Anda di halaman 1dari 33

CASE REPORT

PASIEN DENGAN TRAUMA TUMPUL THORAKS

DI RUANG RAWAT INAP BEDAH PRIA

RSUP DR. M. DJAMIL PADANG

OLEH :

MIMI AFNITA SARI, S.KEP

1841312090

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2019
CASE REPORT

PADA Tn. NW DENGAN TRAUMA TUMPUL THORAKS

1. Deskripsi kasus

Tn. N usia 32 tahun masuk IGD RSUP Dr.M.Djamil Padang dengan

keluhan sesak nafas sejak 4 jam sebelum masuk rumah sakit dan nyeri dada yang

dirasakan setelah mengalami kecelakaan, klien menabrak mobil dan klien jatuh

kemudian masuk kebawah kolong mobil. Pada awalnya klien sadar dan klien dapat

mengingat kejadian. Sebelum dirawat di ruang rawat bedah pria klien sudah

mendapatkan perawatan intensif diruang HCU bedah selama 10 hari.

Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 18 Februari 2019 klien

mengatakan tidak pernah memiliki riwayat penyakit paru sebelumnya. Klien post

operasi pemasangan WSD. Luka operasi klien masih tampak basah dan cairan WSD

masih banyak keluar dan bewarna kemerahan. Klien juga mengeluh batuk dan

berdahak, dahak sulit untuk dikeluarkan. Pada saat batuk klien mengatakan terasa

nyeri pada dada dan membuat klien tidak nyaman sehingga sulit untuk beraktivitas.

Klien juga merupakan seorang perokok aktif dan menghabiskan kurang lebih rokok

1-2 bungkus per hari. Hasil pemeriksaan fisik paru diemukan jejas, klien terpasang

WSD, saat palpasi adanya nyeri tekan, dan saat auskultasi terdengar vesikuler di

lapang paru. Hasil pemeriksaan laboratorium klien : Hb : 12 g/dl , hematokrit : 37

%, PH : 7,44, PCO2: 50,9 mmHg, PO2 : 23,0 mmHg.


2. Analisa data

No Data Etiologi Diagnosa


1. DO:
 klien tampak batuk dan Penumpukan Bersihan jalan nafas
susah mengeluarkan secret di jalan tidak efektif
secret pada jalan nafas nafas
 klien batuk berdahak
 Auskultasi : ronchi +/+
Td : 130/90 mmhg
N : 36,8 x/i
S: 37 °c
RR : 23 x/i
DS :
 klien mengatakan sering
batuk, batuk berdahak dan
susah dikeluarkan.

2. DO : Agen cidera fisik Nyeri akut


 tampak luka post operasi
pada dada sebelah kanan
 WSD terpasang pada dada
sebelah kanan
 klien tampak meringis
 klien tampak melindungi
bagian luka post operasi
DS:
 klen mengeluh terasa
nyeri pada luka post
operasi di dada sebelah
kanan , nyeri dirasakan
setiap klien menggerakan
tubuh dan bertambah
parah saat klien batuk,
nyeri yang dirasakan
seperti ditusuk-tusuk,
nyeri hilang timbul
dengan durasi yang tidak
menentu.

