Anda di halaman 1dari 4

Nama : Akhmad Deden Tryadi Handoko

NIM : 13314287

Prodi : TEKNIK LINGKUNGAN

TEKNOLOGI PEMANFAATAN KULIT KACANG DAN AMPAS TEBU SEBAGAI


BIOBRIKET UNTUK BAHAN BAKAR ALTERNATIF

1. Latar Belakang

Setiap aktivitas manusia tak luput dari hasil buangan atau sampah yang terus
bertambah dengan seiring pertumbuhan penduduk. Baik sampah rumah tangga ataupun
sampah industri. Perlu penanganan khusus agar tidak terjadi penimbunan. Sampah dapat
dijadikan bahan alternatif dalam bentuk apapun sebagai salah satu upaya penanganan
penimbunan sampah tersebut. Biomassa adalah bagian yang dapat didegradasi secara
biologis dari produk, limbah dan residu pertanian, kehutanan, industri dan limbah rumah
tangga Menurut Borman dan Ragland (1998), biomassa dapat diklasifikasikan menjadi
dua bagian yaitu biomassa kayu dan biomassa non kayu. Biomassa non kayu sering
digunakan sebagai bahan bakar yaitu limbah pertanian seperti tebu, jerami, sekam padi,
dll. Biobriket dapat dijadikan penanganan masalah sampah dan sebagai sumber alternatif.
Telah terdapat beberapa penelitian mengenai pembakaran beberapa jenis biomassa yang
dibuat dalam bentuk briket. Biobriket dapat dijadikan penanganan masalah sampah dan
sebagai sumber alternatif.
Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomer 5
Tahun 2006 Tentang Kebijakan Energi Nasional untuk mengembangkan sumber energi
alternatif pengganti bahan bakar minyak Selain itu, adanya himbauan dari pemerintah
dengan pemanfaatan energi hijau. Hal ini bertujuan mengurangi ketergantungan
masyarakat terhadap bahan bakar minyak bumi, sehingga permaslahan energi dapat sedikit
teratasi. Ditambah penerbitan Instruksi presiden No 1 tahun 2006 tertanggaal 25 Januari
2006 tentang penyediaan dan pemanfaatan bahan bakar nabati (biofuel), sebagai energi
alternatif.
Dalam penelitian ini, akan memanfaatkan kulit kacang dan ampas tebu sebagai
briket untuk bahan bakar alternatif. Limbah kulit kacang dan ampas tebu sisa produksi
yang masih dapat diupayakan untuk dimanfaatkan sebagai pengganti batu bara / arang
(briket / bioarang) masih belum dioptimalkan. Padahal dengan melalui beberapa tahap,
dapat menjadi salah satu upaya menghemat energi. Oleh karena itu, dipilihlah pembuatan
briket dari ampas tebu sebagai topik utamanya.
2. Masalah

1. Bagaiman pengaruh pembuatan briket kulit kacang dan ampas tebu menggunakan
variasi perekat untuk mendapatkan kondisi optimum.?
2. Apakah kulit kacang dan ampas tebu bisa dibuat biobriket yang sesuai dengan SNI
No. 01/6235/2000 ?
3. Manakah variasi komposisi bahan perekat briket arang kulit kacang dan ampas tebu
yang menghasilkan temperatur tertinggi?
4. Bagaimana pengaruh variasi komposisi bahan perekat briket terhadap laju
pembakaran briket arang kulit kacang dan ampas tebu ?

3. Tujuan

1. Mendapatkan biobriket dengan kondisi optimum dari kulit kacang dan ampas tebu
menggunakan variasi perekat tepung kanji dan tepung beras
2. Mendapatkan karakteristik biobriket berdasarkan SNI No. 01/6235/2000 dari
pembuatan biobriket kulit kacang dan ampas tebu dan dua variasi perekat.
3. Mendapatkan nilai kalor tertinggi dari pembuatan biobriket kulit kacang dan ampas
tebu dengan menggunakan variasi perekat.

4. Variable

Variable bebas :
- Pengaturan suhu dan lama pengeringan yang dibutuhkan.
- Perbandingan perekat antara arang kulit kacang dan arang ampas tebu.

Variable terikat :
- Nilai kalor yang dihasilkan
- Lama nyala api
5. Metode

Tahap pengumpulan referensi

Tahap Penyiapan Bahan Baku

Tahap Karbonisasi (Pengarangan)

Tahap Penggilingan dan Penyaringan Arang

Tahap Pencampuran Dengan Bahan Perekat

Tahap Pencetakan Adonan

Tahap Pengeringan

Tahap Pelapisan Dengan Bahan Penyala

Tahap Uji Nyala

6. Tempat Penelitian
Laboraturium Kampus II Institut Teknologi Yogyakarta (STTL-YLH)

Anda mungkin juga menyukai