Tifoid
Tifoid
Tifoid
DISUSUN OLEH:
MADE VIDYASTI LAKSITA G99172106 (A-10)
SARAH AZZAHRO G99172150 (A-11)
PEMBIMBING :
dr. NOOR ALIFAH, Sp.A., M.Kes.
Oleh:
Made Vidyasti Laksita W G99172106 (A-10)
Sarah Azzahro G99172150 (A-11)
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. HF
Tanggal lahir : 30 November 2014
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Tawangrejo, Boyolali
BB : 14 kg
TB : 98 cm
Tanggal Masuk : 19 Februari 2019
Tanggal Pemeriksaan : 21 Februari 2019
No. RM : 1958xxxx
B. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan terhadap orangtua pasien (alloanamnesis)
saat pasien berada di bangsal anak RSUD Pandan Arang, Boyolali.
1. Keluhan Utama
Demam
7. Riwayat Kelahiran
Pasien lahir spontan di RS Natalia saat usia cukup bulan (38
mgg), dengan berat lahir 3000 gram, panjang badan 49 cm, menangis
spontan (+), kebiruan (-) dan geraknya aktif (+).
9. Status Imunisasi
Riwayat imunisasi pasien : lengkap
0 bulan : Hep B0
1 bulan : BCG, Polio 1 `
2 bulan : DPT-HB-Hib 1, Polio 2
3 bulan : DPT-HB-Hib 2, Polio 3
4 bulan : DPT-HB-Hib 3, Polio 4
9 bulan : campak
II
III
Keterangan:
Laki-laki Pasien
Perempuan
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
Sikap / keadaan umum : tampak sakit sedang
Derajat kesadaran : kompos mentis (E4V5M6)
Derajat gizi : cukup
2. Tanda vital
BB : 14 kg
PB : 75 cm
SiO2 : 98%
Nadi : 123 x/menit, reguler
Pernafasan : 24 x/menit, reguler
Suhu : 37,7˚C
3. Kepala
Mesocephal
4. Mata
Pupil isokor 2mm/2mm, sklera ikterik (-/-), konjungtiva anemis
(-/-), refleks cahaya (+/+)
5. Telinga
Sekret (-), tidak ada nyeri tekan telinga
6. Hidung
NCH (-/-), sekret (-)
7. Mulut
Stomatitis (-), mukosa bibir basah, tonsil T1-T1, faring hiperemis
(-), pseudomembran (-), lidah kotor (-)
8. Leher
Pembesaran KGB (-)
9. Thorax
Simetris, retraksi (-), normochest (+)
10. Cor
Inspeksi : iktus cordis tak tampak
Palpasi : iktus cordis tidak teraba
Perkusi : batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : bunyi Jantung I-II intensitas normal, regular,
bising (-)
11. Pulmo
Inspeksi : pengembangan dinding dada kanan = kiri
Palpasi : fremitus raba kanan = kiri
Perkusi : sonor/sonor
Auskultasi : SDV (+/+), suara tambahan (-/-)
12. Abdomen
Inspeksi : dinding dada sejajar dinding perut
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), BU (+)
13. Ekstremitas
Akral dingin (-/-), ADP teraba kuat, CRT < 2 detik, petekie (-)
14. Status gizi
Perhitungan Status Gizi
PB/U : -2 SD < PB/U < 2 SD, normoheight
BB/U : -2 SD < BB/U < 2 SD, normoweight
PB/BB : -2 SD < PB/BB < 2 SD, gizi baik
Kesan gizi baik, normoweight, normoheight.
D. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan 19/02/2019 Satuan Rujukan
HEMATOLOGI RUTIN
DARAH LENGKAP
Hemoglobin 12,5 g/dl 11.3 – 14.1
Leukosit 5690 uL 6.000-17.500
LED 2 /mm <10
Hitung Jenis Sel
Eosinofil% 0,5 % 1-5
Basofil% 0,3 % 0-1
Neutrofil Batang% % 3-6
Neutrofil Segmen% 58,9 % 25 - 60
Limfosit% 26,0 % 25 - 50
Monosit% 14,3 % 1-6
Hematocrit 35,6 % 35 –43
Protein Plasma g/dl 6–8
Trombosit 258 10^3/uL 217–497
Eritrosit 4,63 10^6/uL 3.6–5.2
MCV 76.8 fL 80 – 100
MCH 27,0 Pg 27 – 32
MCHC 35,2 g/dl 32 - 36
RDW 12,2 %
IMMUNOSEROLOGI
IgM salmonella 6 - <= 2 Negatif
E. RESUME
Pasien datang ke IGD RSUD Pandan Arang Boyolali dngan keluhan
demam. Demam dirasakan sejak 4 hari SMRS yang dirasakan mendadak, naik
turun, tinggi ketika menjelang malam hari. Keluhan mual didapatkan namun
muntah disangkal oleh pasien, keluhan batuk pilek sejak 4 hari SMR. Nafsu
makan menurun. Keluhan diare, nyeri telan, nyeri saat BAK disangkal.
