KEPERAWATAN JIWA
Disusun Oleh :
Kelompok I’18 (II)
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala kebesaran
dan limpahan nikmat yang diberikan-Nya, sehingga kami sebagai penulis dapat
menyelesaikan laporan seminar kasus dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Tn. J
dengan Perilaku Kekerasan di Wisma Anak dan Remaja RSJ Prof. Hb Sa’anin
Padang. Shalawat serta salam tidak lupa pula penyusun kirimkan kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW.
Adapun penulisan laporan ini bertujuan sebagai pelaporan hasil dari hasil
pemberian asuhan keperawatan kepada An. J dengan gangguan jiwa (Isolasi sosial)
yang di Ruang anak dan remaja RSJ Prof. Hb Sa’anin Padang. Penulisan laporan ini
berkat bimbingan, arahan, serta bantuan dari dosen pembimbing dan pembimbing
klinik sehingga laporan ini dapat terselesaikan hingga akhir.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari pengetahuan dan
keterbatasan penulis. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan
saran dari berbagai pihak agar laporan ini lebih baik dan bermanfaat.
Akhir kata penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan laporan ini, semoga bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia,
karena tanpa kesehatan manusia sulit untuk menjalankan aktivitas. Menurut
Undang Undang No 36 tahun 2009 tentang kesehatan, kesehatan adalah suatu
keadaan sehat, baik secara fisik,mental, spiritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup untuk produktif secara sosial dan ekonomis.
Berdasarkan Undang Undang No. 18 tahun 2014 tentang kesehatan jiwa,
kesehatan jiwa adalah suatu kondisi dimana seorang individu dapat berkembang
secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari
kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja, secara produktif,
dan mampu memberikan kontribusi pada komunitasnya.
Sedangkan menurut American Nurses Association (ANA) tentang
keperawatan jiwa, keperawatan jiwa adalah area khusus dalam praktek
keperawatan yang menggunakan ilmu dan tingkah laku manusia sebagai dasar
dan menggunakan diri sendiri secara terapeutik dalam meningkatkan,
mempertahankan, serta memulihkan kesehatan mental klien dan kesehatan mental
masyarakat dimana klien berada. Selain keterampilan teknik dan alat klinik,
perawat juga berfokus pada proses terapeutik menggunakan diri sendiri (use self
therapeutic) (Kusumawati F dan Hartono Y, 2010).
Salah satu bentuk dari gangguan kesehatan jiwa adalah Skizofrenia.
Skizofrenia. merupakan suatu penyakit otak persisten dan serius dan
mengakibatkan perilaku psikologi, pemikiran konkrit, dan kesulitan dalam
memproses informasi, hubungan interpersonal, serta memecah masalah, menurut
Gail W. Stuart (2007).
Skizofrenia merupakan gangguan jiwa berupa perubahan pada psikomotor,
kemauan, afek emosi dan persepsi. Akibat dari gejala yang muncul, timbul
masalah masalah bagi klien meliputi, kurang perawatan diri, resiko menciderai
diri dan orang lain, menarik diri, dan harga diri rendah (Townsend, 1998).
Perkembangan jaman menurut kehidupan maniusia semakin modern, begitu
juga semakin bertambahnya stressor psikososial akibat budaya masyarakat
modern yang cenderung lebih sekuler, hal ini dapat menyebabkan manusia
semakin sulit menghadapi tekanan-tekanan hidup yang datang. Kondisi kritis ini
juga membaw dampak terhadap peningkatan kualitas maupun kuantitas penyakit
mental-emosional manusia. Sebagai akibat maka akan timbul gangguan jiwa
khususnya pada ganggguan isolasi sosial: Menarik diri dalam tingkat ringan
ataupun berat yang memerlukan penanganan dirumah sakit baik dirumah sakit
jiwa atau diunit perawatan jiwa dirumah sakit umum(Nurjannah, 2005).
Menurut Dermawan dan Rusdi (2013), Isolasi sosial: Menarik diri adalah
keadaan dimana seseorang mengalami atau tidak mampu berintraksi dengan
oranglain disekitarnya. Klien mungkin merasa ditolak,tidak diterima, kesepian
dan tidak mampu menbina hubungan yang berarti dengan orang lain.
Data diatas tersebut didapatkan masalah isolasi sosial di Rumah Sakit Jiwa
daerah Surakarta menempati posisi ke empat dan perawat bertanggung jawab
dalam meningkatkan derajat kemampuan jiwa klien seperti meningkatkan
percaya diri klien dan mengajarkan untuk berinteraksi dengan orang lain.
