PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tuhan menciptakan manusia dengan sangat sempurnanya baik laki-laki maupun
perempuan. Lengkap dengan segala sesuatunya seperti mata, hidung, tangan, mulut, kepala
hingga kaki. Tidak luput juga, Tuhan menciptakan alat kelamin bagi laki-laki dan perempuan.
Tuhan menciptakan segala sesuatunya dengan baik agar manusia bisa selalu beribadah dan
bersyukur kepadanya. Bahkan semua system endokrin juga diciptakan agar bisa mengatur tubuh
kita yang semata-mata untuk beribadah kepada-Nya. Dalam makalah ini, akan dibahas segala hal
tentang system endokrin hormon tyroid secara umum dan fisiologi serta patologis pada hormon
Tyroid.
Tujuan
Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi serangkaian tugas dari case
"explanary case”. Selain itu juga untuk menambah ilmu pengetahuan, dan sebagai media untuk
belajar bagi yang membacanya.
1
Case II
Part 1
Ny.Tina berumur 57 tahun datang ke RS dengan keluhan benjolan pada leher yang
dirasakan semakin membesar sejak 3 bulan terakhir. Benjolan telah disadarinya sejak 20 tahun
terakhir namun selama ini hanya berukuran sebesar telur puyuh, tidak nyeri dan tidak
menyebabkan keluhan sehingga pasien tidak pernah memeriksanya. Dalam 3 bulan terakhir lama
kelamaan benjolan dirasakan semakin membesar meskipun tidak nyeri sehingga menyebabkan
suara pasien mulai serak bahkan hilang, sesak nafas mulai dirasakan sejak 3 minggu SMRS, sulit
menelan sehingga tidak bisa minum dan makan, tidak demam, sering gemetaran tidak ada, mata
melotot tidak ada, jantung berdebar tidak ada, berkeringat banyak tidak ada dan BAB dan BAK
tidak ada keluhan.
- Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit dan keluhan serupa
Riwayat Sosial-Ekonomi
- Tidak ada tetangga pasien atau orang-orang yang tinggal satu daerah dengan penyakit
yang sama.
2
Part 2
PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen
Inspeksi : flat
Palpasi : supel, hepar/lien tidak teraba, nyeri tekan (-)
Perkusi : timpani di seluruh lapangan abdomen
Auskultasi : bising usus (+) normal
Ekstremitas
Edema : superior (-/-), inferior (-/-)
Sensorik : superior (+/+), inferior (+/+)
3
Motorik : superior (5/5), inferior (5/5)
Tremor halus jari-jari tidak ada
Hangat dan lembab telapak tangan tidak ada
Status lokalis
Regio colli anterior dextra :
Inspeksi : tampak benjolan di regio colli anterior dextra berukuran 10 cm x 5 cm,
warna kulit sama dengan sekitarnya, massa tidak ikut bergerak saat
menelan
Palpasi : tumor berbatas tegas, soliter, permukaan tidak rata, konsistensi padat
dan keras, terfiksir dengan jaringan dibawahnya, tidak ada nyeri tekan.
Auskultasi : Bruit (-)
Part 3
PEMERIKSAAN PENUNJANG
4
Part 4
Akhirnya dr.SpPD mendiagnosis Ny.Tina menderita tumor tiroid suspect ganas. Kemudian
dilakukan pemeriksaan untuk memastikan diagnosis dan dikonsulkan ke departemen bedah untuk
dilakukan operasi dan terapi selanjutnya.
5
LEARNING PROGRESS REPORT
1. TERMINOLOGY
Exoftalmus : suatu keadaan dimana sklera bagian atas nampak pada saat
inspeksi.
Vesikuler : Terdiri dari atau berhubungan badan kecil seperti kantung
Wheezing : Suara bersuit yang dibuat dalam bernafas
Ronkhi : suara yang terjadi akibat penyumbatan pada bronkus
Gallop : Kelainan irama jantung seperti langkah kuda
Murmur : Suara auskultasi, terutama suara periodik yang berlangsung
singkat yang berasal dari jantung atau pembuluh darah
Mikrokalsifikasi
Struma solid
2. PROBLEMS
1. Apa yang menyebabkan benjolan terjadi?
2. Bagaimana ukuran, posisi dan konsistensinya?
3. Organ apa saja yang terganggu karena benjolan tersebut?
4. Apakah ada perdarahan atau tidak?
5. Apakah ada nyeri atau tidak?
6. Apakah ada gangguan menelan atau tidak?
7. Apakah ada gangguan nafas atau tidak?
8. Mengapa benjolan tersebut membesar lebih cepat pada 3 bulan terakhir?
3. HIPOTESIS
1. Tumor tiroid jinak
2. Tumor tiroid ganas
3. Hipertiroid (grave)
4. Hipotiroid
5. Tiroid subakut
6
6. Goiter multinodular
4. MEKANISME
Hipotesis :
Ny. Tina, 57
tahun 1.Tumor thyroid jinak
Pemeriksaan fisik
2.Tumor thyroid ganas
KU : benjolan pada leher, 3. Hyperthyroid
membesar 3 bulan terakhir dan 4. Hypothyroid
tidak nyeri. 5.Thyroiditis sub akut Pemeriksaan
KT : suara serak, sesak napas, 6. Goiter multinodular penunjang
sulit menelan dan minum,
demam(-), tremor(-),
exoftalmus(-), jantung Riwayat Sosial-
berdebar(-), keringat banyak(- ekonomi :
), BAB/BAK tidak ada Tidak ada Diagnosis :
keluhan tetangga yg
mengalami hal Tumor thyroid
yg sama ganas,
merencanakan
untuk terapi
Riwayat Penyakit
Riwayat Penyakit Dahulu : Keluarga :
Radiasi pada leher(-) Tidak ada
keluarga yg
Hipertensi & DM(-) mempunyai
Pernah dirawat dg keluhan lain(-) penyakit yang
sama
7
5. LEARNING ISSUE & I DON’T KNOW
1. Kelenjar Tyroid
a. Anatomi
b. Histologi
c. Fisiologi
- Struktur hormon
- Metabolisme iodin
- Sintesis & sekresi hormon
- Transport metabolik
- Mekanisme kerja hormon tyroid di tingkat sel
d. Embriologi
2. Hypotyroid
a. Tyroiditis autoimun
b. Tyroiditis subakut
c. Hypotiroid sentral
d. Hypotyroid sepintas
e. Tiroiditis pasca partum
3. Hypertyroid
a. Toksik goiter difusa
b. Toksik adenoma
c. Toksik goiter multinodular
d. Tiroiditis subakut
e. Fase hypertyroid pada tyroiditis
f. Tiroksikosis factitia
4. Tumor tyroid suspect ganas
5. Pemeriksaan penunjang
6. Penatalaksanaan tumor tyroid suspect ganas
a. Farmako
b. Non farmako
7. Interpretasi kasus
8
BAB II
I DON’T KNOW (PEMBAHASAN)
(sumber :histology dasar teks dan atlas luiz carlos junqueira edisi 10 hal: 407-409)
Kelenjar thyroid yang terletak didaerah servikal anterior terhadap laring terdiri dari atas
dua lobus yang dihubungkan oleh suatu isthmus. (Junqueira, L. Histologi Dasar. Edisi 10. Jakarta :
EGC, 2007)
(sumber: http://bigworld027.files.wordpress.com/2009/02/anatomi-kelenjar-
tiroid2.jpg?w=320&h=352)
9
Jaringan tiroid terdiri atas ribuan folikel yang mengandung bulatan berepitel
selapis dengan lumen berisikan suatu substansi gelatinosa yang disebut koloid.
