Gambar 3.1.
Kebutuhan Air injeksi pada lapangan Midway, Arkansas.10)
Pressure maintenance dengan injeksi air memiliki keuntungan dalam
effisiensi pendesakan fluida. Saturasi minyak sisa pada water drive biasanya lebih
rendah dari pada gas drive. Hal ini disebabkan terutama pada mobilitas ratio (kw/ko
x μo/μw) reservoir water drive dan wettabilitas kebanyakan batuan reservoir,
karena umumnya lebih water wet. Pendesakan air lebih berjalan lebih kurang
seperti pendesakan torak dengan sedikit breakthrough.
Gambar 3.3
Edge Water Injection. 30)
Kedua jenis injeksi air di atas adalah yang paling banyak dilakukan pada
injeksi air untuk pressure maintenance. Sedangakan injeksi air kedalam zone
minyak atau dispersed water injection, dimana air injeksi mendesak minyak yang
ada dalam arah lateral menuju sumur-sumur produksi sesuai dengan pola
injeksinya, umumnya untuk pendesakan minyak apabila tekanan reservoir sudah
tidak mampu lagi mengalirkan minyak ke permukaan.
3.2. Perencanaan Injeksi Air
3.2.1. Saat Penginjeksian Optimum
Keadaan reservoir dapat ditunjukan oleh besarnya tekanan, saturasi
fluida dan distribusi saturasi-saturasinya. Hal ini dapat diketahui dari analisa
perilaku reservoir secara material balance.
Seperti yang kita ketahui bahwa pressure maintenance dilaksanakan pada
keadaan tekanan dan laju pruduksi minyak yang masih tinggi. Oleh karena itu
untuk mendapatkan recovery yang sebesar-besarnya injeksi air dapat dilaksanakan
pada saat awal reservoir dikembangkan. Tetapi kondisi yang paling baik
dilaksanakannya pressure maintenance adalah pada saat tekanan mencapai titik
gelembungnya (bubble point), karena pada kondisi ini viscositas minyak
mencapai harga yang minimum dan faktor volume formasi mencapai maksimum,
sehingga sisa minyak yang akan ditinggalkan setelah injeksi air pada pressure
maintenance akan mencapai harga minimum.
Walaupun secara teoritis dapat ditentukan saat injeksi yang tepat untuk
memperoleh recovery secara maksimum tetapi ada faktor lain yang harus
dipertimbangkan, yaitu faktor ekonomi. Untuk menentukan saat injeksi yang
optimum sudah tentu harus dipertimbangkan perolehan minyak, laju produksi
minyak, investasi dan pendapatan yang diperoleh untuk waktu yang diasumsikan
sejak dimulainya injeksi air. Selanjutnya dilihat pengaruh faktor-faktor tersebut
sehingga dapat ditentukan sasaran yang diinginkan.
(3-2)
dimana :
V = volume air injeksi kumulatif, bbl
f = bagian batuan yang dapat ditempati air, fraksi
h = ketebalan pasir, ft
re = jari-jari pendesakan, ft
Umumnya harga f adalah perkalian dari porositas batuan dengan saturasi
gas. Minyak mungkin dapat digerakan oleh kemajuan air, tetapi mungkin juga
tidak. Bila minyak tidak bergerak maka air akan mengisi ruang gas. Bila minyak
bergerak di depan water bank, volume injeksi air untuk mengisi reservoir dengan
cairan (minyak dan air) untuk jarak pendesakan tertentu masih merupakan volume
yang diisi dengan gas.
Bila prosentase minyak yang digerakan cukup besar, maka persamaan
(3-1) menjadi kurang tepat. Sedangkan persamaan yang lebih sesuai :
7,082 k w h ( Pw Pe )
i .................................................
( w / k w ) ln(re / rw ) ( o / ko ) ln(re / rw )
(3-3)
Dari persamaan (3-1) dan (3-2) perubahan laju intake dapat dihitung
dengan persamaan :
0.00617 k h P
0,0253 k P t 0,0142 k h P w i
1
1 10 ........................
w f rw2 w i
..........(3-4)
Persamaan (3-4) adalah untuk sumur tunggal (aliran radial). Bila terjadi
interferensi antar sumur dimana didorong menyebar ke arah sumur produksi,
maka intake pressure akan turun dan akhirnya stabil.
Gambar 3.4
Komplesi sumur injeksi. 14)
Peralatan sumur produksi juga dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu,
fasilitas produksi dan komplesi sumur produksi. Yang dimaksud fasilitas produksi
adalah peralatan-peralatan yang digunakan untuk mengalirkan minyak yang
berasal dari dasar lubang sumur sampai ke penyimpanan sementara sebelum
minyak dijual. Peralatan mencakup kepala sumur, pipa salur, tangki pemisah,
tangki penyimpanan dan lain-lain. Komplesi sumur produksi pada proyek injeksi
air sama seperti komplesi sumur-sumur pada umumnya, baik dalam hal komplesi
formasi, tubing komplesi, maupun wellhead komplesi.
