(ETIKA KOMPUTER)
DISUSUN OLEH :
FAKULTAS TEKNIK
2018
Definisi Etika Komputer
a. Era 1940-1950-an
Munculnya etika komputer sebagai sebuah bidang studi dimulai dari pekerjaan profesor
Norbert Wiener. Selama Perang Dunia II (pada awal tahun 1940-an) profesor dari MIT ini
membantu mengembangkan suatu meriam antipesawat yang mampu menembak jatuh sebuah
pesawat tempur yang melintas di atasnya.
Tantangan universal dari proyek tersebut menyebabkan Wiener dan beberapa rekan
kerjanya harus memperhatikan sisi lain dari sebuah perkembangan teknologi, yaitu etika. Pada
perkembangannya, suatu bidang riset baru yang disebut cybernetics. Cybernetics tersebut
dikombinasikan dengan komputer digital yang dikembangkan pada waktu itu, membuat wiener
akhirnya menarik beberapa kesimpulan etis tentang pemanfaatan teknologi yang sekarang
dikenal dengan sebutan Teknologi Informasi (TI).
Pada tahun 1950, istilah etika komputer sendiri akhirnya umum digunakan lebih dari
dua dekade kemudian. Buku Wiener ini mencakup beberapa bagian pokok tentang hidup
manusia, prinsip-prinsip bukum dan etika di bidang komputer.
1. Tujuan hidup manusia.
2. Empat prinsip-prinsip hukum
3. Metode yang tepat untuk menerapkan etika.
4. Diskusi tentang masalah-masalah pokok dalam etika komputer
5. Contoh topik kunci tentang etika komputer
Dalam revolusi, perubahan dapat terjadi secara radikal. adalah suatu pekerjaan besar
bagi pelaku di dalamnya untuk memperhatikan keanekaragaman tugas dan tantangan.
b. Era 1960-an
Pada pertengahan tahun 1960, Donn Parker dari SRI Internasional Menlo Park
California melakukan berbagai riset untuk menguji penggunaan komputer yang tidak sah dan
tidak sesuai dengan profesionalisme di bidang komputer. Waktu itu Parker menyampaikan
suatu ungkapan yang menjadi titik tolak penelitiannya, yaitu :
“that when people entered the computer center they left therir ethics at the door.” (Fodor and
Bynum, 1992)
Ungkapan tersebut menggambarkan bahwa ketika orang-orang masuk pusat komputer,
mereka meninggalkan etika mereka di ambang pintu. Selanjutnya, Parker melakukan riset dan
mengumpulkan berbagai contoh kejahatan komputer dan aktivitas lain yang menurutnya tidak
pantas dilakukan para profesional komputer.
Parker juga dikenal menjadi pelopor kode etik profesi bagi profesional di bidang
komputer, yang ditandai dengan usahanya pada tahun 1968 ketika ditunjuk untuk memimpin
pengembangan Kode Etik Profesional yang pertama dilakukan untuk Association for
computing Machinery (ACM).
c. Era 1970-an
Era ini dimulai ketika sepanjang tahun 1960, Joseph Weizenbaum, Ilmuwan komputer
MIT di Boston, menciptakan suatu program komputer yang disebut ELIZA.
Weizenbaum dikejutkan oleh reaksi dari penemuan sederhananya itu, dimana beberapa
dokter jiwa melihatna sebagai bukti bahwa komputer akan segera melakukan otomatisasi
psikoterapi. Bahkan sarjana-sarjana komputer MIT yang secara emosional terlibat dengan
komputer berbagi pikiran tentang hal tersebut. Hal itu akhirnya membawa Weizenbaum pada
suatu gagasan akan munculnya “model pengolahan informasi” tentang manusia yang akan
datang dan hubungannya antara manusia dengan mesin.
