Anda di halaman 1dari 22

Assesment Kepribadian

EPPS, MMPI, dan 16-PF

Laelatul Istivaiyah
Muhammad Haikal Baihaqqi
Septa Premanatalia
Siti Zuwinda Sari Siregar
Zora Syalvia Dwi Putri
Edwards Personal Schedule (EPPS) digunakan
untuk mengukur secara tepat dan cepat sejumlah
variabel kepribadian normal yang independen.
Edwards mengambil 15 need dari 20 need yang
dikemukakan oleh Murray. Lima need yang tidak
digunakan adalah:
 Counter action yaitu kebutuhan untuk
memperbaiki kesalahan.
 Defendance yaitu kebutuhan untuk melindungi
diri sendiri.
 Rejection yaitu kebutuhan untuk memisahkan
diri dari sesuatu yang tidak disukai
 Play yaitu kebutuhan untuk bermain.
 Understanding yaitu kebutuhan untuk menjawab
pertanyaan umum yang timbul dalam pikiran.
Pernyataan yang ada dalam EPPS
memungkinkan orang untuk berbohong dalam
memberikan pilihan jawaban akan tetapi
anatara apa yang dicerminkan keluar dengan
kedaan di dalamnya memiliki korelasi yang
tinggi yaitu 0,871. Hal yang perlu dihindari
dalam tes ini adalah adanya social disirability (
jawaban yang diberikan subjek merupakan
sesuatu yang disesuaikan dengan keinginan
sosial. Untuk mengantisipasi ini Edwards
menyedikan dua pernyataan yang
mengungkap kepribadian yang berbeda dalam
setiap nomor. Kelima belas need yang
diungkap dalam EPPS adalah:
 Achievement (ach) : kemauan dan kesanggupan
( bukan kemampuan) untuk berprestasi.
 Deference (def) : kemauan untuk menyesuaikan diri
dan mengikuti aturan-aturan yang berlaku.
 Order (ord) : kebutuhan akan keteraturan dalam
menunaikan tugas, kewajiban maupun haknya.
 Exhibition (exh) : kebutuhan untuk menunjukkan diri
 Autonomy (aut) : kebutuhan untuk mandiri
 Affiliation (aff) : kebutuhan akan perhatian terhadap
sesama manusia dan pergaulan yang harmonis
disertai dengan toleransi dan kehangatan.
 Intraception (int) : kebutuhan untuk berempati
terhadap orang lain.
 Succorance (suc) : kebutuhan akan hubungan sosial
yang diwarnai ketergantungan untuk mendapatkan
rasa aman. Succorance lebih bersifat negatif.
Domainance (dom) : keinginan untuk memimpi. Domainace
juga mencerminkan adanya rasa percaya diri dan social
competence (kompetensi dalam hubungan sosial).
Abasement (aba) : keiginan untuk merendahkan diri, juga
keinginan untuk kompromi dan tolenransi dalam
menyesuaikan diri.
Nurturance (nur) : kebutuhan untuk memberikan perhatian
yang diwarnai oleh rasa sayang terhadap orang-orang
disekelilingnya.
Change (chg) : kebutuhan akan stimulus dari luar dan
perubahan-perubahan. Hal ini menunjukkan minat yang
besar dalam bergaul dengan sesama manusia.
Endurance (end) : keuletan, ketekunan dalam
menyelesaikan tugas walaupun menghadapi baerbagai
rintangan dan hambatan.
Heterosexual (het) : kebutuhan untuk memberikan
perhatian terhadap lawan jenis dan menyukai kegiatan
yang melibatkan lawan jenis.
Aggression (agg) : kebutuhan untuk bertentangan dengan
orang lain dan mengkritik orang lain.
MINNESOTA MULTHIPASIC
PERSONALITY INVENTORY
Dikembangkan pada 1940 oleh: S.R.
Hathaway (psikolog) & J.C. Mckinley
(psikiater).
Tujuan : memberikan gambaran akurat
tentang dimensi-dimensi kepribadian
yang penting dalam pemeriksaan
klinis.
Sebagai pelengkap pemeriksaan
obswan berdasar gejala-gejala
(symptoms) gangguan dalam DSM IV
(analogi dokter dan hasil lab).
Sejarah MMPI di Indonesia
Dikembangkan pada 1973 oleh para psikiater: W.M.
Roan, Yul Iskandar, dan R. Salan.
Adaptasi masih dirasa kurang tepat (pada orang
normal beberapa skala menunjukkan T.Score masih di
atas 70).
Hal ini karena persoalan bahasa yang kurang lugas dan
keterkaitan nilai serta budaya yang berbeda.
Di adaptasi ulang dengan revisi atas kekurangan dari
MMPI edisi I, dengan team terdiri dari 3 psikiater dan 2
psikolog.
Hasil penelitian pada 60 mahasiswa FK UI yang
berdasar pengamatan (selama magang) dapat
dipastikan tidak menunjukkan gangguan klinis dan
menjalani tes secara sukarela-menunjukkan hasil lebih
baik (T-Score semua skala < 70).
Setelah melalui penelitian lebih luas, MMPI edisi II
beserta normanya diterima.
Sturktur MMPI
Tersusun atas:
504 item klinis & beberapa skala
validitas
46 item minat berdasar jenis
kelamin
16 butir duplikasi
Total 566 item
2 domain skala asli (validitas dan
klinis) dan domain skala
Skala validitas
 Skala tidak diisi (?)
 Skala kebohongan (Lie) (L)
 Skala keliru isi (False) (F)
 Skala koreksi (Correction) (K)

