KEPERAWATAN ANAK
Disusun Oleh :
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2018
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terima
kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
materi maupun pemikirannya.
Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun
isinya yang sangat sederhana yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT
LEUKEMIA PADA ANAK”. Adapun tujuan penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas
mata kuliah Keperawatan Anak Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Harapan kami dalam membuat makalah ini
semoga dapat memberikan manfaat bagi semua yang membacanya. Akhir kata, kami ucapkan
terima kasih dan semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhai.
Malang, 13 September
2018
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Kata pengantar.............................................................................................................................. i
Daftar isi ....................................................................................................................................... ii
1. BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1
1.3. Tujuan .............................................................................................................................. 1
2. BAB II TINJAUAN TEORI
2.1. Definisi Leukemia ............................................................................................................ 3
2.2. Etiologi Leukemia ............................................................................................................ 3
2.3. Klasifikasi Leukemia ........................................................................................................ 4
2.4. Manifestasi klinis Leukemia ............................................................................................. 5
2.5. Patofisiologi Leukemia ..................................................................................................... 5
2.6. Pathway Leukemia............................................................................................................ 7
2.7. Komplikasi Leukemia ....................................................................................................... 7
2.8. Pemeriksaan penunjang Leukemia ................................................................................... 8
2.9. Penatalaksanaan Leukemia ............................................................................................... 9
2.10Asuhan Keperawatan Leukemia ..................................................................................... 16
3. BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan ..................................................................................................................... 21
3.2. Saran ............................................................................................................................... 21
3
BAB I
PENDAHULUAN
Leukemia merupakan keganasan sel darah yang berasal dari sumsum tulang,
ditandai oleh proliferasi sel-sel darah putih, dengan manifestasi penambahan sel-sel
abnormal dalam darah tepi. Berdasarkan National Academy of Sciences, terdapat
lebih dari 100.000 bayi di seluruh dunia yang lahir dengan keadaan dan kondisi yang
berat dari Leukemia (Cooley’s Anemia Foundation, 2006). Jumlah penderita di
Indonesia pada tahun 2008 sudah mencapai 20.000 orang penderita dari jumlah 200
juta orang penduduk Indonesia secara keseluruhan (Robert, 2009).
Leukemia limfositik akut atau biasa di sebut ALL adalah bentuk leukemia
yang paling lazim dijumpai pada anak, insiden tertinggi terdapat pada usia 3-7 tahun.
Leukemia akut ditandai dengan suatu perjalanan penyakit yang sangat cepat,
mematikan, dan memburuk. Apabila tidak diobati segera, maka penderita dapat
meninggal dalam hitungan minggu hingga hari. Sedangkan leukemia kronis memiliki
perjalanan penyakit yang tidak begitu cepat sehingga memiliki harapan hidup yang
lebih lama, hingga lebih dari 1 tahun bahkan ada yang mencapai 5 tahun (Hoffbrand,
2005).
4
8. Bagaimana pemeriksaan penunjang dari leukemia?
9. Bagaiamana pentalaksanaan dari leukemia?
10. Bagaimana asuhan keperawatan dari leukemia?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari leukemia
2. Untuk mengetahui etiologi dari leukemia
3. Untuk mengetahu klasifikasi dari leukemia
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari leukemia
5. Untuk mengetahui patofisiologi dari leukemia
6. Untuk mengetahui pathway dari leukemia
7. Untuk mengetahui komplikasi dari leukemia
8. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari leukemia
9. Untuk mengetahui penatalaksanaan leukemia
10. Untuk mengetahui asuhan keperawatan dari leukemia
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Leukimia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa proliferasio
patologis sel hemopoetik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan sumsum tulang
dalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh yang lain
(Mansjoer, dkk, 2002)
Leukemia ditandai dengan diferensiasi dan proliferasi sel induk hematopoietik yang
mengalami transformasi secara maligna dan menyebabkan penekanan serta penggantian
unsure sumsum tulang yang normal . Perkembangan keganasan yang terjadi pada
leukemia akan menghasilkan abnormalitas sel leukemik dan gangguan produksi sel darah
normal.
6
2. Faktor Endogen
a. Bersifat herediter, insiden meningkat pada beberapa penyakit herediter seperti
sindrom down mempunyai insiden leukemia akut 20 x lipat dan riwayat
leukemia dalam keluarga.
b. Kelainan genetic, mutasi genetic dari gen yang mengatur sel darah yang tidak
diturunkan.
7
LLK adalah suatu keganasan klonal limfosit B (jarang pada limfosit T).
Perjalanan penyakit ini biasanya perlahan, dengan akumulasi progresif yang
berjalan lambat dari limfosit kecil yang berumur panjang.
