Anda di halaman 1dari 2

455.

003 KK di Banten tak Tamat SD


Thursday, 01 Dec 2011 | 14:23:14 WIB

Terkait

SERANG, (KB).-
Berdasarkan hasil pendataan keluarga tahun 2010, status pendidikan kepala keluarga (KK) di
Provinsi Banten lulus SD dan SMP yaitu sebesar 1.056.345 KK, disusul tamat SLTA
sebanyak 709.402 KK. Sedangkan tidak tamat SD mencapai 455.003 KK dan tamat
Perguruan Tinggi sebanyak 193.906 KK.
Hal itu terungkap pada rapat interen Koalisi Kependudukan Provinsi Banten dalam rangka
persiapan Seminar Koalisi Kependudukan Nasional yang akan digelar di Jakarta, 4-6
Desember 2011.
Kegiatan yang dipimpin langsung Ketua Koalisi Kendudukan Provinsi Banten, Dr. H. Asnawi
Syarbini, M.PA tersebut berlangsung di Gedung C Untirta, Pakupatan, Serang, Rabu (30/11).
Terungkap pula bahwa jumlah anak usia sekolah umur 7-15 tahun di Provinsi Banten sebesar
89,86 persen dari total penduduk Banten sebesar 10.632.166 jiwa, dan sebesar 10,14 persen
di antaranya tidak bersekolah.
Sementara menurut status pekerjaan, jumlah kepala keluarga yang bekerja adalah sebesar
1.956.314 KK dan yang tidak bekerja sebesar 458.342 KK.
Menurut Ketua Koalisi Kependudukan Provinsi Banten, Dr. H. Asnawi Syarbini, M.PA, yang
didampingi sekretaris Drs. Harun Rosyid, para peserta seminar dari masing-masing provinsi
harus menyerahkan data kependudukan dan keluarga dari daerah asal. Data tersebut
selanjutnya akan dijadikan bahan kajian di tingkat nasional.
"Semula seminar akan digelar di Surabaya. Namun, Ketua Umum Koalisi Kependudukan, Dr.
Sonny menginginkan Pak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang membuka seminar,
sehingga lokasi seminar dipindah ke Jakarta. Pasalnya, berdasarkan informasi, Pak Presiden
tidak mungkin bisa hadir ke Surabaya karena padatnya kegiatan di Jakarta," ungkap Asnawi
yang dibenarkan Harun.
Data lainnya yang dibawa ke Jakarta antara lain, mengenai jumlah keluarga Provinsi Banten.
Berdasarkan hasil pendataan keluarga 2010, jumlah keluarga di Provinsi Banten adalah
2.174.753 terdiri dari Keluarga Pra Sejahtera 19,97 persen, Keluarga KS 122,30 persen, KS II
30,56 persen, KS III 20,82 persen dan KS III+6,36 persen. Presentase keluarga pra KS
terbanyak berada di Kabupaten Pandeglang sebesar 29,17 persen dan terrendah berada di
Kota Tengerang Selatan (4,67 persen).
Sementara tingkat gizi balita juga mengalami peningkatan pada tahun 2010. Hal ini ditandai
dengan menurunnya kasus gizi buruk pada balita sebanyak 9.11 kasus dari 1.240.083 balita
(0,68%) pada tahun 2010, dimana tahun 2009 dijumpai sebanyak 8.373 dari 839.837 balita
atau sebanyak 1,04%.
Menurut hasil Sensus Penduduk tahun 2010 jumlah penduduk Provinsi Banten sebanyak
10.632.166 jiwa. Sebesar 67,01 persen atau 7.124.120 jiwa bertempat tinggal di area
perkotaan dan sisanya tinggal di wilayah perdesaan yaitu sebesar 32,99 persen atau 3.508.046
jiwa. Laju pertumbuhan penduduknya 2,78 persen per tahun.
"Dari sisi kelehiran, sesuai dengan hasil sensus penduduk tahun 2010 angka fertilitas total
(TFR) adalah 2,36 artinya di Provinsi Banten seorang perempuan sampai dengan akir masa
reproduksinya melahirkan rata-rata 2 sampai dengan 3 orang anak. Sedangkan Angka
Kelahiran Kasar (CBR) adalah 18,62 yang menandakan terdapat kelahiran 18 sampai dengan
19 kelahiran hidup ada setiap 1000 penduduk," katanya.
Menurut Asnawi, kualitas penduduk tercermin dari tingkat kesehatan, pendidikan, gizi dan
daya beli. Untuk tingkat kesehatan indikator yang dilihat adalah tingkat kematian bayi dan
ibu. Angka kematian bayi di Provinsi Banten sebesar 27,5/1000 kelahiran hidup yang mana
menurut profil kesehatan provinsi Banten tahun 2010 Angka Kematian Bayi menurun dari
tahun 2009 yaitu 32/1000 kelahiran hidup. Angka Kematian ibu juga mengalami penurunan
pada tahun 2010 di mana tahun 2009 AKI mencapai 252/100.000 kelahiran hidup menjadi
187,2/100.000 kelahiran hidup.
Sebagaimana diketahui, dibentuknya organisasi Koalisi Kependudukan secara umum yaitu
untuk mewujudkan pembangunan yang berorientasi kependudukan untuk meningkatkan
kualitas sumberdaya manusia. Selain itu, menjadi pusat serta sarana pertukaran informasi
tentang hal-hal yang berhubungan kebijakan, prioritas program, alokasi anggaran yang
kondusif bagi pembangunan kependudukan. Memberikan dukungan kepada mitra-mitra dan
anggota yang membutuhkan tambahan keahlian dan meterampilan. Serta membantu
menggerakkan peran serta dan pemberdayaan masyarakat sebagai mitra setara. (H-39)***

Anda mungkin juga menyukai