Anda di halaman 1dari 33

BAB III

INJEKSI AIR PADA PRESSURE MAINTENANCE

Tekanan alami suatu reservoir akan menurun seiring dengan


berlangsungnya proses produksi, hal ini disebabkan tekanan drawdown tidak
mampu lagi memberikan laju produksi yang ekonomis, meskipun cadangan
minyak yang tersisa masih cukup besar.
Pressure maintenance berfungsi untuk mempertahankan tekanan
reservoir agar laju produksi tetap ekonomis, dengan cara menginjeksikan fluida ke
dalam reservoir pada saat tenaga pendorong reservoir masih mampu untuk
memproduksikan minyak ke permukaan. Injeksi fluida ini untuk mengendalikan
tekanan reservoir agar tidak mengalami penurunan yang tajam selama produksi
berlangsung.
Pertimbangan dilakukannya pressure maintenance diantaranya adalah :
a. Jumlah cadangan minyak yang memungkinkan untuk dapat diproduksikan
masih cukup besar.
b. Tekanan reservoir masih cukup untuk mengalirkan minyak ke permukaan.
c. Tenaga atau energi pendorong yang dimiliki reservoir (tekanan reservoir)
mengalami penurunan dengan cepat selama periode produksi, sehingga
menurunkan laju produksi.
d. Fluida yang akan digunakan sebagai fluida injeksi mudah diperoleh dan
tersedia dalam jumlah yang cukup besar.
Dipilihnya air sebagai fluida injeksi dikarenakan air mempunyai sifat
keefektifan yang baik dalam proses pendesakan minyak untuk berbagai kondisi
dan karakteristik reservoir, jenis-jenis batuan dan sifat-sifat fluidanya.
Prinsip dari pressure maintenance adalah mengusahakan agar :
a. Depletion Drive Index (DDI) menurun atau tidak dominan, yaitu dengan cara
menjaga tekanan reservoir tetap tinggi.
b. Mengganti tenaga pendorong alamiah dengan tenaga pendorong buatan yang
lebih effisien, misalnya mengganti gas cap drive dengan water drive buatan.
Dengan terjaganya tekanan reservoir pada harga yang cukup tinggi maka :
1. Viscositas minyak akan turun, hal ini disebabkan gas tertahan/ tidak keluar
dalam larutannya.
2. Permeabilitas effektif terhadap minyak akan bertambah, dikarenakan
berkurangnya gas yang terbebaskan dari minyak.
3. Bertambahnya umur produksi.
Injeksi air dapat juga dilakukan untuk reservoir dengan tenaga
pendorong air yang normal, sedangkan jika ternyata drive mekanismenya adalah
strong water drive maka injeksi air tidak akan banyak berpengaruh terhadap
perolehan yang diinginkan, karena itu injeksi air sebaiknya tidak dilakukan pada
strong water drive reservoir.
Dalam sejarah injeksi air menunjukan suatu garis lurus. Gambar 3-1
menunjukan data yang diperkenalkan oleh Torrey pada lapangan Midway,
Arkansas. Setiap 1,4 barrel air yang diinjeksikan akan memperoleh satu barrel
minyak. Dimana air injeksi berbanding lurus dengan produksi minyak kumulatif.

Gambar 3.1.
Kebutuhan Air injeksi pada lapangan Midway, Arkansas.10)
Pressure maintenance dengan injeksi air memiliki keuntungan dalam
effisiensi pendesakan fluida. Saturasi minyak sisa pada water drive biasanya lebih
rendah dari pada gas drive. Hal ini disebabkan terutama pada mobilitas ratio (kw/ko
x μo/μw) reservoir water drive dan wettabilitas kebanyakan batuan reservoir,
karena umumnya lebih water wet. Pendesakan air lebih berjalan lebih kurang
seperti pendesakan torak dengan sedikit breakthrough.

3.1. Pemilihan Sumur Injeksi


Pressure maintenace dengan cara injeksi air umumnya dilakukan dengan
menginjeksikan air ke pinggir reservoir atau pada bagian bawah/dasar dari
reservoir (di aquifer), dimana sumur produksinya berada pada bagian atas atau
lebih tinggi dari struktur reservoir (top structure).
Tujuan dalam operasi injeksi air adalah untuk memungkinkan
tercapainya pengembangan frontal (frontal advance) yang seragam pada air. Hasil
yang lebih baik dapat tercapai dengan mempelajari aspek-aspek geologi reservoir
dan perencanan injeksi yang sesuai. Sebagai contoh injeksi air ke dalam struktur
yang berbentuk kubah (domal-type structure), kemungkinan penginjeksian akan
bagus diselesaikan dengan sumur-sumur yang tersebar secara seragam/merata di
seluruh reservoir, daripada dengan injeksi di dasar reservoir (aquifer). Dengan
cara injeksi ini, diharapkan reservoir dapat bekerja sebagai water drive buatan.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi didalam pemilihan
penempatan letak suatu sumur ini, yaitu distribusi dari tekanan, struktur
perangkapnya, mekanisme pendorong, stratigrafi seperti distribusi permeabilitas.
Injeksi air pada pressure maintenace dapat dibagi dalam dua klasifikasi
berdasarkan tempat dimana air diinjeksikan, yaitu :
1. Bottom Water, dimana injeksi air diinjeksikan kedalam aquifer yang terletak
dibawah zone minyak, kemudian mendesak minyak kearah vertikal. Karena
terdapatnya perbedaan berat jenis antara air dan minyak gaya gravitasi dapat
membantu pendesakan. (Gambar 3.2)
2. Edge Water, dimana air diinjeksikan kedalam reservoir melalui zone air yang
terletak di samping zone minyaknya. (Gambar 3.3).
Gambar 3.2
Bottom Water Injection. 30)