Memberikan pengertian tentang kerugian menyendiri dan keuntungan dari
berinteraksi dengan orang lain sehingga diharapkan mampu terjadi peningkatan
interaksi pada klien. Berdasarkan hal tersebut saya selaku penulis tertarik untuk
mengangkat masalah isolasi sosial: Menarik diri menjadi masalah keperawatan
utama dalam pembuatan Seminar kasus, dan sekaligus ingin mengetahui sejauh
mana dalam proses keperawata isolasi sosial tersebut.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan pada An.J dengan
Isolasi social di Ruangan anak dan remaja RS Jiwa HB Sa’anin Padang tahun
2019.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada An.J dengan Isolasi
social di Ruangan anak dan remaja RS Jiwa HB Sa’anin Padang tahun
2019.
b. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa keperawatan yang muncul pada
pada An.J dengan Isolasi social di Ruangan anak dan remaja RS Jiwa HB
Sa’anin Padang tahun 2019.
c. Mahasiswa mampu menyusun rencana tindakan keperawatan pada pada
An.J dengan Isolasi social di Ruangan anak dan remaja RS Jiwa HB
Sa’anin Padang tahun 2019.
d. Mahasiswa mampu melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan
rencana tindakan pada pada An.J dengan Isolasi social di Ruangan anak
dan remaja RS Jiwa HB Sa’anin Padang tahun 2019..
e. Mahasiswa mampu mengevaluasi tindakan keperawatan yang diberikan
pada pada An.J dengan Isolasi social di Ruangan anak dan remaja RS
Jiwa HB Sa’anin Padang tahun 2019.
C. Manfaat Penulis
1. Bagi Keperawatan
Diharapakan dapat memberikan manfaat sebagai panduan dalam pengelolahan
kasus resiko perilaku kekerasan.
2. Bagi Pendidikan
Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalaman bagi
mahasiswa dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap pasien jiwa
terutama isolasi sosial.
3. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dalam melakukan asuhan
keperawatan terhadap pasien jiwa terutama isolasi sosial.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. KONSEP DASAR
A. DEFINISI
Isolasi sosial menurut Townsend, dalam Kusumawati F dan Hartono Y (2010)
adalah suatu keadaan kesepian yang dirasakan seseorang karena orang lain
menyatakan negatif dan mengancam. Sedangkan Menarik diri adalah usaha
menghindari interaksi dengan orang lain. Individu merasa kehilangan hubungan
akrab dan tidak mempunyai kesempatan untuk berbagi perasaan, pikiran, prestasi
atau kegagalanya (Depkes, 2006 dalam Dermawan D dan Rusdi, 2013).
Isolasi sosial adalah keadaan seorang individu yang mengalami penurunan
atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain di
sekitarnya. Pasin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian dan tidak mampu
membina hubungan yang berarti dengan orang lain disekitarnya (Keliat, 2011).
Jadi isolasi sosial Menarik diri adalah suatu keadaan kesepian yang dialami
seseorang karena merasa ditolak, tidak diterima, dan bahkan pasien tidak mampu
berinteraksi untuk membina hubungan yang berarti dengan orang lain
disekitarnya..
B. ETIOLOGI
Terjadinya gangguan ini dipengaruhi oleh faktor predisposisi dan faktor presipitasi.
a. Faktor predisposisi
Menurut Fitria (2009) faktor predisposisi yang mempengaruhi masalah isolasi
sosial yaitu:
1) Faktor tumbuh kembang
Pada setiap tahap tumbuh kembang terdapat tugas tugas perkembangan yang harus
terpenuhi agar tidak terjadi gangguan dalam hubungan sosial. Apabila tugas
tersebut tidak terpenuhi maka akan menghambat fase perkembangan sosial yang
nantinya dapat menimbulkan suatu masalah
2) Faktor komunikasi dalam keluarga
Gangguan komunikasi dalam keluarga merupakan faktor pendukung terjadinya
gangguan dalam hubungan sosial. Dalam teori ini yang termasuk masalah dalam
berkomunikasi sehingga menimbulkan ketidakjelasan (double bind) yaitu suatu
keadaan dimana seorang anggota keluarga menerima pesan yang saling
bertentangan dalam waktu bersamaan atau ekspresi emosi yang tinggi dalam
keluarga yang menghambat untuk hubungan dengan lingkungan diluar keluarga.
