BAB II
KLASIFIKASI MASSA BATUAN
Adapun maksud dan tujuan dari praktikum tambang bawah tanah adalah
sebagai berikut:
1. Praktikan mengerti dan mampu mengkasifikasikan massa batuan dengan sistem
klasifikasi RMR dan Q-system.
2. Praktikan memahami keterkaitan antara sistem klasifikasi massa batuan terhadap
kestabilan tambang bawah tanah.
Kelompok V
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
yang meliputi tingkat kekuatan massa batuan diuraikan secara ringkas dan
diberikan sesuai dengan interpretasi hasil uji massa batuan untuk keperluan desain
dan analisis lereng, terowongan dan fondasi dalam satuan atau formasi batuan.
1. Sistem rating massa batuan (Rock Mass Rating)
Sistem klasifikasi batuan dengan rating massa batuan (RMR) menggunakan
enam parameter dasar untuk klasifikasi dan evaluasi hasil uji. Keenam parameter
akan membantu perkiraan lebih lanjut dari hasil analisis stabilitas sampai masalah
khusus. Pada tahap awal dimaksudkan untuk aplikasi pekerjaan terowongan dan
penambangan, namun kini telah dikembangkan untuk desain galian lereng dan
fondasi.
2. Rating NGI – Q
Rating Q dikembangkan untuk memperkirakan karakteristik massa batuan
dalam aplikasi terowongan oleh Institut Geoteknik Norwegia dengan menggunakan
keenam parameter untuk evaluasi berikut ini.
a) Rock Quality Designation (RQD),
b) Jn adalah jumlah rangkaian atau stelan diskontinuitas dalam massa batuan
(rangkaian kekar),
c) Jr memperlihatkan kekasaran antarbidang permukaan dalam diskontinuitas,
patahan, dan kekar,
d) Ja menggambarkan kondisi, perubahan, dan material urugan dengan kekar dan
retakan,
e) Jw memperlihatkan perkiraan kondisi air setempat,
f) SRF adalah faktor reduksi tegangan sesuai dengan keadaan tegangan awal dan
kepadatan.
Masing-masing parameter adalah nilai-nilai yang ditentukan menurut kriteria
yang diberikan dalam Kedua sistem RMR dan rating Q dapat digunakan untuk
evaluasi waktu yang diperlukan selama konstruksi dalam penambangan dan dinding
terowongan tanpa perletakan. Selain itu, juga digunakan untuk memperkirakan jenis
dan tingkat sistem perletakan terowongan untuk keperluan stabilitas jangka
panjang, termasuk penggunaan beton semprot (shotcrete), jaringan, perlapisan
(lining) dan jarak angker batuan. Rincian aspek-aspek tersebut diberikan dalam
literatur lain.
Kelompok V
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
Kelompok V
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
Gambar 2.1
Simulator Struktur Kekar
2. Kompas Geologi
Kompas geologi digunakan untuk mengukur kedudukan (strike, dip dan dip
direction) pada struktur bidang kekar.
3. Meteran
Meteran digunakan untuk mengukur lebar atau panjang dari simulator
struktur kekar dan bidang kekarnya.
Kelompok V
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
4. Clipboard
Clipboard digunakan sebagai alat bantu dalam pengukuran kedudukan
bidang kekar pada simulator struktur kekar.
5. Sampel Batuan
Sampel batuan digunakan sebagai sampel dari batuan pada struktur bidang
kekarnya.
Kelompok V
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
6. Schmidt Hammer
Schmidt hammer digunakan untuk mengukur kekuatan batuan pada bidang
kekar tersebut.
Gambar 2.6
Schmidt Hammer
7. Penggaris
Penggaris berfungsi untuk membantu dalam membuat sketsa struktur kekar
serta mengukur jarak antar kekar yang memotong garis scanline.
Kelompok V
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
Gambar 2.7
Penggaris
Kelompok V
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
menempel pada bidang yang diukur. Setelah gelembung berada ditengah maka
baca angka yang ditunjukkan oleh jarum utara. Angka tersebut dapat
menunjukkan nilai dari dip direction.
c. Ukur jarak antar kekar yang memotong garis scanline menggunakan meteran.
d. Tentukan tingkat kekasaran kekar, jarak antar permukaan kekar (aperture),
kemenerusan kekar (persintence), jumlah kekar (λ).