(Junqueira, L. Histologi Dasar. Edisi 10. Jakarta : EGC, 2007)
(Sumber : http://www.histology-
world.com/photoalbum/albums/userpics/normal_parathyroidandthyroidgland.jpg)
Sel folikel berbentuk gepeng sampai silindris dan folikel mempunyai diameter
yang sangat bervariasi. (Junqueira, L. Histologi Dasar. Edisi 10. Jakarta : EGC, 2007)
10
Gambar 3. Sel Folikel Thyroid
(Sumber : http://www.pathguy.com/sol/11755.jpg)
11
Gambar 4. Morfologi Folikel Thyroid
(Sumber:http://missinglink.ucsf.edu/lm/IDS_106_Endocrine/Assets/Histology_Images/456nlthyr
oidmp.JPG)
12
180 nm) sel ini berfungsi membuat dan menyekresikan kalsitonin yakni suatu hormone
yang oengaruh utamanya adalah penurunan kadar kalsium darah dengan cara
menghambat resorpsi tulang.sekresi kalsitonin dipacu oleh peningkatan kadar kalsium
darah. (Junqueira, L. Histologi Dasar. Edisi 10. Jakarta : EGC, 2007)
(Sumber:http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTsjn7uAUPnl5Wc_-zximjcY_1zziVkaV-
UAQA5LeN3MKS_ADx4&t=1)
13
2.2. ANATOMI KELENJAR TYROID
(Sumber:http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQiC1VGBE1L2YLWLZnhpr3-
0eBL2VvydjaEeLayX0L00sFBrq5n&t=1)
Glandula thyroidea terdiri atas lobus kanan dan kiri yang dihubungkan oleh
isthmus yang sempit. Kelenjar ini merupakan kelenjar vascular yang dibungkus oleh
selubung yang berasal dari lamina pretrachealis fasciae frofundae,selubung ini
melekatkan glandula pada larynx dan trachea.setiap lobus berbentuk seperti buah alpukat
dengan apexnya menghadap ke atas sampai linea aoblique cartilage thyroidea basisnya
terletak dibawah setinggi cincin trachea keempat atau ke lima.isthmus meluas melintasi
garis tengah di depan cincin trachea 2,3,4. Sering terdapat lobus pyramids ,yang
menonjol keatas dari isthmus, biasanya kesebelah kiri garis tengah. Sebuah pita fibrosa
atau muscular sering menghubungkan lobus pyramidalis dengan os hyoideum . bila pita
ini muscular disebut m.levator glandulae thyroidea. (Anatomi klinik Richard s snell edisi 6)
14
2.2.2 BATAS-BATAS LOBUS
(sumber: gambar 11-3 anatomi klinik Richard s snell edisi 6 hal: 689)
15
2.2.3. BATAS-BATAS ISTHMUS
Cabang terminal a.thyroidea superior beranastomisis sepanjang pinggir atas ismus. (Anatomi klinik
Richard s snell edisi 6)
(Sumber : gambar 11-3 anatomi klinik Richard s snell edisi 6 hal: 689)
2.2.4. VASKULARISASI
a. Arteri
16
- A.thyroidea superior,cabang dari a.carotis externa ,berjalan turun ke kutub atas setiap
lobus, bersama dengan n.laryngeus externus
(Sumber : Putz, R. atlas anatomi manusia Sobotta. Edisi 22 , 2007.Gambar 218 hal 121)
17
Gambar 10. Vaskularisasi Regio Prevertebralis
- A.thyroidea ima, bila ada dapat merupakan cabang dari a.brachiocephalica atau arcus
aortae. Berjalan keatas didepan trachea menuju isthmus.
(Anatomi klinik Richard s snell edisi 6)
18
Gambar 11. Vaskularisasi
b. Vena
19
2.2.5. ALIRAN LIMFE
Cairan limfe dari glandula thyroidea terutama mengalir ke lateral kedalam nodi
lymphoidea cervicales profundi.beberapa pembuluh limfe berjalan turun ke nodi lymphoidei
paratrachales.
Kelenjar tiroid muncul sebagai suatu prolifersi epitel di dsar faring antara tuberkulum
impar dan kopula di suatu titik yg kmudian mnjdi foramen sekum. Selanjutnya tiroid turun di
depan usus faring sbg suatu divertikulum berlobus dua, selama migrasi ini tiroid tetap
20
berhub.dengan lidah melalui sebuah saluran sempit duktus triglosus. (Embriologi Kedokteran
Langman edisi 10 tahun 2010)
Selanjutnya kelenjar tiroid turun di depan os hioideum dan kartilago laring ,Tiroid
mencapai posisi tetapnya didepan trakea pd minggu ke 7.dan telah memiliki sebuah ismus kecil
21
dan lobus lateral.Tiroid mulai tampak folikel yg mengandung koloid pd akhir bulan ke 3.
(Embriologi Kedokteran Langman edisi 10 tahun 2010)
22
Gambar 15. Efek Defisiensi Iodida
23
Gambar 16. Pengaturan Sekresi Hormon
c. Efek Wolff-Chaikoff
Disebabkan oleh inhibisi dari pembangkitan H2O2 oleh kandungan I-
intratiroidal yang tinggi, efeknya hanya sementara dan bahwa kelenjar tiroid yang
normal itu lolos dari efek I-. Dengan penurunan dari iodida intratiroidal akan
24
berlangsungnya hormogenesis. Jika kelenjar ini tidak mampu untuk melakukan
adaptasi, akan terjadi tiroiditis autoimun. (GreenSpan, S. Endokrinologi Dasar dan
Klinik. Edisi 4. Jakarta : EGC, 2000)
25
tinggi dalam serum, albumin membawa sekitar 15% dari T4 dan T3 sirkulasi.
Angka disosiasinya yang tinggi dari T4 dan T3 dari albumin membuat karier ini
suatu sumber utama dari hormon bebas bagi jaringan.
(Sherwood, Lauralee,Fisiologi manusia.Edisi 2. Tahun 2001)
Dipihak lain iodium yang diperlukan untuk sintesis hormon tiroid, harus
diperoleh dari makanan. Pembentukan, penyimpanan, dan sekresi hormon tiroid
terdiri dari langkah-langkah berikut :
26
satu DIT menghasilkan triiodotironin atau T3. Penggabungan tidak terjadi
antara dua molekul MIT.
Didalam koloid hormon tiroid tidak menyebar secara bebas tetapi berikatan
dengan molekul protein, dimana protein sendiri tidak mudah mudah untuk dicerna.
Bersama koloid, protein akan difagositosis oleh membran plasma sel. Kemudian koloid
dalam membran bersatu dengan lisosom. Dimana enzim dari lisosom akan memisahkan
antara T3 dan T4 dengan MIT dan DIT. T3 dan T4 ini merupakan hormon inti, yang
merupakan hormon lipofilik sehingga mudah melewati membran dan kemudian masuk
kealiran darah. Sedangkat MIT dan DIT digunakan untuk daur ulang pembentukan
hormon tiroid.
Sekitar 90% produk sekretorik dari kelenjar tiroid adalah T4, tetapi T3 memiliki
aktivitas biologis sekitar 4 kali lebih poten daripada T4. Sehingga T4 yang disekresikan
diubah menjadi T3, melalui proses pengeluaran satu iodium di hati dan di ginjal.
27
2.4.4. MEKANISME UMPAN BALIK SEKRESI TIROID
(Sumber : http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.edyoune)
Thyroid-stimulating hormone (TSH), hormon tropik tiroid dari hipofisis anterior, adalah
regulator terpenting bagi sekresi hormon tiroid. Selain meningkatkan sekresi hormon tiroid, TSH
betanggung jawab untuk mempertahankan integritas struktural kelenjar tiroid. Tanpa adanya
TSH tiroid mengalami atrofi dan sekresi hormonnya berkurang. Sebaliknya, kelenjar ini
mengalami hipertrofi dan hiperplasia sebagai respons terhadap stimulasi TSH yang berlebihan.
