Anda di halaman 1dari 4

Assalamu’alaikum wr.

wb
Mukodimah (Pembukaan)

Para Jama’ah yang dimuliakan Allah SWT:


Meneladani Rasulullah Salallahu 'Alaihi wa Sallam
Sungguh pada diri Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasalam terdapat suri tauladan yang mulia,
yang mesti kita contoh dalam kehidupan sehari-hari. Maka bagi siapapun yang mengharap
rahmat Allah dan Pahala yang terbaik berupa surga di akhirat kelak, maka taatlah Allah dan
Rasul-Nya, agar kita selamat dunia dan akhirat. Allah berfirman :

Para jama’ah yang dimuliakan Allah SWT, Beberapa Teladan Rasulullah Salallahu 'Alaihi
wa Sallam

1. Akhlak Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasalam adalah Al-Qur’an


Ketika Aisyah Radhiyallahu’anha ditanya tentang akhlak Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasalam, maka dia menjawab, "Akhlaknya adalah Al Qur'an." (HR. Abu Dawud dan
Muslim)
2. Nabi Shallallahu’alaihi Wasalam Diutus untuk Menyempurnakan Akhlak
Nabi Shallallahu’alaihi Wasalam bersabda: “Sesungguhnya aku diutus untuk
menyempurnakan akhlak yang mulia.
3. Nabi Shallallahu’alaihi Wasalam penebar Kebaikan, dan kebaikan itu adalah
Akhlak yang Baik
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasalam bersabda: “Kebajikan ialah akhlak yang baik dan dosa
ialah sesuatu yang mengganjal dalam dadamu dan kamu tidak suka bila diketahui orang lain.”
(HR. Muslim)
4. Rasulullah adalah orang yang paling dermawan
Anas Radhiyallahu’anhu berkata, "Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasalam adalah orang yang
paling baik, paling dermawan (murah tangan), dan paling berani". (HR. Ahmad)
Seperti dikisahkan seorang pengemis Yahudi buta yang berada di sudut pasar Madinah
Al-Munawarah selalu mengatakan “Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad, dia itu
orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya kalian akan
dipengaruhinya,” disetiap ada orang yang mendekatinya. Pengemis itu selalu berpesan agar
tidak mendekati orang yang bernama Muhammad.
Rasulullah SAW selalu mendatanginya setiap pagi, bukan untuk membalas segala hal yang
dilakukannya, melainkan untuk membawakannya makanan. Rasulullah SAW juga selalu
menyuapi makanan yang dibawanya kepada pengemis itu tanpa berkata sepatah kata pun.
Kebiasaan Rasul ini berlangsung hingga menjelang Beliau SAW wafat. Hingga tidak ada lagi
orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu karena
Rasulullah telah wafat.

Suatu hari rumah Aisyah dikunjungi oleh ayahnya Abu Bakar yang kemudian bertanya,
“Anakku, adakah sunnah kekasihku yang belum aku kerjakan?” Aisyah pun menjawabnya,
“Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah. Hampir tidak ada satu sunnah pun yang
belum ayah lakukan kecuali satu sunnah saja.” Abu Bakar kemudian bertanya kembali
“Apakah Itu?”, Aisyah pun menjelaskan bahwa, Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke
ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang
berada di sana.”
Abu Bakar r.a pun pergi ke pasar untuk mendatangi pengemis itu dan memberikan makanan
pada keesokan harinya. Namun, Ketika Abu Bakar menyuapinya, pengemis itu marah dan
berteriak, “Siapakah kamu?” Abu Bakar pun menjawab, “Aku orang yang biasa,” pengemis
buta itu kembali berteriak mengatakan “Bukan! Engkau bukan orang yang biasa
mendatangiku, Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah
mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih
dahulu dihaluskannya makanan tersebut dengan mulutnya setelah itu ia berikan pada ku
dengan mulutnya sendiri.”

Seketika, air mata Abu Bakar tidak dapat terbendung dan kemudian menangis seraya
mengatakan “aku memang bukan orang yang biasa datang pada mu, aku adalah salah seorang
dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW.”
Pengemis itu pun ikut menangis setelah mendengar cerita Abu Bakar r.a dan mengatakan
“Benarkah demikian?. Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah
memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu
mulia.” Dan dihadapan Abu Bakar r.a, pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat.

5. Nabi Shallallahu’alaihi Wasalam Selalu Ramah Pada Siapapun, Bahkan pada Maula
(Pembantu Rumah Tangga Beliau) Anas Radhiyallahu’anha, pembantu rumah tangga Nabi
Shallallahu’alaihi Wasalam berkata, "Aku membantu rumah tangga Nabi Shallallahu’alaihi
Wasalam sepuluh tahun lamanya, dan belum pernah beliau mengeluh "Ah" terhadapku dan
belum pernah beliau menegur, "kenapa kamu lakukan ini atau kenapa tidak kau lakukan ini."
(HR. Ahmad)

6. Lebih Mencintai Allah dan Rasul-Nya


Hadis riwayat Anas Radhiyallahu’anha., ia berkata: Nabi Shallallahu’alaihi Wasalam.
bersabda: “Ada tiga hal yang barang siapa mengamalkannya, maka ia dapat menemukan
manisnya iman, yaitu orang yang lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya daripada yang lain,
mencintai orang lain hanya karena Allah, tidak suka kembali ke dalam kekufuran (setelah
Allah menyelamatkannya) sebagaimana ia tidak suka dilemparkan ke dalam neraka.” (HR
Muslim)

