B. Penyebab
Adapun faktor-faktor penyebab waham antara lain
a. Faktor Presipitasi
a) Biologis
Stressor biologis yang berhubungan dengan neurobiologis yangmaladaptif
termasuk gangguan dalam putaran umpan balik otak yang mengatur
perubahan isi informasi dan abnormalitas pada mekanisme pintu masuk
dalam otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif
menanggapi rangsangan.Pada pasien dengan waham,pemeriksa MRI
menunjukkan bahwa derajat lobus temporal tidak simetris.Akan tetapi
perbedaan ini sangat kecil, sehingga terjadinya waham kemungkinan
melibatkan komponen degeneratif dari neuron.
Waham somatic terjadi kemungkinan karena disebabkan adanya gangguan
sensori pada sistem saraf atau kesalahan penafsiran dari input sensori karena
terjadi sedikit perubahan pada saraf kortikal akibat penuaan.
b) Stres Lingkungan
Secara biologis menetapkan ambang toleransi terhadap stres yang
berinterasksi dengan sterssor lingkungan untuk menentukan terjadinya
gangguan prilaku.
D. Rentan Respon
F. POHON MASALAH
Faktor pencetus:
Gangguan proses 1. Proses pengolahan
Core Problem pikir: waham informasi yang
berlebihan
2. Mekanisme
penghantaran
listrik yang
abnormal
Causa
Harga diri rendah 3. Adanya gejala
pemicu
Faktor penyebab:
1. Genetis
2. Neurobiologis
3. Neurotransmitter
4. Virus
5. Psikologis
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan Proses Pikir : Waham berhubungan denga kerusakan komunikasi verbal
D. RENCANA TINDAKAN
1. Tindakan keperawatan untuk pasien
a. Tujuan
1) Pasien dapat berorientasi kepada realitas secara bertahap
2) Pasien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan
ANANDA SILVI/ P17210173041
3) Pasien menggunakan obat dengan prinsip 6 benar
b. Tindakan
Bina hubungan saling percaya
Sebelum memulai mengkaji pasien dengan waham, saudara harus membina hubungan
saling percaya terlebih dahulu agar pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi
dengan saudara. Tindakan yang harus saudara lakukan dalam rangka membina hubung
an saling percaya adalah:
a) Mengucapkan salam terapeutik
b) Berjabat tangan
c) Menjelaskan tujuan interaksi
d) Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien.
Tidak mendukung atau membantah waham pasien
Yakinkan pasien berada dalam keadaan aman
Observasi pengaruh waham terhadap aktivitas sehari-hari
Jika pasien terus menerus membicarakan wahamnya dengarkan tanpa mem
berikan dukungan atau menyangkal sampai pasien berhenti membicarakan
nya
Berikan pujian bila penampilan dan orientasi pasien sesuai dengan
Realitas
A. ORIENTASI:
“Assalamualaikum dik, perkenalkan nama saya Ani, saya perawat dari puskesmas Darul Imarah,
saya yang akan merawat adik hari ini. Nama adik siapa, senangnya dipanggil apa?”
“Bisa kita berbincang-bincang tentang apa yang B rasakan sekarang?”
“Berapa lama B mau kita berbincang-bincang?”
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang, B?”
B. KERJA:
“Saya mengerti B merasa bahwa B adalah seorang nabi, tapi sulit bagi saya untuk mempercayainya
karena setahu saya semua nabi sudah tidak adalagi, bisa kita lanjutkan pembicaraan yang tadi
terputus B?”
“B, B ada ditempat yang aman, saya dan keluarga B akan selalu menemani B”
“Wah..warna baju yang B kenakan hari ini cocok sekali dengan warna kulit B”
“Apa saja yang B harapkan selama ini, bisa B ceritakan kepada saya?”
“Bagus sekali, B dapat menceritakan harapan B”
C. TERMINASI:
“Bagaimana perasaan B setelah berbincang-bincang dengan saya?”
”Apa saja tadi yang telah kita bicarakan? Bagus”
“Bagaimana kalau saya datang kembali ke rumah B dua hari yang akan datang?”
“Jam berapa sebaiknya saya datang kembali?”
“Dimana enaknya kita bercakap-cakap nanti?”
“Bagaimana kalau nanti kita bicarakan tentang hobinya B?”
“Nah selama dua hari tidak bertemu ini coba B ingat-ingat apa saja hobi atau kegemaran B”.
A. ORIENTASI:
“Assalamualaikum B, sesuai dengan janji saya dua hari yang lalu sekarang saya datang lagi”
“Apakah B sudah mengingat-ingat apa saja hobi atau kegemaran B?”