Hormon tiroid, dengan mekanisme umpan-balik negatif, mematikan sekresi TSH, sementara
thyrotropin-releasing hormone (TRH) dari hipotalamus secara tropik menghidupkam sekresi
TSH oleh hipofisis anterior. Pada sumbu hipotalamus-hipofisis-tiroid, inhibisi terutama
berlangsung ditingkat hipofisis anterior. Seperti lengkung umpan-balik negatif lainnya, lengkung
antara hormon tiroid dan TSH cenderung mempertahankan stabilitas keluaran (sekresi) hormon
tiroid. (GreenSpan, S. Endokrinologi Dasar dan Klinik. Edisi 4. Tahun 2000)
28
2.8 AUTOIMUN TIROID
(sumber: Endokrinologi dasar dan klinik. S Greenspan edisi 4, tahun2000 ,hal 236)
29
2.5.1. EFEK FISIOLOGIS HORMON TIROID
1. Pertumbuhan fetus
Sistem TSH dan tiroid dan hipofisis anterior mulai berfungsi pada janin
manusia sekitar 11 minggu. Janin sebagian besar tergantung pada sekresi
tiroidnya sendiri. Tidak adanya hormon yang cukup menyebabkan lahirnya
bayi kreatin atau cebol.
2. Efek pada konsumsi oksigen, panas dan pembentukan radikal bebas
T3 meningkatkan konsumsi oksigen dan produksi panas sebagian melalui
stimulasi Na+, K+ ATPase dalam semua jaringan kecuali otak, lien dan testis.
Hal ini akan meningkatkan kecepatan metabolisme basal dan kepekaan
terhadap panas pada hipertiroidisme
3. Efek kardiovaskuar
T3 merangsang transkripsi dari rantai berat alfa miosin dan menghambat
rantai berat beta miosin, memperbaiki kontraktilitas otot jantung. T3 juga
meningkatkan transkripsi dari Ca 2+ ATPase dalam retikulum sarkoplasmi k,
meningkatka kontraksidiastolik jantung, mengubah isoform dari gen Na+ dan
K+ ATP ase gen dan meningkatkan reseptor adrenergik dan beta dan
konsentrasi protein G. Dengan demikian hormon tiroid mempunyai efek
inotropik dan kronotropik yang nyata pada hipertiroid dan kebalikannya pada
hipotiroid.
4. Efek simpatik
Hormon tiroid meningkatkan jumlah reseptor adregenik beta dalam otot
jantung dan otot skeletal, jaringan adiposa dan limfosit , dia juga menurunkan
30
reseptor andregenik alfa miakardial. Mereka dapat membesar aksi
katekolamin pada tempat pascareseptor, dengan demikian kepekaan terhadap
katekolamin meningkat dengan nyata pada hipertiroidisme dan terapi dengan
obat – obatan penyekat adregenik beta dapat sangat membantu dalam
mengendalikan takikardi dan aritmia.
5. Efek pulmonar
Hormon tiroid mempertahankan dorongan hipoksia dan hiperapne normal
pada pusat pernafasan. Pada hipertiroidisme berat, terjadi hipoventilasi,
kadang – kadang memerlukan ventilasi bantuan.
6. Efek hematopoetik
Peningkatan kebutuhan selular akan oksigen pada hipertiroidisme
menyebabkan peningkatan produksi eritropoietin dan peningkatan
eritropoesis. Namun, volume darah biasanya tidak meningkat karena
hemodilusi dan peningkatan penggantian eritrosit. Hormon tiroid
neningkatkan kandungan 2,3 difospogliserat eritrosit, memungkinkan
peningkatan disosiasi oksigen hemoglobin dan meningkatkan penyediaan
oksigen kepada jaringan , keadaan yang sebaliknya terjadi seperti pada
hipotiroidisme.
7. Efek gastroinstestinal
Hormon tiroid merangsang motilitas usus, yang adapat menimbulkan
peningkatan motilitas dan siare pada hipertiroidisme dan memperlambat
transit usus serta konstipasi pada hipotiroidisme. Hal ini juga menyumbang
pada timbulnya penurunan berat pada hipotiroid.
8. Efek skeletal
Hormon tiroid merangsang peningkatan penggantian tulang, meningkatkan
resopsi tulang dan hingga tingkat yang lebih kecil, pembentukan tulang.
Dengan demikan hipertiroidisme dapat menimbulkan osteopenia yang
bermakna dan pada kasus berat, hiperkalsemia sedang, hiperkalsuria, dan
peningkatan eskresi hidroksiprolin urn dan hubungan silang pyridinium.
9. Efek neuromuskular
31
Walaupun hormon tiroid merangsang peningkatan sisntesi dari banyak
protein struktural. Pada hipertiroidisme terdapat peningkatan pergantian
protein dan kehilangan jaringan otot, atau miopati. Hal inio dapat berkaitan
kreatinuria spontan. Peningkatan kecepatan reaksi dan relaksasi otot, secara
klinik diamati adanya hiperefleksia atau hipertiroidisme atau sebaliknya
hipertiroidisme. Hormon tiroid penting untuk perkembangan dan fungsi
normal dari susunan saraf pusat, dan hiperaktivitas pada hipertiroidisme serta
kelambanan pada hipotiroidisme dapat mencolok.
Hormon tiroid meningkatkan pergantian metabolik dari banyak hormon dan obat-
obatan farmakologi. contohnya, waktu paruh dari kortisol adalah sekitar 100 menit pada
orang normal, sekitar 50 menit pada hipertiroid , sekitar 150 menit pada pasien hipotiroid.
Kecepatan produksi kortisol akan meningkat pada pasien hipertiroid, dengan fungsi
adrenal normal sehingga mempertahankan suatu kadar hrmon sirkulasi yang normal.
Namun pada pasien dengan insufisiensi adrenal, timbulnya hipertiroidisme atau terapi
hormon tiroid dari hipotiroidisme dapat mengungkapkan adanya penyakit adrenal.
32
Ovulasi dapat terganggu pada hipertiroidisme maupun hipotiroidisme, menimbulkan
infertilitas yang dapat dikoreksi dengan pemulihan keadaan eutiroid. Kadar prolaktin
dalam serum meningkat pada pasien hipotiroidisme, kemungkinan manifestasi dari
peningkatan pelepasan TRH hal ini akan kembali normal dengan terapi T4.
2.6. STRUMA
a. Klasifikasi
Struma dibagi menjadi toksik dan non-toksik
- Struma toksik dibagi menjadi :
1. Difusa
Contoh nya : graves
2. Nodusa
Contoh nya : tumor hipofisis
- Struma non-toksik dibagi menjadi :
1. Difusa
Contoh nya : goiter endemic
(Price, S. Patofisiologi. Edisi 6. Jakarta : EGC, 2006)
33
2.6.1. GOITER ENDEMIC
Pembesaran kelenjar tiroid dari stimulasi TSH, yang merupakan akibat dari
sintesis hormon tiroid yg tidak adekuat.
a. Etiologi
• Defisiensi iodin adalah asupan iodin yg kurang. Asupan iodin optimal pada orang
dewasa berkisar 150-300g/hari.
• Tiroiditis hashimoto
• Tiroiditis subakut yg menyebabkan pembesaran tiroid dengan nyeri tekan
b. Gambaran klinis
• Tanda dan gejala
Pembesaran tiroid yang dapat difus atau multinodular. Kelenjar dapat
relatif keras ttp seringkali sangat lunak, setelah jangka waktu tertentu, kelenjar ini jadi
lebih membesar, penderita juga dapat mengeluh gejala-gejala penekanan pada leher,
kusulitan menelan, kelumpuhan pita suara.