Para Hadirin yang dimuliakan Allah SWT. Selanjutnya selain dari apa yang telah
dicontohkan nabi sebelumnya
Ada Empat sifat Rosulullah SAW yang mesti kita teladani: SIDDIQ, AMANAH, TABLIGH
& FATHONAH
Nabi Muhammad SAW merupakan seorang yang amat bersopan dalam bertutur kata, jujur,
tidak pernah berdusta serta luhur budi pekertinya. Hal inilah yang membuat kita mengagumi
Baginda. Sehingga ke hari ini, Baginda SAW dikagumi ramai orang di seluruh pelosok dunia
kerana keperibadian Baginda yang amat luar biasa.
Yang Pertama SIDDIQ
Siddiq artinya benar. Benar adalah suatu sifat yang mulia yang menghiasi akhlak seseorang
yang beriman kepada Allah dan kepada perkara-perkara yang ghaib. Ia merupakan sifat
pertama yang wajib dimiliki para Nabi dan Rasul yang dikirim Tuhan ke alam dunia ini bagi
membawa wahyu dan agamanya.
Pada diri Rasulullah SAW, bukan hanya perkataannya yang benar, malah perbuatannya juga
benar, yakni sejalan dengan ucapannya. Jadi mustahil bagi Rasulullah SAW itu bersifat
pembohong, penipu dan sebagainya.

Yang Kedua AMANAH


Amanah artinya dapat dipercaya. Jika satu urusan diserahkan kepadanya, niscaya orang
percaya bahawa urusan itu akan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Oleh kerana itulah
penduduk Makkah member gelaran kepada Nabi Muhammad SAW dengan gelaran ‘Al-
Amin’ yang bermaksud ‘terpercaya’, jauh sebelum beliau diangkat jadi seorang Rasul. Apa
pun yang beliau ucapkan, dipercayai dan diyakini penduduk Makkah kerana beliau terkenal
sebagai seorang yang tidak pernah berdusta.
Mustahil Rasulullah SAW itu berlaku khianat terhadap orang yang memberinya amanah.
Baginda tidak pernah menggunakan kedudukannya sebagai Rasul atau sebagai pemimpin
bangsa Arab untuk kepentingan peribadinya atau kepentingan keluarganya, namun yang
dilakukan Baginda adalah semata-mata untuk kepentingan Islam melalui ajaran Allah SWT.

Al Kisah Pada Waktu Ketika Nabi Muhammad SAW ditawarkan kerajaan, harta, wanita oleh
kaum Quraisy agar beliau meninggalkan tugas ilahinya menyiarkan agama Islam, Baginda
menjawab:
”Demi Allah… wahai paman, seandainya mereka dapat meletakkan matahari di tangan kanan
ku dan bulan di tangan kiri ku agar aku meninggalkan tugas suci ku, maka aku tidak akan
meninggalkannya sampai Allah memenangkan (Islam) atau aku hancur kerananya”……
Meskipun kaum kafir Quraisy mengancam membunuh Baginda, namun Baginda tidak gentar
dan tetap menjalankan amanah yang dia terima. Setiap orang Muslim sepatutnya memiliki
sifat amanah seperti Baginda SAW.

Yang Ketiga TABLIGH


Tabligh artinya menyampaikan. Segala firman Allah SWT yang ditujukan oleh manusia,
disampaikan oleh Baginda. Tidak ada yang disembunyikan walaupun ianya menyinggung
Baginda sendiri.
“Supaya Dia mengetahui, bahawa sesungguhnya rasul-rasul itu telah menyampaikan risalah-
risalah Tuhannya, sedang ilmu-Nya meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung
segala sesuatu satu persatu.” (QS Al-Jin: 28)
Sebagai seorang yang tabligh, meski ayat itu menyindirnya, Nabi Muhammad SAW tetap
menyampaikannya kepada kita. Itulah sifat seorang Nabi. Jadi, mustahil Nabi itu ‘kitman’
atau menyembunyikan wahyu.
Yang keempat FATHONAH
Fathonah artinya bijaksana atau cerdas. Mustahil bagi seseorang Rasul itu bersifat bodoh atau
jahlun. Dalam menyampaikan ayat Al-Quran dan kemudian menjelaskannya dalam puluhan
ribu hadis memerlukan kebijaksanaan yang luar biasa.
Baginda SAW harus mampu menjelaskan firman-firman Allah SWT kepada kaumnya
sehingga mereka mahu memeluk Islam. Nabi juga harus mampu berdebat dengan orang-
orang kafir dengan cara yang sebaik-baiknya.
Semoga kita dapat menerapkan 4 sifat Baginda SAW di atas di dalam kehidupan kita dan
mendapat keridhaan Allah SWT. Sebagai umat Rosulloh kita wajib menjadi orang yang
benar, jujur, amanah cerdas dalam berfikir dan bertindak serta senantiasa menyampaikan
kebenaran dari Allah SWT, walaupun hanya satu ayat, Inshaallah kita akan menjadi umat
Rosulloh SAW.

Wahai para mubalig, wahai para Dai, Umat ingin bertemu Nabinya, Umat Rindu
Nabinya Shollu ‘ala muhammad ..!
Wahai para ulama, wahai para tokoh, wahai para aktifis sajikan Rosulullah di
belakang kita.
Jangan ngajarin kita mencaci maki orang, jangan ajarin kita mengghibahi orang.
Ajari kami cara menangis karena Rindu akan Nabi Muhammad SAW

Wassalamu’alaikum wr.wb

Anda mungkin juga menyukai