Gambar 3.3
Edge Water Injection. 30)

Kedua jenis injeksi air di atas adalah yang paling banyak dilakukan pada
injeksi air untuk pressure maintenance. Sedangakan injeksi air kedalam zone
minyak atau dispersed water injection, dimana air injeksi mendesak minyak yang
ada dalam arah lateral menuju sumur-sumur produksi sesuai dengan pola
injeksinya, umumnya untuk pendesakan minyak apabila tekanan reservoir sudah
tidak mampu lagi mengalirkan minyak ke permukaan.
3.2. Perencanaan Injeksi Air
3.2.1. Saat Penginjeksian Optimum
Keadaan reservoir dapat ditunjukan oleh besarnya tekanan, saturasi
fluida dan distribusi saturasi-saturasinya. Hal ini dapat diketahui dari analisa
perilaku reservoir secara material balance.
Seperti yang kita ketahui bahwa pressure maintenance dilaksanakan pada
keadaan tekanan dan laju pruduksi minyak yang masih tinggi. Oleh karena itu
untuk mendapatkan recovery yang sebesar-besarnya injeksi air dapat dilaksanakan
pada saat awal reservoir dikembangkan. Tetapi kondisi yang paling baik
dilaksanakannya pressure maintenance adalah pada saat tekanan mencapai titik
gelembungnya (bubble point), karena pada kondisi ini viscositas minyak
mencapai harga yang minimum dan faktor volume formasi mencapai maksimum,
sehingga sisa minyak yang akan ditinggalkan setelah injeksi air pada pressure
maintenance akan mencapai harga minimum.
Walaupun secara teoritis dapat ditentukan saat injeksi yang tepat untuk
memperoleh recovery secara maksimum tetapi ada faktor lain yang harus
dipertimbangkan, yaitu faktor ekonomi. Untuk menentukan saat injeksi yang
optimum sudah tentu harus dipertimbangkan perolehan minyak, laju produksi
minyak, investasi dan pendapatan yang diperoleh untuk waktu yang diasumsikan
sejak dimulainya injeksi air. Selanjutnya dilihat pengaruh faktor-faktor tersebut
sehingga dapat ditentukan sasaran yang diinginkan.

3.2.2. Lokasi dan Pola Sumur Injeksi


Umumnya untuk menentukan lokasi sumur injeksi sangat tergantung
pada kondisi geologi reservoir dari sumur yang bersangkutan, termasuk tipe
reservoir dan jumlah hidrokarbon yang tersisa. Untuk memilih lokasi yang tepat
sebaiknya dipakai peta distribusi dari cadangan minyak yang tersisa. Begitu pula
dengan dengan peta iso-permeabilitas, dapat membantu dalam pemilihan pola
sumur injeksi. Dengan peta ini dapat dipilih arah aliran fluida reservoir. Untuk
menerapkan pola sumur teratur harus diperhatikan masa produksinya, spasi
sumur, injeksifitas waktu reaksi, produksifitas dan keekonomisannya.
3.2.3. Kedalaman Injeksi
Kedalaman injeksi disini adalah kedalaman reservoir itu berada, serta
interval mana yang harus dipilih untuk injeksi. Hal ini perlu diketahui agar injeksi
dapat diarahkan secara tepat ke reservoir yang dituju.
Letak air yang akan diinjeksikan ke dalam reservoir tergantung pada
keadaan gelogi reservoir dan volume distribusi hidrokarbon yang berada. Karena
dengan mengetahui kondisi ini maka daerah sasaran yang dituju akan tercapai.

3.2.4. Debit dan Tekanan Injeksi


Debit injeksi ditentukan untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal,
dimana batas bawah debit injeksi adalah debit yang menghasilkan produksi
minyak yang merupakan batas ekonomis. Sedangkan batas atas debit injeksi
berhubungan dengan tekanan injeksi yang mulai menyebabakan tekanan rekahan.
Laju inkjeksi yang optimum adalah laju injeksi air yang dapat
mengimbangi besarnya pengurasan reservoir, sehingga tekanan reservoir tidak
cepat mengalami penurunan. Jadi laju injeksi ditujukan untuk memelihara tekanan
reservoir agar lebih konstan dan dalam kondisi yang relatif tinggi.
Laju injeksi air mula-mula tergantung pada permebilitas effektif,
viscositas minyak dan air, ketebalan pasir, jari-jari sumur, tekanan reservoir dan
tekanan yang diberikan air. Bila air mulai masuk mengisi reservoir faktor-faktor
lain akan muncul dan mempengaruhi kelakuan sumur injeksi. Faktor tersebut
adalah pengaruh bertambahnya tahanan aliran jika air berkembang kedalam
reservoir dan kualitas air injeksi.
Persamaan dasar untuk laju injeksi air kedalam suatu sumur dinyatakan
dengan rumus :
7,082 k w h ( Pw  Pe )
i ...............................................................................
 w ln(re / rw )
(3-1)
jika air diinjeksikan terus-menerus maka jari-jari pendesakan (re) akan bertambah,
sedangkan laju injeksi (i) akan berkurang dengan bertambahnya waktu. Jari-jari
pendesakan tergantung pada volume air injeksi kumulatif didalam ruang yang
dapat dilewati air injeksi tersebut dan dapat dinyatakan dengan persamaan :
V  1,976 f h re2 (10 5 ) ..................................................................................

