Anda di halaman 1dari 13

An Experimental Investigation towards Multi Objective

Optimization during Hard Turning of Tool Steel Using a Novel


MCDM Technique

1. Pendahuluan
Tujuan penting dalam industri modern adalah untuk memproduksi produk
dengan biaya yang lebih rendah dan dengan kualitas tinggi dengan kurun waktu
yang singkat. Terdapat dua masalah praktis utama yang dihadapi insinyur dalam
proses manufaktur, yang pertama adalah untuk menentukan kualitas produk
(memenuhi spesifikasi teknis) dan yang kedua adalah untuk memaksimalkan
kinerja sistem manufaktur menggunakan sumber daya yang tersedia. Tantangan
industri permesinan modern difokuskan pada pencapaian kualitas yang tinggi,
seperti akurasi dimensi benda kerja, permukaan akhir, tingkat produksi yang
tinggi, kurang keausan pada alat pemotong, penghematan biaya dan meningkatkan
kinerja produk dengan mengurangi dampak lingkungan.
Pemilihan cairan pemotong tidak hanya meningkatkan kinerja memotong
tetapi juga memenuhi aspek non-berbahaya bagi kesehatan operator, mencegah
bahaya kebakaran, memberikan dampaka tidak ada asap dan meminimalisasi
biaya. Cairan pemotongan diterapkan ke zona pemotongan untuk meningkatkan
kinerja pemotongan. Fungsi utama dari cairan pemotongan adalah untuk
mengurangi suhu antarmuka antara alat dan benda kerja. Cairan pemotongan
sekunder bertindak sebagai pelumas yang baik dimana panas yang dihasilkan
akibat gesekan akan berkurang. Pada penelitian ini, Baja AISI D3 dipilih sebagai
bahan kerja dalam proses permesinan bubut.
Pada penelitian ini, dilakukan investigasi eksperimen dengan
menggunakan metode Taguchi. Dengan advokasi desain Taguchi, didapatkan
pemahaman yang jelas tentang sifat variasi dan konsekuensi ekonomis dari
kualitas teknik dalam dunia manufaktur. Dalam penelitian ini, pendekatan
WASPAS dilakukan untuk menggabungkan karakteristik kinerja beberapa ke satu
nilai numerik yang disebut keseluruhan indeks kinerja yang merupakan indikasi
dari pengaturan parameter proses optimal. Analisis varians (ANOVA) juga
dilakukan untuk menyelidiki parameter yang paling berpengaruh pada kekasaran
permukaan, tingkat bahan removal, suhu antarmuka, energi spesifik ketika semua
tanggapan dianggap secara bersamaan.

2. Landasan Teori
Metode Taguchi adalah alat yang ampuh dalam desain optimasi kualitas
dan metode ini digunakan untuk menemukan parameter pemotongan yang optimal
untuk operasi pembubutan. Ortogonal array dan ANOVA digunakan untuk
meyelidiki karakteristik pemotongan batang baja S45C menggunakan alat potong
karbida tungsten. Melalui penelitian ini, tidak hanya parameter pemotongan pada
proses bubut yang dibahas, tetapi juga parameter pemotongan yang
mempengaruhi kinerja pemotongan pada proses pembubutan.
Sebuah orthogonal L9 Array berdasarkan metode Taguchi digunakan
untuk melakukan serangkaian percobaan untuk mengoptimalkan parameter EDM.
Data eksperimental dievaluasi secara statistik dengan analisis varians ( ANOVA).
Orthogonal array telah diterapkan untuk desain eksperimental. S / N ratio dan
analisis ANOVA dilakukan untuk mengidentifikasi parameter yang signifikan
mempengaruhi keausan alat dan kekasaran permukaan.
Kecepatan potong dan pakannya adalah faktor yang paling signifikan
mempengaruhi keausan alat (wear wear), dan pakan merupakan faktor yang paling
signifikan yang mempengaruhi kekasaran permukaan (Ra). Model matematika
untuk kedua respon parameter yaitu keausan alat dan kekasaran permukaan
diperoleh melalui analisis regresi.
Metode penilaian produk (WASPAS) dieksplorasi sebagai alat MCDM
yang efektif saat memecahkan masalah pengambilan keputusan manufaktur,
seperti pemilihan cairan potong, sistem elektroplating, kondisi tempa, proses
permesinan material, dan parameter proses pemesinan mikro-permesinan. Metode
ini memiliki kemampuan yang akurat untuk memberikan peringkat alternatif
dalam semua pilihan maslah yang dipertimbangkan.
Studi komparatif untuk mengubah eksperimen, antara VBCFs dan MBCFs
dalam berbagai kondisi pemotongan, menggunakan minyak kelapa dan minyak
jarak, dilakukan dengan menggunakan parameter permesinan yang sama. Minyak
nabati yang digunakan pada prinsip Minimum Quantity Lubrication (MQL) yaitu
minyak berada di antara alat pemotong dan benda kerja l. Kinerja minyak alami
itu sebanding dengan minyak mineral. Hasilnya menunjukkan bahwa minyak
alami memiliki potensi untuk menggantikan minyak mineral.