3. DO : Ketidak kuatan Resiko infeksi


 Tampak luka bekas pertahanan tubh
operasi dan terpasang primer : kerusakan
WSD integritas kulit
 Luka masih tampak basah
 HB : 12 g/dl
DS :
 klien mengatakan ada luka
bekas operasi
NANDA NOC NIC
Ketidak efektifan bersihan jalan nafas Respon mekanisme ventilasi: Manajemen jalan nafas :
Defenisi : ketidakmampuan untuk  Ritme pernafasan dalam batas normal  Posisikan pasien untuk
membersihkan secret atau obstruksi  Kedalaman nafas dalam batas normal memaksimalkan ventilasi
saluran nafas guna mempertahankan jalan  Kapasitas inspirasi dalam batas  Buang secret dengan cara batuk atau
nafas yang bersih. normal dengan suction
Batasan karakteristik :  Volume tidal dalam batas normal  Ajarkan klien untuk menarik nafas
 Dipsnea  Tes fungsi pulmonal masih dalam dalam lalu dibatukkan
 Suara nafas tambahan batas normal  Ajarkan klien untuk batuk efektif
 Perubahan pada irama dan frekuensi Status respiratory:  Auskultasi suara nafas
nafas  Kemampuan untuk mengeluarkan  Monitor status respirasi klien
 Batuk tidak efektif secret Batuk efektif
 Sianosis  Kemampuan untuk batuk  Atur posisi pasien
 Kesulitan untuk berbicara  Tidak ada suara nfas tambahan  Minta klien untuk tarik nafas dalam
 Penurunan suara nafas  tidak ada akumulasi sputum  Minta klien untuk tarik nafas dalam dan
 Ortopnea Tanda- tanda vital tahan selama 2 detik dan minta klien
 Sputum berlebihan  Temparatur tubuh dalam batas untuk membatukkan
 Mata terbelalak normal  Minta klien untuk batuk dengan
 respiratori rate dalam batas normal inhalasi maksimal
 tekanan darah dalam batas normal Posisi :
 nadi dalam batas normal  Posisikan pasien semi fowler
 Atur posisi pasien senyaman mungkin
 Letakkan bantal dibelang lengan klien
 Ajarkan pasien untuk possi yang bagus
untuk postur dan bagus untuk
mekanisme tubuh
Nyeri Akut
Definisi : sensori yang tidak Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Nyeri
menyenangkan dan pengalaman emosional selama ...... x24 jam pasien dapat Aktivitas :
yang muncul secara aktual atau potensial, mengontrol nyeri dengan indikator:  lakukan pengkajian nyeri secara
kerusakan jaringan atau menggambarkan  Mengenali faktor penyebab komprehensif termasuk lokasi,
adanya kerusakan..  Mengenali onset (lamanya sakit) karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
Batasan karakteristik :  Menggunakan metode pencegahan dan faktor presipitasi
 Laporan secara verbal atau non  Menggunakan metode nonanalgetik  observasi reaksi non verbal dari
 verbal untuk mengurangi nyeri ketidaknyamanan
 Fakta dan observasi  Menggunakan analgetik sesuai  gunakan teknik komunikasi terapeutik
 Gerakan melindungi kebutuhan untuk mengetahui pengalaman nyeri
 Tingkah laku berhati-hati  Mencari bantuan tenaga kesehatan pasien
 Gangguan tidur (mata sayu, tampak  Melaporkan gejala pada tenaga  kaji kultur yang mempengaruhi respon
capek, sulit atau gerakan kacau, kesehatan nyeri
menyeringai)  Menggunakan sumber-sum ber yang  evaluasi pengalaman nyeri masa
 Tingkah laku distraksi (jalan-jalan, tersedia lampau
menemui orang lain, aktivitas berulang-  Mengenali gejala-gejala nye ri
ulang)
 Respon autonom (diaphoresis,  Mencatat pengalaman nyeri  evaluasi bersama pasien dan tim
perubahan tekanan darah, perubahan sebelumnya kesehatan lain tentang ketidakefektifan
pola nafas, nadi dan  Melaporkan nyeri sudah ter kontrol kontrol nyeri masa lampau
 dilatasi pupil)  bantu pasien dan keluarga untuk
 Tingkah laku ekspresif (gelisah, marah, Setelah dilakukan tindakan keperawatan mencari dan menemukan dukungan
menangis, merintih, selama ...... x24 jam pasien dapat  kontrol lingkungan yang dapat
 waspada, napas panjang, iritabel) mengetahui tingkatan nyeri dengan mempengaruhi nyeri seperti suhu
 Berfokus pada diri sendiri indikator: ruangan, pencahayaan dan kebisingan
 Muka topeng  melaporkan adanya nyeri  kurangi faktor presipitasi
 Fokus menyempit (penurunan persepsi  luas bagian tubuh yang terpengaruh  pilih dan lakukan penanganan nyeri
pada waktu, kerusakan proses berfikir,  frekuensi nyeri (farmakologi, non farmakologi dan
penurunan interaksi dengan orang dan  panjangnya episode nyeri inter personal)
lingkungan)  pernyataan nyeri
 Perubahan nafsu makan dan minum  ekspresi nyeri pada wajah Analgetic Administration
Faktor yang berhubungan :  posisi tubuh protektif kurangnya Aktifitas
 Agen injury (fisik, biologis, psikologis) istirahat  tentukan lokasi, karakteristik, kualitas,