(3-2)
dimana :
V = volume air injeksi kumulatif, bbl
f = bagian batuan yang dapat ditempati air, fraksi
h = ketebalan pasir, ft
re = jari-jari pendesakan, ft
Umumnya harga f adalah perkalian dari porositas batuan dengan saturasi
gas. Minyak mungkin dapat digerakan oleh kemajuan air, tetapi mungkin juga
tidak. Bila minyak tidak bergerak maka air akan mengisi ruang gas. Bila minyak
bergerak di depan water bank, volume injeksi air untuk mengisi reservoir dengan
cairan (minyak dan air) untuk jarak pendesakan tertentu masih merupakan volume
yang diisi dengan gas.
Bila prosentase minyak yang digerakan cukup besar, maka persamaan
(3-1) menjadi kurang tepat. Sedangkan persamaan yang lebih sesuai :
7,082 k w h ( Pw  Pe )
i .................................................
(  w / k w ) ln(re / rw )  ( o / ko ) ln(re / rw )
(3-3)
Dari persamaan (3-1) dan (3-2) perubahan laju intake dapat dihitung
dengan persamaan :
0.00617 k h P
0,0253 k P t  0,0142 k h P  w i
 1  
  1 10 ........................
 w f rw2   w i 
..........(3-4)
Persamaan (3-4) adalah untuk sumur tunggal (aliran radial). Bila terjadi
interferensi antar sumur dimana didorong menyebar ke arah sumur produksi,
maka intake pressure akan turun dan akhirnya stabil.

3.2.5. Peralatan Injeksi


Injeksi air untuk pressure maintenance dalam pelaksanaannya
menggunakan dua jenis sumur yang berbeda fungsinya yaitu, sumur injeksi dan
sumur produksi. Kedua jenis sumur ini masing-masing dilengkapi dengan
peralatan permukaan dan peralatan bawah permukaan (lubang sumur) atau disebut
juga komplesi (yang disesuaikan dengan fungsi sumur-sumur tersebut).
Peralatan untuk sumur injeksi dapat dikelompokan menjadi dua bagian
besar, yaitu fasilitas injeksi dan komplesi injeksi. Fasilitas injeksi yang dimaksud
mencakup pompa, tangki penyimpanan air (storage), sistem preparasi air (water
treatment), saringan-saringan dan pipa-pipa salur. Komplesi sumur injkesi dapat
mengunakan open hole maupun perforated completion hole. Pada Gambar 3.4
dapat dilihat contoh komplesi sumur injeksi yang digunakan pada suatu proyek
injeksi air di lapangan East Venesuela.

Gambar 3.4
Komplesi sumur injeksi. 14)
Peralatan sumur produksi juga dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu,
fasilitas produksi dan komplesi sumur produksi. Yang dimaksud fasilitas produksi
adalah peralatan-peralatan yang digunakan untuk mengalirkan minyak yang
berasal dari dasar lubang sumur sampai ke penyimpanan sementara sebelum
minyak dijual. Peralatan mencakup kepala sumur, pipa salur, tangki pemisah,
tangki penyimpanan dan lain-lain. Komplesi sumur produksi pada proyek injeksi
air sama seperti komplesi sumur-sumur pada umumnya, baik dalam hal komplesi
formasi, tubing komplesi, maupun wellhead komplesi.

Gambar 3.5
Diagram sistem produksi secara umum. 4)
Pada umumnya peralatan untuk operasi injeksi air terdiri dari :
a. Pompa
Merupakan alat yang memberikan tekanan masuk injeksi.
b. Storage Tank
Yaitu tangki pengumpul air yang telah dipersiapkan untuk diinjeksikan ke
dalam sumur.
c. Pipa Alir
Merupakan pipa yang dipakai sebagai media alir untuk air yang akan
diinjeksikan ke dalam reservoir setelah dipompakan. Pemakaian dan
pemilihannya tergantung pada debit injeksi dari air yang direncanakan serta
tekanan dan faktor ekonomi.

3.3. Perkiraan Ulah Reservoir


Peramalan perilaku reservoir merupakan satu cara yang dapat digunakan
untuk memperkirakan perolehan minyak atau gas dari suatu reservoir. Adapun
metode yang digunakan untuk memperkirakan perolehan minyak adalah metode
material balance.
Perkiraan laju produksi dan perolehan minyak kumulatif dengan
menggunakan persamaan material balance, terlebih dahulu dilakukan suatu
perkiraan harga water cut dimasa yang akan datang. Dengan mengambil setiap
harga dari hasil ekstrapolasi kurva yang diperoleh dari data produksi masa lalu.
Dari perbandingan ini diketahui bahwa kenaikan harga water cut terhadap waktu
selama periode injeksi air akan menigkat (relatif linier) sampai mendekati harga
100 %.
Untuk memperkirakan water influx dalam reservoir, dapat digunakan
persamaan material balance dan untuk perhitungan konstantanya dapat digunakan
persamaan laju water influx dari Schiltuis Steady State. Dari hasil perhitungan
dWe/dt dengan persamaan material balance dan schiltuis akan dihasilkan harga
konstanta (k), untuk terjadinya penurunan tekanan reservoar yang stabil, akan
didapat suatu harga konstanta rata-rata dari laju water influx tersebut. Harga
konstanta ini dapat dipergunakan untuk melakukan perhitungan perkiraan water
influx dimasa yang akan datang serta perkiraan perolehan minyak kumulatif dari
reservoir tersebut dengan menggunakan material balance. Perhitungan perkiraan
laju produksi dan perolehan minyak kumulatif diatas dapat dilakukan, hingga
kondisi produksi mendekati harga water cut 100 % dan dengan perhitungan water
influx dan laju injeksi air yang konstant selama periode produksi perkiraan.
Secara jelasnya, langkah-langkah perkiraan laju produksi minyak yang diharapkan
oleh laju water influx (dWe/dt) yang dihitung dengan persamaan material balance
adalah sebagai berikut :
1. Perkiraan besarnya laju pengosongan reservoir (dV/dt) untuk setiap harga
tekanan reservoir yang dipilih. Persamaan laju pengosongan adalah :
dV
 Bt q o  ( R  Rs ) B g q o  q w Bw ............................................................
dt
(3-5)

WC
qw   qo ...........................................................................
1  WC
................(3-6)
Perkiraan water cut (WC = water cut, %) diperoleh dari data produksi selama
periode induksi, yang harga semakin besar pada setiap periode.
2. Injeksi air sebagai pressure maintenance, maka diharapkan laju pengosongan
reservoir adalah sebanding dengan laju water influx dan injeksi airnya, maka :
dV dWe dWi
  , sehingga qo yang dihaparkan adalah :
dt dt dt
dWe dWi

qo  dt dt
 WC  .......................................................

