Anda di halaman 1dari 14

1.

Baca Al-quran dan maknanya,

2. Sholat malam dirikanlah,

3. Berkumpullah dg orang yg sholeh,

4. Perbanyaklah berpuasa,

5. Dzikir malam perpanjanglah

obat hati itu ada lima perkaranya


nomor satu,membaca Al Quran dengan maknanya
nomor dua, sholat malam dirikanlah
nomor tiga, berkumpullah dengan orang sholeh
nomor empat, perbanyaklah berpuasa
nomor lima, dzikir malam perpanjanglah

barang siapa yang melakukan salah satunya


insya Allah, Yang Maha Kuasa memberkati

lagu karangan opick ini cukup terkenal ,dan mengandung beberapa kebenaran buat saya pribadi
(dan saya yakin banyak dari anda juga tentunya, karena seingat saya waktu keluar lagu ini hits sekali

dimana2 )

Anda pernah gak berpikir ,kenapa sih di alquran itu kok isinya ya kebanyakan larangan,ancaman
,peringatan. mulai dari cerita firaun yg diulang beberapa kali,kemudian ancaman2 bagi manusia
sombong dan takabur,cerita2 ttg azab di akherat yg kekal.

pernah gak anda mikir kenapa alquran seperti itu semua isinya?? selain tentunya ada janji surga bagi
yg bertakqwa,tapi kebanyakan adalah cerita2 pelunak hati.
Saya ingin berbagi dari beberapa literatur dan juga pengalaman pribadi. Bahwasanya hati kita itu
adalah tempatnya keinginan,dan dalam sebuah film ada yg mengatakan : desire is the fuel of life,
katanya kalau kita udah gak punya keinginan berarti kita udah mati secara hakekatnya. jadi wajar
kalau manusia itu punya keinginan,karena dia adalah penggerak kita dalam mencapai tujuan2
kita,tapi tentu juga harus secara wajar,karena kalau tidak malah kita yg akan dikendalikan oleh
keinginan dan hawa nafsu kita ini.

Nah dalam bukunya imam ghazali tentang hati juga dijelaskan ,kalau hati itu punya racunnya. antara
lain : banyak makan,banyak memandang ,banyak bicara ,dan juga banyak bergaul. kalau saya boleh
tambahin lagi ,banyak tertawa juga akan mematikan (kepekaan dan kelembutan) hati.

“Seandainya seorang anak Adam telah memiliki dua lembah harta, maka dia akan mencari lembah
yang ketiganya. Dan tak akan merasa puas perutnya, melainkan dengan dimasukkan ke dalam
tanah.” (HR. Bukhari dan Muslim).

karena sifat2 hati yg gudangnya keinginan ini,maka hati ini harus ditundukkan dengan peringatan2.
kita disuruh banyak berzikir (zikir bukan hanya menyebut nama Allah,tapi juga membaca
alquran,karena zikir artinya mengingat) supaya hati kita ingat akan perintah2 dan ancaman Allah.
kemudian juga kita disuruh berzikir sifat2 Allah agar kita tidak merasa diri sombong ,ataupun
bangga.
ALLAH SWT berfirman, sifat sombong itu selendang-KU, dan keagungan itu pakaian-KU.
Barangsiapa yang menentang-KU dari keduanya, maka AKU masukkan ia ke neraka Jahannam.
(hadist qudsi)

karena sifat Allah adalah maha segalanya,maka tidak pantaslah kita yg cuma sedikit ini ilmunya dan
miliknya untuk merasa sombong.

…dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.” (QS 17 : 85 )

“sekiranya pohon-pohon yang ada di bumi adalah pena dan lautan (menjadi tinta) ditambah lagi
dengan tujuh lautan sesudah (kering)nya. Niscaya tidak akan habis (dituliskan) kalimat-kalimat
Allah. (QS 31 : 27)

salah satu peringatan paling mujarab untuk obat hati adalah mengingat kematian ,karenanya rasul
bersabda : “Perbanyaklah kalian mengingat pemutus kelezatan (yakni kematian).”

Karena kematian adalah sebagai pengingat diri bahwa segala kesenangan di dunia ini pasti
berakhir,dan kita tidak pernah tau kapan akan berakhir kehidupan kita ini masing2 ,oleh karena itu
kita harus bersiap2 untuknya dengan menyiapkan bekal untuk di akherat nanti.

Bagaimana tau hati kita itu sedang sakit? kita tau kalo hati kita sakit itu antara lain, kita berkurang
ibadahnya. Karena gak bisa gak,hati dan jiwa yg bersih pasti selalu rindu buat beribadah
kepadaNYA,dan itu berbanding lurus antara keduanya (hati yg bersih dan ibadah yg baik/khusyu)

jadi kalo kita lagi males2an ibadahnya ,coba deh kita baca quran dan maknanya kita resapi dalam
hati. kemudian juga bisa dengan banyak mengingat mati, kalau ada teman/ saudara yg meninggal
salah satu anggota keluarganya,kita datangi dan kita resapi kematian orang itu sebagai pengingat
untuk diri kita ini. selain itu kita perbanyak zikir dalam waktu2 luang kita di jalan ,dimanapun kita
berada.

” Ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring.” (QS 4 : 103) —> ini

berarti disuruh ingat terus nih hehe

insya Allah hati menjadi bersih kembali,salah satu tanda hati bersih adalah mudah untuk bergetar
saat mendengar nama Allah,menangis dalam doa dan sholatnya (lebih utama sholat malam/tahajud
,karena gak ada orang lain yg liat,kalo siang2 bisa jadi riya nanti takutnya ibadah kita kalo pake

nangis )

“Dan pada sebagian malam hari bershalat tahajjudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan
bagimu; mudah-mudahan Rabb-mu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.” (QS 17 : 79)

insya Allah dengan kita “minum” obat hati ,hati kembali jadi bersih ,dan kita akan menikmati getaran
hati kita saat mendengar nama terindah disebutkan ,yaitu ALLAH

Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah
hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan
hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (QS 8 : 2 )
000000000000

Tombo Ati Iku Ono Limang Perkoro


Kaping Pisan Moco Quran Sakmaknane
Kaping Pindo Sholat Wengi Lakonono
Kaping Telu Wong Kang Sholeh Kumpulono
Kaping Papat Weteng Iro Engkang Luwe
Kaping Limo Dzikir Wengi Ingkang Suwe
Salah Sakwijine Sopo Biso Ngelakoni
Insya Allah Gusti Pangeran Ngijabahi

SYAIR “Tombo Ati” alias obat hati yang berjumlah lima amalan ibadah adalah syair berbahasa Jawa
yang populer secara turun-temurun. Syair yang berisi nasihat ini semakin booming setelah masuk ke
dunia rekaman yang dilantunkan seniman Muslim Emha Ainun Najib dan dilanjutkan oleh penyanyi
Opick dengan versi bahasa Indonesianya.

Ada pihak yang menyebutkan bahwa syair Tombo Ati ini berasal dari Sunan Bonang salah satu ulama
shalih penyebar Islam di tanah Jawa, di mana beliau menggunakan syair itu dalam sebagai media
dakwah.
Meski demikian, apakah bisa dikatakan bahwa otomatis beliau perumus Tombo Ati? Bisa jadi, namun
kemungkinan hal itu kecil, karena Wali Songo adalah ulama yang dikenal menganut metode sanad
dalam ajarannya hingga kemungkinan besar ajaran yang disampaikan merujuk kepada ulama
sebelumnya.

Jika seandainya bukan Sunan Bonang, lalu siapa ulama sebelum beliau yang merumuskannya?
Pertanyaan itu terjawab oleh kitab Shifat Ash Shafwah karya Ibnu Al Jauzi (597 H) ulama besar
madzhab Hanbali, di mana saat beliau menulis biografi Yahya Bin Muadz Ar Razi ulama yang wafat di
Naishabur tahun 258 H, beliau menuliskan bahwa Yahya menyampaikan 5 obat hati (lihat, Shifat Ash
Shafwah, 4/92).

Dalam kitab itu Yahya bin Muadz menyatakan, ”dawa’ al qalb khomsah asya’” (obat hati ada 5
perkara), yang dalam bahasa Jawa, ”tombo ati iku limo perkarane” (obat hati ada 5 perkara).
Dari lima perkara itu Yahya bin Muadz merinci, ”qira’ah Al Qur’an bi at tafakkur” (membaca Al
Qur’an dengan perenungan), yang dalam bahasa Jawa, ”moco Quran angen-angen sakmaknane”.
Yang kedua adalah “khala’ al bathn” (kosongkan perut atau berpuasa), yang dalam bahasa jawa,
”weteng siro kudu luwe”.
Obat hati selanjutnya adalah, ”qiyam al lail” kalau dijawakan menjadi, ”sholat wengi lakonono”.
Selanjutnya adalah, ”tadzarru’ indza as sahr” (merendahkan diri saat waktu sahur) kalau dalam versi
Jawa, ”dzikir wengi ingkang suwe”.
Sedangkan obat hati yang terakhir yang disebut Yahya bin Mu'adz adalah, ”mujalasah as shalihin”
(bermajelis dengan orang-orang shalih) yang dalam versi Jawanya, ”wong kang sholeh
kumpulono.”Jika demikian, maka hal ini merupakan salah satu indikator bahwa ajaran Walisongo
bersumber kepada ulama terdahulu, tinggal generasi Islam saat ini, tidak hanya bisa manghafal,
namun juga dituntut untuk mengamalkan 5 perkara yang amat dianjurkan itu, hingga hati menjadi
tenang.[Hidayatullah/youtube]
00000

hanya dengan mengingat allah maka hati menjadi tenang


Dalam keseharian semua orang membutuhkan katenangan batin, dan untuk mendapatkan
ketenangan batin bukanlah hal yang mustahil. Allah SWT mengajarkan kepada kita langkah nyata
mendapatkan ketenangan hati, yaitu dengan berdzikir. Ingatlah, dengan dzikir
mengingat Allah hati akan tentram, seperti apa yang Allah katakan di dalam
QS. ar-Raad ayat 28 yang artinya.....

"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah.
Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram".

ingat hanya dengan mengingat Allah hati akan tentram dan Sebaliknya, ketika kita jarang ingat
kepada Allah, hati akan kering dan gersang.
Sejauhmana kita sungguh-sungguh ingin hidup dalam
ketentraman hati, maka akan sangat terlihat dari berapa banyak waktu yang kita
gunakan untuk mengingat Allah. Ada orang yang ingat Allah ketika shalat saja.
Itu artinya, ia akan selalu gelisah diluar shalat. Ada yang ingat Allah hanya
ketika ia mendapat ancaman saja. Bahkan, ada yang benar-benar tidak tahu siapa
itu Allah selama hidupnya. Orang yang tidak kenal Allah, sehebat apapun ia, dan
sebanyak apapun harta yang dimilikinya, serta setinggi apapun derajatnya dimata
manusia, sungguh ia akan selalu dicekam gelisah.
Sementara orang-orang yang mendalam pengenalannya terhadap Allah, hatinya
selalu tertambat hanya kepada-Nya. Apapun yang ia lihat, ia dengar dan ia
rasakan, selalu dikorelasikan dengan Dzat pencipta alam semesta ini. Milik
Allah semata semua yang ada di langit dan di bumi.
Allah berfirman di dalam Al - Qur`an surat Al-Baqarah ayat 284, yang artinya......

"Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu
melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan
membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang
dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu".

Ketika tengah merenungkan ciptaan Allah, ia menghayati benar makna ayat Al-Qur`an.
"Bertasbih mensucikan Allah semua apa yang ada di langit dan dibumi".
QS.ash-Shaff ayat 1 yang artinya.........

"Telah bertasbih kepada Allah apa saja yang ada di langit dan apa saja yang ada di bumi; dan Dia-
lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana".

Agar hati tenang dan hidup tentram, berdzikir (shalat)


disertai sabar. Dua kantong ini, yaitu sabar dan shalat dapat
menolong kita dari kebiasaan marah terhadap sesuatu yang mengecewakan
hati. Dan hal ini memerlukan latihan-latihan.

Latihan pertama adalah latihan mengenal diri sendiri. Kalau seseorang ingin
baik, ia terlebih dahulu harus mengetahui sesuatu yang ingin ia ubah menjadi
baik. Pengetahuannya bisa ia dapatkan dari perenungan dan jawaban dari orang
yang kita tanyai tentang diri kita.

Latihan kedua adalah upaya memperbaiki diri. Setelah kita tahu kondisi kita,
maka kita usahakan untuk meminimalisasi bahkan menghilangkan kekurangan yang
kita miliki. Bila perlu, kita tulis daftar semua keburukan yang kita miliki dan
rumuskan formula-formula untuk memperbaikinya.

Upaya yang kita lakukan ini harus diiringi dengan cara meningkatkan kualitas
membaca(memahami) al-Qur`an dan dzikir(shalat), sebab itulah yang akan membantu kita untuk
berubah menjadi baik dimata manusia dan yang paling penting baik di hadapan
Allah. Setelah itu carilah lingkungan yang kondusif yang dapat membantu kita
untuk selalu istiqamah dalam usaha mendekatkan diri kepada Allah.

000000

keutamaan sholat malam


"Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwasannya Nabi bersabda: "Allah turun ke langit
dunia setiap malam pada 1/3 malam terakhir. Allah lalu berfirman, Siapa yang berdoa kepada-Ku
niscaya Aku kabulkan! Siapa yang meminta kepada-Ku niscaya Aku beri! Siapa yang meminta ampun
kepadakepada- Ku tentu Aku ampuni. Demikianlah keadaannya hingga terbit fajar "(HR. Bukhari no.
145 dan Muslim no. 758)

Rasulullah dalam sabda beliau:

"Di waktu malam terdapat satu saat dimana Allah akan mengabulkan doa setiap malam.” (HR
Muslim No. 757)

3. Ciri-ciri orang Shaleh dan Menjadikan sebab masuk surga.

"Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai sekalian manusia, sebarkanlah salam,
berilah makanan, sambunglah tali persaudaraan dan sholatlah ketika manusia terlelap tidur pada
waktu malam niscaya engkau akan masuk surga dengan selamat” (HR. Ibnu Majah, dishohihkan
oleh Al Albani)
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam taman-taman surga dan di mata air-
mata air, sambil mengambil apa yang diberikan oleh Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum
itu (di dunia) adalah orang-orang yang berbuat kebaikan, (yakni) mereka sedikit sekali tidur di waktu
malam, dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah).” (Adz-Dzariyat: 15-18).

Waktu Shalat Tahajud

Awal waktu shalat lail adalah setelah shalat isya dan akhir waktunya adalah setelah terbit fajar
kedua. Ini berdasarkan hadits Aisyah radhiallahu anha dia berkata,

“Rasulullah shallallahu alaihi wasallam biasa mengerjakan shalat sebelas rakaat pada waktu antara
selesai shalat isya sampai subuh.” (HR. Muslim no. 736)

Juga berdasarkan hadits Ibnu Umar di atas. Karenanya Ibnu Nashr berkata dalam Mukhtashar Qiyam
Al-Lail hal. 119, “Yang disepakati oleh para ulama adalah: Antara shalat isya hingga terbitnya fajar
(shadiq/kedua) adalah waktu untuk mengerjakan witir.”

Karenanya jika ada orang yang shalat maghrib-isya dengan jama’ taqdim, maka dia sudah boleh
mengerjakan shalat lail walaupun waktu isya belum masuk. Sebaliknya, walaupun sudah jam 10
malam tapi jika dia belum shalat isya, maka dia belum diperbolehkan shalat lail.

