ANALISIS RESPON SITE DENGAN LINIER SETARA DAN NONLINIER PENUH
• Dimana, v, kecepatan gelombang geser kompleks yang sama
dengan :
Kompatibilitas perpindahan pada antarmuka lapisam m dan
m+1 adalah tegangan geser kontinu yang menyiratkan bahwa: ANALISIS RESPON SITE DENGAN LINIER SETARA DAN NONLINIER PENUH
Dimana α adalah rasio impedansi kompleks di antarmuka
lapisan m dan m+1
Akhirya, fungsi transfer mn A terkait perpindahan bagian atas
lapisan m dan m dapat didefinisikan oleh : ANALISIS RESPON SITE DENGAN LINIER SETARA DAN NONLINIER PENUH • Pendekatan ekivalen linear terdiri dari pemodifikasian model Kelvin-Voigt dengan memperhitungkan beberapa jenis tanah nonlinier. (Persamaan 9) dan Gambar (2) akan menggambarkan model ini. Dimana G adalah modulus geser dan adalah viskositas.
Gambar 2 Skema tampilan dari hubungan tergangan dan regangan
menggunakan model ekivalen linier ANALISIS RESPON SITE DENGAN LINIER SETARA DAN NONLINIER PENUH
Pendekatan ekivalen linear terdiri dari pemodifikasian model
Kelvin-Voigt dengan memperhitungkan beberapa jenis tanah nonlinier. (Persamaan 9) dan Gambar (2) akan menggambarkan model ini. Dimana G adalah modulus geser dan v adalah viskositas.
Gambar 2 Skema tampilan dari hubungan tergangan dan regangan
menggunakan model ekivalen linier ANALISIS RESPON SITE DENGAN LINIER SETARA DAN NONLINIER PENUH
Perilaku tegangan-regangan nonlinier tanah dapat diperkirakan
selama bean siklik seperti yang ditunjukkan gambar (3)
Gambar 3 model ekivalen linier kurva tegangan-regangan
histeresis ANALISIS RESPON SITE DENGAN LINIER SETARA DAN NONLINIER PENUH Modulus geser limier setara G diambil sebagai garis potong modulus geser G, yang bergantung pada regangan geser amplitudo G. seoerti yang ditunjukkan pada gamar (3), G di ujung siklus yang dikontrol dengan regangan simetris adalah:
Dimana c dan c adalah tegangan geser dan amplitudo
regangan masing-masing. Rasio redaman ekivalen linear adalah rasio yang menghasilkan kehilangan energi yang sama di dalam satu siklus saat loop tegangan-regangan dari perilaku tanah irreversibel. Rasio redaman kritis dapat dinyatakan dalam ketentuan Wd dan Ws sebagai berikut: ANALISIS RESPON SITE DENGAN LINIER SETARA DAN NONLINIER PENUH
Wd dan Ws adalah energi yang dihamburkan selama proses siklus
penuh dan energi regangan maksimum yang tersimpang di dalam sistem masing- masing. Dalam pendekatan linier setara, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya di gambar (3), modulus geser dan rasio redaman diambil sebagai fungsi dari amplitudo regangan geser yang teriterasi sehinga menjadi konstan dengan tingkat regangan yang diinduksi masing-masin lapisan. Analisis regangan geser efektif ekivalen linear dapat dihitung sebagai:
Dimana Ymax adalah regangan geser maksimum pada lapisan dan
Ry adalah reduksi regangan yang sering terjadi. ANALISIS RESPON SITE DENGAN LINIER SETARA DAN NONLINIER PENUH
Dimana M adalah besarnya gempa. Metode ekivalen linear
menggunakan setiap elemen linier yang tetap konstan sepanjang getaran dan dapat diperkirakan dari gerak dinamis rata-rata. Metode ini tidak secara langsung memberikan informasi tentang perpindahan irreversible dan perubahan permanen yang menyertai likuifaksi, karena gerak osilatorinya hanya dimodelkan ANALISIS RESPON SITE DENGAN LINIER SETARA DAN NONLINIER PENUH