3. Eksperimen
Dalam penelitian ini, tiga parameter pembubutan dipilih dengan tiga
tingkat seperti ditunjukkan pada Tabel.1. Percobaan dilakukan menggunakan L27
array ortogonal berdasarkan Desain eksperimen Taguchi. Bahan kerja yang dipilih
untuk percobaan ini adalah baja AISI D3 berdiameter 40 mm dan panjang
100mm. Komposisi kimia baja keras AISI D3 telah dilakukan oleh peneliti kimia
dan dilaporkan sebagai berikut di Table 1.
Parameter proses dan level digambarkan pada Tabel 2. Kondisi percobaan
dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 1. Laporan Analisis Kimia
Elemen C Si Mn P S Cr V W
Nilai 2.00-2.35 0.10-0.60 0.10-0.60 0.03 0.03 11.00- 13.50 1.00 1.00
Spesifikasi max max max max
Nilai Observasi 2.07 0.406 0.457 0.02 0.02 11.28 0.037 <0.003

Tabel 2. Parameter Bubut


Parameter Bubut Level 1 Level 2 Level 3
Pahat Bubut (S) DNMG TNMG CNMG
Pelumas Pemotongan (CF) Minyak Jarak Minyak Kelapa Minyak Kacang Tanah
Kecepatan Potong V(m/min) 100 150 200
Pakan, F (mm/rev) 0.05 0.07 0.09
Kedalaman Potong D(mm) 1.0 1.5 2.0
Tabel 3. Kondisi Eksperimen
Kondisi Keterangan
Mesin yang digunakan Mesin bubut konvensional, power :
4HP.
Benda Kerja Baja keras AISI D3
Ukuran benda kerja Diameter 40mm x 100mm
Panjang potongan 70mm
Pegangan alat potong PDINR 2020M15 WIDAX
MTJNR 2020K16 WIDAX
PCLNR 2020K12 V tool
Mata pahat DNMG 150608 EN-TMR CTC 2135
TNMG 160408 EN-TM CTC 2135
CNMG 120408 EN-TMR CTC 2135
Pelumas Minyak jarak, Minyak Sawit, Minyak
kacang tanah (500ML/jam)
Parameter pemotongan:
Mata pahat DNMG,TNMG,CNMG
Cairan pelumas Minyak jarak, Minyak Sawit, Minyak
Kacang tanah
Kecepatan potong 100-200 mm/min
Kecepatan makan 0.05-0.09/rev
Kedalaman potong 1.0-2.0mm
Respon variabel terukur Kekasaran permukaan, SR(ϻm), tingkat
pemindahan material, MRR (mm2/sec),
Temperatur anatarmuka (ºC), Energi
spesifik, SE (J/mm2) dan pengapit
(mm)

Jenis lapisan CVD dan pemegang alata yang sesuai ditunjukkan pada Gambar
berikut :
Gambar 1. Lapisan CVD mata pahat DNMG,TNMG, dan CNMG

Gambar 2. PDJNR20020M15WIDAX

Gambar 3. MTJNR2020K16 WIDAX

Gambar 4. PCLNR 2020K12 V tool

Tes bubut dilakukan di pusat model Mesin bubut Kirloskar yang dapat
dilihat pada Gambar 5-6 untuk menentukan tanggapan karakteristik pada berbagai
percobaan.
Gambar 5. Model Pembubutan Kirloskar dengan 35 pusat bubut

Gambar 6. Pelumas pada daerah pemotongan

Kekasaran permukaan diukur dengan menggunakan alat ukur kekasaran


permukaan "SJ 201-P". Tingkat perpindhan material (3mm /detik) dihitung
dengan menggunakan rumus:
MRR = [π / 4 (D12 -D22) L] / t mm 3 / detik
Dimana,
D1 = Diameter benda kerja sebelum pembubutan (mm)
D2 = Diameter benda kerja setelah pembubutan (mm)
L = Panjang putaran(mm)
T = Waktu permesinan (detik)