Bt  ( R  Rsi ) B g     Bw
 1  WC 
..(3-7)
Seperti telah diuraikan sebelumnya, perkiraan laju produksi (qo) dan
perolehan minyak kumulatif (Np) dilakukan sampai harga water cut mendekati
100 %, pada kondisi ini dianggap hanya air yang terproduksi kepermukaan.

3.3.1. Persamaan Material Balance


Prinsip dari metode material balance ini didasarkan pada prinsip
kesetimbangan volumetrik yang menyatakan bahwa, apabila volume suatu
reservoir konstant maka jumlah aljabar dari perubahan-perubahan volume minyak,
gas bebas dan air dalam reservoir harus sama dengan nol.
Untuk mempermudah penjabarannya , perubahan volume minyak, gas
bebas dan air dapat dinyatakan dengan persamaan berikut :
Perubahan volume minyak
- Volume minyak mula-mula direservoir = N x Boi, cuft
- Volume minyak pada waktu t dan tekanan P = (N – Np) x Bo, cuft
- Penguranan volume minyak = N x Boi – (N – Np) x Bo, cuft ......................(3-8)
Perubahan volume gas bebas
G B gi
- Rasio gas bebas mula-mula dengan volume minyak mula-mula (m) =
N Boi

- Volume gas mula-mula = G x Bgi = m x N x Boi

SCFgasbe SCFgasbe mulaSCFgasynSCFgasyn 


-

    
padwktu SCFgasterludiprouksantersiad ervoi
 m N Boi 
- Gf   NRsi   N p R p   N  N p  Rs    
 B gi 

SCF gasbebasdire   BNm oi  


-   
servoirpadawaktut   B  NRsi Np Rp  N NpRs Bg
   gi  
- Pengurangan volume gas =

 mNBoi 

m  N  Boi    N  Rsi  N p  R p  ( N  N p )  Rs   B g ......(3–9)
 B
 gi 

Perubahan volume air
- Volume air mula-mula di reservoir = W, cuft
- Produksi air kumulatif = Wp x Bw, cuft
- Volume air yang merembeas kedalam reservoir = We, cuft
- Pertambahan volume air = (W + We – Wp x Bw) – W = We –Wp x Bw ....(3-10)
Dengan menggabungkan persamaan (3-8), (3-9), dan (3-10) dan
kemudian disederhanakan dengan Boi = Bti, Bt = Bo + (Rsi – Rs) Bg, persamaan
untuk N adalah :

N

N p Bt   R p  Rsi  B g  We  W p Bw  
Bt  Bti 
m Bti
 Bg  Bgi  ........................................(3-
B gi

11)
dimana :
N = cadangan minyak mula-mula, STB
Np = produksi minyak kumulatif, STB
Wp = produksi air kumulatif, STB
Bo = faktor volume formasi minyak, BBL/STB
Bg = faktor volume formasi gas, BBL/STB
Bw = faktor volume formasi air, BBL/STB
Bt = faktor volume formasi dau fasa, BBL/STB
Rs = kelarutan gas dalam minyak, SCF/STB
Rp = perbandingan kumulatif gas/minyak, SCF/STB
We = water influx, BBL
Wp = produksi air kumulatif, STB
m = perbandingan antara volume gas bebas awal dengan volume
minyak awal di dalam reservoir.
Dengan dilakukan injeksi air, maka air yang masuk kedalam reservoir
adalah We* , dimana :
We* = We + Wi ...................................................................................(3-12)
Sehingga persamaan (3-11) menjadi :
N p  Bt   R p  Rsi  B g  (We  Wi W p B p )
N
 Bt  Bti   m Bti  Bg  Bgi  ...............................(3-
B gi

13)
Perkiraan perilaku reservoir dengan menggunakan metode material
balance mendasarkan kepada lima jenis pendorong, yaitu : water drive,
segregation drive, depletion drive, gas cap drive serta combination drive.

3.3.1.1. Reservoir Water Drive


Water drive adalah merupakan tenaga pendorong di dalam reservoir
yang disebabkan oleh pendesakan air dari aquifer sebagai bottom water pressure
atau edge water pressure yang terjadi akibat penurunan tekanan. Persamaan
material balance dengan jenis tenaga pendorong ini dianggap bahwa gas cap tidak
ada (m = 0), maka persamaan material balance untuk reservoir jenis ini dengan
adanya injeksi air dapat ditulis menjadi :
 
N ( Bt  Bti )  N p  R p  Rsi  B g  Bt  We  Wi  W p Bw  ........................

....(3-14)

3.3.1.2. Reservoir Segregation Drive


Gravity drainage drive atau gravitional segregation adalah merupakan
tenaga pendorong di dalam resevoir yang disebabkan oleh adanya pemisahan gas
dari minyak akibat perbedaan berat jenis (gaya gravitasi). Persamaan material
balance untuk resrvoir segregation drive sama seperti untuk reservoir gas cap
drive, hal ini dikarenakan, We dan Wp pada reservoir jenis ini juga sangat kecil
dan dapat diabaikan (air formasi yang tidak aktif memberikan dorongan, dimana
dorongan hanya berasal dari pengembangan gas cap mula-mula atau gas cap
sekunder).