 ketegangan otot dan derajat nyeri sebelum pemberian

 perubahan pada frekuensi pernafasan obat

 perubahan nadi  cek instruksi dokter tentang jenis obat,

 perubahan tekanan darah dosis dan frekuensi

 perubahan ukuran pupil  cek riwayat alergi


 keringat berlebih  pilih analgetik yang diperlukan atau
 kehilangan selera makan kombinasi dari analgetik ketika
pemberian lebih dari satu
 tentukan pilihan analgetik tergantung
tipe dan beratnya nyeri
 tentukan analgetik pilihan, rute
pemberian dan dosis optimal
 pilih rute pemberian secara IV, IM
untuk pengobatan nyeri secara teratur
 monitor vital sign sebelum dan sesudah
pemberian analgetik pertama kali
 berikan analgetik tepat waktu terutama
saat nyeri hebat evaluasi efektifitas
analgetik, tanda dan gejala (efek
samping)

Manajemen lingkungan: kenyamanan


Aktivitas:
 Mencegah gangguan yang tidak perlu
dan memungkinkan untuk waktu
istirahat
 Menciptakan lingkungan yang tenang
dan mendukung
 Menyediakan lingkungan yang aman
dan bersih
 Memberikan pilihan sedapat mungkin
untuk kegiatan sosial dan kunjungan
 Menentukan sumber ketidaknyamanan,
seperti berpakaian basah, posisi tabung,
perban konstriktif, keriput seprai, dan
iritasi lingkungan
 Menyesuaikan suhu kamar yang paling
nyaman bagi individu jika
memungkinkan
 Memberikan atau menghapus selimut
untuk mempromosikan kenyamanan
suhu, seperti ditunjukkan
 Menghindari paparan yang tidak perlu,
draft, overheating atau dingin
 Menyesuiakan pencahayaan untuk
memenuhi kebutuhan kegiatan
individu, menghindari cahaya langsung
di mata
 Memfasilitasi tindakan menjaga
kebersihan untuk kenyamanan individu
(menyeka alis, menerapkan krim kulit,
membersihkan tubuh, rambut, dan
rongga mulut)

Manajemen obat penenang


Aktivitas :
 Kaji riwayat kesehatan pasien dan hasil
tes diagnostik untuk menentukan
apakah pasien memenuhi kriteria agen
untuk penenangan kesadaran oleh
seorang perawat terdaftar
 Tanyakan kepada pasien atau keluarga
tentang pengalaman pemberian obat
penenang sebelumnya
 Cek alergi obat
 Menentukan makanan dan asupan
cairan yang terakhir
 Tinjau obat-obatan pasien yang di
ambil dan verifikasi kontraindikasi
pemberian obat penenang
 Beritahu keluarga dan/atau pasien
tentang efek pemberian obat penenang
 Memperoleh persetujuan tertulis
informed
 Mengevaluasi tingkatan kesadaran
pasien dan refleks normal sebelum
pemberian obat penenang
 Memperoleh TTV, kadar oksigen,
EKG, tinggi dan berat dalam batas
normal
 memastikan peralatan resusitasi darurat
sudah tersedia, khususnya sumber
untuk memberikan 100% oksigen,
obat-obatan darurat dan defibrillator
 memulai infuse

Manajemen nutrisi
Aktivitas :
 Tentukan status gizi pasien dan
kemampuan untuk memenuhi
kebutuhan gizi
 Identifikasi alergi makanan pada pasien
atau intoleransi
 Tentukan preferensi makanan pasien
 Anjurkan pasien tentang kebutuhan
nutrisi (yaitu , membahas pedoman diet
dan piramida makanan)
 Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi
yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi
 Berikan makanan pilihan sambil
menawarkan bimbingan terhadap
pilihan yang lebih sehat , jika perlu
 Sediakan lingkungan yang optimal
untuk konsumsi makanan ( misalnya,
bersih, berventilasi baik, santai, dan
bebas dari bau yang menyengat )
 Pastikan makanan disajikan dengan
tampilan yang menarik dan pada suhu
yang paling cocok untuk konsumsi
optimal
 Dorong keluarga untuk membawa
makanan kesukaan pasien selama di
rumah sakit atau perawatan fasilitas ,
jika perlu
 Membantu pasien dengan