3) Faktor sosial budaya
Norma-norma yang salah didalam keluarga atau lingkungan dapat menyebabkan
hubungan sosial, dimana setiap anggota keluarga yang tidak produktif seperti
lanjut usia, berpenyakit kronis dan penyandang cacat diasingkan dari lingkungan
sosialnya.
4) Faktor biologis
Faktor biologis juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi gangguan
dalam hubungan sosial. Organ tubuh yang dapat mempengaruhi gangguan
hubungan sosial adalah otak, misalnya pada klien skizfrenia yang mengalami
masalah dalam hubungan memiliki struktur yang abnormal pada otak seperti atropi
otak, serta perubahan ukuran dan bentuk sel-sel dalam limbic dan daerah kortikal.
b. Faktor presipitasi
Tanda dan gejala yang muncul pada klien dengan isolasi sosial:
menarik diri menurut Dermawan D dan Rusdi (2013) adalah sebagai berikut:
a. Gejala Subjektif
1) Klien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain
2) Klien merasa tidak aman berada dengan orang lain
3) Respon verbal kurang atau singkat
4) Klien mengatakan hubungan yang tidak berarti dengan orang lain
5) Klien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu
6) Klien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan
7) Klien merasa tidak berguna
8) Klien tidak yakin dapat melangsungkan hidup
9) Klien merasa ditolak
b. Gejala Objektif
1) Klien banyak diam dan tidak mau bicara
2) Tidak mengikuti kegiatan
3) Banyak berdiam diri di kamar
4) Klien menyendiri dan tidak mau berinteraksi dengan orang yang terdekat
5) Klien tampak sedih, ekspresi datar dan dangkal
6) Kontak mata kurang
7) Kurang spontan
8) Apatis (acuh terhadap lingkungan)
9) Ekpresi wajah kurang berseri
10) Tidak merawat diri dan tidak memperhatikan kebersihan diri
11)Mengisolasi diri
12) Tidak atau kurang sadar terhadap lingkungan sekitarnya
13)Memasukan makanan dan minuman terganggu
14) Retensi urine dan feses
15) Aktifitas menurun
16) Kurang enenrgi (tenaga)
17) Rendah diri
18) Postur tubuh berubah,misalnya sikap fetus/janin (khusunya pada posisi tidur).
D. RENTANG RESPON PERILAKU
Menurut Stuart (2007). Gangguan kepribadian biasanya dapat dikenali pada masa
remaja atau lebih awal dan berlanjut sepanjang masa dewasa. Gangguan tersebut
merupakan pola respon maladaptive, tidak fleksibel, dan menetap yang cukup
berat menyababkan disfungsi prilaku atau distress yang nyata.
Respon adaptif adalah respon individu dalam menyelesaikan dengan cara yang
dapatditerima oleh norma-norma masyarakat. Menurut Riyardi S dan Purwanto
T. (2013) respon ini meliputi:
a. Menyendiri
Merupakan respon yang dilakukan individu untuk merenungkan apa yang telah
terjadi atau dilakukan dan suatu cara mengevaluasi diri dalam menentukan
rencana-rencana.
b. Otonomi
Merupakan kemampuan individu dalam menentukan dan menyampaikan ide,
pikiran, perasaan dalam hubungan sosial, individu mamapu menetapkan untuk
interdependen dan pengaturan diri.
c. Kebersamaan
Merupakan kemampuan individu untuk saling pengertian, saling member, dan
menerima dalam hubungan interpersonal.
d. Saling ketergantungan
Merupakan suatu hubungan saling ketergantungan saling tergantung antar
individu dengan orang lain dalam membina hubungan interpersonal.
Respon maladaptif adalah respon individu dalam menyelesaikan masalah dengan
cara-cara yang bertentangan dengan norma-norma agama dan masyarakat.
Menurut Riyardi S dan Purwanto T. (2013) respon maladaptive tersebut adalah:
a. Manipulasi
Merupakan gangguan sosial dimana individu memperlakukan orang lain sebagai
objek, hubungan terpusat pada masalah mengendalikan orang lain dan individu
cenderung berorientasi pada diri sendiri. Tingkah laku mengontrol digunakan
sebagai pertahanan terhadap kegagalan atau frustasi dan dapat menjadi alat untuk
berkuasa pada orang lain.
b. Impulsif
merupakan respon sosial yang ditandai dengan individu sebagai subyek yang
tidak dapat diduga, tidak dapat dipercaya, tidak mampu merencanakan tidak
mampu untuk belajar dari pengalaman dan miskin penilaian.
c. Narsisme
Respon sosial ditandai dengan individu memiliki tingkah laku ogosentris,harga
diri yang rapuh, terus menerus berusaha mendapatkan penghargaan dan mudah
marah jika tidak mendapat dukungan dari orang lain.
d. Isolasi sosial
Adalah keadaan dimana seorang individu mengalami penurunan atau bahkan
sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya. Pasien
mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina
hubungan yang berarti dengan orang lain.