Energi spesifik diperoleh dengan mempertimbangkan rasio antara daya


yang dikonsumsi dan tingkat pemindahan material. Daya yang dikonsumsi diukur
dengan menggunakan Watt meter yang dipasang pada mesin bubut.
4. Metodologi Penelitian
A. Pendekatan Entropi untuk Penentuan Berat
Metode entropi adalah salah satu metode yang banyak digunakan untuk
menghitung kriteria bobot keputusan. Bobot keputusan meningkatkan kriteria
penting dan biasanya dikategorikan menjadi dua jenis. Satu adalah bobot
subjektif yang ditentukan oleh pengetahuan dan pengalaman ahli atau
individu, dan yang lainnya adalah objektif yang ditentukan secara matematis
dengan menganalisa data yang dikumpulkan.

B. Metode WASPAS
Metode Weighted Aggregated Sun Product Asessment (WASPAS) adalah
metode untuk memecahkan masalah MCDM yang diusulkan oleh Zavadskas.
Langkah prosedural yang terlibat dalam pemecahan masalah optimasi multi
obyektif dapat dilihat dibawah ini.
a). Langkah 1, Tetapkan matriks keputusan awal
b). Langkah 2, Normalisasi matriks keputusan
c). Langkah 3, Total relatif dari alternatif i-th ,berdasarkan Weighted
Product Method (WSM).
d). Langkah 4, untuk meningkat peringkat akurasi dan efektivitas proses
pengambilan keputusan dalam metode WASPAS, maka dilakukan
penentukan kepentingan relatif total alternatif.

5. Hasil
Serangkaian tes pembubutan dilakukan untuk menilai efek dari parameter
kekasaran permukaan dan tingkat perpindahan material dan hasil eksperimen
ditunjukkan pada Gambar 7.
Gambar 7. Tabel Data Eksperimental dan Hasil untuk 5 Parameter sesuai
SR, MRR. TEMP, Energi Spesifik dan Pengapit untuk Alat CVD
Tabel berikut menggambarkan hasil terkait dengan metode WASPAS
Tabel 3. Normalisasi Matrix Keputusan
Pahat Kecepatan Kedalama Flank
No Bubut Pelumas Potong Pakan n Potong SR MRR TEMP Energi Wear

1 DNMG CO 100 0.05 1.0 0.268 55.190 35.67 36.445 0.094

2 DNMG CO 100 0.05 1.5 0.738 80.909 38.67 26.675 0.106

3 DNMG CO 100 0.05 2.0 1.113 116.664 40.00 19.441 0.118

4 DNMG PO 150 0.07 1.0 0.336 73.896 38.67 32.177 0.105

5 DNMG PO 150 0.07 1.5 0.680 138.459 43.67 18.229 0.109

6 DNMG PO 150 0.07 2.0 0.854 177.686 45.60 14.823 0.113

7 DNMG GO 200 0.09 1.0 0.184 206.897 37.00 14.145 0.012

8 DNMG GO 200 0.09 1.5 0.452 263.404 38.25 11.666 0.023

9 DNMG GO 200 0.09 2.0 0.596 349.252 39.33 9.112 0.052

10 TNMG CO 150 0.09 1.0 0.232 126.373 37.40 19.394 0.051

11 TNMG CO 150 0.09 1.5 0.582 180.543 42.00 14.791 0.068

12 TNMG CO 150 0.09 2.0 0.682 260.220 44.00 10.824 0.101

13 TNMG PO 200 0.05 1.0 0.432 114.151 35.60 24.035 0.042

14 TNMG PO 200 0.05 1.5 0.648 158.305 35.75 18.024 0.109

15 TNMG PO 200 0.05 2.0 0.878 194.311 46.80 15.249 0.113

16 TNMG GO 100 0.07 1.0 0.322 44.159 43.20 42.248 0.114

17 TNMG GO 100 0.07 1.5 0.510 60.537 43.40 32.631 0.118

18 TNMG GO 100 0.07 2.0 0.568 88.332 47.00 24.848 0.145

19 CNMG CO 200 0.07 1.0 0.567 146.216 33.00 19.765 0.025

20 CNMG CO 200 0.07 1.5 0.728 216.592 35.25 14.018 0.033

21 CNMG CO 200 0.07 2.0 1.047 282.822 35.50 11.123 0.061

22 CNMG PO 100 0.09 1.0 0.334 76.273 41.00 25.419 0.125

23 CNMG PO 100 0.09 1.5 0.438 111.533 44.00 19.023 0.131


Tabel 3. Normalisasi Matrix Keputusan (lanjutan)
Pahat Kecepatan Kedalama Flank
No Bubut Pelumas Potong Pakan n Potong SR MRR TEMP Energi Wear

