Sap Tanda Bahaya Persalinan
Sap Tanda Bahaya Persalinan
I. Tujuan
Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan tentang pentingnya mengetahui tanda-tanda
persalinan dan tanda bahaya pada persalinan, diharapkan peserta penyuluhan
dapat lebih memahami pentingnya melakukan tes kesehatan untuk
meminimalisir gangguan yang berdampak buruk bagi kesehatan ibu dan janin.
Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan mampu
menjelaskan kembali :
1) Pengertian persalinan
2) Perbedaan Persalinan dengan Inpartu
3) Tanda-tanda persalinan
4) Tanda-tanda bahaya ibu bersalin
5) Bahaya yang tejadi jika persalinan tidak ditolong oleh petugas
kesehatan
6) Persiapan Persalinan
III. Sasaran
Sasaran ditujukan pada klien dan keluarga di ruang VK RSU Haji Surabaya
1. Pengertian persalinan
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun
kedalam jalan lahir (Manuaba, 1998).Persalinan normal adalah proses pengeluaran
janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin.
(Prawihardjo,2008)
2. Perbedaan Persalinan dengan Inpartu
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun kedalam
jalan lahir (Manuaba, 1998).Sedangkan Inpartu adalah seorang wanita yang sedang
dalam keadaan persalinan dimana saat uterus berkontraksi akan menyebabkan
perubahan pada serviks (mendatar dan menipis) (Sarwono, 2002).
3. Tanda-tanda persalinan (Sarwono,2010)
Proses persalinan berbeda-beda pada tiap individu, namun ada beberapa tanda
yang dapat membantu ibu untuk memperkirakan kapan waktu persalinan tiba. Selama
kehamilan, ibu akan merasakan kontraksi rahim (mulas, kram perut) yang lemah dan
tidak teratur, yang disebut kontraksi Braxton Hicks. Kontraksi tersebut tidak
menyebabkan lahirnya bayi. Menjelang persalinan akan terjadi kontraksi otot-otot
rahim yang menyebabkan bayi lahir, ini disebut His. His pada bulan terakhir
kehamilan akan terjadi beberapa kali.
Pengeluaran darah dan lendir dapat terjadi beberapa hari sebelum persalinan, jadi jika
lendir bercampur darah sudah keluar ibu dianjurkan segera datang ke tempat
pelayanan kesehatan terdekat.
Kantung ketuban yang mengelilingi bayi pecah sehinggga air ketuban keluar (normal
air ketuban adalah cairan yang bersih, jernih dan tidak berbau.
Apa yang harus dilakukan?
Hubungi nakes dan segera ke fasilitas kesehatan, wapaupun anda belum merasakan
kontraksi, karena ini menjadi resiko infeksi. Sementara diperjalan gunakan pembalut
wanita agar dapat mnyerap cairan ketuban yang keluar.
Tidak seperti kontraksi braxton hick, kontraksi timbul secara teratur, mula-mula
kontraksi hanya sebentar kemudian bertambah lama dan bertambah kuat, dan
kontraksi terjadi simetris di kedua sisi perut mulai dari bagian atas dekat saluran telur
ke seluruh rahim, dan nyeri tidak hilang/ berkurang dengan istirahat atau elusan.
Normalnya ketuban pecah beberapa saat sebelum melahirkan. Jika sebelum tanggal
perkiraan persalinan ibu telah merasa keluarnya cairan dalam jumlah banyak dari
kemaluan (pecahnya ketuban).Segeralah ke bidan terdekat atau rumah sakit, karena
ketuban pecah dini meningkatkan resiko terjadinya infeksi. Normalnya, ketuban pecah
saat proses persalinan, yaitu ketika bukaan mulut rahim hampir lengkap (9-10
cm).Tanda-tanda ketuban pecah dini adalah ibu hamil tiba-tiba mengeluarkan cairan
bening dengan bau yang anyir atau amis, tanpa disertai rasa mules atau sakit. Berbeda
dengan air kencing, pengeluaran air ketuban tidak bisa ditahan.
Jika ibu tidak sadar atau kejang, mintalah pertolongan. Segera mobilisasi seluruh
tenaga yang ada dan siapkan fasilitas tindakan gawat darurat. (Saifudin,2008)
Mengejan akan sangat membantu otot rahim mendorong bayi menuju jalan lahir.
Kemampuan seorang ibu untuk mengejan dengan benar, akan menentukan keadaan
bayi yang dilahirkan. Mengejan dilakukan saat pembukaan sudah lengkap yaitu 10
cm,jika saat belum pembukaan lengkap ibu sudah mengejan bisa mengakibatkan
oedema pada vagina dan ibu tidak kuat mengejan.Jadi bimbingan waktu yang tepat
untuk mengejan sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya hal tersebut.
(Saifudin,2008)
5. Bahaya yang tejadi jika persalinan tidak ditolong oleh petugas kesehatan
(Depkes,RI.2010)
Gawat janin dan ibu
Kematian ibu
Kematian janin
6. Persiapan persalinan (Depkes,RI.2010)
1. Menyiapakan baju, popok, selimut bayi dan lain-lain.
2. Tempat yang akan dijadikan sebagai tempat melahirkan.
3. Biaya pada waktu melahirkan.
4. Siapkan donor darah jika sewaktu-waktu diperlukan ibu
5. Menyiapkan kendaraan jika sewaktu-waktu ibu perlukan.
6. Dukungan psikologis dari keluarga terutama suami.
DAFTAR PUSTAKA
Tarwoto & Wartonah. (2000). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan : Jakarta.
Anton, Baskoro. 2008. ASI Panduan Praktis Ibu Menyusui. Jogjakarta. Banyumedia