Anda di halaman 1dari 20

RINGKASAN MATERI

PEMETAAN KI-KD

OLEH :

NAMA : NISAUL HAFIZAH

NIM : 17033142

DOSEN : HIDAYATI,M.SI

JURUSAN FISIKA
PROGAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
PEMETAAN KI-KD

A. TINGKATAN RANAH KD
Konsep Taksonomi Bloom dikembangkan pada tahun 1956 oleh Benjamin Bloom,
seorang psikolog bidang pendidikan. Konsep ini mengklasifikasikan tujuan pendidikan
dalam tiga ranah, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Menurut Bloom perilaku individu
dapat diklasifikasikan ke dalam 3 (tiga) ranah, yaitu :
1. Ranah kognitif; ranah yang berkaitan aspek-aspek intelektual atau berfikir/nalar, di
dalamnya mencakup: pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan
(application), penguraian (analysis), memadukan (synthesis), dan penilaian (evaluation)

2. Ranah afektif; ranah yang berkaitan aspek-aspek emosional, seperti perasaan, minat,
sikap, kepatuhan terhadap moral dan sebagainya, di dalamnya mencakup: penerimaan
(receiving/attending), sambutan (responding), penilaian (valuing), pengorganisasian
(organization), dan karakterisasi (characterization)

3. Ranah psikomotor; ranah yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan yang


melibatkan fungsi sistem syaraf dan otot (neuronmuscular system) dan fungsi psikis.
Ranah ini terdiri dari : kesiapan (set), peniruan (imitation), membiasakan (habitual),
menyesuaikan (adaptation) dan menciptakan (origination). Taksonomi ini merupakan
kriteria yang dapat digunakan oleh guru untuk mengevaluasi mutu dan efektivitas
pembelajarannya.

1. KAWASAN KOGNITIF

Taksonomi tujuan pembelajaran dalam kawasan kognitif menurut Bloom terdiri dari
enam tingkatan susunan yaitu :
a) Tingkat pengetahuan (knowledge)

Diartikan kemampuan seseorang dalam menghafal atau mengingat kembali atau


mengulang kembali pengetahuan yang pernah diterimanya, Contoh: Siswa dapat
menggambarkan satu buah segitiga sembarang.

Pengetahuan adalah kemampuan yang paling rendah tetapi paling dasar dalam
kawasan kognitif. Kemampuan untuk mengetahui ialah kemampuan untuk mengenal atau
mengingat kembali sesuatu objek, ide, prosedur, prinsip, atau teori yang pernah ditemukan
dalam pengalaman tanpa memanipulasinya dalam bentuk atau simbol lain. Kemampuan
mengetahui sedikit lebih rendah dibawah kemampuan memahami, karena itu orang yang
mengetahui belum tentu memahami atau mengerti apa yang diketahuinya.

b) Pemahaman (comprehension)

Pemahaman atau dapat dijuga disebut dengan istilah mengerti merupakan kegiatan
mental intelektual yang mengorganisasikan materi yang telah diketahui. Temuan-temuan
yang didapat dari mengetahui seperti definisi, informasi, peristiwa, fakta disusun kembali
dalam struktur kognitif yang ada. Temuan-temuan ini diakomodasikan dan kemudian
berasimilasi dengan struktur kognitif yang ada, sehingga membentuk struktur kognitif baru.
Tingkatan dalam pemahaman ini meliputi :

➢ Translasi yaitu mengubah simbol tertentu menjadi simbol lain tanpa perubahan makna.
Misalkan simbol dalam bentuk kata-kata diubah menjadi gambar, bagan atau grafik;
➢ Interpretasi yaitu menjelaskan makna yang terdapat dalam simbol, baik dalam bentuk
simbol verbal maupun non verbal.
➢ Ekstrapolasi yaitu melihat kecenderungan, arah atau kelanjutan dari suatu temuan.
Misalnya, kepada siswa dihadapkan rangkaian bilangan 2, 3, 5, 7, 11, dengan kemapuan
ekstrapolasinya tentu dia akan mengatakan bilangan ke-6 adalah 13 dan ke-7 adalah 19.

c) Penerapan (application)

Menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah atau menerapkan


pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang dikatakan menguasai kemampuan ini
jika ia dapat memberi contoh, menggunakan, mengklasifikasikan, memanfaatkan,
menyelesaikan dan mengidentifikasi hal-hal yang sama. Contoh, dulu ketika pertama kali
diperkenalkan kereta api kepada petani di Amerika, mereka berusaha untuk memberi nama
yang cocok bagi alat angkutan tersebut. Satu-satunya alat transportasi yang sudah dikenal
pada waktu itu adalah kuda. Bagi mereka, ingat kuda ingat transportasi. Dengan pemahaman
demikian, maka mereka memberi nama pada kereta api tersebut dengan iron horse (kuda
besi). Hal ini menunjukkan bagaimana mereka menerapkan konsep terhadap sebuah temuan
baru.

d) Penguraian (analysis)

Menentukan bagian-bagian dari suatu masalah dan menunjukkan hubungan antar-


bagian tersebut, melihat penyebab-penyebab dari suatu peristiwa atau memberi argumen-
argumen yang menyokong suatu pernyataan. Secara rinci Bloom mengemukakan tiga jenis
kemampuan analisis, yaitu :

1. Menganalisis unsur :

2. Menganalisis hubungan

3. Menganalisis prinsip-prinsip organisasi

e) Memadukan (synthesis)

Menggabungkan, meramu, atau merangkai berbagai informasi menjadi satu


kesimpulan atau menjadi suatu hal yang baru. Kemampuan berfikir induktif dan konvergen
merupakan ciri kemampuan ini. Contoh: memilih nada dan irama dan kemudian
manggabungkannya sehingga menjadi gubahan musik yang baru, memberi nama yang sesuai
bagi suatu temuan baru, menciptakan logo organisasi

f) Penilaian (evaluation)

Mempertimbangkan, menilai dan mengambil keputusan benar-salah, baik-buruk, atau


bermanfaat – tak bermanfaat berdasarkan kriteria-kriteria tertentu baik kualitatif maupun
kuantitatif.
2) KAWASAN AFEKTIF

Kawasan afektif adalah salah satu domain yang berkaitan dengan sikap, niali-nilai
interest, apresiasi atau penghargaan dan penyesuaian perasaan sosial. Tingkatan afektif ini
ada 5, yaitu :
1. Penerimaan (Receiving)
Meliputi penerimaan secara pasif terhadap suatu masalah, situasi,gejala, nilai, dan
keyakinan. Contoh kata kerja operasional yang biasa digunakan untuk mengukur
aspek penerimaan adalah memilih, mengikuti, meminati, memberi, dan sebagainya.

2. Tanggapan (Responding)
Berkenaan dengan jawaban dan kesenangan menanggapi atau merealisasikan sesuatu
yang sesuai dengan nilai-nilai yang dianut masyarakat. Contoh kata kerja operasional
yang biasa digunakan untuk mengukur aspek tanggapan adalah mengajukan,
melaporkan, menampilkan, mendukung, dan sebagainya.

3. Penilaian (Valuing)
Berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tertentu.
Contoh kata kerja operasional yang biasa digunakan untuk mengukur aspek penilaian
adalah meyakini, mengusulkan, menekankan, meyakinkan, dan sebagainya.

4. Pengelolaan (Organization)
Meliputi konseptualisasi nilai-nilai menjadi suatu sistem nilai. Contoh kata kerja
operasional yang biasa digunakan untuk mengukur aspek pengelolaan adalah
mempertahankan, mengubah, memadukan, membentuk pendapat, dan sebagainya.

5. Penghayatan (Characterization)
Keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi
pola kepribadian dan tingkah lakunya. Contoh kata kerja operasional yang biasa
digunakan untuk mengukur aspek penghayatan adalah mendengarkan, memecahkan,
mempengaruhi, dan sebagainya.
CONTOH KATA KERJA OPERASIONAL YANG DAPAT DIPAKAI UNTUK
RANAH AFEKTIF

Menerima Menanggapi Menilai Mengelola Menghayat


(A3) (A4) (A5)
(A1) (A2)

Memilih Menjawab Mengasumsi Menganut Mengubah


Mempertanyakan Membantu kan Mengubah perilaku
Mengikuti Mengajukan Meyakini Menata Berakhlak
Memberi Mengompro Melengkapi Mengklasifikas mulia
Menganut mi Meyakinkan ikan Mempengar
Mematuhi Menyenangi Memperjelas Mengombinasi uhi
Meminati Menyambut Memprakarsa Mempertahank Mendengar
Mendukung i an kan
Menyetujui Mengimani Membangun Mengkualifi
Menampilkan Mengundang Membentuk kasi
Melaporkan Menggabung pendapat Melayani
Memilih kan Memadukan Menunjukk
Mengatakan Memperjelas Mengelola an
Memilah Mengusulkan Menegosiasika Membuktik
Menolak Menekankan n an
Menyumbang Merembuk Memecahka
n

(Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, 2003)

3) KAWASAN PSIKOMOTOR

Kawasan psikomotor adalah kawasan yang berorientasi kepada keterampilan motorik


yang berhubungan dengan anggota tubuh, atau tindakan (action) yang memerlukan
koordinasi antara syaraf dan otot. Dimensi (ranah) psikomotorik meliputi aktivitas motorik
yang penting dalam pengembangan kemampuan siswa dalam memanipulasi benda-benda,dan
secara umum mengembangkan keterampilan motorik siswa. Psikomotorik berhubungan
dengan gerakan sengaja yang dikendalikan oleh aktivitas otak. Dimensi psikomotorik
umumnya berupa keterampilan yang memerlukan koordinasi otak dengan beberapa otot.
Kawasan psikomotor berkaitan dengan ketrampilan atau skill yang bersikap manual atau
motorik. Tingkatan psikomotor ini meliputi:

1. Meniru (Imitation), merupakan kemampuan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan


contoh yang diamatinya walaupun belum mengerti makna atau hakikat dari
keterampilan itu. Contoh kata kerja operasional yang biasa digunakan untuk
mengukur aspek ini adalah mengkonstruksi, menggabungkan, mengatur,
mnyesuaikan, dan sebagainya.

2. Memanipulasi (Manipulation) merupakan kemampuan dalam melakukan suatu


tindakan seperti yang diajarkan, dalam arti mampu memilih yang diperlukan. Kata
kerja yang sering digunakan dalam mengukur aspek ini adalah menempatkan,
membuat, memanipulasi, merancang, dan sebagainya.

3. Ketelitian (Precision) melakukan tugas atau kegiatan dengan keahlian dan berkualitas
tinggi tanpa bantuan atau instruksi, dapat menunjukkan aktivitas untuk pelajar lain

4. Artikulasi (Articulation) merupakan suatu tahap dimana seseorang dapat melakukan


suatu keterampilan yang lebih komplek terutama yang berhubungan dengan gerakan
interpretatif. Contoh kata kerja operasional yang biasa digunakan untuk mengukur
aspek ini adalah menggunakan, mensketsa, menimbang, menjeniskan, dan
sebagainya.

5. Pengalamiahan (Naturalisation) merupakan suatu penampilan tindakan dimana hal-


hal yang diajarkan (sebagai contoh) telah menjadi suatu kebiasaan dan gerakan-
gerakan yang ditampilkan lebih meyakinkan. Contoh kata kerja operasional yang
biasa digunakan untuk mengukur aspek ini diantaranya adalah memutar,
memindahkan, menarik, mendorong, dan sebagainya.
(Uno, 2008).

CONTOH KATA KERJA OPERASIONAL YANG DAPAT DIPAKAI UNTUK


RANAH PSIKOMOTOR

Menirukan Memanipulasi Ketepatan (P3) Artikulasi Pengalamiaha


(P1) (P2) (P4) n (P5)

Mengaktifkan Mengoreksi Mendemonstrasika Mengalihkan Mengalihkan


Menyesuaikan Merancang n Mempertajam Mengantikan
Menggabungka Memilah Menunjukkan Membentuk Memutar
n Melatih Melengkapkan Memadankan Mengirim
Melamar Memperbaiki Menyempurnakan Menggunakan Memindahkan
Mengatur Mengidentifikasika Mengkalibrasi Memulai Mendorong
Mengumpulkan n Mengkontrol, Menyetir Menarik
Menimbang Mengisi Menjeniskan Memproduksi
Memperkecil Menempatkan Menempel Mencampur
Membangun Membuat Mensketsa Mengoperasika
Mengubah Memanipulasi Melonggarka n
Membersihkan Mereparasi n Mengemas
Memposisikan Mencampur Menimbang Membungkus
Mengonstruksi

(Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, 2003 ditambah Kolom Ketepatan
oleh Mutadi)
TINGKATAN RANAH
KOMPETENSI DASAR
KD

1.1 Mendeskripsikan besaran pokok dan besaran


C1
turunan beserta satuannya

1.2 Mendeskripsikan pengertian suhu dan


C3
pengukurannya
1.3 Melakukan pengukuran dasar secara teliti dengan
menggunakan alat ukur yang sesuai dan sering C3
digunakan
1.4 Melaporkan hasil dari pengukuran terhadap suhu
A2
dengan menggunakan alat ukur
1.5 Mendemonstrasikan hasil pengukuran yang telah
P3
dilakukan