Perkembangan etika komputer di era 1970-an juga diwarnai dengan karya Walter
Maner yang sudah mulai menggunakan istilah “computer ethics” untuk mengacu pada bidang
pemeriksaan yang berhadapan dengan permasalahan etis yang diciptakan oleh pemakaian
teknologi komputer waktu itu.
d. Era 1980-an
Tahun 1980-an, sejumlah konsekuesi sosial dan teknologi informasi yang etis menjadi
isu publik di Amerika dan Eropa. Hal-hal yang sering dibahas adalah computer -enabled crime
atau kejahatan komputer, masalah-masalah yang disebabkan karena kegagalan sistem
komputer, invasi keleluasaan pribadi melalui database komputer dan perkara pengadilan
mengenai kepemilikan perangkat lunak. pekerjaan tokoh-tokoh etika komputer sebelumnya
seperti Parker, Weizenbaum, Maner dan yang lain, akhirnya membawa etika komputer sebagai
suatu disiplin ilmu baru.
e. Era 1990-an sampai sekarang
Sepanjang tahun 1990, berbagai pelatihan baru di universitas, pusat riset, konferensi,
jurnal, buku teks dan artikel menunjukkan suatu keanekaragaman yang luas tentang topik di
bidang etika komputer. Para ahli komputer di Inggris, Polandia, Belanda dan Italia
menyelenggarakan ETHICOMP sebagai rangkaian konferensi yang dipimpin oleh Simon
Rogerson.
Perkembangan yang cukup penting lainnya adalah kepeloporan Simon Rogerson dari
De Montfort University (UK), yang mendirikan Centre for Computing and Social
Responsibility. Di dalam pandangan Rogerson, ada kebutuhan dalam pertengahan tahun 1990
untuk sebuah “generasi kedua” yaitu tentang pengembangan etika komputer.
“The mid-1990s has heralded the beginning of a second genereation of Computer
Ethics. The time has come to build upon and elaborate the conceptual foundation whilst, in
parallel, developing the frameworks within which practical action can occur, thus reducing
the probability of unforeseen effects of information technology application [Rogerson, Bynum,
1997].
Seringkali kita mendengar kata etika, bahkan menggunakan dalam kehidupan sehari-
hari. Ada banyak definisi mengenai etika menurut para ahli-ahli di seluruh dunia. Adapun
definisi-definisi dari etika tersebut adalah :
1. Aristoteles
Aristoteles, seorang filsuf jaman kuno, menyatakan definisi etika sebagai bagian dari filsafat
moral yang mengatur tentang akhlak, matak,sikap, dan cara berpikir manusia. Etika dan
filsafat memiliki hubungan erat dan mulai ada sejak manusia bermasyarakat dan memiliki
peradaban. Yunani merupakan salah satu negara yang memiliki filsafat dan peradaban (serta
para filsuf) ternama di masa kuno, selain juga Cina dan India.
2. Poerwadaminta
Poerwadaminta, ke dalam Kamus Besar Bahsa Indonesia (versi lama), menyatakan bahwa
etika merupakan ilmu pengetahuan yang terkait dengan ilmu-ilmu akhklak (moral).
3. Dianne Martin
Di dalam Kamus Besra Bahasa Indonesia (versi baru), terdapat revisi dari definisi etika.
Etika didefinidikan ke dalam 3 buah definisi : etika sebagai ilmu tentang apa yang buruk serta
tentang hak dan kewajiban moral, etika sebagai sekumpulan asa dan nilai yang berhubungan
dengan akhlak, serta etika mengenai yang benar dan yang salah yang dianut oleh suatu
golongan masyarakat.
4. Simon Rogerson
Simon Rogerson menyatakan bahwa etika secara etimologi menyatakan ilmu tentang apa
yang biasa dilakukan atau ilmu tentang suatu adat (kebiasaan).
5. K Bertens
K Bertens juga menyatakan etika ke dalam 3 buah definisi : etika sebagai system nilai dan
norma moral yang menjadi pegangan seorang atau kelompok di dalam mengatur tingkah
laku, etika sebagai kumpulan dari asa dan moral, serta etika sebagai ilmu tentang yang baik
dan buruk.
6. Nobert Wiener (Era 1940 – 1950)
Munculnya etika komputer sebagai sebuah bidang studi dimulai oleh pekerjaan Prof. Nobert
Wiener dari MIT AS membantu mengembangkan suatu meriam anti pesawat yang mampu
menembak jatuh sebuah pesawat tempur yang melintas diatasnya. Hasil Penelitiannya di
bidang etika dan teknologi disebut Cybernetics atau The Science of information feedback
Systems yang merupakan cikal bakal Teknologi informasi (TI) yang kita kenal sekarang.
Pengaruh sosial tentang arti penting teknologi tersebut ternyata memberikan kebaikan
sekaligus malapetaka