KEUTAMAAN SHALAT MALAM DAN ANJURANNYA

Oleh
Muhammad bin Suud Al-Uraifi

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menjelaskan di dalam al-Qur-an pada banyak ayat dan juga
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam banyak hadits tentang besarnya pahala yang diperoleh
dari melaksanakan shalat malam. Bahkan, ketahuilah wahai pembaca yang budiman –sebelum kami
memaparkan ayat-ayat dan hadits-hadits tersebut– bahwa shalat yang paling baik setelah shalat
wajib adalah shalat malam, dan hal ini telah menjadi ijma' (kesepakatan) ulama.[1]

Ayat-Ayat Tentang Keutamaan Shalat Malam Dan Anjurannya


Di dalam banyak ayat, Allah Subhanahu wa Ta’ala menganjurkan kepada Nabi-Nya yang mulia untuk
melakukan shalat malam. Antara lain adalah:

َِ ‫ِب َِه فَت َ َه َّج َْد اللَّ ْي‬


ََ‫ل َومِ ن‬

"Dan pada sebagian malam hari shalat Tahajjud-lah kamu...." [Al-Israa'/17: 79]
ِ َ ‫ل َومِ نََ َوأ‬
َ‫صيلَ بُ ْك َرةَ َربِكََ اس ََْم َوا ْذ ُك ِر‬ َِ ‫سبِحْ َهُ لَ َهُ فَا ْس ُج َْد اللَّ ْي‬ َ
َ ‫ط ِويلَ لَيْلَ َو‬

"Dan sebutlah nama Rabb-mu pada (waktu) pagi dan petang. Dan pada sebagian dari malam, maka
sujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang di malam hari." [Al-
Insaan/76: 25-26].

َِ ‫سبِحْ َه ُ اللَّ ْي‬


ََ‫ل َومِ ن‬ ََ َ‫س ُجو َِد َوأ َ ْدب‬
َ َ‫ار ف‬ ُّ ‫ال‬

"Dan bertasbihlah kamu kepada-Nya di malam hari dan setiap selesai shalat." [Qaaf/50: 40].

ْ ‫س ِبحَْ ۖ ِبأ َ ْعيُنِنَا فَإِنَّكََ َر ِبكََ ِل ُح ْك َِم َوا‬


َ‫ص ِب ْر‬ َِ ‫س ِبحْ َه ُ اللَّ ْي‬
َ ‫ل َومِ نََ تَقُو َُم حِ ينََ َر ِبكََ ِب َح ْم َِد َو‬ َ َ‫ار ف‬ َِ ‫النُّ ُج‬
ََ َ‫وم َو ِإ ْدب‬

"Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Rabb-mu, maka sesungguhnya kamu berada dalam
penglihatan Kami, dan bertasbihlah dengan memuji Rabb-mu ketika kamu bangun berdiri, dan
bertasbihlah kepada-Nya pada be-berapa saat di malam hari dan waktu terbenam bintang-bintang
(di waktu fajar)." [Ath-Thuur/52: 48-49]

Allah Subhanahu wa Ta’ala bahkan memerintahkan kepada beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam
apabila telah selesai melakukan shalat wajib agar melakukan shalat malam,[2] hal itu sebagaimana
terdapat pada firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

َ ‫ارغَبَْ َر ِبكََ َو ِإلَىَ فَا ْن‬


‫صبَْ فَ َر ْغتََ فَإِذَا‬ ْ َ‫ف‬

"Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh
(urusan) yang lain, dan hanya kepada Rabb-mu-lah hendaknya kamu berharap." [Asy-Syarh/94 : 7-8)

Allah Subhanahu wa Ta’ala pun memuji para hamba-Nya yang shalih yang senantiasa melakukan
shalat malam dan bertahajjud, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

َِ ‫ار يَ ْه َجعُونََ َما اللَّ ْي‬


‫ل مِ نََ قَلِيلَ كَانُوا‬ َِ ‫يَ ْست َ ْغف ُِرونََ ُه َْم َوبِ ْاْل َ ْس َح‬

"Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam; dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun
(kepada Allah)." [Adz-Dzaariyaat/51: 17-18]

Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu anhumamengatakan, "Tak ada satu pun malam yang terlewatkan oleh
mereka melainkan mereka melakukan shalat walaupun hanya beberapa raka'at saja."[3]

Al-Hasan al-Bashri berkata, "Setiap malam mereka tidak tidur kecuali sangat sedikit sekali."[4]

Al-Hasan juga berkata, "Mereka melakukan shalat malam dengan lamanya dan penuh semangat
hingga tiba waktu memohon ampunan pada waktu sahur."[5]

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam memuji dan menyanjung mereka:

َ‫ن ُجنُوبُ ُه َْم تَت َ َجافَى‬


َِ ‫ع‬
َ ‫اج َِع‬
ِ ‫ض‬َ ‫ط َمعا خ َْوفا َربَّ ُه َْم يَ ْدعُونََ ْال َم‬
َ ‫ل يُ ْن ِفقُونََ َرزَ ْقنَا ُه َْم َومِ َّما َو‬ ََ ‫ن لَ ُه َْم أ ُ ْخف‬
َ َ َ‫ِي َما نَ ْفسَ ت َ ْعلَ َُم ف‬ َْ ِ‫بِ َما َجزَ اءَ أ َ ْعيُنَ قُ َّرةَِ م‬
‫يَ ْع َملُونََ كَانُوا‬

"Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdo’a kepada Rabb-nya dengan rasa
takut dan harap, dan mereka menafkah-kan sebagian dari rizki yang Kami berikan ke-pada mereka.
Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam
nikmat) yang menyedapkan pandangan mata, sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka
kerjakan." [As-Sajdah/32: 16-17]

Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, "Yang dimaksud dengan apa yang mereka lakukan adalah
shalat malam dan meninggalkan tidur serta berbaring di atas tempat tidur yang empuk."[6]