• Pemeriksaan laboratorium
Memperlihatkan tiroksin bebas rendah atau normal, kadar TSH normal.
Pada pasien dishormogenesis akibat sintesis iodoprotein abnormal, PBI meningkat
diluar proporsi terhadap serum T4, karena sekresi senyawa iodida organik non-
hormonal.
c. Terapi
Dengan pemberian hormon tiroid samapai TSH sempurna tertekan. Levotiroksin
dalam dosis 0,1-0,2mg/hari, akan menekan TSH hipofisis dan berakibat regresi lambat
goiter dan juga perbaikan hipotiroidisme
34
mengakibatkan goiter nodular toksik. Anggota keluarga yang lain harus di periksa
untuk mengawasi kemungkinan timbulnya goiter.
(Price, S. Patofisiologi. Edisi 6. Tahun 2006)
2.6.2. NODUSA
Contoh nya : neoplasma jinak (adenoma)
Neoplasma ganas (karsinoma) : Papilar
Medullar
Folikular
Anaplastik
Nodul tiroid dan kanker tiroid
1. Nodul tiroid jinak
Etiologi
tiroiditis fokal
goiter multi nodular
kista tiroid, paratiroid atau tiroglossal
agenesis lobus tiroid
hiperplasia sisa pasca radioiodin
(Price, S. Patofisiologi. Edisi 6. Jakarta : EGC, 2006)
2.7. PERBEDAAN LESI JINAK DAN GANAS
2.7.1. KEMUNGKINAN JINAK
Riwayat Penyakit : riwayat goiter jinak dalam keluarga. Tinggal di daerah
endemik goiter.
Karakteristik fisik : wanita lebih tua, nodul jinak, goiter multinodular.
Faktor-faktor dalam serum: autoantibodi antitiroid dengan titer tinggi.
Teknik scanning : nodul “panas”
Echo scan : kista murni
Biopsy : gambaran benigna pada pemeriksaan sitologi
Terapi levotiroksin 0,2mg/hari atau 3bln atau lebih : regresi
(GreenSpan, S. Endokrinologi Dasar dan Klinik. Edisi 4. Tahun 2000)
35
2.7.2. KEMUNGKINAN GANAS
Riwayat penyakit : riwayat penyakit keluarga adanya kanker medula tiroid. Sebelumnya
iridiasi terapeutik di leher atau kepala. Tumbuh nodul baru. Serak,
disfagia atau obstruksi.
Karakteristik fisik
o anak-anak, dewasa muda, laki-laki.
o nodul soliter, padat, nodul dominan,
o paralisis pita suara, limfonodus yang padat, metastasis jauh.
Teknik scanning : nodul “dingin”
Echo scan : padat atau semikistik
Biopsi jarum : maligna atau diduga maligna
Terapi levotiroksin 0,2mg/hari atau 3bln atau lebih : tidak ada regresi.
(GreenSpan, S. Endokrinologi Dasar dan Klinik. Edisi 4. Tahun 2000)
2.8. HIPOTIROID
(:http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/7/7c/Jaundice_in_newborn.jpg/190px-
Jaundice_in_newborn.jpg)
36
Gambar 19. Kelainan Tyroid
(http://images.detik.com/content/2010/04/13/770/gondok.jpg)
2.8.1. DEFINISI
Hipotiroidisme adalah suatu sindroma klinis akibat dari defisiensi hormon tiroid,
yang kemudian mengakibatkan proses perlambatan metabolik.
2.8.2. KLASIFIKASI
• Primer berasal dari kelenjar tiroid paling sering terjadi. Meliputi penyakit
Hashimoto tiroiditis (sejenis penyakit autoimmune) dan terapi radioiodine (RAI)
untuk merawat prmyakit hipotiroidisme.
37
• Tersier berasal dari hipotalamus terjadi ketika hipotalamus gagal
menghasilkanTRH yang cukup. Biasanya disebut juga disebut hypothalamic-
pituitary-axis hypothyroidism.
( http://en.wikipedia.org/wiki/Hypothyroidism )
2.8.3. ETIOLOGI
Primer :
1. Tiroiditis Hasimoto
2. Terapi iodin radioaktif untuk penyakit Graves
3. Tiroidektomi total pada penyakit Graves
4. Asupan iodida yang berlebihan
5. Tiroiditis subakut
6. Penyebab yang jarang :
- Defisiensi iodida
- Kelainan bawaan sintesis hormon tiroid
Sekunder
1. Hipopituitarisme karena adenoma hipofisis
2. Terapi ablasi hipofisis
Tersier disfungsi hipotalamus
(Greenstein, B. at a glance : sistem endokrin. Edisi 2. Tahun 2007)
a. Patogenesis
38
terhadap albumin ini bertanggung jawab terhadap terjadinya edema interstisial yang paling jelas
pada kulit dan otot. Penumpukan ini tidak berhubungan sintesis berlebih tapi berhubungan
dengan penurunan destruksi glikoaminoglikan.
http://www.scribd.com/doc/11489062/Asuhan-Keperawatan-hipotiroidisme
39
2.8.5. KOMPLIKASI-KOMPLIKASI HYPOTYROID
a. KOMA MIKSEDEMA
Diterapi secara operatif dan terapi penggantian tiroksin yang lebih cepat dapat di
tolerir
2.8.6. TERAPI
a. Terapi Hipotiroidisme
40
dipantau penting untuk mengukur darah puasa/sebelum mendapat dosis harian
hormon untuk mendapatkan data yang konsisten. Dosis levotiroksin dewasa :
berkisar 0,05-0,2 mg/hari.
(http://www.slideshare.net/haryudi/hipotiroid-presentation)
41
2.9. TIROTOKSIKOSIS DAN HIPERTIROIDISME
2.9.1. DEFINISI HIPERTIROIDISME
- Penyakit Graves
- Gondok multinoduler hiperfungsional
- Adenoma hiperfungsional
Sekunder
42
- Tiroiditis limfositik subakut
- Struma Ovari
(GreenSpan, S. Endokrinologi Dasar dan Klinik. Edisi 4. Tahun 2000)
Keringat berlebihan
Ketidaktoleranan panas
Pergerakan-pergerakan usus besar yang meningkat
Gemetaran
Kegelisahan; agitasi
Denyut jantung yang cepat
Kehilangan berat badan
Kelelahan
Konsentrasi yang berkurang
Aliran menstrual yang tidak teratur dan sedikit
(GreenSpan, S. Endokrinologi Dasar dan Klinik. Edisi 4. Tahun 2000)
43
b. Gambaran Klinis
Tingkat Definisi
3 Proptosis
44
4 Terkenanya otot-otot ekstraokular
5 Terkenanya kornea
6 Hilangnya penglihatan
Pemeriksaan Laboratorium
- T3 dapat disekresikan pada jumlah berlebih sebelum T4, jadi serum T4
dapat normal sementara T3 meningkat.
- Scan technetium dapat membantu bila dibutuhkan untuk memperlihatkan
ukuran kelenjar dan mendeteksi adanya nodul “panas” atau “dingin”.
- Ekografi dan CT scan orbita telah menunjukan adanya pembesaran otot
pada kebanyakan pasien dengan penyakit Graves.