LLK cenderung dikenal sebagai kelainan ringan yang menyerang individu
yang berusia 50 sampai 70 tahun dengan perbandingan 2:1 untuk laki-laki.
b. Leukemia Granulositik/Mielositik Kronik (LGK/LMK)
LGK/LMK adalah gangguan mieloproliferatif yang ditandai dengan produksi
berlebihan sel mieloid (seri granulosit) yang relatif matang.LGK/LMK mencakup
20% leukemia dan paling sering dijumpai pada orang dewasa usia pertengahan
(40-50 tahun). Abnormalitas genetik yang dinamakan kromosom philadelphia
ditemukan pada 90-95% penderita LGK/LMK.
Sebagian besar penderita LGK/LMK akan meninggal setelah memasuki fase
akhir yang disebut fase krisis blastik yaitu produksi berlebihan sel muda leukosit,
biasanya berupa mieloblas/promielosit, disertai produksi neutrofil, trombosit dan
sel darah merah yang amat kurang.
Leukemia terjadi jika proses pematangan dari stem sel menjadi sel darah putih
mengalami gangguan dan menghasilkan perubahan ke arah keganasan. Perubahan
tersebut seringkali melibatkan penyusunan kembali bagian dari kromosom (bahan
genetik sel yang kompleks). Translokasi kromosom mengganggu pengendalian
normal dari pembelahan sel, sehingga sel membelah tidak terkendali dan menjadi
ganas. Pada akhirnya sel-sel ini menguasai sumsum tulang dan menggantikan tempat
dari sel-sel yang menghasilkan sel-sel darah yang normal. Kanker ini juga bisa
menyusup ke dalam organ lainnya termasuk hati, limpa, kelenjar getah bening, ginjal,
dan otak. (American Cancer Society, 2005)
9
2.6 Pathway Leukemia
2.7 Komplikasi
Leukemia dapat menyebabkan berbagai komplikasi, diantaranya yaitu:
a. Gagal sumsum tulang (Bone marrow failure). Sumsum tulang gagal memproduksi
sel darah merah dalam umlah yang memadai, yaitu:
Lemah dan sesak nafas, karena anemia(sel darah merah terlalu sedikit)
10
Infeksi dan demam, karena berkurangnya jumlah sel darah putih
Perdarahan, karena jumlah trombosit yang terlalu sedikit.
b. Infeksi. Leukosit yang diproduksi saat keadaan LGK adalah abnormal, tidak
menjalankan fungsi imun yang seharusnya. Hal ini menyebabkan pasien menjadi
lebih rentan terhadap infeksi. Selain itu pengobatan LGK juga dapat menurunkan
kadar leukosit hingga terlalu rendah, sehingga sistem imun tidak efektif.
c. Hepatomegali (Pembesaran Hati). Membesarnya hati melebihi ukurannya yang
normal.
d. Splenomegali (Pembesaran Limpa). Kelebihan sel-sel darah yang diproduksi saat
keadaan LGK sebagian berakumulasi di limpa. Hal ini menyebabkan limpa
bertambah besar, bahkan beresiko untuk pecah.
e. Limpadenopati. Limfadenopati merujuk kepada ketidaknormalan kelenjar getah
bening dalam ukuran, konsistensi, ataupun jumlahnya.
f. Kematian.
11
megakariosit dan aktivitas granulopoeisis. Jumlah granulosit lebih dari
30.000/mm3.
2.9 Penatalaksanaan
1. Transfusi darah
Diberikan jika kadar Hb berada dibawah norml. Pada trombositopenia yang berat
dan perdarahan yang massif dapat diberikan transfuse trombosit
2. Kortikosteroid seperti prednisone, kortison, deksametason dan sebagainya. Setelah
dicapai remisi (sel kanker sudah tidak ada lagi dalam tubuh dan gejala klinik
membaik), dosis dikurangi sedikit demi sedikit dan akhirnya dihentikan.
3. Sitostatika bentuk terapi utama adalah kemoterapi dengan kombinasi: vinkristin,
asparaginase, prednisone, untuk terapi awal dilanjutkan dengan kombinasi
mercaptopurine, metotrexate, vincristine, dan prednisone untuk pemeliharaan.
Radiasi untuk daerah kraniospinal dan injeksi intratekal obat kemoterapi dapat
membantu mencegah kekambuhan pada system syaraf pusat.
4. Imunoterapi
Imunoterapi merupakan cara pengobatan yang baru. Setelah tercapai remisi dan
jumlah sel leukemia yang cukup rendah (105-106), imunoterapi diberikan.