Al-'Allamah Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, "Cobalah renungkan bagaimana Allah


membalas shalat malam yang mereka lakukan secara sembunyi dengan balasan yang Ia
sembunyikan bagi mereka, yakni yang tidak diketahui oleh semua jiwa. Juga bagaimana Allah
membalas rasa gelisah, takut dan gundah gulana mereka di atas tempat tidur saat bangun untuk
melakukan shalat malam dengan kesenangan jiwa di dalam Surga."[7]

Dari Asma' binti Yazid Radhiyallahu anha, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:

ْ ‫ص ْوتَ فَنَا َدى ُمنَادَ َجا ََء‬


َ ََ‫ال ِقيَا َم َِة يَ ْو ََم َواْآلخِ ِريْنََ اْْل َ َّو ِليْن‬،
‫للاُ َج َم ََع ِإ َذَا‬ ْ ‫سيَ ْعلَ َُم‬
َُ ‫ال َخلَئ‬:
َ ِ‫ِق يَ ْس َم َُع ب‬ َُ ‫ن ا َ ْليَ ْو ََم ْال َج ْم َِع أ َ ْه‬
َ ‫ل‬ َْ ‫بِ ْالك ََر َِم أ َ ْولَى َم‬، ‫يَ ْر ِج َُع ث ََُّم‬
َّ
‫فَيُنَادِي‬: ‫جنُ ْوبُ ُه َْم تَت َ َجافَى( كاَنَتَْ ال ِذيْنََ ِليَقُ ََم‬ َُ ) ََ‫قَ ِليْلَ َو ُه َْم فَيَقُ ْو ُم ْون‬.

"Bila Allah mengumpulkan semua manusia dari yang pertama hingga yang terakhir pada hari Kiamat
kelak, maka datang sang penyeru lalu memanggil dengan suara yang terdengar oleh semua makhluk,
'Hari ini semua yang berkumpul akan tahu siapa yang pantas mendapatkan kemuliaan!' Kemudian
penyeru itu kembali seraya berkata, 'Hendaknya orang-orang yang 'lambungnya jauh dari tempat
tidur' bangkit, lalu mereka bangkit, sedang jumlah mereka sedikit."[8]

Di antara ayat-ayat yang memuji orang-orang yang selalu melakukan shalat malam adalah firman
Allah:

َ‫ل آنَا ََء قَانِتَ ه ََُو أ َ َّم ْن‬


َِ ‫اجدا اللَّ ْي‬
ِ ‫س‬َ ‫َر ِب َِه َرحْ َم َةَ َو َي ْر ُجو ْاآلخِ َرَة َ َيحْ ذَ َُر َوقَائِما‬

"(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah di waktu
malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (adzab) akhirat dan mengharapkan rahmat
Rabb-nya?..." [Az-Zumar/39: 9].

ُ ‫س َواءَ لَ ْي‬
‫سوا‬ َْ ِ‫ل م‬
َ ۖ‫ن‬ َِ ‫ت َيتْلُونََ قَائِ َمةَ أ ُ َّمةَ ْال ِكت َا‬
َِ ‫ب أ َ ْه‬ َِ ‫َي ْس ُجدُونََ َو ُه َْم اللَّ ْي‬
ََِّ ‫ل آنَا ََء‬
َِ ‫ّللا آ َيا‬

"Mereka itu tidak sama, di antara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus, mereka membaca
ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud (shalat)." [Ali
‘Imraan/3: 113]

ََ‫ِر ِب ِه َْم َي ِبيتُونََ َوالَّذِين‬


ََ ‫سجَّدا ل‬
ُ ‫َوقِ َياما‬
"Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Rabb mereka." [Al-
Furqaan/25: 64]

َْ ِ‫س ُجو َِد أَث َ َِر م‬


َ‫ن ُو ُجو ِه ِه َْم فِي سِي َما ُه ْم‬ ُّ ‫ال‬

"Tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud...." [Al-Fat-h/48: 29]

ََ‫صابِ ِرين‬ َّ ‫ار َو ْال ُم ْست َ ْغف ِِرينََ َو ْال ُم ْن ِفقِينََ َو ْالقَانِتِينََ َوال‬
َّ ‫صا ِدقِينََ ال‬ َِ ‫بِ ْاْل َ ْس َح‬

"(Yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan
Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur." [Ali-'Imran/3: 17].

Dan lain sebagainya dari ayat-ayat al-Qur-an.

Saya katakan, "Barangsiapa yang menginginkan pengetahuan yang bermanfaat dan faidah yang
banyak, hendaknya menelaah penafsiran ayat-ayat ini dalam kitab-kitab tafsir, karena di sana
terdapat manfaat dan faidah yang amat besar. Saya sengaja tidak memaparkannya di sini, semata
karena komitmen saya untuk membahas secara ringkas dan tidak mendalam."

Hadits-Hadits Tentang Keutamaan Shalat Malam Dan Anjurannya:


Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa menganjurkan kepada para Sahabatnya untuk
melakukan shalat malam dan membaca al-Qur-an di dalamnya. Hadits-hadits yang mengungkapkan
tentang hal ini sangat banyak untuk dapat dihitung. Namun kami hanya akan menyinggung
sebagiannya saja, berikut panda-ngan para ulama sekitar masalah ini.