(GreenSpan, S. Endokrinologi Dasar dan Klinik. Edisi 4. Tahun 2000)
c. Patogenesis
Beberapa faktor yang mendorong respons imun pada penyakit Graves ialah :
45
2.9.6. ADENOMA TOKSIK (PENYAKIT PLUMMER)
a. Patogenesis
c. Diagnosa
Pemeriksaan fisik menunjukan adanya nodul berbatas jelas pada satu sisi
dengan sangat sedikit jaringan tiroid pada sisi lain.
d. Penatalaksanaan
46
2.9.7. TIROTOKSIKOSIS FACTITIA
Gangguan psikoneurotik dimana tiroksin atau hormon tiroid dimakan dalam
jumlah berlebihan, biasanya untuk tujuan mengendalikan berat badan.
b. Penatalaksanaan
Kelainan ini terjadi pada pasien – pasien yang usia tua dengan goiter multinodular
yang lama. Oftalmopati sangatlah jarang. Klinis pasien menunjukan takikardi, kegagalan
jatung atau aritmia dan kadang – kadang penurunan berat badan, nervus dan tremor dan
kringat. Pemeriksaan fisik memperlihatkan goiter multinodular yang dapat kecil maupun
besar dan bahkan membesar sampai substernal. Pemeriksaan laboratorium menunjukan
TSH yang meningkat, dengan peningkatan kadar T3 serum yang sangat meningkat,
dengan peningkatan kadar T4 serum yang tidak terlaluu mencolok . scan radioiodin
menunjukan nodul fungsional multipel pada kelejar atau kadang – kadang penyebaran
iodin radioaktif yag tidak teratur dan bercak – bercak. (Ilmu penyakit dalam edisi 4 jilid ke III
hal 1971)
47
a. Patogenesis
b. Penatalaksanaan
Sulit utuk diobati, pada pasien hipertiroid diberikan dengan obat – obat antitiroid
diikuti dengan tiroidektomi subtotal tampaknya akan menjadi terapi pilihan, namun
pasien yang sudah tua biasanya tmengidap penyakit lain sehingga mempunyai resiko
tinggi untuk melakukan operasi. Nodul dihancurkan dengan Iodin, tetapi akan tetap ada
sehingga membutuhkan untuk terapi ulang.
(Sumber : http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.unifr.ch)
48
2.9.9. TIROIDITIS
- Klasifikasi Tiroiditis
49
keadaan-keadaan tertentu seperti mereka yang sebelumnya mempunyai
penyakit tiroid ( ca tiroid, tiroid hashimoto, struma multinoduler) atau adanya
supresi sistem imun, seperti pada orang tua, debilated, dan lebih – lebih pada
asien AIDS.
- Gejala klinis
Biasanya mengeluh rasa sakit hebat pada kelenjar tiroid, panas,
mengigildisfagia,, disfonia, sakit leher depan, nyeri tekan, adanya fluktuasi
dan eritema. Fungsi tiroid umumnya normal, sangat jarang trjadi
tiroktoksitosis atau hipotiroid. Jumlah leukosit dan LED meningkat, pada
skintigrafi didapatkan pada daerah supurlatif tidak menyerap iodium
radiokaktif . pasien harus segera dilakukan drainase dan aspirasi dari daerah
supurlatif dan diberikan antibiotik yang sesuai.
Pasien penyakit graves yang diterapi dengan iodium 5-10 hari kemudian. Keadaan
ini disebabkan terjadinya kerusakan dan nekrosis akibat tersebut. Rasa skit biasanya tidak
hebat dan membaik dalam beberapa hari.
Manipulasi kelenjar tiroid dengan memijat – mijat yag terlalu keras pada
pemeriksaan dokter atau oleh pasien sendiri dapat timbul tiroktoksikosis. Trauma ini
dapat juga terjadi akibat penggunaan sabuk pengaman mobil yang terlalu kencang.
50
2.9.10. TIROIDITIS SUBAKUT
a. Tiroiditis Subakut Dengan Rasa Sakit
Biasanya disebabkan karea infesi virus atau proses inflamasi post viral
infection. Kebanyakan pasien mempunyai riwayat infeksi saluran pernafasan
bagian atas beberapa saat sebelum terjadi tiroiditis. Kejadian tiroditis ini juga
bekaitan dengan musim tertinggi pada musim panas juga berkaitan dengan infeksi
virus , antibodi terhadap virus juga sering didapatkan, kemungkinan sebelumnya
terjadi infeksi virus subklinis yang akan membentuknya antigen dari jaringan
tiroid yang rusak akibat virus, hal ini akan mengakibatkan respon inflamasi yang
akan menyebabkan kerusakan folikel tyroid dan mengaktifkan proteolisis dari
timbunan triglobulin, akhirnya terjadi pelepasan hormon T3 dan T4 yang
belebihan yang mengakibatkan hipertiroid.
Gambaran patologinya yang karakteristik dari folikel tiroid adalah adanya
inti tengah koloid yang dikelilingi oleh sel raksasa yang berinti banyak, lesi ini
akan berkembang menjadi granuloma, lalu didapatkan neutrofil, limfosit, dan
histiosit dan kolaps folikel tiroid, nekrosis sel – sel folikel.
Gejala klinis
Adanya pembesaran tiroid yang difus disertai rasa sakit dan nyeri pada
palpasi yang menjalar ke leher depan cukup untuk menduga adanya TGS, kadar
T4 selalu naik dan TSH turun, meningkatnya LED memperkuat adanya tiroid
goiter subakut, different diagnosisny adalan tiroiditis infeksiosa akut dan
perdarahan pada nodul. Ini menyebabkan rasa sakit pada tiroid dan rasa tekan.
Pada sakit tiroid biasanya unilateral dan fungsi tiroid normal.
Penatalaksanaan
Terapinya bersifat simtomatik. Rasa sakit dan inflamasi diberikan NSAID
atau aspirin. Pada keadaan yang berat dapat diberikan kortikosteroid, misalnya
prednison 40 hari. Tirotoksitosis yang timbul biasanya tidak berat, bila berat dapat
deberikan obat bloker misalnya propanolol 40-120 mg/hari atau atenolol 25-50
mg /hari . pemberian PTU atau metimasol tidak diperlukan karena tidak
51
memerlukan pengobatan. Bila hipotiroidya berat dapat diberikan L-tiroksin 50-
100 mp/hari selama 6-8minggu dan riroksin kemudian dihentikan.
Patogenesis
Terjadi akibat intake iodium yang berlebihan dan sitokin.lalu juga akibat
dari inflamasi yang terjadi yang akan mengakibatkan kerusakan folikel tiroid dan
pengaktifan proteolisis pada tiglobulin yang berakibat pekepasan hormon T3 dan
T4 habis, oleh karena itu tidak terjadi pembentukan hormon baru. Keadaan ini
akan diikuti dengan terjadinya hipotiroid yang memernberat adanya penurunan
TSH pada saat hipertiroid.
Gejala klinis
Pada biopsi kelenjar tiroid didapatkan adanya infiltrasi limfosit, lalu
terjadi hipertiroid yang timbul 1-2 minggu dan berakhir 2-8 minggu. Biasanya
ringan, difus dan biasanya tidak disertai rasa sakit. Terjadi pemulihan setelah 2-8
minggu da asimptomatik dan diikuti perbaikan keadaan pasien. Terjadi
penurunan kadar T3 dan T4 dan peningkatan TSH , jumalah leukosit biasanya
nirmal dan LED darah ahanya sedikit meningkat.
52
Penatalaksanaan
Diberikan beta bloker propranolol (40-120mg/hati) atau atenolol (25-
50mg/hari), lalu pada hipotiroid yang berat diberikan L-tiroksin 50-100 mcg/hari
selama 8-12 minggu.
a. Tiroiditis Hashimoto
Terjadi hipotiroid di daerah yang iodiumnya cukup . karakter klinisnya
beeupa kegagalan tiroid yang terjadi pelan – pelan, adanya struma atau kedua-
duanya yang terjadi akibat kerusakan tiroid yang diperantarai autoimun . infiltrasi
limfositik termasuk sel B dan T, dan apoptosis sel folikel tiroid.
