PEMETAAN KI-KD
OLEH :
NIM : 17033142
DOSEN : HIDAYATI,M.SI
JURUSAN FISIKA
PROGAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
PEMETAAN KI-KD
A. TINGKATAN RANAH KD
Konsep Taksonomi Bloom dikembangkan pada tahun 1956 oleh Benjamin Bloom,
seorang psikolog bidang pendidikan. Konsep ini mengklasifikasikan tujuan pendidikan
dalam tiga ranah, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Menurut Bloom perilaku individu
dapat diklasifikasikan ke dalam 3 (tiga) ranah, yaitu :
1. Ranah kognitif; ranah yang berkaitan aspek-aspek intelektual atau berfikir/nalar, di
dalamnya mencakup: pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan
(application), penguraian (analysis), memadukan (synthesis), dan penilaian (evaluation)
2. Ranah afektif; ranah yang berkaitan aspek-aspek emosional, seperti perasaan, minat,
sikap, kepatuhan terhadap moral dan sebagainya, di dalamnya mencakup: penerimaan
(receiving/attending), sambutan (responding), penilaian (valuing), pengorganisasian
(organization), dan karakterisasi (characterization)
1. KAWASAN KOGNITIF
Taksonomi tujuan pembelajaran dalam kawasan kognitif menurut Bloom terdiri dari
enam tingkatan susunan yaitu :
a) Tingkat pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan adalah kemampuan yang paling rendah tetapi paling dasar dalam
kawasan kognitif. Kemampuan untuk mengetahui ialah kemampuan untuk mengenal atau
mengingat kembali sesuatu objek, ide, prosedur, prinsip, atau teori yang pernah ditemukan
dalam pengalaman tanpa memanipulasinya dalam bentuk atau simbol lain. Kemampuan
mengetahui sedikit lebih rendah dibawah kemampuan memahami, karena itu orang yang
mengetahui belum tentu memahami atau mengerti apa yang diketahuinya.
b) Pemahaman (comprehension)
Pemahaman atau dapat dijuga disebut dengan istilah mengerti merupakan kegiatan
mental intelektual yang mengorganisasikan materi yang telah diketahui. Temuan-temuan
yang didapat dari mengetahui seperti definisi, informasi, peristiwa, fakta disusun kembali
dalam struktur kognitif yang ada. Temuan-temuan ini diakomodasikan dan kemudian
berasimilasi dengan struktur kognitif yang ada, sehingga membentuk struktur kognitif baru.
Tingkatan dalam pemahaman ini meliputi :
➢ Translasi yaitu mengubah simbol tertentu menjadi simbol lain tanpa perubahan makna.
Misalkan simbol dalam bentuk kata-kata diubah menjadi gambar, bagan atau grafik;
➢ Interpretasi yaitu menjelaskan makna yang terdapat dalam simbol, baik dalam bentuk
simbol verbal maupun non verbal.
➢ Ekstrapolasi yaitu melihat kecenderungan, arah atau kelanjutan dari suatu temuan.
Misalnya, kepada siswa dihadapkan rangkaian bilangan 2, 3, 5, 7, 11, dengan kemapuan
ekstrapolasinya tentu dia akan mengatakan bilangan ke-6 adalah 13 dan ke-7 adalah 19.
c) Penerapan (application)
d) Penguraian (analysis)
1. Menganalisis unsur :
2. Menganalisis hubungan
e) Memadukan (synthesis)
f) Penilaian (evaluation)
Kawasan afektif adalah salah satu domain yang berkaitan dengan sikap, niali-nilai
interest, apresiasi atau penghargaan dan penyesuaian perasaan sosial. Tingkatan afektif ini
ada 5, yaitu :
1. Penerimaan (Receiving)
Meliputi penerimaan secara pasif terhadap suatu masalah, situasi,gejala, nilai, dan
keyakinan. Contoh kata kerja operasional yang biasa digunakan untuk mengukur
aspek penerimaan adalah memilih, mengikuti, meminati, memberi, dan sebagainya.
2. Tanggapan (Responding)
Berkenaan dengan jawaban dan kesenangan menanggapi atau merealisasikan sesuatu
yang sesuai dengan nilai-nilai yang dianut masyarakat. Contoh kata kerja operasional
yang biasa digunakan untuk mengukur aspek tanggapan adalah mengajukan,
melaporkan, menampilkan, mendukung, dan sebagainya.
3. Penilaian (Valuing)
Berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tertentu.
Contoh kata kerja operasional yang biasa digunakan untuk mengukur aspek penilaian
adalah meyakini, mengusulkan, menekankan, meyakinkan, dan sebagainya.
4. Pengelolaan (Organization)
Meliputi konseptualisasi nilai-nilai menjadi suatu sistem nilai. Contoh kata kerja
operasional yang biasa digunakan untuk mengukur aspek pengelolaan adalah
mempertahankan, mengubah, memadukan, membentuk pendapat, dan sebagainya.