Abu Hurairah Radhiyallahu anhu berkata, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

َ ‫صلََةِ أ َ ْف‬
َ‫ض ُل‬ َّ ‫صلَةَِ بَ ْع ََد ال‬
َ ‫ض َِة‬ ْ ُ ‫صلََة‬
َ ‫ال َم ْف ُر ْو‬، َِ ‫اللَّ ْي‬.
َ ‫ل‬

"Shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat yang dilakukan di malam hari."[9]

Al-Bukhari rahimahullah berkata: "Bab Keutamaan Shalat Malam." Selanjutnya ia membawakan


hadits dengan sanadnya yang sampai kepada Ibnu 'Umar Radhiyallahu anhuma, bahwa ia berkata:
"Seseorang di masa hidup Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila bermimpi
menceritakannya kepada beliau. Maka aku pun berharap dapat bermimpi agar aku ceritakan kepada
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Saat aku muda aku tidur di dalam masjid lalu aku bermimpi
seakan dua Malaikat membawaku ke Neraka. Ternyata Neraka itu berupa sumur yang dibangun dari
batu dan memiliki dua tanduk. Di dalamnya terdapat orang-orang yang aku kenal. Aku pun ber ucap,
'Aku berlindung kepada Allah dari Neraka!' Ibnu 'Umar melanjutkan ceritanya, 'Malaikat yang lain
menemuiku seraya berkata, 'Jangan takut!' Akhirnya aku ceritakan mimpiku kepada Hafshah dan ia
menceritakannya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu beliau bersabda:

َُ ‫الر ُج‬
َ‫ل نِ ْع َم‬ َ َِ‫للا‬، ‫صلِي ََكانََ لَ َْو‬
َّ ‫ع ْب َُد‬ َِ ‫اللَّ ْي‬.
َ ُ‫ل مِنََ ي‬
'Sebaik-baik hamba adalah ‘Abdullah seandainya ia melakukan shalat pada sebagian malam.'

Akhirnya 'Abdullah tidak pernah tidur di malam hari kecuali hanya beberapa saat saja."[10]

Ibnu Hajar berkata: "Yang menjadi dalil dari masalah ini adalah sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam: 'Sebaik-baik hamba adalah 'Abdullah seandainya ia melakukan shalat pada sebagian malam.'
Kalimat ini mengindikasikan bahwa orang yang melakukan shalat malam adalah orang yang
baik."[11]

Ia berkata lagi, "Hadits ini menunjukkan bahwa shalat malam bisa menjauhkan orang dari
adzab."[12]

‘Aisyah Radhiyallahu anhuma berkata: "Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu melakukan
shalat malam hingga kedua telapak kakinya pecah-pecah."[13]

Abu Hurairah Radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

َ‫طانَُ يَ ْع ِق ُد‬َ ‫ش ْي‬ َّ ‫علَى ال‬ َ ‫س قَافِيَ َِة‬ َ ِ ْ‫َام ه ََُو إِذَا أ َ َح ِد ُك َْم َرأ‬ ََ َ‫عقَدَ ثَل‬
ََ ‫ث ن‬ ُ َُ‫ل يَض ِْرب‬ ََّ ُ‫ع ْق َدةَ ك‬ُ : ََ‫علَيْك‬ َ َ‫ط ِويْلَ لَيْل‬ َ ‫ارقُ َْد‬
ْ َ‫ن !ف‬َِ ِ ‫ظ فَإ‬ ََ ‫اِ ْن َحلَّتَْ للاََ فَذَك‬
ََ َ‫َر ا ْست َ ْيق‬
َ‫ع ْق َدة‬ُ ،‫ن‬ َْ ِ ‫ضَأ َ فَإ‬
َّ ‫ع ْق َدةَ اِ ْن َحلَّتَْ ت ََو‬
ُ ،‫ن‬ َْ ِ ‫صلَّى فَإ‬ َ َْ‫ع ْق َدةَ اِ ْن َحلَّت‬
ُ ،‫ح‬ ْ َ ‫ب نَ ِشيْطا فَأ‬
ََ َ‫صب‬ ََ ِ‫طي‬ َ ‫س‬ َ ِ ‫النَّ ْف‬، َّ‫ل‬
َ ِ‫ح َوإ‬
ََ َ‫صب‬ْ َ ‫ْث أ‬
ََ ‫س َخبِي‬ َ ِ ‫ َك ْسلَنََ النَّ ْف‬.

"Syaitan mengikat di pangkal kepala seseorang darimu saat ia tidur dengan tiga ikatan yang pada
masing-masingnya tertulis, 'Malammu sangat panjang, maka tidurlah!' Bila ia bangun lalu berdzikir
kepada Allah, maka satu ikatan lepas, bila ia berwudhu’ satu ikatan lagi lepas dan bila ia shalat satu
ikatan lagi lepas. Maka di pagi hari ia dalam keadaan semangat dengan jiwa yang baik. Namun jika ia
tidak melakukan hal itu, maka di pagi hari jiwanya kotor dan ia menjadi malas."[14]

Ibnu Hajar berkata: "Apa yang terungkap dengan jelas dalam hadits ini adalah, bahwa shalat malam
memiliki hikmah untuk kebaikan jiwa walaupun hal itu tidak dibayangkan oleh orang yang
melakukannya, dan demikian juga sebaliknya. Inilah yang diisyaratkan Allah dalam firman-Nya:

َِ ‫ِي اللَّ ْي‬


َ‫ل نَا ِشئ َ َةَ ِإ َّن‬ ْ ‫قِيلَ َوَأ َ ْق َو َُم َو‬
َ َ ‫طئا أ‬
ََ ‫ش َُّد ه‬

"Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyu') dan bacaan di waktu itu
lebih terkesan." [Al-Muzzammil/73: 6]