B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK)


Menurut Standar Proses pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas)
Nomor 41 Tahun 2007, indikator pencapaian kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur
dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang
menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan
dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur, yang mencakup
pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Ini berarti indikator pencapaian kompetensi
merupakan rumusan kemampuan yang harus dilakukan atau ditampilkan oleh siswa untuk
menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar (KD). Dengan demikian indikator pencapaian
kompetensi merupakan tolok ukur ketercapaian suatu KD. Hal ini sesuai dengan maksud
bahwa indikator pencapaian kompetensi menjadi acuan penilaian mata pelajaran.
Indikator memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam mengembangkan
pencapaian kompetensi berdasarkan SK-KD. Indikator berfungsi sebagai berikut :
1. Pedoman dalam mengembangkan materi pembelajaran.
2. Pedoman dalam mendesain kegiatan pembelajaran.
3. Pedoman dalam mengembangkan bahan ajar.
4. Pedoman dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar.
Merumuskan Indikator pencapaian Komopetensi

a) KTSP

Ketika merumuskan indikator, terdapat ketentuan-ketentuan yang perlu diperhatikan,


ketentuan tersebut adalah:

1. Setiap KD dikembangkan sekurang-kurangnya menjadi tiga indikator

2. keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang tertuang dalam kata kerja
yang digunakan dalam SK dan KD.

3. Indikator yang dikembangkan harus menggambarkan hirarki kompetensi

4. rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua aspek, yaitu tingkat kompetensi


dan materi pelajaran

5. Indikator harus mengakomodir karakteristik mata pelajaran sehingga menggunakan


kata kerja operasional yang sesuai.

6. rumusan indikator dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator penilaian yang


mencakup ranak kognitif, afaktif, dan/atau psikomotor

b) K13

Pelaksanaan penilaian diawali dengan pendidik merumuskan indikator pencapaian


kompetensi pengetahuan dan keterampilan yang dijabarkan dari Kompetensi Dasar (KD)
pada setiap mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi untuk KD pada KI-3 dan KI-4
dirumuskan dalam bentuk perilaku spesifik yang dapat terukur dan/atau diobservasi termasuk
pada mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti serta Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan perumusan indikator sikap dari KD-KD pada KI-1 dan KI-2. Indikator
pencapaian kompetensi dikembangkan menjadi indikator soal yang diperlukan untuk
penyusunan instrumen penilaian.Indikator tersebut digunakan sebagai rambu-rambu dalam
penyusunan butir soal atau tugas.

Indikator pencapaian pengetahuan dan keterampilan merupakan ukuran, karakteristik,


atau ciri-ciri yang menunjukkan ketercapaian suatu KD tertentu dan menjadi acuan dalam
penilaian KD mata pelajaran.Setiap Indikator pencapaian kompetensi dapat dikembangkan
menjadi satu atau lebih indikator soal pengetahuan dan keterampilan.Sedangkan untuk
mengukur pencapaian sikap digunakan indikator penilaian sikap yang dapat diamati.

a. Sikap Spiritual

Penilaian sikap spiritual dilakukan untuk mengetahui perkembangan sikap peserta


didik dalam menghargai, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya serta
toleransi terhadap agama lain. Indikator sikap spiritual pada mata pelajaran Pendidikan
Agama dan Budi Pekerti dan PPKn diturunkan dari KD pada KI-1 dengan memperhatikan
butir-butir nilai sikap yang tersurat. Sementara itu, indikator untuk penilaian sikap spiritual
yang dilakukan oleh pendidik mata pelajaran lain tidak selalu dapat diturunkan secara
langsung dari KD pada KI-1, melainkan dirumuskan dalam perilaku beragama secara umum.

