Anda di halaman 1dari 14

Kelompok 3:

Sitta Muftiya
Desty Larasari
Innaka Salwa
Rachmi Mardhatillah
Riszia Yunita
Adiza Ayu Kinanti
Gery Abdillah
Format standar wawancara dietetik:
✓ Menanyakan kebiasaan makan pasien
✓ Menyelidiki frekuensi konsumsi makan
✓ Dimulai berurutan sejak pagi hari, siang & malam
✓ memeriksa jumlah, ukuran porsi, persiapan
(pengolahan) makanan

Format ini menganggap bahwa semua


pasien akan sesuai (cocok) dengan pola ini.
Contoh:

Ahli gizi: Pertama-tama saya perlu mengetahui apa yang


biasanya Anda makan. Misalnya, apakah Anda sarapan
kemarin pagi?
Pasien: Oh, hanya semangkuk sereal. Tidak banyak.
Ahli gizi: Ada yang lain? Apa yang Anda makan saat
makan siang?
Pasien: Kemarin saya makan roti dan keju.
Ahli gizi: Apakah Anda selalu makan roti dan keju?
Pasien: Tidak, tidak selalu. Tergantung. Kadang saya
makan sandwich atau sop. Yah, sesuatu seperti itu.
Ahli gizi: Lalu di malam hari, Apa menu makan utama
Anda?
Pasien: Mmm. . .coba saya ingat . . . pizza. Itulah yang
saya makan kemarin.
Apa penilaian anda mengenai
contoh dialog tersebut???
Ahli gizi → menetapkan agendanya sejak awal dan
menempatkan dirinya sebagai pihak yang
mengontrol (me-leading) dengan memberi
pertanyaan sesuai dengan apa yang
dibutuhkannya dari wawancara.

Pasien → seperti sedang diinterogasi.


Serangkaian pertanyaan secara berturut-turut,
hanya direspon singkat. Sehingga informasi yang
didapat hanya sedikit, jauh dari harapan untuk
mengumpulkan banyak informasi dari
pertanyaan secara langsung tersebut.
Contoh respon reflektif:

Ahli gizi : Saya ingin kamu menceritakan tentang


makanan yang biasanya kamu makan. Mungkin akan
lebih mudah untuk mengingat dimulai dari apa yang
kamu makan kemarin.
Pasien: Kemarin. . . coba aku ingat-ingat dulu. . .
mm. . . oh ya saya makan pizza kemarin.
Ahli gizi: Sepotong pizza...
Pasien: Ya. . . dan roti bawang putih. Dan sebotol
anggur. Anda tahu, kemarin saya keluar dengan
beberapa teman di malam hari. Kemarin ulang tahun
teman saya.
Ahli gizi: Jadi kemarin malam kamu makan pizza saat
keluar merayakan ulang tahun temanmu?
Pasien: Ya. Sudah cukup malam saat saya makan -
sekitar pukul 9 malam. Biasanya saya makan sekitar
pukul 7 setelah saya pulang kerja. Saya benar-benar
lapar waktu pulang kerja karena saya hanya makan
sandwich saat makan siang.
Ahli gizi: apa Anda biasanya makan sandwich untuk
makan siang dan makan malam anda sekitar jam 7?
Pasien: Ya - saya juga rutin sarapan... anda tahu,
sereal dan roti panggang.
Ahli gizi: Jadi pola makanmu biasanya adalah makan
sereal dan roti panggang untuk sarapan, sandwich
untuk makan siang dan makan malam?
bagaimana dengan contoh dialog
reflektif di atas???
Fokus sang ahli gizi pada agendanya terlihat
masih sama, tetapi
✓ dia melibatkan pasien, mengajak pasien untuk
berperan serta.
✓ ahli gizi memberi respon reflektif dengan kata
kunci ('pizza') yang dikatakan pasien.
✓ menanggapi dengan meringkas/menyimpulkan
isi atau makna dari jawaban pasien. Hal ini
membuat pasien membalas dengan keterangan
lebih lengkap, sehingga ahli gizi mendapatkan
lebih banyak informasi.
Kelebihan model wawancara reflektif
Ada banyak kasus pasien merasa kesulitan untuk
mengingat apa yang telah mereka makan. Ahli
gizi yang menggunakan respon reflektif
dibandingkan pertanyaan langsung (interogasi)
untuk mendorong pasiennya mengingat apa yang
telah mereka makan, dapat diungkapkan lebih
mudah sehingga memperoleh informasi yang
akurat.
Catatan:
Mungkin saja saat waktu terbatas akhirnya ahli
gizi memutuskan untuk memberi pertanyaan
tertutup secara langsung tentang konsumsi
makanan, hendaklah dipastikan terlebih dahulu
bahwa hubungan ahli gizi dengan pasien sudah
cukup dekat, sehingga metode ini tidak akan
menghambat proses bantuan.
Namun, ketika ahli gizi mencatat riwayat diet
yang prosesnya di-leading, maka dia tidak akan
tahu informasi tambahan apa yang mungkin
dikatakan pasien.
Ahli diet yang terbiasa mengajukan pertanyaan
langsung secara singkat untuk mendapatkan informasi
spesifik secepat mungkin dalam format terstruktur,
dapat mempertimbangkan bahwa keakuratan
informasi dikorbankan ketika tidak menggunakan
pendekatan ini.
Di sisi lain, dengan mengajukan banyak pertanyaan
langsung dapat berisiko merusak komunikasi (Bolton
1986), karena pasien yang merasa diinterogasi
cenderung memberikan jawaban yang menurut
mereka lebih diharapkan (oleh ahligizi) daripada
jawaban yang jujur.
Latihan 8.8

Ketika Anda mencatat riwayat diet selanjutnya,


fokuskan perhatian pada pertanyaan yang Anda
ajukan dan pernyataan yang Anda buat. Carilah
kesempatan ketika Anda me-leading pertanyaan atau
mengharapkan respon tertentu. Anda mungkin ingin
merekam diri Anda saat mencatat riwayat diet
sehingga Anda dapat mendengarkan kembali dengan
seksama. (Pastikan untuk meminta persetujuan
kepada pasien sebelum merekam, jelaskan kepada
mereka bahwa Anda melakukannya untuk
pengembangan professional Anda).

Anda mungkin juga menyukai