3.3.1.3. Reservoir Depletion Drive


Depletion drive resrvoir atau solution gas drive adalah merupakan tenaga
pendorong yang dihasilkan oleh pengembangan gas dari larutan minyak yang
disebabkan karena penurunan gas. Reservoir jenis ini tidak memiliki tudung gas
bebas awal (no initial free gas cap atau m = 0) dan tidak memiliki pendorong air
yang aktif (no active water drive) sehingga W = 0. Maka persamaan material
balance untuk jenis reservoir ini dengan adanya injeksi air adalah sebagai berikut:
N p  Bt   R p  Rsi  B g   Wi
N .................................................................
 Bt  Bti 
(3-15)

3.3.1.4. Reservoir Gas Cap Drive


Gas cap drive adalah merupakan tenaga pendorong yang disebabkan
oleh pengembangan gas dari gas cap akibat turunnya tekanan dalam resevoir.
Karena We da Wp pada reservoir gas cap sangat kecil, maka kedua besaran
tersebut dapat diabaikan. Sehingga persamaan material balance untuk resevoir
jenis ini menjadi :
N p  Bt   R p  Rsi  B g   Wi
N
 Bt  Bti   m Bti  B g  B gi  .................................................................
B gi

(3-16)

3.3.1.5. Reservoir Combination Drive


Karena resrvoir combination drive bekerja dibawah pengaruh dissolved
gas drive, water drive dan gas cap drive secara bersama-sama, maka persamaan
material balance-nya sama seperti persamaan umum material balance. Tapi
seringkali digunakan pula persamaan material balance yang didasarkan atas jenis
mekanisme pendorong yang bekerja paling dominan. Misalnya jika tenaga
pendorong yang paling dominan adalah water drive, maka persamaan material
balance-nya adalah persamaan material balance untuk water drive.
3.3.2. Persamaan Index Pendorong
Dari persamaan material balance dapat dikembangkan menjadi bentuk
persamaan untuk memperkirakan perembesan air ( water influx) :
  Bg 
We  N p  Bt   R p  Rsi  B g   W p Bw  N  Bt  Boi   mBoi 
 
1 ........
 

  B gi 
(3-17)
Untuk periode produksi setelah dilakukan injeksi air maka perhitungan water
influx dengan persamaan diatas dilakukan dengan memperhitungkan besar injeksi
air (Wi).

  Bg 
We  N p  Bt   R p  Rs  B g   W p Bw  N  Bt  Boi   mBoi 
 
1  Wi
 

  B gi 
.....(3-18)
Karakteristik mekanisme pendorong yang bekerja dalam suatu resrvoir
dapat ditentukan dari index pendorong (drive index) menggunakan persamaan
material balance dibawah ini :

N  Bt  Bti  
m.NBti
 Bg  Bgi   We  W p .Bw   Wi
B gi ..........................(3-19)
1
N p  Bt   R p  Rsi  B g 

dimana :
N  Bt  Bti 
DDI 
N p  Bt   R p  Rsi  Bg 
..............................................................(3-20)
mNBti
 Bg  B gi 
B gi ...............................................................(3-21)
SDI 
N p  Bt   R p  Rsi  B g 

We  W p .Bw
WDI 
N p  Bt   R p  Rsi  B g 
...........................................................(3-22)

Wi
IDI 
N p  Bt   R p  Rsi  B g 
..............................................................(3-23)

dimana :
DDI = Depletion Drive Index.
SDI = Segregation Drive Index.
WDI = Water Drive Index.
IDI = Injected Drive Index
Sehingga penjumlahan keempat index pendorong adalah sama dengan satu, atau :
DDI + SDI + WDI + IDI = 1......................................................................(3-24)

3.3.3. Persamaan Perembesan Air


Water influx adalah peristiwa atau terjadinya masuknya air dari aquifer
ke dalam reservoir. Aliran air dari aquifer tersebut dapat berupa aliran mantap
(Steady State Flow), aliran semi mantap (Pseudo Steady State Flow) dan aliran
tidak mantap (Unsteady State Flow).
Gambar 3.6 memperlihatkan perembesan air pada aliran mantap dimana
suatu tangki reservoir dihubungkan dengan tangki aquifer melalui suatu pipa yang
berisi pasir. Mula-mula kedua tangki diisi sampai ketinggian dan tekanan awal (P i)
tertentu, maka laju alir dari perembesan air akan berbanding lurus dengan
permeabilitas dari pasir yang berada dalam pipa , luas pipa dan penurunan
tekanan.
Gambar 3.6
Perembesan air pada aliran mantap. 19)
Gambar 3.7 memperlihatkan perembesan air pada aliran tidak mantap
dimana suatu tangki reservoir disebelah kanan dihubungkan dengan serangkaian
tangki aquifer yang semakin besar diameternya melalui pipa penghubung yang
berisi pasir dengan permebilitas konstan. Pada saat produksi dimulai tekanan
dalam tangki reservoir akan turun dan menyebabkan masuknya air dari tangki
pertama. Masuknya air dari tangki pertama menyebabkan aliran dari tangki kedua
dan seterusnya. Hal ini membuktikan bahwa tekanan di tangki aquifer tidak
seragam atau merata melainkan bervariasi sesuai dengan waktu dan laju alir
produksi. Metode yang digunakan untuk menghitung perembesan air (water
influx) adalah metode Schilthuis, metode Hurst, metode Van Everdingen dan
Hurst serta metode Allard dan Chan.

