Anda di halaman 1dari 15

PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

BAB II
KLASIFIKASI MASSA BATUAN

2.1. Tujuan Praktikum

Adapun maksud dan tujuan dari praktikum tambang bawah tanah adalah
sebagai berikut:
1. Praktikan mengerti dan mampu mengkasifikasikan massa batuan dengan sistem
klasifikasi RMR dan Q-system.
2. Praktikan memahami keterkaitan antara sistem klasifikasi massa batuan terhadap
kestabilan tambang bawah tanah.

2.2. Dasar Teori


Komposisi mineral, umur dan porositas dapat digunakan untuk
memperkirakan sifat-sifat batuan utuh, sedangkan jaringan patahan, retakan dan
kekar untuk memperkirakan perilaku massa batuan sesuai dengan kekuatan,
kekakuan, kelulusan air dan kinerja yang ada. Pola diskontinuitas massa batuan
akan jelas terlihat dalam potongan inti yang diperoleh pada waktu penyelidikan
lapangan dan permukaan batuan terbuka dan singkapan batuan di daerah topografi.
Pemilihan jenis batuan terbuka untuk menunjukkan perbedaan kinerja yang terjadi
akibat sifat pola patahan dan kekar. Pengujian jumlah tingkat, pengembangan dan
sifat diskontinuitas merupakan hal penting dalam memperkirakan mutu dan kondisi
massa batuan. Perkiraan mutu batuan (RQD) adalah perkiraan orde pertama jumlah
kekar dan celah alami dalam massa batuan. RQD digunakan untuk mengukur
perkiraan perilaku massa batuan, tetapi baru dikembangkan dalam empat dekade
yang lalu Sejak itu metode yang lebih rinci dan kuantitatif untuk perkiraan kondisi
massa batuan keseluruhan telah dikembangkan meliputi sistem geomekanik RMR,
berdasarkan pengalaman penambangan di Afrika Selatan, dan sistem NGI-Q,
berdasarkan pengalaman pekerjaan terowongan di Norwegia. Sistem yang sangat
terkait dengan RMR adalah indeks kekuatan geologi (GSI) yang berguna dalam
memperkirakan tegangan /kekuatan massa batuan. Hal tersebut beserta sistem
klasifikasi massa batuan lainnya diuraikan secara terperinci dan dirangkum
dalam ASTM D 5878 (sistem klasifikasi massa batuan). Faktor-faktor pengaruh

Kelompok V
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

yang meliputi tingkat kekuatan massa batuan diuraikan secara ringkas dan
diberikan sesuai dengan interpretasi hasil uji massa batuan untuk keperluan desain
dan analisis lereng, terowongan dan fondasi dalam satuan atau formasi batuan.
1. Sistem rating massa batuan (Rock Mass Rating)
Sistem klasifikasi batuan dengan rating massa batuan (RMR) menggunakan
enam parameter dasar untuk klasifikasi dan evaluasi hasil uji. Keenam parameter
akan membantu perkiraan lebih lanjut dari hasil analisis stabilitas sampai masalah
khusus. Pada tahap awal dimaksudkan untuk aplikasi pekerjaan terowongan dan
penambangan, namun kini telah dikembangkan untuk desain galian lereng dan
fondasi.
2. Rating NGI – Q
Rating Q dikembangkan untuk memperkirakan karakteristik massa batuan
dalam aplikasi terowongan oleh Institut Geoteknik Norwegia dengan menggunakan
keenam parameter untuk evaluasi berikut ini.
a) Rock Quality Designation (RQD),
b) Jn adalah jumlah rangkaian atau stelan diskontinuitas dalam massa batuan
(rangkaian kekar),
c) Jr memperlihatkan kekasaran antarbidang permukaan dalam diskontinuitas,
patahan, dan kekar,
d) Ja menggambarkan kondisi, perubahan, dan material urugan dengan kekar dan
retakan,
e) Jw memperlihatkan perkiraan kondisi air setempat,
f) SRF adalah faktor reduksi tegangan sesuai dengan keadaan tegangan awal dan
kepadatan.
Masing-masing parameter adalah nilai-nilai yang ditentukan menurut kriteria
yang diberikan dalam Kedua sistem RMR dan rating Q dapat digunakan untuk
evaluasi waktu yang diperlukan selama konstruksi dalam penambangan dan dinding
terowongan tanpa perletakan. Selain itu, juga digunakan untuk memperkirakan jenis
dan tingkat sistem perletakan terowongan untuk keperluan stabilitas jangka
panjang, termasuk penggunaan beton semprot (shotcrete), jaringan, perlapisan
(lining) dan jarak angker batuan. Rincian aspek-aspek tersebut diberikan dalam
literatur lain.