Analisa Nonlinear Site Response Penuh
Konsekuensi penting dari sifat nonlinier dan perilaku siklik natural tanah adalah fungsi amplifikasi untuk suatu lahan tertentu tergantung kepada tingkat amplitudo regangan yang dicapai selama seismik terjadi. Fenomena ini, masih membutuhkan analisis kuantitatif komprehensif. Suatu hubungan konstitutif yang digunakan dalam analisis semacam iini akan menentujan besarnya hasil, oleh karena itu keandalam hubungan konstitutif ini adalah masalh pokok yang harus diselesaikan. Analisis respon lahan nonlinier mengikuti evolusi perilaku tanah nonlinier, perilaku tidak elastis tanah yang berlangsung selangkah demi selangkah dalam satuan waktu dan memerlukan karakterisasi perilaku regangan-tegangan tanah. Kenonlinieritas perilaku regangan- tegangan tanah menyiratkan bahwa modulus geser tanah secara konstan menurun dan ketidakelastisan itu menyiratkan bahwa tanah menghilangkan beban sepanjang jalur pembebanannya, dengan demkian terjadi pelepasan energi pada titik-titik kontak antar paartikel. Analisis nonlinier terbukti lebih baik dengan pengamatan gempa bumi daripada metode linier setara. ANALISIS RESPON SITE DENGAN LINIER SETARA DAN NONLINIER PENUH
Asalkan hukum nonlinier tepat digunakan, maka ketergantungan
redaman dan modulus semu pada tingkat regangan secara otomatis dapat dimodelkan. Model elastoplastos dengan mempertimbangkan mekanisme plastis dasar yang diperlukan seperti mobilisasi progresif, tipe gegagalan coloumb, keadaan kritis dan aturan aliran kontraksi yang digunakan. Pertimbangan sebuah model elastis/plastis dengan modulus geser G yang konstan dan tegangan luluh yang konstan, mengalami regangan geser siklik dari amplitudo Y. Dibawah hasil modulus luluh, modulus geser G akan sama dengan G0. Untuk siklik yang melibatkan luluh, garis potong modulus dapat diturunkan melalui persamaan : ANALISIS RESPON SITE DENGAN LINIER SETARA DAN NONLINIER PENUH Energi maksimum yang disimpan W selama siklus dan energi yang dilepas (sesuai dengan luas loop) diperoleh dengan persamaan 14 dan 15: ANALISIS RESPON SITE DENGAN LINIER SETARA DAN NONLINIER PENUH Medenotasikan rasio redaman oleh D dan mencatat bahwa 4phiD ~ W/W (Kolsky 1963), untuk D ecil dapat disimpulkan :
Modulus yang dinormalisasikan (G/G) dari persamaan (13) dan
redaman D dari persamaan (18) terhadap regangan siklik dinormalisasi , diplotkan pada gambar 4. ANALISIS RESPON SITE DENGAN LINIER SETARA DAN NONLINIER PENUH Modulus dan rasio redaman versus regangan siklik untuk model elastoplastik FLAC
Modulus dan Damping rasio terhadap regangan siklik untuk
model elastoplastik FLAC MODEL NUMERIK
Dalam penelitian nonlinier dan linier untuk memperkirakan respon
