Anda di halaman 1dari 9

ARTIKEL TENTANG DEMOKRASI DAN HAM DI INDONESIA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Demokrasi dan HAM di indonesia

Disusun Oleh :
Nama :Ahmad Shofie Muntaha
NIM :1810910113
Kelas : ips C

Dosen Pembimbing :
M.Pd

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS


FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
DEMOKRASI DAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA

A. Perkembangan Demokrasi
Demokrasi sangat penting bagi masyarakat untuk menggunakan
haknya dalam menentukan sendiri jalannya organisasi Negara. Demokrasi
sebagai dasar hidup bernegara memberi pengertian bahwa rakyat yang
memberikan ketentuan terakhir dalam masalah-masalah pokok kehidupannya,
termasuk menilai kebijaksanaan Negara karena kebijaksanaan tersebut
menentukan kehidupan rakyat.
Meskipun dari berbagai pengertian demokrasi terlihat bahwa rakyat
mempunyai posisi sentral (rakyat berkuasa) tetapi dalam prakteknya menurut
Unesco disimpulkan bahwa ide demokrasi itu dianggap ambiguous
(mempunyai arti ganda) dan setidak tidaknya ada ambiguity artinya adanya
ketidak tentuan mengenai lembaga-lembaga atau cara-cara yang dipakai untuk
melaksanakan ide demokrasi atau mengenai keadaan kultural serta historis
yang mempengaruhi istilah ide dan praktek demokrasi. Hal ini dapat dilihat
pada Negara-negara yang sama-sama menganut asas demokrasi ternyata
implementasinya tidak sama. Pelaksanaan demokrasi merupakan proses
panjang melalui pembiasaan, pembelajaran, dan penghayatan yang
membutuhkan dukungan social dan lingkungan demokratis.
Menurut Nurcholis Madjid, demokrasi merupakan kata kerja yang
mengandung makna sebagai proses dinamis, sehingga harus diupayakan dan
dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari. Pandangan hidup demokratis dapat
bersandar pada bahan-bahan yang telah berkembang baik secara teoritis
maupun pengalaman praktis di negeri-negeri yang demokrasinya sudah
mapan.
Dari gambaran singkat itu jelas tampak bahwa demokrasi bukanlah
system sosial politik dengan konsep yang tunggal. Hampir semua bangsa yang
mempraktikkannya mempunyai pandangan, pengertian dan cara-cara
pelaksanaannya sendiri yang khas.
B. Demokrasi Pancasila
Secara etimologi demokrasi berasal dari bahasa
Yunani, demos artinya rakyat atau penduduk disuatu tempat
dan kratos/kratein artinya kekuasaan atau kedaulatan. Dari dua kata
tersebut manjadi istilademokrasi artinya suatu keadaan Negara, dimana
dalam system pemerintahannya kedaulatan berada ditangan rakyat, kekuasaan
tertinggi berada dalam keputusan bersama rakyat, rakyat berkuasa, pemerintah
rakyat dan kekuasaan oleh rakyat.
Pancasila merupakan dasar Negara yang sangat tepat bagi
masyarakat Indonesia ini, yang mana Indonesia merupakan Negara yang
terkenal dengan kemajemukannya. Nilai-nilai pancasila juga bersifat obyektif
karena sesuai dengan kenyataan dan bersifat umum, sedangkan sifat subyektif
karena hasil pemikiran bangsa. Nilai pancasila secara obyektif antara lain:
bahwa inti pancasila akan tetap ada sepanjang masa dalam kehidupan manusia
baik dalam adat kebiasaan, kebudayaan, dan kehidupan keagamaan.
Demokrasi pancasila merupakan sebuah demokrasi yang tersusun
atas dasar pancasila, sehingga semua yang dilakukan dalam hal demokrasi
tidak lepas dari makna-makna pancasila. Indonesia merupakan Negara
majemuk, yang terdapat banyak berbagai suku dan adat di dalamnya, dan saat
ini bangsa Indonesia berusaha mempersatukan kemajemukan yang ada di
Indonesia demi terciptanya demokrasi yang sesuai dengan isi dalam Pancasila
dan demi perubahan yang positif dan menguntungkan bagi bangsa Indonesia.
Sampai saat ini demokrasi dianggap sebagi system universal, tidak