Monitor Tanda-Tanda Vital


Aktivitas:
 Mengukur tekanan darah, denyut nadi,
temperature, dan status pernafasan, jika
diperlukan
 Mencatat gejala dan turun naiknya
tekanan darah
 Mebgukur tekanan darah ketika pasien
berbaring, duduk, dan berdiri, jika
diperlukan
 Auskultasi tekanan darah pada kedua
lengan dan bandingkan, jika diperlukan
 Mengukur tekanan darah, nadi, dan
pernafasan sebelum, selama, dan
setelah beraktivitas, jika diperlukan
 Mempertahankan suhu alat pengukur,
jika diperlukan
 Memantau dan mencatat tnda-tanda dan
syimptom hypothermia dan
hyperthermia
 Memantau timbulnya dan mutu nadi
 Dapatkan nadi apical dan radial scara
stimultan dan catat perbedaannya, jika
diperlukan
 Mengukur pulsus paradoxus

Manajemen Energi
Aktifitas:
 Menilai status fisiologi pasien untuk
mengurangi kelelahan sesuai umur dan
perkembangannya
 Anjurkan mengungkapkan yang
diraasakan tentang keterbatasan
 Gunakan alat yang benar untuk
tindakan kelelahan, bila perlu
 Tentukan pasien/persepsi penting
lainnya dari penyebab kelelahan
 Periksa status kekurangan fisiologis
(kemoterapi-untuk anemia) sebagai
prioritas utama
 Pilih intervensi untuk menurunkan
kelelahan menggunakan kombinasi
antara farmakologi dan kategori
nonfarmakologi, untuk ketepatan\
 Tentukan apa dan berapa banyak
aktivitas yang diperlukan untuk
membangun ketahanan
 Monitor intake nutrisi untuk
memastikan sumber energi yang
adekuat
 Konsultasi dengan ahli diit tentang cara
untuk menambah intake dari makanan
energi tinggi
 Negosiasi keinginan waktu makan yang
mungkin atau tidak mungkin tepat
dengan standar jadwal RS

Manajemen Lingkungan : keselamatan


Aktivitas:
 Identifikasi kebutuhan keamanan
pasien , berdasarkan tingkat fungsi fisik
dan kognitif dan sejarah masa lalu dari
perilaku
 Mengidentifikasi bahaya keselamatan
di lingkungan ( misalnya, kimia fisik,
biologi , dan )
 Hapus bahaya dari lingkungan , bila
memungkinkan
 Modifikasi lingkungan untuk
meminimalkan bahaya dan risiko
 Menyediakan perangkat adaptif (
misalnya , bangku langkah dan
pegangan tangan ) untuk meningkatkan
keselamatan lingkungan
 Gunakan alat pelindung ( misalnya ,
pembatasan , sisi rel , pintu terkunci ,
pagar , dan gerbang ) secara fisik
membatasi mobilitas atau akses ke
situasi berbahaya
 Beritahu instansi yang berwenang
untuk melindungi envirenment
(misalnya, departemen kesehatan, jasa
lingkungan, badan perlindungan
lingkungan <EPA>, dan polisi)
 Memberikan pasien dengan nomor
telepon darurat ( misalnya , polisi ,
departemen kesehatan setempat , dan
pusat kendali racun )
 Memantau lingkungan untuk
perubahan status keamanan
 Membantu pasien dalam pindah ke
yang lebih aman lingkungan (misalnya
, rujukan untuk bantuan perumahan )