Gambar 3.5
Diagram sistem produksi secara umum. 4)
Pada umumnya peralatan untuk operasi injeksi air terdiri dari :
a. Pompa
Merupakan alat yang memberikan tekanan masuk injeksi.
b. Storage Tank
Yaitu tangki pengumpul air yang telah dipersiapkan untuk diinjeksikan ke
dalam sumur.
c. Pipa Alir
Merupakan pipa yang dipakai sebagai media alir untuk air yang akan
diinjeksikan ke dalam reservoir setelah dipompakan. Pemakaian dan
pemilihannya tergantung pada debit injeksi dari air yang direncanakan serta
tekanan dan faktor ekonomi.
WC
qw qo ...........................................................................
1 WC
................(3-6)
Perkiraan water cut (WC = water cut, %) diperoleh dari data produksi selama
periode induksi, yang harga semakin besar pada setiap periode.
2. Injeksi air sebagai pressure maintenance, maka diharapkan laju pengosongan
reservoir adalah sebanding dengan laju water influx dan injeksi airnya, maka :
dV dWe dWi
, sehingga qo yang dihaparkan adalah :
dt dt dt
dWe dWi
qo dt dt
WC .......................................................
Bt ( R Rsi ) B g Bw
1 WC
..(3-7)
Seperti telah diuraikan sebelumnya, perkiraan laju produksi (qo) dan
perolehan minyak kumulatif (Np) dilakukan sampai harga water cut mendekati
100 %, pada kondisi ini dianggap hanya air yang terproduksi kepermukaan.
padwktu SCFgasterludiprouksantersiad ervoi
m N Boi
- Gf NRsi N p R p N N p Rs
B gi
N
N p Bt R p Rsi B g We W p Bw
Bt Bti
m Bti
Bg Bgi ........................................(3-
B gi
11)
dimana :
N = cadangan minyak mula-mula, STB
Np = produksi minyak kumulatif, STB
Wp = produksi air kumulatif, STB
Bo = faktor volume formasi minyak, BBL/STB
Bg = faktor volume formasi gas, BBL/STB
Bw = faktor volume formasi air, BBL/STB
Bt = faktor volume formasi dau fasa, BBL/STB
Rs = kelarutan gas dalam minyak, SCF/STB
Rp = perbandingan kumulatif gas/minyak, SCF/STB
We = water influx, BBL
Wp = produksi air kumulatif, STB
m = perbandingan antara volume gas bebas awal dengan volume
minyak awal di dalam reservoir.
Dengan dilakukan injeksi air, maka air yang masuk kedalam reservoir
adalah We* , dimana :
We* = We + Wi ...................................................................................(3-12)
Sehingga persamaan (3-11) menjadi :
N p Bt R p Rsi B g (We Wi W p B p )
N
Bt Bti m Bti Bg Bgi ...............................(3-
B gi
13)
Perkiraan perilaku reservoir dengan menggunakan metode material
balance mendasarkan kepada lima jenis pendorong, yaitu : water drive,
segregation drive, depletion drive, gas cap drive serta combination drive.
....(3-14)
(3-16)
Bg
We N p Bt R p Rs B g W p Bw N Bt Boi mBoi
1 Wi
B gi
.....(3-18)
Karakteristik mekanisme pendorong yang bekerja dalam suatu resrvoir
dapat ditentukan dari index pendorong (drive index) menggunakan persamaan
material balance dibawah ini :
N Bt Bti
m.NBti
Bg Bgi We W p .Bw Wi
B gi ..........................(3-19)
1
N p Bt R p Rsi B g
dimana :
N Bt Bti
DDI
N p Bt R p Rsi Bg
..............................................................(3-20)
mNBti
Bg B gi
B gi ...............................................................(3-21)
SDI
N p Bt R p Rsi B g
We W p .Bw
WDI
N p Bt R p Rsi B g
...........................................................(3-22)
Wi
IDI
N p Bt R p Rsi B g
..............................................................(3-23)
dimana :
DDI = Depletion Drive Index.
SDI = Segregation Drive Index.
WDI = Water Drive Index.
IDI = Injected Drive Index
Sehingga penjumlahan keempat index pendorong adalah sama dengan satu, atau :
DDI + SDI + WDI + IDI = 1......................................................................(3-24)
Gambar 3.7.
Perembesan air pada aliran tidak mantap. 19)
(3-26)
dimana :
k = konstanta water influx, bbl/day/psi
Pi-P = Perbedaan tekanan resevoir, psi
dWe
= tinggi kenaikkan cairan dalam pipa kapiler, cm
dt
Konstanta water influx (k) :
We
k
t
.........................................................................................
Pi P dt
0
(3-27)
dimana :
k = konstanta water influx (perembesan air), Bbl/day/psi
We = perembesan air (water influx), Bbl
dWe
= tinggi kenaikkan cairan dalam pipa kapiler, cm
dt
Pi = tekanan reservoir mula-mula, psi
P = tekanan reservoir, psi
(3-29)
(3-30)
dimana :
We = laju perembesan air, bbl
B = konstanta water influx, Bbl/psi
ΔP = penurunan tekanan reservoir, psi
Q(tD) = water influx yang merupakan fungsi dari tD, tidak berdimensi
Untuk mendapatkan harga Q(tD) ini, yang merupakan fungsi dari tD dan
re/rR dapat dicari dengan menggunakan grafik pada gambar 3.10a sampai 3.10d.