Berikut ini contoh indikator sikap spiritual yang dapat digunakan untuk semua mata
pelajaran: (1) berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan. (2) menjalankan ibadah
sesuai dengan agama yang dianut. (3) memberi salam pada saat awal dan akhir kegiatan. (4)
bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa. (5) mensyukuri kemampuan
manusia dalam mengendalikan diri. (6) bersyukur ketika berhasil mengerjakan sesuatu. (7)
berserah diri (tawakal) kepada Tuhan setelah berikhtiar atau melakukan usaha. (8) menjaga
lingkungan hidup di sekitar satuan pendidikan. (9) memelihara hubungan baik dengan sesama
umat ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. (10) bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai
bangsa Indonesia. (11) menghormati orang lain yang menjalankan ibadah sesuai dengan
agama yang dianut.

b. Sikap Sosial

Penilaian sikap sosial dilakukan untuk mengetahui perkembangan sikap sosial peserta
didik dalam menghargai, menghayati, dan berperilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaanya. Sikap sosial
dikembangkan terintegrasi dalam pembelajaran KD dari KI-3 dan KI-4.Indikator KD dari KI-
2 mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan PPKn dirumuskan dalam perilaku
spesifik sebagaimana tersurat di dalam rumusan KD mata pelajaran tersebut.Sementara
indikator KD dari KI-2 mata pelajaran lainnya dirumuskan dalam perilaku sosial secara
umum. Berikut contoh indikator-indikator umum sikap sosial:
(1) Jujur, yaitu perilaku dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

(2) Disiplin, yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan.

(3) Tanggung jawab, yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat,
lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

(4) Toleransi, yaitu sikap dan tindakan yang menghargai keberagaman latar belakang,
pandangan, dan keyakinan.

(5) Gotong royong, yaitu bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan
bersama dengan saling berbagi tugas dan tolong-menolong secara ikhlas.

(6) Santun atau sopan, yaitu sikap baik dalam pergaulan, baik dalam berbahasa maupun
bertingkah laku. Norma kesantunan bersifat relatif, artinya yang dianggap
baik/santun pada tempat dan waktu tertentu bisa berbeda pada tempat dan waktu
yang lain.

c. Pengetahuan

Indikator untuk pengetahuan diturunkan dari KD pada KI-3 dengan menggunakan


kata kerja operasional.

d. Keterampilan

Indikator untuk pencapaian keterampilan dirumuskan dengan menggunakan kata


kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, antara lain: menggabungkan,
mengkontruksi, merancang, membuat sketsa, memperagakan, menulis laporan,
menceritakan kembali, mempraktikkan, mendemonstrasikan, dan menyajikan.
C. TINGKATAN RANAH IPK

TINGKAT
TINGKATA
AN
KOMPETENSI INDIKATOR N RANAH
RANAH
DASAR IPK
KD

1.11 Mengindentifikasikan besaran C1


- besaran fisika dalam
kehidupan sehari-hari
1.1 Mendeskripsikan kemudian megelompokkan
dalam besaran pokok dan
besaran pokok turunan
dan besaran
C3 1.12 Menggunakan satuan C3
turunan beserta Internasional dalam
satuannya pengukuran

1.13 Mengkonversi satuan panjang, C3


masa, dan waktu secara
sederhana

C3
1.21 Menggunakan termometer
untuk mengukur suhu zat
1.2 Mendeskripsikan C3
1.22 Membuat termometer
pengertian suhu sederhana, berskala
dan berdasarkan sifat perubahan
C3 volume
pengukurannya

1.23 Membandingkan skala


termometer Celcsius dengan C2
termometer yang lain
1.3 Melakukan C2
1.31 Mengukur dengan satuan
pengukuran baku dan tak baku secara baik
dan benar
dasar secara
C3
teliti dengan 1.32 Memperhatikan dan
C3
menerapkan keselamatan
menggunakan
kerja dalam
alat ukur yang pengukuran
sesuai dan
sering
digunakan

D. MATERI POKOK
Komponen lain yang harus diperhatikan dalam menyusun silabus adalah penentuan
materi pembelajaran. Materi pokok harus disusun sedemikian rupa agar dapat menunjang
tercapainya kompetensi. Materi pokok adalah pokok-pokok materi pembelajaran yang harus
dipelajari siswa sebagai sarana pencapaian kompetensi dan yang akan dinilai dengan
menggunakan instrument penilaian yang disusun berdasarkan indikator pencapaian belajar.
Karena standar materi pokok telah ditetapkan secara nasional, maka materi pokok tinggal
disalin dari buku standar kompetensi mata pelajaran. Sementara tugas para pengembang
silabus adalah memberikan jabaran atau materi pokok tersebut ke dalam uraian materi pokok
atau biasa disebut materi pembelajaran. Materi pembelajaran (instructional materials) adalah
pengetahuan, ketsserampilan, dan sikap yang harus diajarkan oleh guru dan dipelajari peserta
didik. Secara khusus, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari fakta, konsep, prinsip,
prosedur, dan sikap atau nilai.