E. POHON MASALAH
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
Ruang rawat : Wisma Anak dan Remaja
Tanggal dirawat : 21 Maret 2019
1. IDENTITAS KLIEN
Inisial Klien : An. J
Umur : 17 tahun
Informan : Klien dan Rekam Medis
Tgl. pengkajian 2 April 2019
No. MR : 03.66.11
Alamat :Koto Dalam, Sungai Aur, Pasaman Barat
2. ALASAN MASUK
Klien masuk RSJ Prof HB Saanin Padang melalui IGD untuk pertama
kalinya diantar oleh keluarga pada 21 Maret 2019 pukul 11.00 WIB.
Pasien masuk dengan keluhan 1 bulan SMRS klien gaduh gelisah dengan
gejala emosi labil dan marah jika keinginan tidak terpenuhi, klien juga
merusak lemari dan memukul ibunya. Klien sering termenung, mengurung
diri dirumah, menarik diri dari lingkungan.
Ibu klien mengatakan gejala klien timbul sejak 1 tahun yang lalu. Setelah
gejala muncul, keluarga membawa klien untu berobat ke RS Yarsi
Bukittinggi, namun gejalanya tidak berkurang, sehingga akhirnya keluarga
memutuskan membawa klien ke RSJ Prof HB Saanin Padang.
13
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
3. FAKTOR PREDISPOSISI
a. Gangguan Jiwa di Masa Lalu
Klien menderita sakit sejak tahun 2018, namun belum pernah dirawat.
Penyebab awal karena kegagalan dalam mendapat sesuatu yang
diinginkan, semenjak itu klien sering termenung, menarik diri dan
marah tanpa sebab.
b. Pengobatan Sebelumnya
Saat pertama kali sakit, awalnya keluarga membawa klien berobat ke
dukun, namun tidak berhasil.Klien dibawa ke Puskesmas dan dirujuk ke
RS Yarsi Bukittinggi dan dirawat jalan. Klien kontrol ke puskesmas
dan sudah mendapatkan obat, namun salah satu obat tidak tersedia di
puskesmas dan klien diminta menjemputnya ke RS Yarsi Bukittinggi
.Namun, karena akses yang jauh keluarga tidak menjemputnya, dan
klien putus obat.
c. Trauma
Klien mengatakan tidak pernah menjadi korban aniaya fisik, namun
pernah menjadi pelaku dengan memukul ibunya.
Klien mengatakan tidak pernah menjadi pelaku, korban ataupun saksi
dalam penganiayaan seksual. Klien juga tidak pernah mengalami
penolakan baik dalam lingkungan keluarga maupun masyarakat, tidak
pernah mengalami, mendapatkan, atau menyaksikan adanya kekerasan
didalam keluarganya dan tidak pernah terlibat atau melakukan tindakan
kriminal sebelumnya.
Masalah Keperawatan : Resiko perilaku kekerasan
14
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
B. FISIK
a. Tanda vital : TD: 110/80 mmHg N: 76 x/menit
P: 20 x/menit S: 36,8 °C
b. Ukuran : TB: 160 cm BB: 52 kg
c. Keluhan fisik : Klien tidak adan mengeluhkan sakit fisik, secara
keseluruhan kondisi fisik klien tampak baik dan tidak ada tanda-tanda
abnormal.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah
C. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
c c c
Keterangan :
= Perempuan
= Laki-laki
= Meninggal
= Klien
= Tinggal serumah
15
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
Keterangan :
Klien tinggal bersama kedua orangtuanya dan 4 orang saudaranya. Dalam
keluarga klien yang mencari nafkah adalah ayah klien. Ibu klien
mengatakan klien anak yang pendiam dan tidak mau bercerita maupun
terbuka tentang masalahnya. Klien jika ada masalah hanya menyendiri.