Skala Lie(L)
 Berisi “dosa-dosa kecil” yang umum
setiap manusia melakukan.
 Jawaban yang dihitung adalah yang
“TIDAK” atau menyangkal dosa kecil tsb
yang itu berarti pasti bohong.
 Semakin tinggi skor L artinya: usaha
faking good dengan tidak jujur atau kaku
Skala False
 Berbicara tentang pendekatan kebanyakan orang
normal.
 Kotak BENAR : tidak banyak orang normal mengalami
demikian.
 Kotak SALAH: banyak orang normal mengalami
demikian.
 Semakin tinggi skor: semakin jauh dari kebanyakan
orang normal (faking bad atau benar patologis?).
 Semakin rendah skor: semakin berada pada garis
tengah kurva normal.

Skala Klinis
 Mengungkap sikap terhadap tes sekaligus defensive
terhadap psikopatologi
 Kotak BENAR (1 item): usaha menutupi?
 Kotak SALAH: usaha menutupi?
 Semakin tinggi skor: faking good dan defensive?
SIXTEEN PERSONALITY FACTOR
QUESTIONNAIRE (16 PF)

Sixteen Personality Factors Questionnaire


(16 PF) adalah alat tes psikologi yang
dikembangkan oleh Raymond Cattell dan
diterbitkan pertama kali pada 1946.
Hal ini ia lakukan karena ia merasa bahwa
ilmu psikologi membutuhkan teknik
pengukuran dasar untuk kepribadian. Melalui
metode factor analis Cattell percaya bahwa
dimensi-dimensi dasar dari kepribadian dapat
ditemukan dan kemudian diukur. Dalam
penyusunan 16 PF ini Cattell melakukan
penelitian dalam beberapa populasi dengan
menggunakan tiga metode, yaitu observasi (L-
Alat tes atau instrument 16 PF terdiri atas
185 soal yang terbagi menjadi tiga bagian
format jawaban. Yaitu Ya, Diantaranya, dan
Tidak; Benar, Di antaranya, dan Salah; Ya,
Kadang-Kadang, dan Tidak. Soal pada
instrument ini pun hanya berkisar mengenai
perilaku sehari-hari, ketertarikan, dan
pendapat. Peserta hanya perlu menjawab soal
sesuai dengan yang dilakukan, dirasakan, dan
dipikirkan karena tidak ada jawaban yang
benar atau salah dalam setiap jawaban yang
diberikan.
Instrument 16 PF adalah instrument yang
mengukur aspek kepribadian individu. Oleh
karena itu, instrument 16 PF sering digunakan
oleh bagian Human Resource Department
ketika mencari pegawai baru. Instrument 16
Tes 16 PF dapat mengukur kemampuan mental
dan untuk menghasilkan penelitian berdasarkan
pada aspek kepribadian normal seseorang.
Tes ini tersedia dari beberapa bentuk yaitu bentuk
A, B , C, D, E, dan F. Bentuk E dan F adalah untuk
individu-individu yang mengalami kesukaran atau
hambatan didalam pendidikan dan membaca. Tes
16-PF dirandang untuk usia 16 tahun keatas.
Tes yang serumpun dengan ini dan yang
diperlukan bagi usia-usia yang lebih muda adalah:
High shcool personality questionnaire (HSPQ)
yaitu untuk usia 12 tahun sampai 18 tahun.
Children’s personality questionnaire (CPQ) yaitu
untuk usia 8 sampai 12 tahun.
Early School Personality Questionnnaire (ESPQ)
yaitu usia 6 sampai 8 tahun.
Adminisrasi Tes
EPPS
Waktu : lebih kurang 45-60 menit
Material : buku tes EPPS
Pelaksanaa : individual atau klasikal