5. Penghayatan (Characterization)
Keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi
pola kepribadian dan tingkah lakunya. Contoh kata kerja operasional yang biasa
digunakan untuk mengukur aspek penghayatan adalah mendengarkan, memecahkan,
mempengaruhi, dan sebagainya.
CONTOH KATA KERJA OPERASIONAL YANG DAPAT DIPAKAI UNTUK
RANAH AFEKTIF
3) KAWASAN PSIKOMOTOR
3. Ketelitian (Precision) melakukan tugas atau kegiatan dengan keahlian dan berkualitas
tinggi tanpa bantuan atau instruksi, dapat menunjukkan aktivitas untuk pelajar lain
(Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, 2003 ditambah Kolom Ketepatan
oleh Mutadi)
TINGKATAN RANAH
KOMPETENSI DASAR
KD
a) KTSP
2. keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang tertuang dalam kata kerja
yang digunakan dalam SK dan KD.
b) K13
a. Sikap Spiritual
Berikut ini contoh indikator sikap spiritual yang dapat digunakan untuk semua mata
pelajaran: (1) berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan. (2) menjalankan ibadah
sesuai dengan agama yang dianut. (3) memberi salam pada saat awal dan akhir kegiatan. (4)
bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa. (5) mensyukuri kemampuan
manusia dalam mengendalikan diri. (6) bersyukur ketika berhasil mengerjakan sesuatu. (7)
berserah diri (tawakal) kepada Tuhan setelah berikhtiar atau melakukan usaha. (8) menjaga
lingkungan hidup di sekitar satuan pendidikan. (9) memelihara hubungan baik dengan sesama
umat ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. (10) bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai
bangsa Indonesia. (11) menghormati orang lain yang menjalankan ibadah sesuai dengan
agama yang dianut.
b. Sikap Sosial
Penilaian sikap sosial dilakukan untuk mengetahui perkembangan sikap sosial peserta
didik dalam menghargai, menghayati, dan berperilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaanya. Sikap sosial
dikembangkan terintegrasi dalam pembelajaran KD dari KI-3 dan KI-4.Indikator KD dari KI-
2 mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan PPKn dirumuskan dalam perilaku
spesifik sebagaimana tersurat di dalam rumusan KD mata pelajaran tersebut.Sementara
indikator KD dari KI-2 mata pelajaran lainnya dirumuskan dalam perilaku sosial secara
umum. Berikut contoh indikator-indikator umum sikap sosial:
(1) Jujur, yaitu perilaku dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
(2) Disiplin, yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan.
(3) Tanggung jawab, yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat,
lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
(4) Toleransi, yaitu sikap dan tindakan yang menghargai keberagaman latar belakang,
pandangan, dan keyakinan.
(5) Gotong royong, yaitu bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan
bersama dengan saling berbagi tugas dan tolong-menolong secara ikhlas.
(6) Santun atau sopan, yaitu sikap baik dalam pergaulan, baik dalam berbahasa maupun
bertingkah laku. Norma kesantunan bersifat relatif, artinya yang dianggap
baik/santun pada tempat dan waktu tertentu bisa berbeda pada tempat dan waktu
yang lain.
c. Pengetahuan
d. Keterampilan
TINGKAT
TINGKATA
AN
KOMPETENSI INDIKATOR N RANAH
RANAH
DASAR IPK
KD
C3
1.21 Menggunakan termometer
untuk mengukur suhu zat
1.2 Mendeskripsikan C3
1.22 Membuat termometer
pengertian suhu sederhana, berskala
dan berdasarkan sifat perubahan
C3 volume
pengukurannya
D. MATERI POKOK
Komponen lain yang harus diperhatikan dalam menyusun silabus adalah penentuan
materi pembelajaran. Materi pokok harus disusun sedemikian rupa agar dapat menunjang
tercapainya kompetensi. Materi pokok adalah pokok-pokok materi pembelajaran yang harus
dipelajari siswa sebagai sarana pencapaian kompetensi dan yang akan dinilai dengan
menggunakan instrument penilaian yang disusun berdasarkan indikator pencapaian belajar.
Karena standar materi pokok telah ditetapkan secara nasional, maka materi pokok tinggal
disalin dari buku standar kompetensi mata pelajaran. Sementara tugas para pengembang
silabus adalah memberikan jabaran atau materi pokok tersebut ke dalam uraian materi pokok
atau biasa disebut materi pembelajaran. Materi pembelajaran (instructional materials) adalah
pengetahuan, ketsserampilan, dan sikap yang harus diajarkan oleh guru dan dipelajari peserta
didik. Secara khusus, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari fakta, konsep, prinsip,
prosedur, dan sikap atau nilai.