Kelompok V
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

3. Indeks kekuatan geologi (Geological Strength Index)


Pada dasarnya sistem RMR dan Q dikembangkan untuk aplikasi
penambangan dan terowongan, sedangkan indeks kekuatan geologi (GSI)
menghasilkan uji mutu massa batuan untuk perkiraan langsung kekuatan dan
kekakuan batuan utuh dan rekahan. Perkiraan cepat dengan GSI dapat dilakukan
dengan menggunakan bagan grafik yang diberikan dalam Gambar 60 dan
membantu prosedur penggunaan di lapangan.
4. Kekuatan massa batuan
Kekuatan seluruh kumpulan patahan dan blok batuan besar dapat
diperkirakan dengan uji geser langsung di lapangan, perhitungan balik longsoran
batuan dan lereng runtuhan, atau secara alternatif diperkirakan berdasarkan skema
klasifikasi massa batuan. Untuk yang kedua, pendekatan secara terperinci evaluasi
tegangan massa batuan dihasilkan dengan menggunakan rating GSI.
5. Modulus massa batuan
Modulus elastis ekivalen (EM) massa batuan digunakan dalam analisis dan
simulasi numerik terowongan, lereng dan fondasi untuk memperkirakan besarnya
pergerakan dan defleksi akibat pembebanan baru. Metode uji lapangan karakteristik
kerusakan massa batuan meliputi baik dongkrak Goodman dan dilatometer batuan
maupun perhitungan balik dari uji beban fondasi skala penuh.
Untuk perhitungan rutin EM telah disesuaikan dengan sifat-sifat batuan utuh
(kuat tekan uniaksial σu dan modulus elastis batuan utuh ER), mutu batuan (RQD),
dan rating massa batuan (RMR, Q, dan GSI), seperti diberikan dengan rumus yang
disajikan dalam Tabel 10. Pada konstruksi bangunan yang kritis, kekakuan satuan
batuan asli dapat diperkirakan dengan menggunakan uji beban skala penuh. Secara
praktis akhir-akhir ini telah dilakukan dengan adanya sel beban Osterberg yang
dapat menerima gaya-gaya yang amat besar dengan menggunakan sistem hidraulik
tertanam.

2.3. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum klasifikasi massa
batuan, yaitu :
1. Simulator Struktur Kekar
Simulator struktur kekar digunakan sebagai media simulasi sebagai bidang
kekar yang akan digunakan untuk mengukur dip, strike, dan dip direction struktur.

Kelompok V
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

*Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019

Gambar 2.1
Simulator Struktur Kekar

2. Kompas Geologi
Kompas geologi digunakan untuk mengukur kedudukan (strike, dip dan dip
direction) pada struktur bidang kekar.

*Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019


Gambar 2.2
Kompas Geologi

3. Meteran
Meteran digunakan untuk mengukur lebar atau panjang dari simulator
struktur kekar dan bidang kekarnya.

Kelompok V
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

*Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019


Gambar 2.3
Meteran

4. Clipboard
Clipboard digunakan sebagai alat bantu dalam pengukuran kedudukan
bidang kekar pada simulator struktur kekar.

*Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2019


Gambar 2.4
Clipboard

5. Sampel Batuan
Sampel batuan digunakan sebagai sampel dari batuan pada struktur bidang
kekarnya.

Kelompok V
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

*Sumber Dokumentasi Pribadi, 2019


Gambar 2.5
Sampel Batuan

6. Schmidt Hammer
Schmidt hammer digunakan untuk mengukur kekuatan batuan pada bidang
kekar tersebut.

*Sumber : Dokumentai Pribadi, 2019

Gambar 2.6
Schmidt Hammer
7. Penggaris
Penggaris berfungsi untuk membantu dalam membuat sketsa struktur kekar
serta mengukur jarak antar kekar yang memotong garis scanline.