Penyebab tiroid hashimoto
Diduga karena kom,binasi dari faktor lingkugan dan genetik. Mekanisme
imunopatogenetik terjadi karena adanya ekspresi HLA antigen sel tiroid yang
menyebabkan presentasi langsung dari antigen tiroid pada sistem imun . ada
hubungannya familial dengan penyakit graves.
Perjalanan Penyakit
Awalnya mungkin dapat terjadi hipertiroid oleh karena adanya proses
inflamasi, tetapi kemudian akan dikuti dengan adanya proses inflamasi tetapi
kemudian akan diikuti terjadiya peurunan funsi tiroid yang terjadi pelan- pelan.
Gambaran PA nya adalah berupa infiltrasi limfosit yang profus, limphoid
germinal centers dan dekstruksi sel – sel folikel tiroid. Fibrosis dan area hiperplasi
sel folikuler (oleh karena TSH yang meningkat )terlihat pada TH yang berat.
Pengobatan
Ditujukan herhadap hipotiroid dn pembesaran tiroid. Levotiroksin
diberikansamapi kadar TSH normal. Pada pasien dengan struma baik hipotiroid
maupun eutiroid pemberian levonotiroksin selama 6 bulan dapat mengecilkan
struma 30 %.
53
(Ilmu penyakit dalam edisi 4 jilid ke III hal 1971)
Tirotoksikosis adalah keadaan dimana jumlah hormon tiroid yang berlebihan yang
dapat disebabkan oleh produksi yang berlebihan oleh glandula thyroidea.
( http://www.gfmer.ch/Obstetrics_simplified/Thyrotoxicosis_Epilepsy_Isoimmunization.htm )
( http://www.gfmer.ch/Obstetrics_simplified/Thyrotoxicosis_Epilepsy_Isoimmunization.htm )
2.10.2. Terapi
54
Dosis obat antitiroid harus dijaga seminimal mungkin yang diperlukan untuk
mengendalikan gejala-gejala, karena obat-obatan ini menembus plasenta dan bisa
berpengaruh pada fungsi dari kelenjar tiroid fetus. Bila penyakit bisa dikendalikan
dengan dosis awal propiltiourasil 300 mg atau kurang dan dosis pemeliharaan 50-150 mg
/hari, kemungkinan terjadinya hipotiroidisme sangat kecil.
Kanker tiroid adalah keganasan pada tiroid yang memiliki 4 tipe yaitu papiler,
folikuler, anaplastik dan meduler, kanker tiroid ini jarang menyebabkan pembesaran
kelenjar, lebih sering menyebabkan pertumbuhan kecil(nodul) dalam kelenjar.
ð Karsinoma Papiler
ð Karsinoma Anaplastik
Kanker Tiroid yang paling banyak ditemukan sekitar 80% dari semua jenis tumor
ganas tiroid terdapat pada anak-anak dan orang dewasa < 40 tahun, sekitar lebih dari 2
kali lebih banyak pada perempuan dibandingkan pada pria.
55
Etiologi
• Sering melakukan penyinaran di kepala, leher dada.
• Kekurangan yodium
• Kebiasaan merokok
• Pembengkakan kelenjar tiroid
• Riwayat keluarga
(GreenSpan, S. Endokrinologi Dasar dan Klinik. Edisi 4. Tahun 2000)
Pengobatan dengan bedah eksisi pada lobus yang terklena disertai pengangkatan
kelenjar getah bening regional.
(Sumber : http://www.medicalinsider.com/images/hormones.jpg)
56
2.11.2. Karsinoma Anaplastik
Morfologi
• Spindle sel
57
Gambar 22. Karsinoma Anaplastik
(Sumber : http://www.colorado.edu/intphys/Class/IPHY3430-200/image)
Tiroidektomi (pada kanker yang meluas ke intratiroid dan ekstra tiroid), pasca operasi diberikan
liotironin 50-100μg sehari selama sebulan kemudian pengobatan dihentikan selama 2
minggu dan pasien disuruh diet rendah iodin (Greenspan , S francis. Endokrinologi dasar dan klinik. Edisi 4,
EGC.)
• Penatalaksaan
58
2.12. TUMOR TIROID SUSPEK GANAS (KANKER TIROID)
2.12.1. DEFINISI
Kanker tiroid adalah sutu keganasan pada tiroid yang memiliki 4 tipe
yaitu: papiler, folikuler, anaplastik dan meduler. Kanker tiroid jarang
menyebabkan pembesaran kelenjar, lebih sering menyebabkan pertumbuhan kecil
(nodul) dalam kelenjar. Sebagian besar nodul tiroid bersifat jinak, biasanya
kanker tiroid bisa disembuhkan.
Kanker tiroid sering timbul sebagai pembesaran tiroid yang memiliki ciri
khusus. Kadang-kadang mirip goiter nodular jinak. 5-10 % orang dewasa, goiter
dapat diraba secara klinis. Kebanyakan nodula tersebut jinak, tetapi beberapa
bersifat karsinoma.
Untuk menentukan apakah nodula tiroid tersebut jinak atau ganas harus
dinilai factor resiko dan gambaran kjlinis massa tersebut dan harus dilakukan
beberapa pemeriksaan penunjang.
2.12.2. ETIOLOGI
Etiologi dari penyakit ini belum pasti, yang berperan khususnya untuk
terjadi well differentiated (papiler dan folikuler) adalah radiasi dan goiter
endemis, dan untuk jenis meduler adalah factor genetic. Belum diketahui suatu
karsinoma yang berperan untuk kanker anaplastik dan meduler. Diperkirakan
kanker jenis anaplastik berasal dari perubahan kanker tiroid berdiferensia baik
(papiler dan folikuler), dengan kemungkinan jenis folikuler dua kali lebih besar.
Radiasi merupakan salah satu factor etiologi kanker tiroid. Banyak kasus
kanker pada anak-anak sebelumnya mendapat radiasi pada kepala dan leher
karena penyakit lain. Biasanya efek radiasi timbul setelah 5-25 tahun, tetapi rata-
rata 9-10 tahun. Stimulasi TSH yang lama juga merupakan salah satu faktor
59
etiologi kanker tiroid. Faktor resiko lainnya adalah adanya riwayat keluarga yang
menderita kanker tiroid dan gondok menahun.
Resiko karsinoma pada nodula tiroi sangat tinggi sekitar 50 % pada anak
dibawah 14 tahun. Tetapi pada orang dewasa kurang dari 10 %. Laki-laki
mempunyai insidensi nodula tiroid yang bersifat karsinoma yang lebih tinggi
dibandingkan perempuan.
60
2.12.4. PATOFISIOLOGI
Untuk menentukan apakah nodule tiroid ganas atau tidak, harus dinilai
factor-faktor resiko dan gambaran klinis massa tersebut, dan harus dilakukan
beberapa pemeriksaan laboratorium.
61
2.12.6. KLASIFIKASI
Terdapat 4 jenis kanker tiroid menurut sifat morfologik dan biologiknya :
1. Karsinoma Papilaris
Jenis yang paling banyak ditemukan, Neoplasma tumbuh lambat dan
menyebar melalui saluran getah bening ke kelenjar getah bening regional.
2. Karsinoma Folikularis
Menyususn sekitar 20 % dari semua kanker tiroid. Penyebaran menurut
jenis kelamin dan usia. Mirip dengan kankjer papilar. Insidensi sedikit lebih tinggi
pada usia lanjut.
- Pertumbuhan paling lambat.