Pengobatan yang spesifik dilakukan dengan pemberian imunisasi BCG atau
dengan Crynae bacterium dan dimaksutkan agar terbentuk antibody yang dapat
memperkuat daya tahan tubuh. Pengobatan spesifik dikerjakan dengan
penyuntikan sel leukemia yang telah diradiasi
5. Transplantasi sumsum tulang
(Ngastiyah, 2005)
12
Terapi Kolaboratif Leukemia
13
menghambat konjungtivitis,
polymerase DNA mukositis disfungsi
SSS
Agen Alkilasi
MMielosupresi,
sistitis hemoragik,
Guanine alkilat, fibrosis paru,
Siklofosfamid LLA, Limfoma,
menghambat Hati Ginjal sekresi ADH tidak
(citoksan) sarkoma
sintesis DNA memadai, kanker
kandung kemih,
anafilaksis
Limfoma, tumor
Sama dengan
wilms, sarcoma,
Sama dengan siklofosfamid,
Ifosfamid (Ifeks) Hati Ginjal tumor sel benih
siklofosfamid disfungsi SSS,
(germ cell) dan
toksisitas jantung
tumor testis
Antibiotika
Doksorubisin LLA, LMA, Kardiomiopati, urin
(Adriamycin) dan Mengikat DNA Osteosarkoma,, merah, nekrosis
Hati Biliaris, Ginjal
Daunorubisin interkalasi Ewing, Limfoma, jaringan bila
(Cerubidin) Neuroblastoma ekstravasasi
14
mielosupresi,
konjungtivitis,
dermatitis radiasi,
aritmia
Nekrosis jaringan
Mengikat DNA, Ginjal, Tinja; 30% Tumor wilms, bila ekstravasasi,
Daktinomisin menghambat - obat diekskresi rhabdomioarkoma, mielosupresi,
transkripsi tanpa perubahan sarcoma ewing radiosensitisasi,
ulserasi mukosa
Pneumonitis,
Penyakit Hodgkin, stomatitis,
Bleomisin Mengikat DNA,
Hati Ginjal limfoma, tumor sel fenomena Raynaud,
(Blenoxan) memotong DNA
benih,(germ cell) fibrosis paru,
dermatitis
Alkaloid Vinka
LLA, Limfoma, Selulitis local,
tumor wilms, neuropati perifer,
Menghambat
Vinkristin Penyakit Hodgkin, konstipasi, ileus,
pembentukan Hati Biliaris
(Oncovin) Sarkoma Ewing, nyeri rahang,
mikrotubuli
neuroblastoma, dekresi ADH tidak
rhabdomiosarkoma memadai, kejang,
15
ptosis, mielosupresi
minimal
Menghambat Penyakit Hodgkin,
Selulitis local,
Vinblastin (Velban) pertumbuhan Hati Biliaris histositosis sel
leucopenia
mikrotubuli Langerhans
Enzim
Reaksi alergi,
pancreatitis,
Pengosongan
Sistem hiperglikemia,
L-Asparaginase (deplesi) L- - LLA
Retikuloendotelial disfungsi trombosit,
Asparaginase
dan koagulopati,
ensefalopati
Terindikasi untuk
Konjugasi polietilen
Sistem penderita yang
Pegaspargase glikol dan L- - LLA
Retikuloendotelial alergi terhadap L-
Asparaginase
Asparaginase
Hormon
Sindrom Chusing,
Tidak
LLA;Penyakit diabetes, kataraka,
Prednison diketahui;modifikasi Hati Ginjal
Hodgkin, Limfoma hipertensi, miopati,
limfosit
osteoporosis,
16
infeksi, ulserasi
peptikum, psikosis
Lain-lain
Hati; fenobarbital Mielosupresi
Karbamilasi DNA, meningkatkan Tumor SSS, terlambat(4-6
Karmustin
menghambat metabolism, Ginjal limfoma, Penyakit minggu); fibrosis
(nitrosurea)
sintesis DNA, menurunkan Hodgkin paru, karsinogen,
aktivitas stomatitis
Nefrotoksik;
aminoglikosida
meningkat
Tumor gonad;
nefrotoksisitas,
osteosarkoma,
Menghambat mielosupresi,
Sisplatin (Platinol) - Ginjal neuroblastoma,
sintesis DNA ototoksisitas, tetani,
tumor sel benih
neurotoksisitas,
(germ cell)
sindrom
hemolitikuremik;
anafilaksis
Inhibitor LLA, limfoma, Mielosupresi,
Etoposid (VePesid) - Ginjal
topoisomerase tumor sel benih, leukemia sekunder
Etretinat (Tegison) Mendorong Hati Hati Beberapa leukemia; Mulut kering,
17
(analog vitamin A) diferensiasi normal neuroblastoma rambut rontok,
dan tretinion pseudotumor
serebri, penutupan
epifisis premature
18
2.10 Asuhan Keperawatan Leukemia
A. Pengkajian
1. Biodata pasien
2. Keluhan utama
Alasan masuk RS
3. Riwayat kehamilan dan kelahiran
a. Prenatal
b. Intranatal
c. Postnatal
4. Riwayat kesehatan dahulu
a. Penyakit yang di derita sebelumnya
b. Pernah dirawat di RS