Kelompok V
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

*Sumber : Dokumentai Pribadi, 2019

Gambar 2.7
Penggaris

2.4. Prosedur Kerja


Adapun prosedur kerja pada praktikum klasifikasi massa batuan yaitu
meliputi langkah-langkah sebagai berikut :
2.4.1. Schmidt Hammer
a. Pegang alat dengan kokoh dengan posisi tegak lurus terhadap bidang datar
dari batuan yang diuji
b. Tekan alat secara perlahan ke arah permukaan sampai instrument tersebut
menumbuk dihulu palu.
c. Tahan tekanan pada alat dan tekan tombol pada sisi alat untuk mengunci hulu
palu pada posisinya, secara otomatis akan membaca skala angka yang
dihasilkan dari rata-rata pengujian.
d. Hindari permukaan batuan yang pecah karena sudah terdapat rongga udara
yang mengisi.
e. Lakukan pengujian sebanyak 10 kali pada titik yang berbeda.
2.4.2. Pengamatan Perimeter Kekar
a. Bentangkan meteran pada simulator struktur kekar.
b. Hitung dip dan dip direction structure, yang memotong bentang meteran
dengan kompas geologi, dengan cara menaruh clipboard pada kekar, lalu
tempelkan sisi west pada clipboard untuk pengukuran dip. Selanjutnya
tempelkan sisi south pada bidang struktur batuan yang akan diukur, kemudian
masukkan gelembung yang ada apa bull eyes, agar berada disisi tengah,
dengan cara menggeser-geserkan kompas dan menjaga agar sisi south tetap

Kelompok V
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

menempel pada bidang yang diukur. Setelah gelembung berada ditengah maka
baca angka yang ditunjukkan oleh jarum utara. Angka tersebut dapat
menunjukkan nilai dari dip direction.
c. Ukur jarak antar kekar yang memotong garis scanline menggunakan meteran.
d. Tentukan tingkat kekasaran kekar, jarak antar permukaan kekar (aperture),
kemenerusan kekar (persintence), jumlah kekar (λ).

2.5. Hasil Pengamatan

2.5.1. Pengukuran Kekuatan Batuan


Dalam pengukurannya menggunakan schmidt hammer test, dimana dalam
pelaksanaannya schmidt hammer test diuji sebanyak 10 kali pada sisi batuan yang
berbeda dengan pos B tetap, dan untuk mengetahui besarnya kekuatan batuan
tersebut dilakukan konversi dengan pembacaan terhadap grafik hammer test.

*Sumber : Anonim, 2019

Gambar 2.8
Grafik Hammer Test
Dari hasil pengukuran kedudukan kekar (wall maupun heading) yang
dilaksanakan dilapangan didapat data seperti berikut ini :

Kelompok V
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

Tabel 2.1
Form hammer test wall-heading
Schmidt Hammer Test
Wall Heading
No. Pos B N/mm2 = MPa No. Pos B N/mm2 = MPa
1. 54 45 1. 36 35
2. 50 43 2. 50 43
3. 55 46 3. 44 40
4. 48 42 4. 41 38
5. 25 28 5. 48 42
6. 38 36 6. 44 40
7. 35 34 7. 37 35
8. 38 36 8. 53 45
9. 48 42 9. 34 34
10. 50 43 10. 28 30
Rata-rata 44,1 39,5 Rata-rata 41,5 38,2

Tabel 2.2
Pengukuran kedudukan kekar wall
No. Dip Dip Strike Jarak antar Jarak Panjang
kekar (cm) bukaan kekar
direction
kekar (cm) (cm)
1 700 N 930 E N 30 E 6 2 63
2 660 N 880 E N 3580 E 55 2,4 68
0 0 0
3 23 N 84 E N 354 E 38 2 66
4 750 N 890 E N 3590 E 12 1,9 64
5 640 N 900 E N 3600 E 15 2 68
A 240 N 2700 E N 1800 E 8 2 124
B 260 N 2700 E N 1800 E 5 1,5 120
C 500 N 2770 E N 1870 E 33 1,8 125
D 700 N 2670 E N 1770 E 16 1,2 110
E 520 N 2770 E N 1870 E 55 1,5 106
Rata-rata 24,3 1,83 91,4