24 CNMG PO 100 0.09 2.0 0.690 140.177 52.75 15.926 0.140

25 CNMG GO 150 0.05 1.0 0.448 61.848 42.00 37.854 0.031

26 CNMG GO 150 0.05 1.5 0.526 105.896 43.30 23.489 0.063

27 CNMG GO 150 0.05 2.0 0.700 135.025 44.00 19.235 0.082

Gambar 8. Tabel Peringkat Alternatif Menggunakan Metode WASPAS


Gambar 9. Tabel Respon untuk Metode WASPAS

Gambar 10. Tabel ANOVA berdasarkan Metode WASPAS

a. Prediksi pada tingkat optimal

Tujuan dari prediksi pada tingkat optimal adalah untuk memvalidasi


kesimpulan yang ditarik selama fase analisis. Setelah tingkat optimal dari
parameter proses dipilih, langkah berikutnya adalah memverifikasi
perbaikan dalam menanggapi karakteristik menggunakan tingkat optimal
parameter.

Gambar 11. Tabel Perbandingan Hasil Prediksi dan Eksperimen


menggunakan Metode WASPAS
6. Kesimpulan

1. Parameter yang optimal yaitu mata pahat DNMG, cairan pemotong


minyak kacang tanah , 200 m / min kecepatan potong, 0,09 mm / rev dan
kedalaman potong 1,0 mm. Nilai prediksi optimal untuk kekasaran
permukaan adalah 0,183 m, MRR 226,866 mm 3 / detik, suhu antarmuka
35,505 0 C, energi spesifik 18,449 J / mm 3, pengapit 0,0109 mm dan
indeks kinerja 0,67232. Dan nilai eksperimental untuk kekasaran
permukaan adalah 0,179 m, MRR adalah 233,788 mm 3 / detik, suhu
antarmuka 34,249 0 C, energi spesifik 17,890 J / mm 3, pengapit 0,105
mm dan indeks kinerja 0,68198.
2. Ditemukan bahwa kedua prediksi dan respon eksperimental karakteristik
secara signifikan lebih baik dibandingkan dengan parameter pemesinan
awal. Untuk lebih spesifik diprediksi MRR (226,866 mm 3 / sec) dan
MRR eksperimental (233,788 mm 3 / sec) jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan MRR di tingkat pengaturan awal yang memberikan dampak
produktivitas yang lebih tinggi. Dan prediksi energi spesifik (18,449 J /
mm 3) dan energi spesifik eksperimental (17,890 J / mm 3) jauh lebih
rendah daripada permesinan awal yang sangat diharapkan untuk
mengurangi getaran mesin dan konsumsi daya. Prediksi pengapit
memakai (0,0109 mm) dan pengapit eksperimental (0,0105 mm) jauh
lebih rendah dari permesinan awal. Dapat dicatat bahwa ada kesepakatan
yang baik antara ukuran kinerja prediksi (0,6723) dan kinerja
eksperimental (0,6819). Selanjutnya peningkatan yang signifikan dalam
permesinan diamati dan diukur bahwa ada peningkatan substansial dalam
MRR (baik nilai Eksperimental dan prediksi) dan peningkatan efektif
dalam energi spesifik (nilai eksperimental dan prediksi) dibandingkan
dengan parameter pemesinan awal. Hal ini mendorong penerapan
pendekatan WASPAS untuk mengoptimalkan masalah multi-respon.
3. Selanjutnya, dari Analisis varians (ANOVA) menggambarkan bahwa
kecepatan potong adalah parameter yang paling signifikan diikuti oleh
pakan yang mempengaruhi karakteristik multi-respon dengan kecepatan
potong 52,676%, pakan 26,246%, cairan pemotongan 8,539%, mata pahat
5,891% dan kedalaman potong hampir diabaikan.

Anda mungkin juga menyukai