Alat Bantu/Mengontrol Analgesik


(PCA)
Aktivitas :
 Berkolaborasi dengan dokter , pasien ,
dan anggota keluarga dalam memilih
jenis narkotika yang akan digunakan
 Merekomendasikan pemberian aspirin
dan obat anti inflamasi non steroid,
serta narkotika yang sesuai
 Merekomendasikan penghentian
pemberian opioid pada rute lain
 Hindari saya meperidine hidroklorida (
Demerol )
 Pastikan bahwa pasien tidak alergi
terhadap analgesik yang diberikan
 Anjurkan pasien dan keluarga untuk
memantau intensitas, kualitas, dan
durasi nyeri
 Anjurkan pasien dan keluarga untuk
memantau tingkat pernapasan dan
tekanan darah
 Menetapkan nasogastrik , vena ,
subkutan , atau akses tulang belakang
yang sesuai
 Memvalidasi bahwa pasien dapat
menggunakan perangkat PCA ( yaitu ,
mampu berkomunikasi , memahami
penjelasan , dan ikuti petunjuk )
 Berkolaborasi dengan pasien dan
keluarga untuk memilih jenis yang tepat
dari perangkat infus pasien yang
diberikan

Administrasi Obat : intramuskular ( IM


)
Aktivitas :
 Ikuti lima hak-hak administrasi
pengobatan
 Riwayat medis Note pasien dan riwayat
alergi
 Pertimbangkan indikasi dan
kontraindikasi untuk injeksi
intramuscular
 Tentukan pengetahuan pasien
pengobatan dan pemahaman tentang
metode administrasi
 Pilih jarum suntik yang benar dan
berdasarkan pasien dan informasi obat
 Catatan tanggal kedaluwarsa obat
 Siapkan dosis benar dari ampul , vial ,
atau jarum suntik prefilled
 Pilih tempat suntikan yang sesuai ;
meraba situs untuk edema , massa , atau
nyeri , hindari area jaringan parut ,
memar , abrasi , atau infeksi
 Posisi tangan non dominan pada
landmark anatomi yang tepat ,
menyebar kulit ketat
 Berikan injeksi menggunakan teknik
aseptik dan protokol yang tepat

RESIKO INFEKSI
Definisi : peningkatan resiko masuknya Setelah dilakukan tindakan keperawatan Kontrol Infeksi
orgaanisme patogen. selama .....x24 jam status kekebalan pasien Aktivitas :
Faktor resiko : meningkat dengan indilaktor:  Bersihkan lingkungan setelahdipakai
 Prosedur infasif  Tidak didapatkan infeksi berulang pasien lain
 Ketidakcukupan pengetahuan untuk  Tidak didapatkan tumor status rspirasi  Pertahankan teknik isolasi
menghindari paparan patogen trauma sesuai yang diharapkan  Batasi pengunjung bila perlu
kerusakan jaringan dan peningkatan  Temperatur badan sesuai yang
paparan lingkungan diharapkan
 Peningkatan paparan lingkungan  Integritas kulit  Instruksikan pengunjung untuk
pathogen imunosupresi  Integritas mukosa mencuci tangan saat berkunjung dan
ketidakadekuatan imun buatan  Tidak didapatkan fatigue kronis setelah berkunjung
 Reaksi skintes sesuai paparan  Gunakan sabun anti mikroba untuk cuci
 WBC absolut dbn tangan
 Cuci tangan sebelum dan sesudah
Setelah dilakukan tindakan keperawatan tindakan keperawatan
selama .....x 24 jam psien mengetahui  Gunakan universal precaution dan
cara cara mengontrol infeksi dengan gunakan sarung tangan selma kontak
indicator : dengan kulit yang tidak utuh
 Mendeskripsikan proses penularan  Tingkatkan intake nutrisi dan cairan
penyakit  Berikan terapi antibiotik bila perlu
 Mendeskripsikan faktor yang  Observasi dan laporkan tanda dan gejal
mempengaruhi terhadap proses infeksi seperti kemerahan, panas, nyeri,
penularan penyakit tumor
 Mendeskripsikan tindakan yang dapat  Kaji temperatur tiap 4 jam
dialkukan untuk pencegahan proses  Catat dan laporkan hasil laboratorium,
penularan penyakit WBC
 Mendeskripsikan tanda dan gejala  Gunakan strategi untuk mencegah
infeksi infeksi nosokomial
 Mendeskripsikan penatalaksanaan  Istirahat yang adekuat
yang tepat untuk infeksi
 Kaji warna kulit, turgor dan tekstur,
cuci kulit dengan hati-hati
 Ganti IV line sesuai aturan yang
berlaku
 Pastikan perawatan aseptik pada IV line
 Pastikan teknik perawatan luka yang
tepat
 Berikan antibiotik sesuai autran
 Ajari pasien dan keluarga tanda dan
gejal infeksi dan kalau terjadi
melaporkan pada perawat
 Ajarkan klien dan anggota keluarga
bagaimana mencegah infeksi