Kelompok V
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

Tabel 2.3
Pengukuran kedudukan kekar heading
No. Dip Dip Strike Jarak antar Jarak Panjang
kekar (cm) bukaan kekar
direction
kekar (cm) (cm)
1 250 N 2650 E N 1750 E 19 1 46
0 0 0
2 18 N 268 E N 178 E 19 1,5 104
3 170 N 2650 E N 1750 E 21 1 158
4 350 N 2550 E N 1650 E 11 1,5 108
5 300 N 2700 E N 1800 E 43 1 62
A 430 N 890 E N 3590 E 19 1 76
B 450 N 900 E N 3600 E 50 1,5 85
C 440 N 890 E N 3590 E 11 2 88
D 460 N 850 E N 3550 E 26 1 83
E 360 N 860 E N 3540 E 44 1,2 100
Rata-rata 26,3 1,27 91

Tabel 2.4
Form Scanline
Lokasi Pengukuran
Parameter
Wall Heading
Arah garis pengukuran N 86O E N 190O E
Panjang Scanline 251 cm 251 cm
Jenis Batuan Andesit Serpentinit
Schmidt Hammer Test 39,5 MPa 38,2 MPa
Jumlah kekar 10 10
Jumlah pasangan kekar 2 2
Jarak antar kekar 0,243 m 0,263 m
Lebar bukaan kekar 0,186 m 0,127 m
Kondisi Kekasaran bidang kekar Rough Very Rough
Kekar Panjang kekar 0,914 m 0,91 m
Material pengisi kekar None None
Tingkat pelapukan kekar Slinghtly Unweathered
Weathered
Rock Quality Designation (RQD) 97 % 83 %

Kelompok V
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

Keadaan Air Tanah Damp Completely Dry


Arah Orientasi Kekar

Gambar 2.9
Sketsa Scanline Heading

2.5.2. Klasifikasi Massa Batuan

2.6. Pengolahan Data


2.6.1. RMR (Rock Mass Rating)
Dari hasil pengukuran kedudukan kekar dilapangan kemudian akan
dilakukan perhitungan untuk menentukan kelas massa batuan pada wall
berdasarkan parameter RMR.
Tabel 2.5.
Nilai RMR untuk wall

Measurement
Parameter
Value Rating
Schmidt Hammer Test 39,5 MPa 4

RQD 97 % 20

Spacing of discontinuity 0,243 m 10


Discontinuity Discontinuity Length 0,914 m 6
Condition Separation 0,186 m 0

Kelompok V
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

Roughness Rough 5
Infilling None 6
Weathering Slightly Weathered 6
Ground water Damp 10
Discontinuity Orientation
Total Rating
Rock Mass Classes

Dari hasil pengukuran kedudukan kekar dilapangan kemudian akan


dilakukan perhitungan untuk menentukan kelas massa batuan pada heading
berdasarkan parameter RMR.
Tabel 2.7
Nilai RMR untuk heading
Measurement
Parameter
Value Rating
Schmidt Hammer Test 38,2 MPa

RQD 83,2 %

Spacing of discontinuity 0,263 m


Discontinuity Length 0,91 m
Separation 0,127 m
Discontinuity
Roughness Very Rough
Condition
Infilling None
Weathering Unweathered
Ground water Completely Dry
Discontinuity Orientation
Total Rating
Rock Mass Classes

Kelompok V
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

Tabel 2.8.
Parameter Rock Mass Rating (RMR) Untuk Heading

A. CLASSIFICATION PARAMETERS AND THEIR RATINGS


PARAMETER RANGE OF VALUES
For this low range - uniaxial
Point Load Strength
Strength >10 Mpa 4-10 Mpa 2-4 Mpa 1-2 Mpa compressive test is
Index
Of preferred
1 Intact Rock Material Uniaxial 5-25 1-5
>250 Mpa 100-250 Mpa 50-100 Mpa 25-50 Mpa <1 Mpa
Comp. Strength Mpa Mpa
Rating 15 12 7 4 2 1 6

Drill core Quality RQD 90% - 100% 75%-90% 50%-75% 25%-50% <25%
2
Rating 20 15 10 8 3