Langkah Pelaksanaan Tes


Berikan lembar jawaban kepada testi, kemudian testi diminta
untuk mengisi identitasnya (nama, usia, jenis kelamin,
pendidikan, tanggal tes)
Berikan buku soal pada testi
Tester membacakan petunjuk yang ada pada buku soal dan
testi diminta untuk menyimaknya.
Setelah membacakan intruksi tanyakan kepada testi apakah
ada pertayaan sebelum tes dimulai.
Sebelum mengumpulkan kembali buku soal dan lembar
jawaban, penguji meminta subjek untuk memeriksa kembali
lembar jawaban agar tidak ada nomor yang terlewatkan untuk
dijawab dan identitas yang diminta sudah diisi dengan lengkap.
Mmpi
16-pf
Hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam melakukan Tes 16 PF
antara lain:
Buku soal Tes 16 PF
Lembar jawaban Tes 16 PF
Pensil atau pulpen
 
Pelaksanaan Tes 16 PF dapat dilakukan berdasarkan langkah-
langkah berikut ini:
Bagikan buku soal dan lembar jawaban 16 PF kepada
peserta.
Peserta diminta untuk mengisi identitas pribadi secara
lengkap di bagian lembar jawaban peserta dan katakana
supaya tidak membuka buku soal sebelum ada perintah
lebih lanjut.
Instruksikan peserta untuk memilih satu pilihan jawaban
pada setiap pertanyaan.
Tester juga menjelaskan cara menuliskan jawaban pada
lembar jawaban 16 PF.
skoring
EPPS
Buat garis merah melalui nomor-nomor berikut : 7, 13, 19, 25,
101, 107, 113, 119, 125, 201, 207, 213, 219, 225.
Buat garis biru melalui nomor-nomor berikut : 32, 38, 44, 50, 51,
57, 63, 69, 75, 151, 157,163, 169, 175.
Untuk mengisi kolom yang bertuliskan r (row) hitung jumlah
jawaban A yang dilingkari, kecuali nomor-nomor yang dilalui garis
merah. Maksimum jumlah jawaban adalah 14
Untuk mengisi kolom yang bertuliskan c (column ) hitung jumlah
jawaban B yang dilingkar, kecuali B yang terkena baris merah,
maksimum jumlah jawaban adalah 14
Jumlah angka dalam kolom r dan c lalu tuliskan dalam kolom
jumlah s ( sum )
Hitung konsistensinya denga membandingkan jawaban A dan B
yang terkena garis merah dan biru dalam setiap kolom. Berikan
tanda (√) dalam kotak kecil dibagian bawah kolom jika ada
kesamaan jawaban. jika tidak maka tidak perlu menuliskan tada
apa-apa pada kotak. Kemudian jumlahkan kotak yang diberi tanda
(√) dan tuliskan jumlahnya dalam con (consistency).
Norma EPPS
Norma persentil dibuat untuk laki-laki dan
perempuan untuk setiap variabel kepribadian. Ada 4
tabel norma dalam EPPS:
College student untuk laki-laku
College student untuk perempuan
General adult laki-laki
General adult perempuan

Makna angka- angka dalam norma persentil


tersebut adalah sebgai berikut:
97≤....= sangat tinggi
85 – 96 = tinggi
17 – 84 = rata-rata
4 – 16 = rendah
3 ≥.... = sangat rendah
Daftar Pustaka
Permana, M. Zein., 2017.
Panduan Praktis Personality
Assessment. Jakarta: Raih Asa
Sukses.

Anda mungkin juga menyukai