lahan seara dinamis dan mebandingkan hasilnya ke dalam empat lahan berbeda. Lahan- lahan tersebut dipilih dengan luas berdasarkan material kohesif dan nonkohesif untuk menutupi jenis deposit yang sering ditemui pada jenis endapan dibidang aluvial alami atau praktik rekayasa. Mereka juga memenuhi dasar klasifikasi tanah yang direkomendasikan dalam kode gempa iran (2008) memiliki kecepatan gelombang geser yang berbeda. Analisis nonlinier dinamis telah dilakukan pada model dari FLAS menggunakanmodel Elastoplastis Mohr Coloumb. Properti material tanah pada lahan-lahan ini ditunjukkan pada tbel (1). Untuk menyelidiki pengaruh dari frekuensi seismik konten pada spektrum respon. Ada tiga jenis gerak tanah yang digunakan termasuk jauh, medium dan dekat dengan PGA 0,1g. Tabel (2) menunjukksn fitur yang dipilih. MODEL NUMERIK MODEL NUMERIK MODEL NUMERIK Analisis model linier telah dilakukan dengan EERA. Kurva buatan Seed dan Idriss (1970) ditampilkan pada gambar 5, digunakan sebagai modulus dan kurva redaman untuk tanah tipe 1 san 2 dimana dapat dianggap sebagai pasir padat atau tanah berlumbur. Demikian pula untuk tanah tipe 3 dan 4 dengan properti lempung dan kurva yang digunakan. HASIL
Perbandingan analisis linier elastis dengan menggunakan EERA dan
analisis nonlinier sepenuhmya dengan menggunakan FLAC ditunjukkan pada gambar (6), dan gambar (7). Metode populer untuk mencirikan amplifikasi lahan yang telah digunakan sebagai rasio spektral, dikenalkan oleh Borcherdt. Rasio spektral dihitung dengan mengambil rasio dari Fourier amplitude spectrum (FAS) dari lahan tanah sebagai referensi lahan. (misal, lahan batu). Lima persen dari rasio redaman digunakan dipenelitian ini.
Seperti yang terlihat pada gambar, amplitudo dari respon percepatan
spektrum yang diperoleh dari metode nonlinier lebih kecil daripada yang diperoleh dari metode linier yang menyiratkan ketidaklinieran lahan. HASIL HASIL HASIL
Gambar (7), menggambarkan kenonlinieran tanah lunak selama
durasi gempa. Seperti yang ditunjukkan, dimulai dari eksitasi percepatan teratas dihitung dengan jumlah yang sama, tetapi ketika melewati waktu dan memasukan regangan tanah menuju area nonlinier (setelah 20 detik) FALC, menunjukkan pendekatan nonlinier sepenuhnya menghasilkan percepatan yang lebih rendah.
Dengan membandingkan spektrum analisis medan jauh, sedang
dan dekat, disaikan pad agambar (8), (9), (10), dapat dilihat bahwa persamaan spektrum respon menjadi lebih rinci. Kemungkinan ini terjado akibat konvergensi gelombang 1D dan 2D dalam kasus lahan dekat dengan gerak tanah frekuensi tinggi. HASIL HASIL HASIL HASIL Seperti yang ditujukan pada gambar, ada beberapa perbedaan yang ditujukkan, diantaranya spektrum yang diperoleh dari dua pendekatan: ekivalen linear dan analisis nonlinier sepenuhnya. Alasan utama dari perbedaan ini adalah teori analisis dinamis dari metode-metode ini berbeda satu sama lain. Metode ekivalen linear bergantung pada teori Thin-Layered sedangkan metode nonlinier sepenuhnya berdasarkan metode massa terkonsentrasi dan memertimbangkan perilaku dinamis tanah dengan cara yang lebih realistis dari metode-metode lain. Namun, dalam semua kasus ada beberapa kesamaan dalam bentuk spektrum.
Seperti yang terlihat pada gambar, amplitudo dari respon
percepatan spektrum yang diperoleh dari metode nonlinier lebih kecil daripada yang diperoleh dari metode linier yang menyiratkan ketidaklinieran lahan. HASIL HASIL
LOOP TEGANGAN-REGANGAN
Loop tegangan-regangan Loop tegangan-regangan
histeresis 2 tanah diperoleh histeresis 3 tanah diperoleh dalam FLAC dalam FLAC HASIL