Anda di halaman 1dari 8

KASUS 2

Seorang balita usia 4.5 tahun, datang ke UGD RS. Diagnose medis anak adalah
Meningochepalitis bacterial. Ibu mengatakan anak demam selama 5 hari, sebelum
dibawa ke UGD, mengalami kejang selama kurang lebih 5 menit dalam satu hari
anak mengalami kejang sebanyak 3 kali dan anak mengeluh nyeri kepala 2 hari
yang lalu. Hasil pemeriksaan fisik GCS 3 2 4, adanya kaku kuduk, nadi 100x/menit,
suhu 390 C, TD 110/80mmHg.

Buatlah Analisa data dari kasus diatas, tentukan diagnose keperawatan dan susunlah
intervensi keperawatan yang tepat pada diagnose keperawatan yang prioritas.

PEMBAHASAN

1. Pengkajian

Identitas Pasien

Nama : An. A

Umur : 4.5 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Surabaya

Pendidikan : TK

Identitas penanggung jawab

Nama : Ibu P

Umur : 30 tahun

Alamat : Surabaya

Hubungan dengan pasien : Ibu kandung

Tanggal masuk RS : 17 Maret 2019

Diagnose medis : Meningochepalitis bacterial

2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan anak demam selama 5 hari, kejang selama kurang lebih 5 menit
dalam satu hari kejang sebanyak 3 kali dan mengeluh nyeri kepala 2 hari sebelum
dibawa ke UGD

3. Riwayat Penyakit

Pasien demam selama 5 hari, mengalami kejang selama kurang lebih 5 menit dalam
satu hari kejang sebanyak 3 kali dan mengeluh nyeri kepala 2 hari sebelum dibawa
ke UGD.

4. Riwayat Kesehatan sebelumnya : (-)

5. Riwayat Kesehatan keluarga : (-)

6. Pemeriksaan Fisik

TTV

TD : 110/80mmHg (diatas normal)

T : 390 C (diatas normal)

N : 100x/menit (normal)

GCS

Eye : 3

Verbal : 2

Motoric : 4

Kesadaran : Somnolen

Pengkajian B1-B6 :
B1 / Breathing (Respiratory : Pasien tidak mengalami gangguan
System) pernapasan
B2 / Blood (Cardiovascular : Normal (normalnya balita usia 3-5 tahun
system) nadinya 65-110 kali/menit
B3 / Brain (Nervous system) : Eye: 3 (membuka mata saat diperintah atau
mendengar suara)
Verbal : 2 (Merintih karena diberi
rangsangan nyeri)
Motoric: 4 (Menarik anggota gerak karena
rangsangan nyeri)
Kesadaran: 9 (Somnolen)
Pasien mengalami kaku kuduk

B4 / Bladder (Genitourinary : Normal


system)
B5 / Bowel (Gastrointestinal : Normal
System)
B6 / Bone (Bone-Muscle- Badan anak tampak lemas, pucat, suhu 390C,
Integument)

7. Pemeriksaan Penunjang
CT scan : terdapat penumpukan cairan pada selaput meningen

ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah
Keperawatan
1 DS: Meningitis (Suhu tubuh
- Ibu An. X ↓ meningkat)
mengatakan Kerusakan Hipertermia
anaknya neurologis
demam selama ↓
5 hari Aktivitas makrofag
DO: dan virus
- Suhu tubuh ↓
meningkat Pelepasan zat
menjadi 39oC pirogen endogen

Instabil termogulasi

Suhu tubuh sistemik

hipertermi
2 DS: - Meningitis Risiko Cedera
DO: ↓
Nilai GCS pasien Kerusakan neurologis
adalah 9 (somnolen) ↓
dimana artinya tingkat Aktivitas makrofag dan
kesadaran pasien virus
dibawah normal. ↓
Pasien akan merasa Pelepasan zat pirogen
mengantuk tetapi tetap endogen
sadar bila dirangsang ↓
Instabil termogulasi

Suhu tubuh sistemik

Resiko cedera
4.1 Diagnosa
1. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak b.d Hypertension oleh
eksudasi pus akibat reaksi inflamasi
2. Hyperthermia b.d dehidrasi dan agen faramasi
3. Nyeri Akut b.d Cedera agen biologis (infeksi, iskemia, neoplasma)
4.2 Intervensi