Gambar 3.7.
Perembesan air pada aliran tidak mantap. 19)

3.3.3.1. Metode Schiltuis


Persamaan perembesan air digunakan untu menghitung water influx
(dari aquifer) dengan anggapan kondisi mantap (steady state) adalah :
dWe
 k  Pi  P  .........................................................................................(3-
dt
25)
dan
t
We  k   Pi  P  dt .......................................................................................
0

(3-26)
dimana :
k = konstanta water influx, bbl/day/psi
Pi-P = Perbedaan tekanan resevoir, psi
dWe
= tinggi kenaikkan cairan dalam pipa kapiler, cm
dt
Konstanta water influx (k) :
We
k
t
.........................................................................................
  Pi  P  dt
0

(3-27)
dimana :
k = konstanta water influx (perembesan air), Bbl/day/psi
We = perembesan air (water influx), Bbl
dWe
= tinggi kenaikkan cairan dalam pipa kapiler, cm
dt
Pi = tekanan reservoir mula-mula, psi
P = tekanan reservoir, psi

3.3.3.2. Metode Hurst


Metode Hurst (1943) ini digunakan untuk aliran semi mantap (pseudo
steady state), dengan menurunkan persamaan pengembangan dari persamaan
Schiltuis, yaitu :
t
 Pi  P  dt
We  c  ....................................................................................
0 log at
.(3-28)
dimana :
We = laju perembesan air, Bbl
(Pi – P) = penurunan tekanan reservoir, psi
c = konstanta water influx, Bbl/psi
a = konstanta konversi waktu

Untuk menetapkan harga a dan c dapat digunakan persamaan sebagai berikut :


log a  K i   K i log t i  nc
...........................................................
log a  K i t i   K i t i log t i  c  t i

(3-29)

3.3.3.3. Metode Van Everdingen dan Hurst


Van Everdingen dan Hurst (1949), metode ini digunakan untuk aquifer
radial untuk aliran tidak mantap (kondisi radial unsteady state), benruk
persamaannya adalah sebagi berikut :
t
We  B  PQ (t D ) .....................................................................................
0

(3-30)
dimana :
We = laju perembesan air, bbl
B = konstanta water influx, Bbl/psi
ΔP = penurunan tekanan reservoir, psi
Q(tD) = water influx yang merupakan fungsi dari tD, tidak berdimensi

Geometri dari radial aquifer dan sejarah tekanan diperlihatkan pada


gambar 3.8 dan gambar 3.9
Dimensionless influx Q(tD) pada persamaan (3-30) adalah sebuah fungsi
dari waktu dimensionless tD dan perbandingan dari jari-jari aquifer dengan jari-jari
resevoir, reD = re/rw. Dimana harga tD ini dicari dari rumus :
k .t
t D  6,323  10 3 ...................................................................
 .  . C e . rw2
.(3-31)
dimana :
k = permeabilitas, mD
t = waktu perembesan air, hari
Ø = porositas rata-rata, fraksi
μ = viscositas air formasi, cp
Ce = kompresibilitas aquifer, psi
rw = jari-jari sumur, ft

Karena harga permeabilitas, porositas, viscositas, kompresibilitas aquifer


serta jari-jari reservoir merupakan besaran yang relatif konstan, maka persamaan
(3-31) diubah menjadi :
tD = C . t ...................................................................................................(3-32)
dimana :
k .t
C  6,323  10 3 ...................................................................
 .  . C e . rw2
(3-33)

Untuk mendapatkan harga Q(tD) ini, yang merupakan fungsi dari tD dan
re/rR dapat dicari dengan menggunakan grafik pada gambar 3.10a sampai 3.10d.
Sebagai catatan bahwa rR dapat sebagai jari-jari reservoir minyak (ro) dapat juga
reservoir gas (rg). Harga konstanta water influx (B) juga dapat didekati dengan
menggunakan persamaan :

B  1,119  h c e rw2 ..............................................................................
360 0
(3-34)
dimana :
h = ketebalan lapisan, ft
θ = sudut yang dibentuk oleh lingkaran reservoir

Gambar 3.8
Geometri aquifer finite radial. 19)

Gambar 3.9
Profile tekanan aquifer finite radial. 19)
Gambar 3.10a
Dimensionless water influx untuk reservoir finite radial. 12)
Gambar 3.10b
Dimensionless water influx untuk reservoir finite radial. 12)

Gambar 3.10c
Dimensionless water influx untuk reservoir infinite radial. 12)

Gambar 3.10d
Dimensionless water influx untuk reservoir infinite radial. 12)
3.3.3.4. Metode Allard dan Chen
Metode ini digunakan untuk aliran tidak mantap pada reservoir yang
mempunyai perembesan air dari bawah (bottom water drive). Bentuk
persamaannya sebagi berikut :
We  B P Q (t D ) ........................................................................................

(3-35)
Bentuk persamaan (3.35) sama dengan bentuk persamaan untuk
menghitung perembesan air dengan metode Van Everdingen dan Hurst.
Perbedaannya adalah didalam penetuan harga perembesan air tidak berdimensi.
Tabel penentuan harga Q(tD) pada reservoir bottom water drive dapat
dilihat pada lampiran A. Pada tabel tersebut terdapat parameter ZD yang berarti
harga ketebalan tak berdimensi (dimensionless thickness). Adanya parameter ini
dikarenakan pada reservoir bottom water drive mempunyai ketebalan aquifer lebih
besar jika dibandingkan ketebalan reservoir, sehingga dalam penurunan
persamaan diffusivitas pada bentuk radial diperlukan adanya penambahan
parameter KR. Parameter KR adalah perbandingan antara permeabilitas vertikal
dengan permeabilitas horizontal.