Sebagai catatan bahwa rR dapat sebagai jari-jari reservoir minyak (ro) dapat juga
reservoir gas (rg). Harga konstanta water influx (B) juga dapat didekati dengan
menggunakan persamaan :
B 1,119 h c e rw2 ..............................................................................
360 0
(3-34)
dimana :
h = ketebalan lapisan, ft
θ = sudut yang dibentuk oleh lingkaran reservoir
Gambar 3.8
Geometri aquifer finite radial. 19)
Gambar 3.9
Profile tekanan aquifer finite radial. 19)
Gambar 3.10a
Dimensionless water influx untuk reservoir finite radial. 12)
Gambar 3.10b
Dimensionless water influx untuk reservoir finite radial. 12)
Gambar 3.10c
Dimensionless water influx untuk reservoir infinite radial. 12)
Gambar 3.10d
Dimensionless water influx untuk reservoir infinite radial. 12)
3.3.3.4. Metode Allard dan Chen
Metode ini digunakan untuk aliran tidak mantap pada reservoir yang
mempunyai perembesan air dari bawah (bottom water drive). Bentuk
persamaannya sebagi berikut :
We B P Q (t D ) ........................................................................................
(3-35)
Bentuk persamaan (3.35) sama dengan bentuk persamaan untuk
menghitung perembesan air dengan metode Van Everdingen dan Hurst.
Perbedaannya adalah didalam penetuan harga perembesan air tidak berdimensi.
Tabel penentuan harga Q(tD) pada reservoir bottom water drive dapat
dilihat pada lampiran A. Pada tabel tersebut terdapat parameter ZD yang berarti
harga ketebalan tak berdimensi (dimensionless thickness). Adanya parameter ini
dikarenakan pada reservoir bottom water drive mempunyai ketebalan aquifer lebih
besar jika dibandingkan ketebalan reservoir, sehingga dalam penurunan
persamaan diffusivitas pada bentuk radial diperlukan adanya penambahan
parameter KR. Parameter KR adalah perbandingan antara permeabilitas vertikal
dengan permeabilitas horizontal.
Gambar 3.11
Geometri aquifer infinite linier. 12)
dimana :
dN p
= Laju aliran minyak, STB/day.
dt
dN p
R Rs = Laju aliran gas, SCF/day.
dt
dW p
= Laju aliran air, STB/day.
dt
Rs = Kelarutan gas dalam minyak, SCF/STB
R = Perbandingan produksi gas dan minyak, SCF/STB.
Bo = Faktor volume formasi, BBL/STB.
Bg = Faktor volume gas, BBL/STB.
Bw = Faktor volume air, BBL/STB.
Untuk lapangan yang dilakukan injeksi air maka air yang masuk
kedalam reservoir adalah air dari aquifer dan air injeksi, maka persamaanya :
dWe dWi dN p dN p dW p
Bo R Rs Bg Bw .................................(3-38)
dt dt dt dt dt
Untuk faktor volume formasi dua fasa :
dWe dN p dN p dW p
Bo Rsi Rs B g R Rsi Bg Bw ...................(3-39)
dt dt dt dt
N Bt R p Rsi B g W p .Bw We .........(3-44)
qo Bt R p Rsi B g Qw Bw ..................................................(3-45)
dV
dt
Sedangkan untuk mempertahankan tekanan reservoir dalam keadaan yang relatif
besar maka laju pengosongan reservoir diusahakan seimbang dengan laju
pengisian reservoir, seperti pada persamaan :
dV dWe dWi
..............................................................................(3-46)
dt dt dt
Sehingga persamaan (3-41) menjadi :
V N p Bt R p Rsi B g W p Bw We Wi ......................................(3-47)
Dimana :
V = Total kumulatif produksi minyak, gas, air. (pengurasan kumulatif
reservoir), BBL
Np = Produksi kumulatif minyak, STB.
Bt = Faktor volume formasi dua fasa, BBL/STB.
Bg = Faktor volume formasi gas, BBL/STB.
Bw = Faktor volume formasi air, BBL/STB.
Rp = Perbandingan gas-minyak dipermukaan, SCF/STB.
Rs = Kelarutan gas dalam minyak, SCF/STB.
We = Perembesan air dari aquifer (water influx), BBl.
Wp = Produksi air kumulatif, STB.
Wi = Injeksi air kumulatif,STB.
Volume air yang dinjeksikan ke reservoir dapat diperkirakan dengan persamaan :
Reservoir Net Voidage Voidage We Wi
N p Bt R p Rsi B g W p Bw We Wi ......(3-48)
Gambar 3.13.
Closed Water Treating System
(Sistem perbaikan air tertutup). 4)
Gambar 3.14.
Open Water Treating System
(Sistem perbaikan air terbuka). 12)
Gambar 3.15.
Sistem perbaikan air setengah tertutup. 12)