Sebagian ulama menarik kesimpulan dari hadits ini bahwa orang yang melakukan shalat malam lalu
ia tidur lagi, maka syaitan tidak akan kembali untuk mengikat dengan beberapa ikatan seperti
semula."[15]

Abu Hurairah Radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

َ ‫ام أ َ ْف‬
َ‫ض ُل‬ َِ َ‫الصي‬
ِ ‫ضانََ بَ ْعـ ََد‬ َ ِ‫للا‬
َ ‫ش ْه َُر َر َم‬ ْ ‫ل‬
َ ‫ال ُم َح َّر َُم‬، َ ‫صلََةِ َوأ َ ْف‬
َُ ‫ض‬ َ ‫صلََة ُ ْالف َِر ْي‬
َّ ‫ض َِة بَ ْع ََد ال‬ َِ ‫اللَّ ْي‬.
َ ‫ل‬

"Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah (berpuasa pada) bulan Allah yang mulia
(Muharram) dan shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam."[16]
An-Nawawi rahimahullah berkata: "Hadits ini menjadi dalil bagi kesepakatan ulama bahwa shalat
sunnah di malam hari adalah lebih baik daripada shalat sunnah di siang hari."[17]

Ath-Thibi berkata: "Demi hidupku, sungguh, seandainya tidak ada keutamaan dalam melakukan
shalat Tahajjud selain pada firman Allah:

َِ ‫سىَ لَكََ نَافِلَةَ بِ َِه فَت َ َه َّج َْد اللَّ ْي‬


ََ‫ل َومِ ن‬ َ ‫ع‬ َْ َ ‫َمحْ ُمودا َمقَاما َربُّكََ يَ ْب َعثَكََ أ‬
َ ‫ن‬

"Dan pada sebagian malam hari bershalat ta-hajjudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan
bagimu; mudah-mudahan Rabb-mu mengang-katmu ke tempat yang terpuji." [Al-Israa’/17: 79]

Dan juga firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

َ َ‫ن ُجنُوبُ ُه َْم تَت َ َجاف‬


‫ى‬ َِ ‫ع‬
َ ‫اج َِع‬
ِ ‫ض‬َ ‫ط َمعا خ َْوفا َربَّ ُه َْم يَ ْدعُونََ ْال َم‬
َ ‫ل يُ ْن ِفقُونََ َرزَ ْقنَا ُه َْم َومِ َّما َو‬
َ َ َ‫ِي َما نَ ْفسَ ت َ ْعلَ َُم ف‬ َْ ُ ‫ن لَ ُه َْم أ‬
ََ ‫خف‬ َْ ِ‫بِ َما َجزَ اءَ أ َ ْعيُنَ قُ َّرةَِ م‬
‫يَ ْع َملُونََ كَانُوا‬

"Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdo’a kepada Rabb-nya dengan rasa
takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebagian dari rizki yang Kami berikan kepada mereka.
Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu (bermacam-macam
nikmat) yang menyedapkan pandangan mata..." [As-Sajdah/32: 16-17].

Juga ayat-ayat yang lainnya, maka hal itu sudah cukup menjadi bukti keistimewaan shalat ini."[18]

Dari 'Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash Radhiyallahu anhuma ia menuturkan, bahwa Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

َُّ‫صلَةَِ أ َ َحب‬ َ ‫ َد ُاو ََد‬، َُّ‫ام َوأ َ َحب‬


َّ ‫صلََة ُ للاَِ إِلَى ال‬ ِ ‫للاِ إِلَى‬
َِ َ‫الصي‬ ِ ‫ َد ُاو ََد‬: ََ‫ف يَنَا َُم كاَن‬
َ ‫صيَا َُم‬ ََ ‫ص‬ َِ ‫س َهُ َويَنَا َُم ثُلُث َ َهُ َويَقُ ْو َُم اللَّ ْي‬
ْ ِ‫ل ن‬ َ ‫س ُد‬ ُ َ‫َويُ ْفطِ َُر يَ ْوما َوي‬
ُ ، ‫ص ْو َُم‬
‫يَ ْوما‬.

"Shalat yang paling dicintai Allah adalah shalat Nabi Dawud Alaihissallam dan puasa yang paling
dicintai Allah juga puasa Nabi Dawud Alaihissallam. Beliau tidur setengah malam, bangun sepertiga
malam dan tidur lagi seperenam malam serta berpuasa sehari dan berbuka sehari."[19]

Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata: "Al-Mahlabi mengatakan Nabi Dawud Alaihissallam
mengistirahatkan dirinya dengan tidur pada awal malam lalu ia bangun pada waktu di mana Allah
menyeru, 'Adakah orang yang meminta?, niscaya akan Aku berikan permintaannya!' lalu ia
meneruskan lagi tidurnya pada malam yang tersisa sekedar untuk dapat beristirahat dari lelahnya
melakukan shalat Tahajjud. Tidur terakhir inilah yang dilakukan pada waktu Sahur. Metode seperti
ini lebih dicintai Allah karena bersikap sayang terhadap jiwa yang dikhawatirkan akan merasa bosan
(jika dibebani dengan beban yang berat,-ed) dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah
bersabda:

ََ َ‫ل‬
َ‫للا ِإ َّن‬ َُّ ‫ت َ َملُّ ْوا َحتَّى َي َم‬.
َ ‫ل‬
'Sesungguhnya Allah tidak akan pernah merasa bosan sampai kalian sendiri yang akan merasa
bosan.'