Keluarga juga kesulitan untuk meminta klien untuk bercerita, karena klien
hanya diam. Dalam keluarga yang menjadi pengambil keputusan adalah
ayah klien. Dalam mengasuh klien, ibu klien mengatakan cenderung
memanjakan dan mengikuti kemauan dan permintaan klien. Keluarga juga
tidak membatasi pertemanan klien
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah
2. Konsep Diri
a. Citra Tubuh
Klien mengatakan menyukai seluruh yang ada pada dirinya, tidak
ada anggota tubuh yang istimewa dan yang tidak disukai
b. Identitas diri
Klien mengakui dirinya sebagai seorang laki-laki. Klien mengatakan
puas menjadi seorang laki-laki. Klien merupakan anak kedua dari
lima bersaudara.
c. Peran
Didalam keluarga klien berperan sebagai anak laki-laki yang dapat
menjadi panutan bagi adiknya dan pelindung bagi keluarganya.
Sebagai seorang anak klien sudah mampu menjalankan perannya
d. Ideal diri
Klien mengatakan ingin cepat sembuh dari sakitnya sehingga bisa
pulang, berkumpul dengan keluarga dan melanjutkan sekolahnya.
e. Harga diri
16
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
3. Hubungan sosial
a. Orang terdekat
Klien mengatakan orang yang paling dekat dengannya adalah
ibunya dikarenakan ibunya yang telah melahirkan dan
membesarkannya selain itu ibu juga selalu mengikuti kemauannya.
Namun, jika ada masalah, klien tidak pernah menceritakan pada
siapapun dan lebih sering memendamnya sendiri.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
Klien mengatakan tidak pernah mengikuti kegiatan dalam
kelompok/masyarakat. Klien lebih sering menarik diri dari
lingkungan.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien mengatakan memiliki hambatan dalam berhubungan dengan
orang lain, klien tidak mau berteman dan menolak dikunjungi
temannya, klien mengatakan malu dengan penyakit yang
dideritanya.
Masalah Keperawatan: Isolasi Sosial
D. SPIRITUAL
a. Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan ia meyakini agama Islam sebagai agamanya. Klien
meyakini adanya Tuhan yaitu Allah SWT. Klien juga meyakini sakitnya
terjadi karena tingkah lakunya dimasa lalu.
b. Kegiatan ibadah
Klien mengatakan sebagai umat Islam harus mematuhi dan
melaksanakan kewajiban dalam beribadah. Klien mengetahui bahwa
17
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
jika tidak melaksanakan ibadah, klien akan berdosa. Namun, klien tetap
tidak melakukannya, dan mengatakan malas untuk beribadah.
Masalah Keperawatan : Distress spritual
E. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Klien berpakaian sudah sesuai namun tampak belum rapi, kerah baju
tidak terlipat. Rambut klien tampak panjang dan tidak rapi, kuku klien
tampak panjang dan tidak bersih. Tampak ada kotoran dimata pasien,
muka terlihat kusam, kulit tampak bersih. Klien mengatakan tidak ingin
mandi.
Masalah Keperawatan: defisit perawatan diri
2. Pembicaraan
Saat berinteraksi klien bicara lambat, kurang jelas, klien kurang
kooperatif dengan perawat. Klien tidak mampu memulai pembicaraan.
Klien mudah tersinggung jika berbicara yang tidak sesuai dengan
keinginannya, dan sering menghentikan obrolan jika sudah tidak sesuai
keinginanya atau tersinggung.
3. Alam perasaan
Klien mengatakan sedih dirawat disini. Klien khawatir tidak diterima
dilingkungan masyarakat jika sudah pulang dari rumah sakit. Klien
mengatakan masyarakat memiliki pandangan yang negatif tentang
dirinya.
Masalah Keperawatan: Harga diri rendah
4. Aktifitas Motorik
18
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
5. Afek
Saat berinteraksi dengan klien afek klien cenderung labil, yaitu emosi
yang cepat berubah-ubah apalagi jika saat interaksi tidak sesuai
keyakinan dan keinginannya.
Masalah Keperawatan: hambatan komunikasi verbal
7. Persepsi
Klien mengatakan tidak ada mendengar atau melihat bayangan.Namun
klien tampak tertawa dan berbicara sendiri pada sore dan malam hari.
Klien juga tampak mengarahkan telinganya ke satu tempat. Klien
tampak senang dengan halusinasinya. Isi pembicaraan tidak jelas, klien
hanya tampak bergumam dengan suara rendah. Tetapi saat dilakukan
pengkajian halusinasi itu sudah jarang terjadi.
Masalah Keperawatan : Halusinasi pendengaran
19
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
8. Proses Pikir
Pada saat interaksi, pasien sering berhenti tiba-tiba tanpa adanya
gangguan, kemudian melanjutkan pembicaraannya lagi.