Proteksi Infeksi
 Aktivitas :
 Monitor tanda dan gejala infeksi
 Monitor hitung granulosit, WBC
 Monitor kerentanan terhadap infeksi
 Batasi pengunjung
 Saring pengunjung terhadap penyakit
menular
Monitoring TTV
Aktivitas:
 Mengukur tekanan darah, denyut nadi,
temperature, dan status pernafasan, jika
diperlukan
 Mencatat gejala dan turun naiknya
tekanan darah
 Mebgukur tekanan darah ketika pasien
berbaring, duduk, dan berdiri, jika
diperlukan
 Auskultasi tekanan darah pada kedua
lengan dan bandingkan, jika diperlukan
 Mengukur tekanan darah, nadi, dan
pernafasan sebelum, selama, dan
setelah beraktivitas, jika diperlukan
 Mempertahankan suhu alat pengukur,
jika diperlukan
 Memantau dan mencatat tnda-tanda dan
syimptom hypothermia dan
hyperthermia
 Memantau timbulnya dan mutu nadi
 Dapatkan nadi apical dan radial scara
stimultan dan catat perbedaannya, jika
diperlukan
 Mengukur pulsus paradoxus

Identifikasi resiko
Aktivitas:
 Lihat kembali riwayat kesehatan yang
lalu dan dokumentasi sebagai petunjuk
dari diagnose medis dan keperawatan
yang masih ada atau yang dahulu
 tinjau data yang berasal dari tindakan
penilaian risiko rutin
 menentukan ketersediaan dan kualitas
sumber daya (misalnya, psikologis,
keuangan, pendidikan, keluarga dan
masyarakat sosial, dan lainnya)
 mengidentifikasi sumber daya instansi
untuk membantu dalam mengurangi
faktor risiko
 Pelihara catatan-catatan akurat dan
data-data statistic
 mengidentifikasi risiko biologis,
lingkungan, dan perilaku dan
keterkaitan mereka
 identifikasi tipe strategi koping
 menentukan tingkatan fungsi masa lalu
dan sekarang
 menentukan status kebutuhan hidup
dasar
 menentukan sumber daya masyarakat
yang sesuai untuk hidup dan kesehatan
kebutuhan dasar

Administrasi pengobatan
Aktivitas:
 Pertahankan kebijakan lembaga dan
prosedur untuk akurasi dan keamanan
administrasi dari pengobatan
 Pelihara lingkungan yang
memaksimalkan keamanan dan efisien
administrasi pengobatan
 Hindari interupsi ketika persiapan
pemeriksaan dari administrasi obat.
 Ikuti lima benar dari administrasi
pengobatan
 Periksa dosis dari pesanan obat
sebelum pemberian obat.
 Menulis resep obat dari obat yang
direkomendasikan, harus tepat,
mengikuti penulisan resep dari dokter
 Monitor kemungkinan dari alergi obat,
interaksi dan kontraindikasi obat
termasuk obat di apotik dan obat herbal
 Catat alergi pasien sebelum pemberian
masing-masing obat dan obat
pegangan, jika diperlukan
 Informasikan tipe dari pengobatan
pasien, alasan pemberian, aksi obat
yang diharapkan, dan efek yang
merugikan dari pengobatan, jika
diperlukan
 Pastikan bahwa obat hipnotik, narkotik
dan antibiotik masing-masingnya tidak
saling berhubungan atau pesan kembali
pada tanggal perpanjangan mereka.
Administrasi Pengobatan : Intravena (
Iv )
Aktivitas :
 Ikuti lima benar administrasi
pengobatan
 Catat riwayat medis pasien dan riwayat
alergi
 Tentukan pengetahuan pasien
pengobatan dan pemahaman tentang
metode administrasi
 Periksa kompatibel obat IV
 Catatan tanggal berakhirnya obat dan
solusi
 Mengatur peralatan yang tepat untuk
pemberian obat
 Siapkan konsentrasi yang tepat dari
obat IV dari ampul atau vial
 Verifikasi penempatan dan patensi IV
kateter dalam vena
 Menjaga sterilitas sistem paten IV
 Administer obat IV pada tingkat yang
tepat