Spacing of discontinuities >2m 0.6-2 m 200-600 mm 60-200 mm <60 mm


3
Rating 20 15 10 8 5
Slickensided Slickensided
Slightly rough
surfaces surfaces
Very rough surfaces surfaces
Condition of or Gouge < 5 or Gouge < 5 Soft gouge >5 mm thick
Not continuous Separation < 1
Discontinuitties mm thick mm thick or Separation > 5 mm
No separation mm
4 (see E) or Separation or Separation 1- Continuous
Unweathered wall rock Highly weathered
1-5 mm 5 mm
walls
Continuous Continuous
Rating 30 25 20 10 0
Inflow per 10 m
tunnel length None <10 10-25 25-125 >125
(l/m)
Ground (Joint water
Water press)/ (Major 0 <0.1 0.1-0.2 0.2-0.5 >0.5
5
principal)
General Completely
Damp Wet Dripping Flowing
conditions dry
Rating 15 10 7 4 0

B. RATING ADJUSTMENT FOR DISCONTINUITY ORIENTATIONS (See F)


Strike and dip orientations Very Favourable Favourable Fair Unfavourable Very Unfavourable

Tunels & Mines 0 -2 -5 -10 -12

Rating Foundation 0 -2 -7 -15 -25

Slopes 0 -5 -25 -50

C. ROCK MASS CLASSES DETERMINED FROM TOTAL RATINGS


Rating 100 - 81 80 - 61 60 – 41 40 – 21 < 21

Class number I II III IV V

Description Very good rock Good rock Fair rock Poor rock Very Poor rock

D. MEANING OF ROCK CLASSES


Class number I II III IV V
20 yrs for 15 m 1 year for 10 m 10 hrs for 2.5 m
Average stand-up time 1 week for 5 m span 30 min for 1 m span
span span span
Cohesion of rock mass (kPa) > 400 300 - 400 200 – 300 100 – 200 < 100

Friction angle of rock mass (deg) > 45 35 - 45 25 – 35 15 – 25 < 15

E. GUIDELINES FOR CLASSIFICATION OF DISCONTINUITY conditions


Discontinuity length
<1m 1-3m 3 - 10 m 10 - 20 m > 20
(persistence)
6 4 2 1 0
Rating
Separation (aperture) None < 0.1 mm 0.1 - 1.0 mm 1 - 5 mm > 5 mm
Rating 6 5 4 1 0
Roughness Very rough Rough Slightly rough Smooth Slickensided
Rating 6 5 3 1 0
Infilling (gouge) None Hard filling < 5 mm Hard filling > 5 mm Soft filling < 5 mm Soft filling > 5 mm
Rating 6 5 3 2 0
Weathering Unweathered Slightly weathered Moderately weathered Highly weathered Decomposed
Ratings 6 5 3 1 0
F. EFFECT OF DISCONTINUITY STRIKE AND DIP ORIENTATION IN TUNNELLING**

Kelompok V
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

Strike perpendicular to tunnel axis Strike parallel to tunnel axis

Drive with dip - Dip 45 - 900 Drive with dip - Dip 20 - 450 Dip 45 – 900 Dip 20 - 450

Very favourable Favourable Very Unfavourable Fair

Drive against dip - Dip 45-900 Drive against dip - Dip 20-450 Dip 0-20 - Irrespective of strikeq

Fair Unfavourable Fair

2.6.2. Q-System
Dari hasil pengukuran kedudukan kekar dilapangan kemudian akan
dilakukan perhitungan untuk menentukan kelas massa batuan wall yang terdapat
pada batuan yang diuji.
Tabel 2.9.
Nilai Q-System untuk Wall

WALL
Parameter Q- System
Value Rating
RQD 97 % 97

Joint Set Number


2 joint sets 4
(Jn)

Joint Roughness Number


(Jr) Rough, irregular, planar 1,5

Joint Alteration Number


(Ja)

Joint Water
Reduction Factor
(Jw)

Stress Reduction Factor


(SRF)

Q=

Dari hasil pengukuran kedudukan kekar dilapangan kemudian akan


dilakukan perhitungan untuk menentukan kelas massa batuan heading yang
terdapat pada batuan yang diuji.

Kelompok V
PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH
LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

Tabel 2.10.
Nilai Q System untuk Heading

HEADING
Parameter Q- System
Value Rating
RQD 83,2 % 83,2

Joint Set Number


2 joint sets 4
(Jn)

Joint Roughness Number


(Jr) Rough or irregular, undulating 3

Joint Alteration Number


(Ja)

Joint Water
Reduction Factor
(Jw)

Stress Reduction Factor


(SRF)

Q=

Kelompok V

Anda mungkin juga menyukai