Jenis-jenis Materi Pembelajaran


1. Pengetahuan, meliputi:
a. Fakta adalah kebenaran yang dapat diterima oleh nalar dan sesuai dengan kenyataan yang
dapat dikenali dengan panca indera. Fakta diperoleh dengan cara:
- Memperoleh sendiri dari sumber aslinya. Fakta didefinisikan dengan cara menggambarkan
atau menafsirkan dari sumber yang asli
b. Fakta yang diperoleh dari orang yang mengidentifikasi dengan jalan menyusunnya dalam
bentuk interaksi reasoning (Penalaran Abstrak)
Konsep adalah hasil penyimpulan tentang suatu hal berdasarkan atas adanya ciri-ciri yang
sama pada hal tertentu. Konsep ada kalanya berkaitan dengan sesuatu obyek, sesuatu
peristiwa atau berkaitan dengan manusia. Strategi pencapaian konsep: - Strategi pemilihan -
Strategi penerimaan
Prinsip adalah suatu pernyataan yang menjelaskan tentang hubungan antara dua konsep atau
lebih istilah prinsip kadang-kadang disebut juga dengan aturan atau generalisasi.
2. Prosedur, yaitu materi pembelajaran yang berupa langkah-langkah melakukan suatu
kegiatan secara berurut aslinya
3. Keterampilan adalah melakukan suatu jenis kegiatan tertentu. Keterampilan ada 3 macam:
1) Rangkaian respon atau reaksi, yaitu merupakan rangkaian gerakan-gerakan yang meliputi
urutan tertentu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu
2) Koordinasi gerakan, yaitu seseorang dituntut untuk memadukan sejumlah anggota badan
untuk melakaukan suatu pekerjaan
3) Pola-pola respon atau reaksi, yaitu berkaitan dengan keterampilan mengorganisasi seluruh
keterampilan yang dimiliki dalam mereaksi rangsangan, sehingga dapat dipertunjukan suatu
respon baru dalam mereaksi rangsangan
4) Sikap atau nilai yaitu berkaitan dengan sikap atau interest (minat) siswa mengikuti materi
pembelajaran yang disajikan guru, nilai-nilai berupa apresiasi (penghargaan ) terhadap
sesuatu dan penyesuaian perasaaan sosial.

Materi pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian, yaitu:


a. Materi pembelajaran utama, yaitu materi pembelajaran pokok yang menjadi rujukan wajib
(compulsory learning resources) dalam suatu rangkaian kegiatan pembelajaran.
b. Materi pembelajaran penunjang (suplementary reading materials) yaitu materi sekunder
atau tersier yang keberadaannya sebagai pelengkap dan pengayaan.
Sifat Materi Pembelajaran
a) Materi pembelajaran bersifat umum yang berisi hal-hal yang harus dimiliki oleh seluruh
siswa
b) Materi pembelajaran bersifat khusus yaitu yang diperlukan untuk kepentingan tertentu
c) Materi pembelajaran bersifat deskriptif yang berisi fakta-fakta dan prinsip-prinsip
d) Materi pembelajaran yang bersifat normatif yang berkaitan dengan norma-norma,
peraturan, moral dan estetika.
E. RUANG LINGKUP
Mata pelajaran Fisika di SMA/MA merupakan pengkhususan IPA di SMP/MTs yang
menekankan pada fenomena alam dan pengukurannya dengan perluasan pada konsep abstrak
yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut :
1. Pengukuran berbagai besaran, karakteristik gerak, penerapan hukum
Newton, alat-alat optik, kalor, konsep dasar listrik dinamis, dan konsep
dasar gelombang elektromagnetik
2. Gerak dengan analisis vektor, hukum Newton tentang gerak dan gravitasi,
gerak getaran, energi, usaha, dan daya, impuls dan momentum, momentum
sudut dan rotasi benda tegar, fluida, termodinamika
3. Gejala gelombang, gelombang bunyi, gaya listrik, medan listrik, potensial
dan energi potensial, medan magnet, gaya magnetik, induksi
elektromagnetik dan arus bolak-balik, gelombang elektromagnetik, radiasi
benda hitam, teori atom, relativitas, radioaktivitas.
DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2010. Panduan Pengembangan Indikator. Jakarta: BNSP

Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung :Remaja Rodaskarya


Uno, Hamzah. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara

Anda mungkin juga menyukai