Administrasi Obat : intramuskular (


IM )
Aktivitas :
 Ikuti lima hak-hak administrasi
pengobatan
 Riwayat medis Note pasien dan
riwayat alergi
 Pertimbangkan indikasi dan
kontraindikasi untuk injeksi
intramuscular
 Tentukan pengetahuan pasien
pengobatan dan pemahaman tentang
metode administrasi
 Pilih jarum suntik yang benar dan
berdasarkan pasien dan informasi obat
 Catatan tanggal kedaluwarsa obat
 Siapkan dosis benar dari ampul , vial ,
atau jarum suntik prefilled
 Pilih tempat suntikan yang sesuai ;
meraba situs untuk edema , massa ,
atau nyeri , hindari area jaringan parut
, memar , abrasi , atau infeksi
 Posisi tangan non dominan pada
landmark anatomi yang tepat ,
menyebar kulit ketat
 Berikan injeksi menggunakan teknik
aseptik dan protokol yang tepat

Pengendalian Infeksi
Aktivitas :
 Mengalokasikan square feet sesuai
pasien , seperti yang ditunjukkan oleh
pusat pengendalian penyakit ( CDC )
dan pedoman pencegahan .
 Bersihkan lingkungan tepat setelah
setiap kali penggunaan pasien
 Ubah peralatan perawatan pasien , per
protokol lembaga
 Isolasi orang yang terkena penyakit
menular
 Tempatkan pada tempat isolasi
tindakan pencegahan , yang sesuai
 Menjaga teknik isolasi , sesuai
 Batasi jumlah pengunjung , yang sesuai
 Ajarkan peningkatan cuci tangan untuk
petugas kesehatan
 Instruksikan pasien untuk teknik
mencuci tangan yang tepat
 Instruksikan pengunjung untuk
mencuci tangan saat memasuki dan
meninggalkan ruangan pasien

Manajemen nutrisi
Aktivitas :
 Tentukan status gizi pasien dan
kemampuan untuk memenuhi
kebutuhan gizi
 Identifikasi alergi makanan pada pasien
atau intoleransi
 Tentukan preferensi makanan pasien
 Anjurkan pasien tentang kebutuhan
nutrisi (yaitu , membahas pedoman diet
dan piramida makanan)
 Bantu pasien dalam menentukan
pedoman atau piramida makanan
 Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi
yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi
 Berikan makanan pilihan sambil
menawarkan bimbingan terhadap
pilihan yang lebih sehat , jika perlu
 Atur pola makan
 Sediakan lingkungan yang optimal
untuk konsumsi makanan ( misalnya,
bersih, berventilasi baik, santai, dan
bebas dari bau yang menyengat )
 Pastikan makanan disajikan dengan
tampilan yang menarik dan pada suhu
yang paling cocok untuk konsumsi
optimal

Manajemen Lingkungan
Aktivitas :
 Ciptakan lingkungan yang nyaman
 Kenali kebutuhan keselamatan pasien
berdasarkan pada keadaan fisik dan
fungsi kognitif dan kebiasaan masa
lampau
 Hindari lingkungan yang beresiko
(contohnya : karpet yang longgar dan
kecil, peralatan yang mudah berpindah)
 Pindahkan benda yang berbahaya dari
lingkungan
 Temani pasien dalam beraktivitas di
ruangan, jika diperlukan
 Sediakan tempat tidur naik-turun, jika
diperlukan
 Sediakan perlengkapan yang mudah
(contohnya : tempat duduk bertingkat/
tangga) jika diperlukan
 Tempatkan peralatan di ruangan yang
telah ditata seperlunya dengan
mengakomodasi ketidakmampuan
pasien/keluarga
 Sediakan lorong panjang untuk
memungkinkan kebebasan bergerak
jika diperlukan
 Tempatkan benda-benda yang sering
digunakan dalam jangkauan pasien

Anda mungkin juga menyukai