Menurut David Wechsler , intelegensi ialah kemampuan untuk bertindak
secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungan secara efektif.
Wechlsler: intelegensi adalah kemampuan untuk bertindak dengan mencapai
suatu tujuan, untuk berpikir secara rasional dan untuk berhubungan dengan lingkungan secara efektif.
Alfred Binet memberi pengertian bahwa Intelegensi merupakan sisi tunggal
dari karakteristik yang berkembang sejalan dengan kematangan seseorang. Alfred Binet mengemukakan pendapatnya mengenai inteligensi mempunyai tiga aspek kemampuan yaitu:
1. Direction, kemampuan untuk memusatkan pada suatu masalah yang harus
dipecahkan. 2. Adaptation, kemampuan untuk mengadakan adaptasi terhadap masalah yang dihadapinya atau fleksibel dalam menghadapi masalah. 3. Criticism, kemampuan untuk mengadakan kritik, baik terhadap masalah yang dihadapi maupun terhadap dirinya sendiri
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Intelegensi
Adapun menurut (Senjaya, 2010).
1. Pengaruh faktor bawaan Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa individu-individu yang berasal dari suatu keluarga, atau bersanak saudara, nilai dalam tes IQ mereka berkolerasi tinggi. 2. Pengaruh faktor lingkungan Perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh gizi yang dikonsumsi. Oleh karena itu ada hubungan antara pemberian makanan bergizi dengan inteligensi seseorang. Pemberian makanan bergizi ini merupakan salah satu pengaruh lingkungan yang amat penting selain guru,orang tua dan lainnya. 3. Stabilitas inteligensi dan IQ IQ adalah hasil dari suatu tes inteligensi itu). Stabilitas inteligensi tergantung perkembangan organik otak. 4. Pengaruh faktor kematangan Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan telah matang jika ia telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya. 5. Pengaruh faktor pembentukan Pembentukan ialah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan inteligensi. 6. Minat dan pembawaan yang khas Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongan- dorongan (motif-motif) yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar. 7. Kebebasan Kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode yang tertentu dalam memecahkan masalah-masalah. Manusia mempunyai kebebasan memilih metode, juga bebas dalam memilih masalah sesuai dengan kebutuhannya.
3. Intelligence Quotient (IQ).
Salah satu yang sering digunakan untuk menyatakan tinggi rendahnya tingkat intelegensi adalah menterjemahkan hasil intelegensi ke dalam angka yang dapat menjadi petunjuk mengenai kedudukan tingkat kecerdasan seseorang bila dibandingkan secara relatif terhadap suatu norma. Menurut Saifudin Azwar, diterangkan bahwa secara tradisional, angka normatif dari hasil tes intelegensi dinyatakan dengan rasio (Quotient) dan diberi nama Intelligence Quotient (IQ). IQ adalah hasil tes intelegensi yang berupa skor atau angka yang telah diolah sesuai dengan aturannya. Selain itu IQ menyatakan suatu ukuran dan mencerminkan tinggi rendahnya taraf intelegensi dari seseorang. W.S Winkel bahwa Hasil testing intelegensi lazim dinyatakan dalam bentuk Intelligence Quotient (IQ), yang berupa angka yang diperoleh setelah seluruh jawaban pada tes intelegensi diolah. Angka itu mencerminkan taraf intelegensi. Makin tinggi angka itu, diandaikan makin tinggi pula taraf intelegensi siswa yang menempuh tes
4. Intelegensi Dalam Perspektif Islam
Dalam Al Qur’an surat as-Sajdah ayat 9, bahwa manusia terlahir dengan dibekali kecerdasan. Artinya : “Kemudian Dia memberinya bentuk (dengan perbandingan ukuran yang baik) dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.”(QS. As-Sajdah (32) : 9) Ayat di atas memberikan syarat bahwa manusia terlahir dengan dibekali kecerdasan yang terdiri dari lima bagian utama kecerdasan yaitu : 1. Kecerdasan rohaniah (Spiritual intellegence),yaitu kemampuan seseorang untuk mendengarkan hati nuraninya, baik buruk dan rasa moral dalam caranya menempatkan diri dalam pergaulan. Ayat ini memberikan isyarat bahwa manusia terlahir dengan dibekali potensi (kecerdasan) ruhaniah. Apa itu kecerdasan ruhaniah? Kecerdasan ruhaniah ialah kemampuan seseorang untuk mendengarkan hati nuraninya atau bisikan kebenaran yang meng-Ilahi dalam cara dirinya mengambil keputusan atau melakukan pilihan-pilihan, dan beradaptasi.Kecerdasan ruhaniah sangat ditentukan oleh upaya untuk membersihkan dan memberikan pencerahan qolbu (tazkiyah, tarbiyatul quluub) sehingga mampu memberikan nasihat dan arah tindakan sertacaranya kita mengambil keputusan.qolbu harus senantiasa berada pada posisi menerima curahan cahaya ruh yang bermuatan kebenaran dan kecintaan kepada Ilahi. 2. Kecerdasan intelektual (IQ), yaitu kemampuan seseorang dalam memainkan potensi logika, kemampuan berhitung, menganalisa dan matematik. 3. Kecerdasan Emosional (EQ), ayitu kemampuan seseorang dalam mengendalikan diri (sabar). 4. Kecerdasan sosial , yaitu kemampuan seseorang dalam emnjalin hubungan dengan orang lain baikk individu maupun kelompok. 5. kecerdasan fisik, yaitu kemampuan seseorang dalam mengkoordinasikan dan memainkan isyarat tubu. DAFTAR PUSTAKA
W.S.Winkel, Psikologi Pengajaran, (Yogyakarta : Media Abadi, 2004),
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta : PT.Rineka Cipta,
2003
Saifudin Azwar, Psikologi Inteligensi, (Jogjakarta : Pustaka Pelajar Offset, 1996),