dapat dipungkiri bahwa demokrasi merupakan system yang paling
menghargai nilai-nilai kemanusiaan. Namun didalamnya masih mengemban
persoalan teologis antara Islam dan Demokrasi, karena sifatnya sangat
sekuler sedangkan Islam adalah ideology religious.
Beberapa pendapat tentang demokrasi yaitu bahwa demokrasi adalah
sebagai suatu system bermasyarakat dan bernegara. hakekat demokrasi
adalah peran utama rakyat dalam proses sosial dan politik. Dengan kata lain,
sebagai pemerintahan ditangan rakyat mengandung pengertian tiga hal:
a) Pemerintahan dari rakyat (government of the people)
Memiliki pengertian bahwa suatu pemerintahan yang sah adalah suatu
pemerintahan yang mendapat pengakuan dan dukungan mayoritas rakyat
melalui mekanisme demokrasi, pemilihan umum.
b) Pemerintahan oleh rakyat (government from the people)
Memiliki pengertian bahwa suatu pemerintahan menjalankan
kekuasaannya atas nama rakyat, bukan ats dorongan pribadi elit Negara atau
elit birokras. Selain itu dalam menjalankan kekuasaannya pemerintah berada
dalam pengawasan rakyatnya (social control). Pengawasan dapat dilakukan
secara langsung oleh rakyat maupun tidak langsung melalui para wakilnya di
parlemen.
c) Pemerintahan untuk rakyat (government for the people)
Mengandung pengertian bahwa kekuasaan yang diberikan oleh rakyat
kepada pemerintah harus dijalankan untuk kepentingan rakyat. Ketiga factor
tersebut merupakan tolak ukur umum dari suatu pemerintahan yang
demokratis.
Dalam perkembangannya, demokrasi menjadi suatu tatanan yang
diterima dan dipakai oleh hamper seluruh Negara didunia. Ciri-ciri suatu
pemerintahan demokrasi adalah sebagai berikut :
1. Adanya keterlibatan warga Negara (rakyat) dalam pengambilan
keputusan politik, baik langsung maupun tidak langsung (perwakilan).
2. Adanya pengakuan, penghargaan, dan perlindungan terhadap hak-hak
asasi rakyat (warga Negara).
3. Adanya persamaan hak bagi seluruh warga Negara dalam segala
bidang.
4. Adanya lembaga peradilan dan kekuasaan kehakiman yang independen
sebagai alat penegak hukum.
5. Adanya pers (media massa) yang bebasuntuk menyampaikan informasi
dan mengontrol perilaku dan kebijakan pemerintah.
6. Adanya pemilihan umum yang bebas, jujur, adil untuk menentukan
pemimpin Negara dan pemerintahan serta anggota lembaga perwakilan
rakyat.
C. Hak Asasi Manusia
Hak asasi manusia (HAM) adalah hak dasar yang dimiliki oleh setiap
manusia karena martabatnya sebagai manusia dan bukan diberikan oleh
masyarakat ataupun negara akan tetapi berasal dari Tuhan YME. Oleh sebab
itulah, HAM dari setiap manusia tidak dapat dihilangkan atau dinyatakan
tidak berlaku lagi oleh negara manapun di dunia ini.
Pengertian HAM dijelaskan pada banyak sumber tidaklah bersifat
statis atau jalan ditempat dan tidak mengalami perubahan. Pengertian HAM
akan selalu mengalami perubahan atau bersifat dinamis. Hak asasi manusia
yang awalnya merupakan kepedulian akan perlindungan setiap individu dalam
menghadapi kekuasaan negara yang semena mena, kemudian berkembang
kepada hak asasi di berbagai bidang kehidupan seperti ekonomi, politik,
pendidikan, dan budaya. Istilah istilah yang dikenal dengan HAM di negara
lain seperti Droit de l’home dari Prancis, human right dari inggris dan mensen
rechten dari Belanda. Dalam salah satu dokumen PBB dapat kita temukan
tentang pengertian HAM yaitu “Human rights could be generally define as
those rights which are inherent in our nature and without it we cannotlive as
human beings“.Dalam bahasa indonesia artinya hak hak yang bersifat melekat
yang secara alamiah manusia tidak bisa hidup tanpa adanya hak hak tersebut.
D. Sejarah perkembangan HAM
Puncak perkembangan hak-hak asasi manusia yaitu ketika ‘Human