Gambar 3.11
Geometri aquifer infinite linier. 12)

Besarnya harga ZD dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan


sebagai berikut :
h
ZD  1/ 2 .....................................................................................(3-
rw K R
36)
dimana :
ZD = ketebalan tak berdimensi
h = ketebalan aquifer, ft.
rw = jari-jari reseervoir, ft.

3.3.4. Perilaku Khas Reservoir


Lapangan Midway di Arkansas merupakan contoh yang baik dalam
program pressure maintenance dengan injeksi air. Gambar 3.12 memperlihatkan
sejarah produksi reservoir ini. Lapangan Midway diproduksi dari baru gamping
Smackover. Reservoir ini memiliki cadangan kurang lebih 150 MMSTB,
diproduksi dengan mekanisme pendorong deplesi. Ditandai dengan penurunan
tekanan reservoir yang sangat cepat. Operasi injeksi air dilakukan dua tahun
setelah reservoir tersebut berproduksi .
Hasil program injeksi air menunjukan tekanan reservoir naik sebelum
kemudian menjadi kostan. Beberapa tahun kemudian tekanan menjadi konstan.
Sebagai akibat program presseru maintenance, ultimate oil recovery diperkirakan
kurang lebih 75 MMBbl, jika dibandingkan hanya sekitar 25 MMBbl bila
diharapkan dari perolehan depletion drive.
Gambar 3.11.
Data produksi lapangan Midway, Arkansas. 4)

3.3.5. Pengurasan Resevoir Kumulatif


Menurut B.C.Craft dan M.F.Hawkins, untuk menjaga agar laju produksi
dan tekanan relatif konstan, maka besarnya laju pengurasan reservoir harus sama
dengan besarnya laju water influx dari aquifer. Persamaannya adalah sebagai
berikut :
dWe/dt = (Laju pengurasan volumetrik minyak) + (Laju pengurasan
volumetrik gas) + ( Laju pengurasan volumetrik air)
Untuk faktor volume minyak satu fasa :
dWe dN p dN p dW p
 Bo  (R R s ) Bg  Bw ...........................................(3-37)
dt dt dt dt

dimana :
dN p
= Laju aliran minyak, STB/day.
dt
dN p
 R  Rs  = Laju aliran gas, SCF/day.
dt
dW p
= Laju aliran air, STB/day.
dt
Rs = Kelarutan gas dalam minyak, SCF/STB
R = Perbandingan produksi gas dan minyak, SCF/STB.
Bo = Faktor volume formasi, BBL/STB.
Bg = Faktor volume gas, BBL/STB.
Bw = Faktor volume air, BBL/STB.
Untuk lapangan yang dilakukan injeksi air maka air yang masuk
kedalam reservoir adalah air dari aquifer dan air injeksi, maka persamaanya :
dWe dWi dN p dN p dW p
  Bo   R  Rs  Bg  Bw .................................(3-38)
dt dt dt dt dt
Untuk faktor volume formasi dua fasa :
dWe dN p dN p dW p
 Bo   Rsi  Rs  B g   R  Rsi  Bg  Bw ...................(3-39)
dt dt dt dt

Untuk persamaan diatas dimana Bt  Bo  B g  Rsi  Rs  , maka selanjutnya dapat


ditulis menjadi :
dWe dN p dN p dW p
 Bt   R  Rsi  Bg  Bw ...........................................(3-40)
dt dt dt dt
Jika dilakukan injeksi air, maka persamaan (3-37) menjadi :
dWe dWi dN p dN p dW p
  Bt   R  Rsi  Bg  Bw ................................(3-41)
dt dt dt dt dt
Dengan demikian laju injeksi air yang diperlukan untuk mengimbang besarnya
pengurasan reservoir :
dWi dN p dN p dW p dWe
 Bt   R  Rsi  Bg  Bw  ...............................(3-42)
dt dt dt dt dt
Volume pengosongan reservoir dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan
yang berdasar pada prinsip material balance. Dengan memasukkan harga water
influx (We) kedalam persamaan, maka besar pengosongan reservoir sebelum
dilakukan injeksi air, adalah :
 
Voidage (bbls)  N p Bt   R p  Rsi  B g  W p .Bw .................................(3-

43) Re servoir Net Voidage  V  We

 
 N Bt   R p  Rsi  B g  W p .Bw  We .........(3-44)

Untuk menentukan laju pengosongan persatuan waktu, maka persamaannya :

 qo  Bt   R p  Rsi  B g   Qw Bw ..................................................(3-45)
dV
dt
Sedangkan untuk mempertahankan tekanan reservoir dalam keadaan yang relatif
besar maka laju pengosongan reservoir diusahakan seimbang dengan laju
pengisian reservoir, seperti pada persamaan :
dV dWe dWi
  ..............................................................................(3-46)
dt dt dt
Sehingga persamaan (3-41) menjadi :
V  N p  Bt  R p  Rsi  B g   W p Bw  We  Wi ......................................(3-47)

Dimana :
V = Total kumulatif produksi minyak, gas, air. (pengurasan kumulatif
reservoir), BBL
Np = Produksi kumulatif minyak, STB.
Bt = Faktor volume formasi dua fasa, BBL/STB.
Bg = Faktor volume formasi gas, BBL/STB.
Bw = Faktor volume formasi air, BBL/STB.
Rp = Perbandingan gas-minyak dipermukaan, SCF/STB.
Rs = Kelarutan gas dalam minyak, SCF/STB.
We = Perembesan air dari aquifer (water influx), BBl.
Wp = Produksi air kumulatif, STB.
Wi = Injeksi air kumulatif,STB.
Volume air yang dinjeksikan ke reservoir dapat diperkirakan dengan persamaan :
Reservoir Net Voidage  Voidage  We  Wi
 N p  Bt  R p  Rsi  B g   W p Bw  We  Wi ......(3-48)