Sangat mirip tiroid normal meskipun pada suatu saat dapat berkembang
secara progresif. Cepat menyebar ke tempat –tempat yang jauh letaknya. Secara
histologist menyerupai folikel tiroid, dapat menangkap RAi. Cara metastasis
melalui aliran darah ke tempat yang jauh seperti paru dan tulang.
Pertumbuhan kanker jenis ini lambat, berkembang dalam waktu bertahun
tahun. Seperti tumor papilar. Pengobatan dengan tiroidektomi total atau parsial
disertai dengan pengangkatan KGB yang terserang. Jika terjadi metastasis dan
metastasis tersebut sanggup menangkap RAI, maka ablasi metastasis dengan RAI
dosis tinggi dapat dilakukan.
Tiroglobulin serum seharusnya tidak lagi terdeteksi. Kadarnya akan
meningkat dalam serum pasien yang mengalami metastasis, dan peningkatan
kadar tiroglobulin merupakan suatu petunjuk adanya kekambuhan.
62
Pada opasien dengan MEN 2A terdapat hiperparatiroid dan
feokromositoma yang akan menjadi MTC. MEN 2B terdapat ganglioneuroma
yang melibatkan tarsal kelopak mata, lidah, dan bibir dan memperlihatkan
kebiasaan marfanoid.
Pada anggota keluarga ini terdapat mutasi RET protoonkogen yang dapat
digunakan dalam uji pemindaian untuk mengidentifikasi anggota keluarg ayang
tidak terkenadan tidak beresiko tiroidektomi dini.
Pengukuran kadar kalsitonin serum dapat digunakan untuk menbgikitui
perkembangan MTC. Tumor ini tumgih lambat tetapi cenderung metastasis ke
kelenjar getah bening local pada stadium dini. Kemudian menyebar ke aliran
darah, ke paru, hati tulang dan organ lainnya.
Karena ada kecenderungan untu metastasis pada stadium didni, dapat
diobati dengan tiroidektomi total
4. Karsinoma anaplastik
Jenis tumor ini sangat ganas dan penyebarannya sangat cepat serta
berdiferensiasi buruk. Karsinoma ini memperlihatkan bukti invasi lokal pada
stadium dini ke struktur-struktur disekitar tiroid, serta metastasis melalui saluran
getah bening dan aliran darah.
63
atau tumbuh kembali (barsano). Kadar kalsitonin dalam serum dapat ditentukan
untuk diagnosis karsinoma meduler.
2.13.2. RADIOLOGIS
a. Foto X-Ray
Pemeriksaan X-Ray jaringan lunak di leher kadang-kadang diperlukan
untuk melihat obstruksi trakhea karena penekanan tumor dan melihat kalsifikasi
pada massa tumor. Pada karsinoma papiler dengan badan-badan psamoma dapat
terlihat kalsifikasi halus yang disertai stippledcalcification, sedangkan pada
karsinoma meduler kalsifikasi lebih jelas di massa tumor.
b. Ultrasound
Ultrasound diperlukan untuk tumor solid dan kistik. Cara ini aman dan
tepat, namun cara ini cenderung terdesak oleh adanya tehnik biopsy aspirasi yaitu
tehnik yang lebih sederhna dan murah.
c. Computerized Tomografi
CT-Scan dipergunakan untuk melihat prluasan tumor, namun tidak dapat
membedakan secara pasti antara tumor ganas atau jinak untuk kasus tumor tiroid.
d. Scintisgrafi
Dengan menggunakan radio isotropic dapat dibedakan hot nodule dan cold
nodule. Daerah cold nodule dicurigai tumor ganas. Teknik ini dipergunakan juga
sebagai penuntun bagi biopsy aspirasi untuk memperoleh specimen yang adekuat.
64
2.13.3. BIOPSI ASPIRASI
Saat ini biopsy aspirasi jarum halus banyak dipergunakan sebagai
prosedur diagnostik pendahuluan dari berbagai tumor terutama pada tumor tiroid.
Teknik dan peralatan sangat sederhana , biaya murah dan akurasi diagnostiknya
tinggi. Dengan mempergunakan jarum tabung 10 ml, dan jarum no.22 – 23 serta
alat pemegang, sediaan aspirator tumor diambil untuk pemeriksaan sitologi.
Berdasarkan arsitektur sitologi dapat diidentifikasi karsinoma papiler, karsinoma
folikuler, karsinoma anaplastik dan karsinoma meduler.
THYROID IMAGING
Dengan menggunakan ¹²³ I (Iodine) dan 99m- TcO4 (pertechnetate), dapat mendeteksi
aktivitas fungsi dan morfologi kelenjar thyroid.
¹²³ I (200-300 μCi) digunakan secara oral dan hasilnya akan dapat dilihat 8-24 jam
setelahnya. Sedangkan 99m- TcO4 digunakan secara intravenous dan hasil dapat dilihat
lebih cepat dibandingkan dengan ¹²³ I, yaitu 30-60 menit. Hasil dari penggunaan senyawa
tersebut dapat digambarkan dari rectilinear scanner atau gamma camera. Rectilinear
scanner akan menghasilkan gambar dengan ukuran dan keadaan nyata dan dapat
menandai adanya kelainan, misalnya pembesaran dan juga nodul.
(Greenspan’s Basic and Clinical Endocrinology Edition 8, 2007)
65
(www.google.com)
Gamma camera memiliki pinhole calimator dan tergambar pada layar fluorescent dan
hasilnya dengan film atau monitor computer. Hasil gambaranya beda dengan rectilinear
scanner.
(www.google.com)
Radionuclide Imaging juga dapat membedakan tumor jinak dan tumor ganas dengan
menggunakan iodine. Tumor ganas biasanya menggambarkan suatu nodul “panas”,
karena pada tumor ganas, kemampuan untuk menyerap iodine lebih banyak. Sedangkan
tumor jinak biasanya menggambarkan suatu nodul “dingin”, di karenakan
ketidakmampuannya menyerap iodine. (Greenspan’s Basic and Clinical Endocrinology
Edition 8, 2007)
66
Radionuclide seluruh tubuh sangat penting pada pasien yang di curigai kanker thyroid,
agar kita mampu melihat lokasi metastasis kanker. Contoh : massa pada lidah atau lingual
thyroid. (Greenspan’s Basic and Clinical Endocrinology Edition 8, 2007)
(www.google.com)
(www.google.com)
67
BIOPSY ASPIRASI
Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB) atau biopsi aspirasi digunakan untuk
membedakan tumor ganas atau jinak pada nodul thyroid dan goiter difusse. FNAB
menggunakan 27-25 dan di insisi pada bagian yang terdapat nodul atau goiter dan
aspirasikan hingga bagian dari massa tersebut terambil. Setelah itu letakan pda object
glass dan dibawa untuk uji laboratorium. (Greenspan’s Basic and Clinical Endocrinology
Edition 8, 2007)
(www.google.com ; www.medicinenet.com/fine-needle...of_the.../article.htm)
68
BAB III
INTERPRETASI KASUS
Hipotesis :
1.Tumor thyroid jinak Pemeriksaan fisik
Ny. Tina, 57 tahun 2.Tumor thyroid ganas
3. Hyperthyroid
4. Hypothyroid
KU : benjolan pada leher, 5.Thyroiditis sub akut
membesar 3 bulan terakhir dan Pemeriksaan
tidak nyeri. 6. Goiter multinodular penunjang
KT : suara serak, sesak napas,
sulit menelan dan minum, Riwayat Sosial-
demam(-), tremor(-), ekonomi :
exoftalmus(-), jantung berdebar(-
), keringat banyak(-), BAB/BAK Tidak ada
tidak ada keluhan tetangga yg Diagnosis :
mengalami hal yg Tumor thyroid ganas,
sama merencanakan untuk
terapi
Riwayat Penyakit
Riwayat Penyakit Dahulu : Keluarga :
Radiasi pada leher(-) Tidak ada keluarga
Hipertensi & DM(-) yg mempunyai
penyakit yang
Pernah dirawat dg keluhan lain(-) sama
Ny. Tina dengan umur 57 tahun mengeluhkan adanya benjolan yang di derita sudah 20
tahun yang lalu namun mulai membesar 3 bulan belakangan ini. Perkembangan beberapa
bulan padahal sudah lama menderita (bahkan bertahun-tahun) dapat diakibatkan nodul
thyroid terekspos radiasi, usia saat nodul timbul dan penyebab lainnya.