“Bagaimana kalau kita bicarakan hobi tersebut sekarang?”
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang tentang hobi B tersebut?”
“Berapa lama B mau kita berbincang-bincang tentang hal tersebut?”
B. KERJA:
“Apa saja hobby B?”
“Wah.., rupanya B pandai menari seudati ya, tidak semua orang bisa menari seperti itu lho B”
“Bisa B ceritakan kepada saya kapan pertama kali B belajar menari seudati, siapa yang dulu
mengajarkannya kepada B, dimana?”
“Bisa B peragakan kepada saya bagaimana menari seudati itu?”
“Wah..bagus sekali tarian seudati B”
“Bagaimana kalau sekarang B teruskan kemampuan menari seudati tersebut…….”
“Coba kita buat jadual untuk kemampuan B ini ya, berapa kali sehari/seminggu B mau menari
seudati?”
“Apa yang B harapkan dari kemampuan menari seudati ini?”
“Ada tidak hobi atau kemampuan B selain menari seudati?”
C. TERMINASI:
“Bagaimana perasaan B setelah kita bercakap-cakap tentang hobi dan kemampuan B?”
“Setelah ini coba B lakukan latihan menari seudati sesuai dengan jadual yang telah kita buat ya?”
“Dua hari lagi saya akan kembali mengunjungi B ya?”
“Bagaimana kalau waktunya seperti sekarang ini saja, B setuju?”
“Nanti kita akan membicarakan tentang obat yang harus B minum, setuju?”(jika pasien telah dapat
obat)
ANANDA SILVI/ P17210173041
STRATEGI PELAKSANAAN
GANGGUAN PROSES PIKIR: WAHAM
STATEGI PELAKSANAAN (SP) 3
Latihan 3:Mengajarkan dan melatih cara minum obat yang benar
A. ORIENTASI:
“Assalamualaikum B, sesuai dengan janji saya dua hari yang lalu sekarang saya datan lagi”
“Bagaimana B sudahdicoba latihan menarinya? Bagus sekali”
“Sesuai dengan janji kita dua hari yang lalu bagaimana kalau sekarang kita membicarakan tentang
obat yang B minum?”
“Dimana kita mau berbicara?”
“Berapa lama B mau kita berbicara?”
B. KERJA:
“B perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang, tidurnya juga tenang”
“Obatnya ada tiga macam B, yang warnanya oranye namanya CPZ, yang putih ini namanya THP,
dan yang merah jambu ini namanya HLP semuanya ini harus ibu minum 3 kali sehari jam 7 pagi,
jam 1 siang, dan jam 7 malam”.
“Bila nanti setelah minum obat mulut B terasa kering, untuk membantu mengatasinya B bisa
mengisap-isap es batu”.
“Bila terasa mata berkunang-kunang, B sebaiknya istirahat dan jangan beraktivitas dulu”
“Sebelum minum obat ini B dan ibu mengecek dulu label di kotak obat apakah benar nama B
tertulis disitu, berapa dosis yang harus diminum, jam berapa saja harus diminum. Baca juga apakah
nama obatnya sudah benar”
“B, obat-obat ini harus diminum secara teratur dan kemungkinan besar harus B minum dalam
waktu yang lama. Sebaiknya B tidak menghentikan sendiri obat yang harus diminum sebelum
berkonsultasi dengan dokter.
C. TERMINASI:
“Bagaimana perasaan B setelah kita bercakap-cakap tentang obat yang B minum?. Apa saja nama
obatnya? Jam berapa minum obat?”
“Mari kita masukkan pada jadual kegiatan B. Jangan lupa minum obatnya dan melakukan kegiatan
yang lain”
“Dua hari lagi saya akan kembali mengunjungi B ya?”
EVALUASI
1. Pasien mampu:
a) mengungkapkan keyakinannya sesuai dengan kenyataan
b) berkomunikasi sesuai kenyataan
c) menggunakan obat dengan benar dan patuh
2. Keluarga mampu:
a) Membantu pasien untuk mengungkapkan keyakinannya sesuai kenyataan
b) Membantu pasien melakukan kegiatan-kegiatan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan
pasien
c) Membantu pasien menggunakan obat dengan benar dan patuh
ANANDA SILVI/ P17210173041
DAFTAR RUJUKAN
Stuart. 2016. Prinsip dan Praktik Keperawatan Kesehatan Jiwa. EGC : Jakarta
Zana, N. d. (2012). Pengaruh Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik pada Pasien Waham
Terhadap Kemampuan Menilai Realita di Rumah Sakit Jiwa Provsu Medan . Repisitori
Universitas Sumatera Utara.