Right’ itu untuk pertamakalinya dirumuskan secara resmi
dalam ‘Declaration of Independence’ Amerika Serikat pada tahun
1776. Dalam deklarasi Amerika Serikat tertanggal 4 Juli 1776 tersebut
dinyatakan bahwa seluruh umat manusia dikarunia oleh Tuhan Yang Maha
Esa beberapa hak yang tetap dan melekat padanya. Perumusan hak-hak asasi
manusia secara resmi kemudian menjadi dasar pokok konstitusi Negara
Amerika Serikat tahun 1787, yang mulai berlaku 4 maret 1789.
Perjuangan hak asasi manusia tersebut sebenarnya telah diawali di
Prancis sejak Rousseau, dan perjuangan itu memuncak dalam revolusi Prancis
yang berhasil menetapkan hak-hak asasi manusi dalam ‘Declaration des
Droits L ‘Homme et du Citoyen’ yang ditetapkan oleh Assemblee
Nationale, pada 26 Agusts 1789. Semboyan revolusi Prancis yang terkenal
yaitu:
a. Librte (kemerdekaan),
b. Egalita (kesamarataan)
c. Fraternite (kerukunan atau persaudaraan)
Maka menurut konstitusi Prancis yang dimaksud dengan hak-hak asasi
manusia adalah: hak-hak yang dimiliki manusia menurut kodratnya, yang
tidak dapat dipisahkan dengan hakikatnya.
Doktrin tentang hak-hak asasi manusia sekarang ini sudah diterima
secara universal sebagai bentuk‘a moral, political, legal framework
and as a guideline’ dalam membangun dunia yang lebih damai dan bebas
dari ketakutan dan penindasan serta perlakuan yang tidak adil. Terhadap
deklarasi sedunia tentang hak-hak asasi manusia PBB tersebut, bangsa-bangsa
sedunia melalui wakil-wakilnya memberikan pengakuan dan perlindungan
secara yuridis formal walaupun realisasinya juga disesuaikan dengan kondisi
serta peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam setiap Negara
didunia ini.
Namun demikian dikukuhkanya naskah Universal Declaration of
Human Right ini, ternyata tidak cukup mampu untuk mencabut akar-akar
penindasan diberbagai Negara. Oleh karena itu PBB secara terus-enerus
berupaya untuk memperjuangkannya. Akhirnya setelah kurang lebih 18 tahun
kemudian, PBB berhasil juga melahirkan Convenant on Economik, Social and
cultural (perjanjian tentang, ekonomi, sosial dan budaya) dan Convenant on
civil and Political Right (Perjajian tentang hak-hak sipil dan politik)
E. Hubungan Antara Demokrasi dan HAM
Demokrasi berperan untuk menjadi metode yang implementatif bagi
pelaksanaan HAM. Karena itu demokrasi tersebut harus bersifat kultural,
sebagaimana muatannya, sebab tanpa inspirasi agama maupun tradisi,
demokrasi akan gagal oleh formalismenya sendiri. Karena itu ketika HAM
harus diwujudkan melalui perjuangan demokrasi, agama menjadi varian yang
tidak bisa dihindari sebagai fakta yang fundamental, sekaligus bersifat
suplementer bagi proses demokratisasi, sementara HAM menjadi ruang public
untuk memberi kepaastian hukum dan lembaga peradilan nanti.
Netralisasi lembaga peradilan dari tekanan-tekanan kekuasaan maupun
intervensi eksternal, selain tidak akan memberikan kepastian hukum bagi
penegak HAM, juga melahirkan bentuk-bentuk aktivitas yang anarkis
terhadap hukum itu sendiri. Demokrasi juga bisa melahirkan anarkhisme,
apabila demokrasi mengabaikan institusi public yang menjadi saluran-
salurannya, termasuk penghormatan terhadap nilai-nilai moral agam yang
berhubungan dengan kemanusiaan.
Kita tidak menginginkan terjadinya dehumanisasi, karena selain
melanggar nilai-nilai HAM dan demokrasi, dehumanisasi adalah fakta
negative dalam sikap manusia paling primitif. Akan lebih menyakitkan lagi
manakala dehumanisasi itu atas nama agama, kemanusiaan, bahkan atas nama
suatu pemahaman demokrasi.

Sumber : http://abdullah-syuhada.blogspot.com/2015/10/makalah-demokrasi-dan-
hak-asasi-manusia.html diakses pada senin 4 maret 2019.17:05

Anda mungkin juga menyukai