3.4. Pengendalian Ukuran Gas Cap


Pada saat air diinjeksikan ke dalam reservoir yang memiliki gas cap,
masalah penyusutan gas cap sering menjadi masalah yang cukup berarti dalam
operasinya. Akan tetapi, masalah yang sangat penting dalam pengoperasian
pressure maintenance ada dua yaitu :
1. Gas cap dapat mengembang disebabkan penurunan tekanan reservoir dan
dalam operasi pressure maintenace menurun pada tekanan reservoir per
satuan produksi minyak hingga sangat rendah.
2. Jika dimungkinkan mengurangi produksi gas dari tudung gas.
Oleh karena dua faktor tersebut penyusutan gas cap menjadi
pertimbangan yang cukup berarti. Hal ini penting untuk mengurangi penyusutan
gas cap dengan jalan menutup sumur produksi gas dari gas cap atau
mengembalikan gas ke gas cap untuk mengganti gas yang telah diproduksi.
Sangat dimungkinkan untuk menutup sumur-sumur produksi gas dari gas cap
karena pertimbangan keuntungan atau kasus dimana penyusutan gas cap
disebabkan oleh produksi gas sehingga pori-pori reservoir menjadi kosong.
Praktek yang umum untuk mengembalikan fraksi produksi gas dalam
reservoir agar ukuran gas cap tetap sama. Dalam beberapa kasus akan lebih
ekonomis untuk mengembalikan air sebagai pengganti gas ke tudung gas. Hal ini
bisa saja dilakukan karena tidak ada fasilitas yang tersedia untuk menekan gas ke
rersevoir dan juga air telah diinjeksikan ke aquifer. Teknik ini telah berhasil
dilaksanakan dalam beberapa kasus, walaupun kemungkinan pengaruh gravity
segregation harus dipertimbangkan.

3.5. Penentuan Sistem Pengolahan Air injeksi


Hal pertama yang harus diperhatikan dalam merencanakan konstruksi
sistem pengolahan air adalah ruang yang dibutuhkan atau ruang yang tersedia dan
jarak antara sumber air primer dengan titik injeksi. Kemudian setelah itu
diputuskan kemungkinan-kemungkinan daripada sistem pengolahan yang akan
digunakan.
Berdasarkan dari sumber dan kondisi yang dipergunakan sebagai fluida
injeksi, serta pertimbangan beberapa problema pengolahan yang mingkin timbul
yaitu ; korosi, scale, swelling, padatan tersuspensi, gas yang terlarut danminyak
yang terbawa maka sistem operasi di bagi menjadi tiga, yaitu :
1. Sistem perbaikan air tertutup (Closed Water Treating System).
Dalam sistem pengolahan air tetutup ini, air yang digunakan sebagai fluida
injeksi tidak bersinggungan/kontak dengan udara luar, dengan alasan akan timbul
beberapa problem, seperti naiknya kadar gas dalam air, sehingga akan tumbuh
ganggang serta korosi. Selain itu untuk menghidari reaksi reduksi-oksidasi dimana
pengendapan dapat terbentuk dan pemecah oksigen atmosfer dalam air.
Keuntungan cara sistem perbaikan air tertutup adalah :
- sedikit menggunakan peralatan
- murah
- sistem pipa sederhana
Sistem ini secara skematis seperti gambar 3.13.

Gambar 3.13.
Closed Water Treating System
(Sistem perbaikan air tertutup). 4)

2. Sistem perbaikan air terbuka (Open Water Treating System).


Dalam sistem ini, peralatan yang digunakan lebih banyak dibandingkan
dengan sistem tertutup, karena fluida injekai bersinggungan langsung dengan
udara. Sehingga untuk mencegah timbulnya problem baru yang dapat
mengakibatkan hambatan dalam proyek ini dipasang sejumlah peralatan
pembersih air.
Peralatan yang digunakan antara lain :
- Aeration, berfungsi untuk membebaskan gas yang terlarut.
- Chemical treatment, untuk menghilangkan senyawa-senyawa yang dapat
menghilangkan korosi, scale dan swelling.
- Sedementation, untuk mengendapkan padatan-padatan yang tersuspensi dalam
air.
- Filtration, berfungsi untuk sebagai penyaring dari partikel-partikel yang
tersuspensi dalam air dengan ukuran kecil.
- Clear Water Storage, yaitu air dalam storage yang siap diinjeksikan dan benar-
benar bersih.
Pada gambar 3.14 terlihat bahwa suplai air berasal dari sumber dialirkan
ke aeration untuk membebaskan sejumlah gas terlarut, setelah itu dialirkan ke
bagian sedementation untuk mengendapkan bagian yang tersuspensi. Lalu aliran
air disaring dalam saringan yang berbentuk seperti botol, kemudian dialirkan ke
tangki pengumpul. Untuk siap diinjeksikan ke dalam sumur dengan pompa.
Skema sistem terbuka ini dapat dilihat pada gambar 3.14.
3. Sistem perbaikan air setengah tertutup.
Sistem ini merupakan gabungan antara sistem terbuka dan sistem tertutup.
Dala sistem ini terdapat dua proses, yaitu :
- pengolahan air, seperti dalam sisitem, terbuka mulai dari supply well sampai
clear water storage.
- kemudian dari clear water storage dipompakan ke vaccum aeration untuk
dihilangkan gas yang terlarut, kemudian diinjeksikan ke dalam sumur.
Sistem ini umumnya merupakan injeksin fluida yang bebas oksigen. Secara
skematis dapat dilihat pada gambar 3.15.

Gambar 3.14.
Open Water Treating System
(Sistem perbaikan air terbuka). 12)
Gambar 3.15.
Sistem perbaikan air setengah tertutup. 12)

Anda mungkin juga menyukai