NO. Diagnosa Perencanaan


Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1. Resiko Setelah dilakukan tindakan 1. Monitoring tekanan 1. Perubahan tekanan CSS,
ketidakefektifan keperawatan selama x24 jam. intrakarnial. ICP akibat herniasi batang otak
perfusi jaringan Resiko perubahan perfusi Monitoring yang membutuhkan tindakan
otak b.d gangguan jaringan menjadi adekuat. segera.
2. Management pengobatan
transport oksigen Kriteria Hasil: 2. Bertujuan untuk mencegah
(monitoring pemberian peningkatan tekanan
melalui membran terapi farmakologi untuk
1. Tekanan darah sistolik intrakranial.
kapilermenuju mengurangi TIK).
(n=100-140 mmHg). 3. Bertujuan untuk meningkatkan
otak oleh eksudasi
Sistolic blood pressure 3. Identifikasi terjadinya aliran darah (vena) dari kepala.
pus akibat reaksi 4. Bertujuan untuk
2. Tekanan darah resiko lainnya
inflamasi meminimalkan fluktuasi aliran
diastolik (n=80-100 berhubungan dengan
vaskuler.
mmHg). Diastolic peningkatan TIK
5. Menurunkan permeabilitas
blood pressure (infeksi). kapiler, membatasi edema
3. Keseimbangan cairan. 4. Ajarkan patofisiologi dan serebral, mengurangi resiko
Fluid balance prognosis dari peningkatan TIK.
4. Saturasi oksigen 95- Meningitis. Teanching:
100%. Oxygen Disease Process
saturation 5. Ajarkan pola diet, sesuai
5. Tidak ada mual, dengan kondisi pasien
muntah dan nyeri. Meningitis. Teaching:
Nausea, vomitting, Prescribed Diet
and pain 6. Ajarkan prosedur dan
terapi Meningitis pada
klien. Teaching:
Procedure/Treatment
7. Monitoring tanda-tanda
vital. Vital Sign
Monitoring

2. Hyperthermia b.d Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau suhusetiap 2 jam 1. Karena suhu pasien dengan
a. Dehidrasi keperawatan x24jam, 2. Pantau warna kulit dam suhu hipertermi dapat beruabah-
b. Agen diharapkan jalan nafas pasien 3. Monitor TD, nadi, RR ubah setiap waktu.
faramasi kembali efektif. Kriteria 4. Monitor intake dan output 2. Warna kulit pasien dengan
Hasil: 5. Anjurkan asupan cairan oal hipertermi, kemerahan dan
1. Tekanan darah sistolik sedikitnya 2 liter sehari akral teraba hangat-panas
normal. Penigkatan Kolaborasi: berikan obat (sesuai suhu tubuh) akibat dari
2. Tekanan darah antipiretik bila perlu proses infeksi (kolor, dolor,
rubor, fusiolesa)
diatolik normal.
3. TTV merupakan acuan untuk
Peningkatan mengetahui keadaan umum
3. Pasien tidak pasien
mengalami 4. Pasien dengan hipertermi,
kelemahan/fatigue akan mengalami dehidrasi
(turgor kulit buruk)
5. Dengan bantuan intake cairan
yang cukup, cairan tubuh yang
hilang dapat terganti.
Antibiotik digunakan untuk
mengatasi infeksei yang
menyebabkan hipertemi pada
pasien.
3. Nyeri Akut b.d Setelah dilakukan tindakan 1. Berikan lingkungan yang 1. Menurunkan reaksi terhadap
Cedera agen keperawatan selama x24jam tenang dan nyaman. stimulasi eksternal, sensitivitas
biologis (infeksi, rasa nyeri kepala pada pasien 2. Bantu pasien untuk terhadap cahaya,
iskemia, berkurang dan hilang. menemukan posisi yang meningkatkan istirahat atau
neoplasma) Kriteria Hasil: nyaman, posisi kepala yang relaksasi
Pain control lebih tinggi 2. Menurunkan iritasi meningeal
a. Mengetahui penyebab 3. Tingkatkan tirah baring, dan 3. Menurukan aktivitas atau
timbulnya nyeri bantu pasien dalam gerakan yang dapat
b. Menjelaskan faktor pemenuhan KDM utama menyebabkan nyeri
4. Pantau TTV pada pasien 4. Perubahan pada (TD, Nadi,
penyebab
5. Kaji tingkat nyeri pada dan RR) menggambar kondisi
c. Dapat memantau nyeri pasien PQRST pasien
yang dirasakan 5. Untuk mengetahui tingkatan
d. Dapat melakukan nyeri dan mengetahui
pencegahan untuk permasalahn, serta cara
terjadinya nyeri mengatasinya.
e. Menyatakan gejala
nyeri yang dirasakan
dapat terkontrol

Anda mungkin juga menyukai