Tabel 2.1
Form hammer test wall-heading
Schmidt Hammer Test
Wall Heading
No. Pos B N/mm2 = MPa No. Pos B N/mm2 = MPa
1. 54 45 1. 36 35
2. 50 43 2. 50 43
3. 55 46 3. 44 40
4. 48 42 4. 41 38
5. 25 28 5. 48 42
6. 38 36 6. 44 40
7. 35 34 7. 37 35
8. 38 36 8. 53 45
9. 48 42 9. 34 34
10. 50 43 10. 28 30
Rata-rata 44,1 39,5 Rata-rata 41,5 38,2
Tabel 2.2
Pengukuran kedudukan kekar wall
No. Dip Dip Strike Jarak antar Jarak Panjang
Kelompok V
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
Tabel 2.3
Pengukuran kedudukan kekar heading
No. Dip Dip Strike Jarak antar Jarak Panjang
kekar (cm) bukaan kekar
direction
kekar (cm) (cm)
1 250 N 2650 E N 1750 E 19 1 46
2 180 N 2680 E N 1780 E 19 1,5 104
3 170 N 2650 E N 1750 E 21 1 158
4 350 N 2550 E N 1650 E 11 1,5 108
5 300 N 2700 E N 1800 E 43 1 62
A 430 N 890 E N 3590 E 19 1 76
B 450 N 900 E N 3600 E 50 1,5 85
C 440 N 890 E N 3590 E 11 2 88
0 0 0
D 46 N 85 E N 355 E 26 1 83
E 360 N 860 E N 3540 E 44 1,2 100
Tabel 2.4
Form Scanline
Lokasi Pengukuran
Parameter
Wall Heading
Kelompok V
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
Measurement
Parameter
Value Rating
Schmidt Hammer Test 39,5 MPa 4
RQD 97 % 20
Kelompok V
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
Infilling None 6
Weathering Slightly Weathered 6
Ground water Damp 10
Discontinuity Orientation
Total Rating
Rock Mass Classes
Tabel 2.6.
Parameter Rock Mass Rating (RMR) Untuk Wall
Drill core Quality RQD 90% - 100% 75%-90% 50%-75% 25%-50% <25%
2
Rating 20 15 10 8 3
Description Very good rock Good rock Fair rock Poor rock Very Poor rock
Kelompok V
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
Drive with dip - Dip 45 - 900 Drive with dip - Dip 20 - 450 Dip 45 – 900 Dip 20 - 450
Drive against dip - Dip 45-900 Drive against dip - Dip 20-450 Dip 0-20 - Irrespective of strikeq
RQD 83,2 %
Tabel 2.8.
Parameter Rock Mass Rating (RMR) Untuk Heading
Kelompok V
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
Drill core Quality RQD 90% - 100% 75%-90% 50%-75% 25%-50% <25%
2
Rating 20 15 10 8 3
Description Very good rock Good rock Fair rock Poor rock Very Poor rock
Drive with dip - Dip 45 - 900 Drive with dip - Dip 20 - 450 Dip 45 – 900 Dip 20 - 450
Kelompok V
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
Drive against dip - Dip 45-900 Drive against dip - Dip 20-450 Dip 0-20 - Irrespective of strikeq
2.6.2. Q-System
Dari hasil pengukuran kedudukan kekar dilapangan kemudian akan
dilakukan perhitungan untuk menentukan kelas massa batuan wall yang terdapat
pada batuan yang diuji.
Tabel 2.9.
Nilai Q-System untuk Wall
WALL
Parameter Q- System
Value Rating
RQD 97 % 97
Joint Water
Reduction Factor
(Jw)
Q=
Tabel 2.10.
Nilai Q System untuk Heading
Kelompok V
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
HEADING
Parameter Q- System
Value Rating
RQD 83,2 % 83,2
Joint Water
Reduction Factor
(Jw)
Q=
2.6. Pembahasan
Batuan adalah material kompleks dengan variasi sifat-sifatnya yang sangat
luas mulai dari jenis batuan, mineralogy, ukuran butir dan struktur lainnya.
Kumpulan batuan yang disebut sebagai massa batuan dan bisa juga disebut
sebagai jointed rock masses merupakan gabungan dari blok atau partikel angular
batuan brittle yang saling mengunci dan dipisahkan oleh bidang-bidang
ketidakmenerusan dalam bentuk kekar, patahan dan bidang perlapisan.
Klasifikasi massa batuan dikembangkan untuk mengatasi permasalahan
yang timbul di lapangan secara cepat dan tidak ditujukan untuk mengganti studi
analitik, observasi lapangan, pengukuran dan engineering judgement. Dikarenakan
kompleksnya suatu massa batuan, beberapa penelitian berusaha untuk mencari
hubungan antara desain galian batuan dengan parameter massa batuan. Klasifikasi
massa batuan didasarkan pada hubungan antara parameter massa batuan dan
aplikasi teknik, seperti terowongan, pondasi dan galian. Dengan sistem klasifikasi,
dapat digunakan untuk memperkirakan komposisi dan massa batuan, perkiraan
awal kebutuhan penyangga, perkiraan kekuatan dan sifat deformasi massa batuan.
Tujuan dari klasifikasi massa batuan ialah untuk mengetahui kelas dari
batuan tersebut guna memenuhi kepentingan geoteknik pada tambang bawah tanah
Kelompok V
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
agar dapat menentukan perlakuan yang tepat pada kondisi kelas batuan pada
tambang bawah tanah tersebut.
Pengambilan data pada untuk klasifikasi massa batuan terletak pada posisi
wall (N 86o E) dan heading (N 190o E) dengan span 2,51 meter dengan pasangan
kekar 2 untuk wall dan 2 heading serta dengan kedudukan yang berbeda-beda
untuk setiap kekarnya. Data yang diambil berupa dip, dip direction, keadaan air
tanah, kekasaran kekar, Panjang kekar, jarak antar kekar dan lubang bukaan kekar.
Setelah pengambilan data kedudukan kekar maka selanjutnya pengambilan data
kekerasan batuan dengan hammer test untuk andesit didapat 39,5 MPa dengan titik
pengukuran 10 titik dan pada Pos B dan untuk heading dengan batuan serpentinit
yang kekerasannya 38,2 MPa dengan pengukuran yang sama.
Kelompok V