Masalah Keperawatan: gangguan proses pikir
9. Isi pikir
Saat dilakukan pengkajian, klien tidak ada waham, baik agama,
somatik, kebesaran, curiga, sisip psikis, siar pikir maupun kontrol pikir.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah
10. Tingkat kesadaran
Klien mengatakan tidak tahu dimana dia sekarang dan tidak tahu waktu
sekarang. Klien tampak bingung, malas melakukan aktivitas dan lebih
banyak tidur.
Masalah Keperawatan: gangguan proses pikir
11. Memori
Klien mengatakan tidak mampu mengingat kejadian satu bulan yang
lalu maupun kejadian dalam minggu terakhir. Hal ini dibuktikan dengan
klien tidak mengetahui apa kejadian dirumah, klien juga tidak dapat
menyebutkan kegiatan apa yang telah dilakukan selama dirawat.
Masalah Keperawatan: Gangguan Proses Pikir
20
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
3. Mandi
Saat dilakukan pengkajian, klien mengatakan tidak mau mandi, rambut
tampak kotor, panjang dan tidak rapi. Kuku tampak panjang.
Masalah Keperawatan: Defisit Perawatan Diri.
21
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
4. Pakaian
Klien mampu dalam mengambil pakaian dan memakai pakaian secara
mandiri. Klien berpakaian sudah sesuai namun belum rapi seperti kerah
baju yang belum terlipat, kadang pakaian miring ke kiri atau ke kanan
Masalah Keperawatan: defisit perawatan diri
5. Istirahat
Klien mengatakan ia tidur malam pukul 9 sampai setengah 6 pagi. Lalu
tidur siang mulai dari setelah makan siang sampai pukul 3 atau 4 sore.
Klien sebelum tidur tidak ada mencuci muka, gosok gigi. Setelah
bangun tidur klien mandi, sikat gigi dan sarapan.
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah
6. Penggunaan obat
Klien mengatakan tidak tahu nama obat dan manfaat obat yang
diminumnya, namun klien mampu menyebutkan waktu pemberian obat
yaitu 2 kali sehari pagi dan malam hari. Obat berbentuk tablet dan
langsung diminum setelah makan. Klien mengatakan saat pulang nanti
akan rutin dan patuh minum obat secara teratur.
Masalah Keperawatan: kurang pengetahuan
7. Pemeliharaan Kesehatan
Klien mengatakan jika klien boleh pulang klien akan melakukan
program rawat jalan dengan rajin control. Namun masalahnya di
Puskesmas dekat tempat tinggalnya tidak tersedia obat untuk gangguan
jiwa dan jika harus kepadang jauh perjalanannya. Klien mempunyai
sistem pendukung yaitu keluarga yang akan memberi dukungan dan
mengingatkan klien dalam minum obat serta mendapat pelayanan
kesehatan
Masalah Keperawatan: ketidakefektifan regimen terapeutik
22
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
Klien mengatakan saat dirumah dia tidak ada melakukan kegiata rumah,
Semua kegiatan rumah dilakukan oleh ibunya. Namun, jika nanti dia
sudah pulang, dia akan membantu pekerjaan rumah ibunya, seperti
merapikan tempat tidur, menyampu dan mencuci pakaian sendiri.
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah
23
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
Klien sudah berhenti sekolah sejak tahun 2016, keluarga mengatakan dulu
klien sering bolos sekolah dan pergi bermain dengan teman di jam sekolah.
Klien mengatakan ingin kembali melanjutkan sekolah, tetapi klien merasa
jauh tertinggal dari teman- temannya
Masalah Keperawatan : Harga diri rendah
I. PENGETAHUAN
24
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
J. ASPEK MEDIS
Diagnosa Medis : Skizofrenia
Therapi Medis :
Risperidone 2 x 1 mg
Diazepam 1 x 2 mg
Triheksipenidil 2 x 1 mg
K. ANALISA DATA
DATA MASALAH
DS : Isolasi Sosial
- Klien mengatakan tidak mau berteman
- Klien mengatakan tidak punya teman saat di
rumah
- Klien mengatakan dulu tidak keluar rumah
- Klien mengatakan tidak kenal satupun pasien
yang berada di ruangan
- Keluarga mengatakan klien saat di rumah
-
- mengurung diri di kamar dan jarang keluar
rumah. Klien keluar hanya jika membeli rokok ke
warung.