Keluhan utama : keluhan suara serak, sesak napas, sulit menelan dan minum di akibatkan
karena nodul thyroid menekan esophagus dan trakea. Tidak mengalami demam sehingga
penyakit tidak di sebabkan oleh infeksi mikroorganisme. Tidak ada tremor, exoftalmus,
69
jantung berdebar, keringat banyak, BAB/BAK tidak ada keluhan sehingga dapat
melemahkan hipotesis akan hyperthyroid.
Riwayat Penyakit Dahulu : radiasi pada leher bisa di temukan pada pasien yang pernah
menngunakan terapi dengan sinar radiasi, pada pasien ini lehernya tidak teradiasi.
Hipertensi dan DM di sangkal, dan dapat melemahkan hyperthyroid maupun hypothyroid
sesuai dengan faktor resiko pada masing-masing kelainan.
Riwayat Penyakit Keluarga : penyakit keluarga di sangkal, sehingga dapat melemahkan
salah satu hipotesis dari karsinoma (tumor thyroid ganas) medular familial.
Riwayat Sosial-Ekonomi : tidak ada tetangga yang mengalami penyakit yang sama,
karena dengan mengetahui kesehatan lingkungan sekitarnya, tenaga medis dapat
mengetahui penyebab terjadinya penyakit yang serupa pada masyarakat sekitarnya,
misalnya ketidak mampuan membeli garam beryodium.
Pemeriksaan fisik :
o Keadaan umum : kompos mentis, masih dapat memberikan respon baik terhadap
pertanyaan tenaga medis. Tampak sakit sedang.
o Tanda Vital : Tekanan Darah 120/80 mmHg
Nadi 84x/menit
RR 26x/menit
Suhu 37,2 ͦ C
Pada tanda vital, semua dalam batas normal. Tekanan darah yang tinggi ataupun
rendah, nadi yang kuat maupun lemah (takikardia dan bradikardia), pernapasan
yang kuat ataupun lemah (takipnea dan bradipnea) dapat menjadi gambaran
apakah pasien mengalami hyperthyroid atau hypothyroid. Suhu yang lebih dari
37,5 ͦ C di duga karena infeksi mikroorganisme (Thyroiditis).
o Status gizi : BB 56 kg
TB 155 cm
BMI 23,3
70
o Kepala dan Leher : Konjungtiva pucat (-)
Sklera ikterik (-)
Exoftalmus (-)
Pembesaran KGB servikalis (-)
Benjolan di regio colli anterior dextra
Tidak ada deviasi trakea
Pada pemeriksaan kepala dan leher, pasien tidak ditemukan dalam keadaan
anemia dan juga tidak mengalami kelainan hepar (misalnya hepatomegali), dan
juga tidak menderita hyperthyroid (karena tidak mengalami exoftalmus). Sesak
napas pada wanita ini bukan karena deviasi trakea, melainkan karena penekanan
pada esophagus dan trakea.
71
Auskultasi : bising usus normal
Pada pemeriksaan abdomen, tidak ada kelainan. Biasanya salah satu tanda
penderita hyperthyroid adalah diare, dimana diare merupakan peningkatan
motilitas usus akibat rangsangan hormon thyroid yang tersekresi berlebih.
o Status lokalis : Inspeksi : di temukan massa pada regio colli anterior dextra
dengan ukuran 10 cm x 5 cm, dengan warna kulit yang sama dengan sekitarnya
(tidak terjadi thyroid dermopati), massa tidak ikut bergerak saat menelan.
Palpasi : Tumor tidak berbatas tegas, soliter, permukaan tidak rata,
konsistensi padat keras, terfiksir dengan jaringan sekitar, tidak ada
nyeri tekan.
Auskultasi : tidak ditemukan bruit.
72
Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
Diagnosa :
Tumor Thyroid Jinak
Penatalaksanaan
• Thyroidektomi
• Terapi Ablasi iodium radioaktif
• Terapi supresi Levotiroksin
Diagnosa yang diambil adalah karsinoma folikuler karena karsinoma ini paling banyak terjadi
pada umur dewasa pertengahan hingga lebih dari 40 tahun, dimana kasus ny. Tina ini dia telah
berumur 57 tahun.
Diagnosa :
Anamnesa : dengan anamnesa kita dapat mengetahui kapan pasien mengeluhkan terjadi
pembengkakan, berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bertahun-tahun. Biasanya
pasien mengeluhkan sesak napas dan sulit menelan karena esophagus dan trakhea nya
tertekan oleh pembesaran thyroid, biasanya tidak nyeri kecuali terdapat perdarahan pada
nodul atau peradangan. Biasanya pada penderita terdapat suara yang serak atau parau.
Diagnosa tentang riwayat penyakit keluarga dapat menangkis atau memperkuat akan
penyakit karsinoma medulare familial.
Tanda-tanda pada pasien yang mengalami kelianan pada thyroidnya :
o Suara serak
o Susah bernapas
73
o Batuk
o Disfagia = sulit menelan
o Riwayat radiasi pengion pada anak-anak
o Nodulnya padat, keras, rata dan tidak terfiksir
o Limfadenopati servikal
o Riwayat keganasan thyroid sebelumnya
Pmeriksaan penunjang :
o USG
o CT scan
o MRI
o PET
o FNAB
o Test fungsi
Penatalaksanaan :
o Thyroidektomi : mengeksisi kelenjar thyroid pada bagian yang mengalami kelainan. Sisa
daripada thyroidektomi (< 2 cm) dapat dilakukan Radical Neck Dissection (RND).
o Terapi ablasi iodium radioaktif : dengan pemberian iodium (¹³¹ I) dalam bentuk obat yang
berbeda (di Indonesia yang paling sering adalah cair). Terpai ini dipandang efektif, murah
dan aman pada pasien kelainan thyroid.
o Terapi supresi levotiroksin : levotiroksin sendiri berfungsi untuk menahan reseptor TSH
akibat produksinya yang terus meningkat.
74
BAB IV
PENUTUP
Tubuh kita yang sempurna ini memiliki sebuah hal yang luar bisa sempurna dalam
mengatur segala reaksi reaksi kimia dalam tubuh kita, yaitu hormone. Pada pembahasan kali ini
kami focus pada suatu kelenjar yang bernama Thyroid, yang berfungsi sebagai pengatur laju
metabolism yang terdapat dalam tubuh kita. Berbahan baku yang dibutuhkan adalah iodine yang
akan menjadikan hormone sehingga berfungsi secara optimal.
75
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
13. www.medscape.com
14. www.vetdispense.co.uk
15. www.virginia.edu
16. www.vetdispense.co.uk
17. http://chapurple.wordpree.com/2009/03/31/kretinisme
18. http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.unifr.ch/anatomy/elearningfree
19. http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.edyounet.de/l
20. http://www.colorado.edu/intphys/Class/IPHY3430-200/image/07-3.jpg
21. http://www.medicalinsider.com/images/hormones.jpg
76