c. Obat-obatan yang pernah digunakan
d. Alergi
e. Riwayat Imunisasi
5. Riwayat kesehatan saat ini
6. Riwayat kesehatan keluarga
7. Riwayat tumbuh kembang
a. Kemandirian dan bergaul
b. Motorik kasar
c. Motorik halus
d. Kognitif dan bahasa
e. Psikososial
8. Riwayat social
9. Riwayat social
a. Yang mengasuh klien
b. Hubungan dengan anggota keluarga
c. Hubungan dengan teman sebaya
d. Pembawaan secara umum
e. Lingkungan rumah
10. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
2) TB/BB
3) Kepala
19
a. Lingkar kepala
b. Rambut
4) Mata
a. Sclera
b. Konjungtiva
c. Palpebra
d. Pupil
5) Telinga
6) Hidung
7) Mulut
a. Lidah
b. gigi
8) Leher
a. Kelenjar getah bening
b. Kelenjar tiroid
c. JVP
9) Dada
10) Jantung
11) Paru-paru
12) Abdomen
13) Punggung
14) Ekstremitas
15) Genetalia
16) Kulit
17) Pemeriksaan neurologis
11. Pemeriksaan psikososial
12. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan darah tepi
b. Pemeriksaan sumsum tulang
B. Diagnosa Keperawatan
Menurut Amin dan Hardhi (2015), diagnosa keperawatan yang biasanya muncul
pada pasien dengan diagnose medis leukemia adalah:
1. Nyeri akut b.d ifiltrasi leukosit jaringan sistemik
20
2. Ketidakseimbangan perfusi jaringan perifer b.d penurunan suplai darah
keperifer (anemia)
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d perubahan
proliferative gastrointestinal dan efek toksik obat kemoterapi
4. Hambatan mobilitas fisik b.d kontraktur, kerusakan integritas struktur tulang,
penurunan kekuatan otot (depresi sumsum tulang)
5. Resiko kekurangan volume cairan b.d kehilangan berlebihan (muntah,
perdarahan, diare)
6. Resiko infeksi b.d menurunya system pertahanan tubuh
C. Intervensi Keperawatan
1) Diagnosa I: Nyeri akut b.d ifiltrasi leukosit jaringan sistemik
Tujuan: Kebutuhan nyaman terpenuhi, klien tidak merasakan nyeri
Kriteria Hasil:
a. Klien mampu mengontrol nyeri ( tahu penyebab nyeri, mampu
menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri)
b. Klien merasa nyaman setelah nyeri berkurang
Intervensi:
Intervensi:
21
1) Anjurkan anak menjalani tirah baring
Rasional: tirah baring dilakukan karena latihan dapat meningkatkan
metabolisme seluler
2) Lakukan latihan ROM setiap 4-6 jam, atau lakukan aktivitas lain sesuai
usia yang dapat dilakukan anak diatas tempat tidur.
Rasional: latihan ROM pasif dapat meningkatkan mobilisasi tanpa
menekan sendi dan menyebabkan nyeri.
Intervensi:
22
1) Anjurkan anak untuk melakukan latihan isometric sesuai program
Rasional: latihan isometrik dapat mempertahankan kekuatan otot dengan
cara menegangkan otot-otot tanpa menggerakkan sendi
2) Melakukan program latihan ROM aktif dan Pasif
Rasional: latihan ROM aktif dan pasif meningkatkan tonus dan kekuatan
otot sekitar sendi, serta mencegah atrofi dan ketidakmampuan otot
Intervensi:
Intervensi:
23
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Leukemia adalah neoplasma akut atau kronis dari sel-sel pembentuk darah
dalam sumsum tulang dan limfa nadi .Leukemia akut dan kronis merupakan suatu
bentuk keganasan atau maligna yang muncul dari perbanyakan klonal sel-sel
pembentuk sel darah yang tidak terkontrol mekanisme kontrol seluler normal
mungkin tidak bekerja dengan baik akibat adanya perubahan pada kode genetik yang
seharusnya bertanggung jawab atas pengaturan pertumbuhan sel dan diferensiasi.
4.2 Saran
24
DAFTAR PUSTAKA
Nurarif, Amin Huda & Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarakan
Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc. Jogjakarta: Mediaction Publishing
Speer, Kathlen Morgan. 2008. Rencana Asuhan Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC
Wong, Donna L. dkk. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC
25