25
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
DO :
- Klien tampak banyak diam
- Klien tampak menyendiri
- Klien tidak mampu memulai percakapan
- Klien tidak mau berinteraksi dengan orang
sekitarnya
- Kontak mata saat bicara kurang
- Ekspresi klien saat bicara datar dan dangkal
DATA MASALAH
DO :
26
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
DATA MASALAH
DS : Resiko perilaku kekerasan
- Keluarga mengatakan klien sering marah-marah
jika keinginannya tidak dipenuhi
- Keluarga mengatakan saat marah klien akan
memukul lemari dan ibunya
DO :
- Pandangan mata klien tampak tajam
27
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
DATA MASALAH
Halusinasi
DS :
-klien mengatakan mendengar suara- suara tanpa
wujud
DO :
- Klien tampak senyum-senyum sendiri
- Klien tampak bicara-bicara sendiri saat waktu
maghrib dan malam hari
- Isi pembicaraan klien tidak terdengar dengan
jelas, terdengar seperti bergumam dengan nada
suara rendah
28
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
-
Deficit perawatan diri
DS :
- Klien mengatakan malas mandi
- Klien mengatakan belum gosok gigi
- Klien mengatakan belum keramas 4 hari terakhir
- Klien mengatakan belum potong kuku sejak satu
minggu ini
DO :
- Rambut klien tampak panjang dan acak-acakan
- Kuku klien tampak panjang dan tidak bersih
- Pakaian klien tampak tidak rapi
29
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
M. POHON MASALAH
Resiko PK
↑
Gangguan sensori persepsi :
Halusinasi
↑
isolasi Sosial
↑
HDR → DPD
↑
Ketidakefektifan koping individual
↑
Kurang Pengetahuan
N. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Isolasi social
2. Harga diri rendah
3. Resiko perilaku kekerasan
4. Gangguan sensori persepsi :Halusisnasi
5. Defisit perawatan diri
30
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan dibahas mengenai kesenjangan yang penulis dapatkan
antara konsep dasar teori dan kasus nyata An. J di ruangan anak dan remaja RSJ
Prof. HB. Sa’anin Padang. Pembahasan yang penulis lakukan meliputi pengkajian,
diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi keperawatan dan evaluasi.
A. Pengkajian
Menurut Craven & Hirnle (dalam Keliat, 2009) pengkajian merupakan
pengumpulan data subyektif dan obyektif secara sistematis untuk menentukan
tindakan keperawatan bagi individu, keluarga, dan komunitas. Pengumpulan
data pengkajian meliputi aspek identitas klien, alasan masuk, faktor
predisposisi, fisik, psikososisal dan lingkungan, pengetahuan, dan aspek
medik. Dalam pengumpulan data penulis menggunakan metode wawancara
dengan An.J, observasi secara langsung terhadap kemampuan dan perilaku
An.J, serta dari status An.J,. Selain itu keluarga juga berperan sebagai sumber
data yang mendukung dalam memberikan asuhan keperawatan pada An.J,.
Namun, disaat pengkajian tidak ada anggota keluarga An.J, yang
menjenguknya sehingga, penulis tidak memperoleh informasi dari pihak
keluarga.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan menurut Stuart dan Laraia (2001, dalam Keliat,
2005) adalah identifikasi atau penilaian terhadap pola respon klien baik
aktual maupun potensial. Schult dan Videbeck dalam Nurjanah (2005)
menyatakan bahwa diagnosa terdiri dari masalah atau respon klien dan
faktor yang berhubungan yang mempengaruhi atau kontribusi pada
masalah atau respon klien. Pada kasus ini penulis tidak mengadopsi
diagnosa berdasarkan catatan rekam medik klien karena tidak sesuai
dengan hasil pengkajian dan kondisi klien saat ini. Penulis mengambil satu
prioritas diagnosa masalah yaitu gangguan isolasi sosial menarik diri,
31
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
C. Intervensi Keperawatan
Menurut Ali (dalam Nurjanah, 2005) rencana tindakan keperawatan
merupakan serangkaian tindakan yang dapat mencapai setiap tujuan khusus
yang telah ditetapkan. Perencanaan keperawatan meliputi perumusan tujuan,
tindakan, dan penilaian asuhan keperawatan pada klien berdasarkan analisis
pengkajian agar masalah kesehatan dan keperawatan klien dapat diatasi.
Menurut Kusumawati & Yudi (2010) tujuan umum berfokus pada
penyelesaian masalah yang merupakan penyebab dari diagnosis keperawatan
tersebut. Tujuan khusus merupakan rumusan kemampuan klien yang perlu di
capai atau dimiliki, kemampuan ini dapat berfariasi sesuai dengan masalah
dan kebutuhan klien. Kemampuan pada tujuan khusus terdiri atas tiga aspek
yaitu: kemampuan kognitif, psikomotorik, afektif yang perlu dimiliki klien
untuk menyelesaikan masalahnya.