Allah Subhanahu wa Ta’ala ingin selalu melimpahkan karunia-Nya dan memberikan kebaikan-
Nya."[20]

Dari Jabir bin 'Abdillah Radhiyallahu anhu ia berkata, aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:

َِ ‫عـةَ اللَّ ْي‬


َ‫ل فِي ِإ َّن‬ َ َ‫ل‬، َ‫ل‬
َ ‫سا‬ َُ َ ‫ن َخيْرا للاََ يَ ْسأ‬
َ ‫ل ُم ْسلِمَ َر ُجـلَ ي َُوافِقُ َها‬ َْ ِ‫لَّ َواْآلخِ َرةَِ ال ُّد ْنيَا أ َ ْم َِر م‬ َ ‫إِيَّاَهُ َأ َ ْع‬، ََ‫ل َوذَلِك‬
َ ِ‫طاَهُ إ‬ ََّ ‫لَ ْيلَةَ ُك‬.

"Sesungguhnya di malam hari terdapat waktu tertentu, yang bila seorang muslim memohon kepada
Allah dari kebaikan dunia dan akhirat pada waktu itu, maka Allah pasti akan memberikan kepadanya,
dan hal tersebut ada di setiap malam."[21]

An-Nawawi rahimahullah berkata, "Hadits ini menetapkan adanya waktu dikabulkannya do’a pada
setiap malam, dan mengandung dorongan untuk selalu berdo’a di sepanjang waktu malam, agar
mendapatkan waktu itu."[22]

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia menuturkan, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:

َ‫للاُ َرحِ َم‬


َ َ‫ر ُجـل‬، ََ َ‫ل مِ نََ ق‬
َ ‫ام‬ َِ ‫صلَّى اللَّ ْي‬
َ َ‫ف‬، ‫ظ‬ ََ َ‫صلَّتَْ اِ ْم َرأَت َ َهُ َوأ َ ْيق‬ َْ ِ ‫ح أَبَتَْ فَإ‬
َ َ‫ف‬، ‫ن‬ ََ ‫ض‬
َ َ‫ي ن‬ ْ ‫للاُ َو َرحِ ََم‬
َْ ِ‫ال َما ََء َوجْ ِه َها ف‬، َ َ‫اِ ْم َرأَة‬، َْ‫ل مِ نََ قَا َمت‬
َِ ‫صلَّتَْ اللَّ ْي‬
َ َ‫ف‬، ‫ََو‬
َ َ َ ْ َ
َ ِ ‫ض َحتَْ أبَى فَإ‬
َْ‫زَ ْو َج َها أ ْيقظت‬، ‫ن‬ َ َ‫ي ن‬َْ ِ‫ال َما ََء َوجْ ِه َِه ف‬. ْ

"Semoga Allah merahmati seorang suami yang bangun di waktu malam lalu shalat dan ia pun
membangunkan isterinya lalu sang istri juga shalat. Bila istri tidak mau bangun ia percikkan air ke
wajahnya. Semoga Allah merahmati seorang isteri yang bangun di waktu malam lalu ia shalat dan ia
pun membangunkan suaminya. Bila si suami enggan untuk bangun ia pun memercikkan air ke
wajahnya."[23]

Dari Abu Sa'id al-Khudri Radhiyallahu anhu ia menuturkan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:

َِ ‫ظ اللَّ ْي‬
ََ َ‫ل مِ نََ ا ْست َ ْيق‬
َ‫ظ َم ِن‬ ََ َ‫صلَّيَا أ َ ْهلَ َهُ َوأ َ ْيق‬ َِ ‫ َجمِ يْعا َر ْك َعتَي‬، ‫للا الذَّاك ِِريْنََ مِ نََ ُكتِبَا‬
َ َ‫ْن ف‬ َِ ‫والذَّاك َِرا‬.
ََ ‫ت َكثِيْرا‬ َ

"Barangsiapa yang bangun di waktu malam dan ia pun membangunkan isterinya lalu mereka shalat
bersama dua raka'at, maka keduanya akan dicatat termasuk kaum laki-laki dan wanita yang banyak
berdzikir kepada Allah."[24]

Al-Munawi berkata, "Hadits ini seperti dikemukakan oleh ath-Thibi menunjukkan bahwa orang yang
mendapatkan kebaikan seyogyanya menginginkan untuk orang lain apa yang ia inginkan untuk
dirinya berupa kebaikan, lalu ia pun memberikan kepada yang terdekat terlebih dahulu."[25]

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu ia menuturkan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:

َ‫ِض للاََ ِإ َّن‬ َ ‫ َج َّواظَ َج ْع‬، َ‫صحَّاب‬


ََّ ‫ظ ِريَ ُك‬
َُ ‫ل يُ ْبغ‬ َ ‫ق فِي‬ َِ ‫بِاللَّ ْي‬، َ‫ار حِ َمار‬
َِ ‫اْْلَس َْوا‬، َ‫ل ِج ْيفَة‬ َ ‫اْآلخِ َرةَِ بِأ َ ْم َِر َجاهِلَ ال ُّد ْنيَا بِأ َ ْم َِر‬.
َِ ‫بِالنَّ َه‬، َ‫عالِم‬

"Sesungguhnya Allah membenci setiap orang yang perilakunya kasar, sombong, tukang makan dan
minum serta suka berteriak di pasar. Ia seperti bangkai di malam hari dan keledai di siang hari. Dia
hanya tahu persoalan dunia tapi buta terhadap urusan akhirat.'"[26]

Anda mungkin juga menyukai