Menurut Azizah (2011) tujuan umum tindakan keperawatan pada pasien
dengan isolasi sosial adalah untuk mengatasi isolasi social yang dimilikinya.
Ada sembilan tujuan khusus gangguan isolasi sosial, antara lain: Pertama,
32
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
D. Implementasi
33
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
E. Evaluasi
Evaluasi merupakan proses berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan
keperawatan yang dilakukam pada klien. Evaluasi dilakukan terus menerus pada
respon klien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilakukan. Evaluasi dibagi
dua, yaitu evaluasi proses dan formatif yang dilakukan setiap selesai
34
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
Dalam kasus ini penulis menggunakan evaluasi hasil sumatif serta menggunakan
pendekatan SOAP karena evaluasi hasil sumatif dilakukan pada akhir tindakan
perawatan klien dan SOAP terdiri dari respon subjektif, respon objektif, analisi
dan perencanaan. Evaluasi ini dilakukan setiap hari setelah interaksi dengan An.J.
35
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
E. Dokumentasi
Semua tindakan yang direncanakan sudah diberikan sesuai dengan prosedur
yang telah ditentukan dan setiap implementasi keperawatan dilakukan dengan
diakhiri dengan pendokumentasian.
36
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
37
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
A. Saran
Dengan memperhatikan kesimpulan diatas, penulis member saran bagi:
1. Rumah Sakit
Diharapkan dapat memberikan pelayanan kepada klien jiwa dengan seoptimal
mungkin dan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.
2. Institusi Pendidikan
Memberikan kemudahan dalam pemakaian sarana dan prasarana yang merupakan
fasilitas bagi mahasiswa untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan
ketrampilan
38
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
DAFTAR PUSTAKA
39
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
TUK: Pasien dapat Menyebutkan Beri perhatian pada klien dan perhatikan
2. klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri yang kebutuhan dasar klien
40
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
penyebab menerik diri berasal dari diri sendiri, Kaji tentang perilaku menerik diri pada
orang lain dan lingkungan klien dan tandanya
Diskusikan dengan klien tentang
pengertian, penyebab, akibat dari
menarik diri
Beri kesempatan kepada klien untuk
mengungkapkan perasaan yang
menyebabkan klien tidak mau bergaul
Beri pujian terhadap kemampuan klien
mengungkapkan perasaanya
41
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
42
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
kegiatan ruangan
Beri penguatan positif atas kegiatan
klien dalam ruangan
TUK: Dorong klien untuk mengungkapkan
Klien dapat Pasien dapat mengungkapkan perasaanya bila berinteraksi dengan
mengungkapkan perasaanya perasaanya setelah berinteraksi orang lain
setelah berinteraksi dengan dengan orang untuk : oleh diri Diskusikan dengan klien tentang
orang lain sendiri dan orang lain perasaan keuntungan berinteraksi
dengan orang lain
Beri reinforcement positif atas
kemampuan klien
43
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
44
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
45
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
sesuai dengan kemampuan jadwal harian Bantu pasien melakukannya jika perlu
yang dimiliki beri contoh
Beri pujian atas keberhasilan pasien.
Diskusi kaji jadwal kegiatan harian atas
kegiatan yang telah dilatih
Catatan : Ulangi untuk kemampuan
lain sampai semua selesai
TUK: Pasien melakukan kegiatan Beri kesempatan pada pasien untuk
Pasien dapat melakukan yang telah di latih (mandiri, mencoba kcgiatan yang telah
kegiatan sesuai kondisi sakit dengan bantuan atau direncanakan
dari kemampuannya tergantung) Beri pujian atas keberhasian pasien
Pasien marnpu melakukan Diskusikan kemungkinan penaksiiran
beberapa kegiatan secara di rumah
mandiri
TUK : Keluarga memberi Beri pendidikan kcschatan pada
Pasien dapat memanfatkan dakungan dan pujian keluarga tentang cara merawat pasien
system pendukung yang ada Keluarga memahami jadwal dengan harga diri rcndah
kegiatan harian pasien Bantu keluarga memberikan dukungnn
selama pasien dirawat.
46
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
47
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
48
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
49
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
50
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
51
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN JIWA
FAKULTAS KEPERAWATAN UNAND
52