Dari Keadaan umum pasien tampak sakit sedang, kesadaran compos
mentis (E4V5M6) dengan HR: 132x/menit, RR: 24x/menit, SpO2: 99% dan suhu
37,40C. Pemeriksaan fisik semua dalam batas normal. Dari hasil pemeriksaan
darah tanggal 19/02/19 didapatkan IgM Salmonella +6. Hasil tes Urine dalam
batas normal.
F. DAFTAR MASALAH
1. Anamnesis:
a. Demam sejak 4 hari yang lalu, naik turun, tinggi saat malam hari
b. Mual namun tidak muntah
c. Batuk pilek sejak 4 hari yang lalu
d. Nyeri telan, nyeri perut dan nyeri saat BAK disangkal
e. Riwayat bepergian ke daerah endemis malaria disangkal
2. Pemeriksaan Fisik:
a. Nadi: 132x/menit
b. Pernapasan: 24x/menit
c. Suhu: 37,8 0C peraxilla
d. Tidak didapatkan pembesaran KGB pada leher
e. Tidak didapatkan pembesaran hepar pada pasien
G. DIAGNOSIS BANDING
1. TF
2. DHF
H. DIAGNOSIS KERJA
Tifoid Fever
I. PENATALAKSANAAN
- Infus RL 14 tpm
- Anadex 3x5ml PO
J. PLAN
1. Rawat inap bangsal anak
2. Cek lab darah rutin
3. Cek imunoserologi IgM Salmonella
4. Urinalisis
K. MONITORING
Keadaan umum dan tanda vital tiap 8 jam
L. EDUKASI
1. Mengenai penyakit pasien
2. Mengenai pengobatan dan kesembuhan pasien
3. Mengenai kemungkinan dan pencegahan kekambuhan penyakit
M. PROGNOSIS
Ad vitam : bonam
Ad sanam : bonam
Ad fungsionam : bonam
Follow Up 20/02/2019 21/02/2019 22/02/2019
S Demam (-) batuk (+) Demam (-) batuk (+) nyeri Demam (-) batuk (+)
nyeri perut (-) mual (-) perut (-) mual (-) muntah nyeri perut (-) mual (-)
muntah (-), BAK dan (-), BAK dan BAB dbn muntah (-) BAK dan
BAB dbn BAB dbn
O KU: tampak sakit sedang, KU: tampak sakit sedang, KU: tampak baik,
Compos Mentis Composmentis (E4V5M6), Compos Mentis
(E4V5M6), gizi kesan gizi kesan cukup (E4V5M6), gizi kesan
cukup cukup
Tanda Vital HR: 120x/menit HR: 121x/menit HR: 89x/menit
RR: 23x/menit RR: 24x/menit RR: 22x/menit
SpO2: 97% SpO2: 99% SpO2: 99%
T: 37,30C T: 36,70C T:36,50C
Kepala Mesocephal Mesocephal Mesocephal
Telinga Sekret (-) Sekret (-) Sekret (-)
Mata CA(-/-), SI (-/-) CA(-/-), SI (-/-) CA(-/-), SI (-/-)
Hidung Nafas cuping hidung (-), Nafas cuping hidung (-), Nafas cuping hidung (-),
sekret (-/-) sekret (-/-) sekret (-/-)
Mulut Mukosa basah (+), lidah Mukosa basah (+), lidah Mukosa basah (+), lidah
kotor (-) kotor (-) kotor (-)
Tenggorok Tonsil T1-T1, hiperemis Tonsil T1-T1, hiperemis Tonsil T1-T1, hiperemis
(-), faring hiperemis (-) (-), faring hiperemis (-) (-), faring hiperemis (-)
Thorax Retraksi (-) Retraksi (-) Retraksi (-)
Cor Inspeksi : iktus cordis tak Inspeksi : iktus cordis tak Inspeksi : iktus cordis tak
tampak tampak tampak
Palpasi: iktus cordis tidak Palpasi: iktus cordis tidak Palpasi: iktus cordis tidak
teraba teraba teraba
Perkusi : batas jantung Perkusi : batas jantung Perkusi : batas jantung
dalam batas normal dalam batas normal dalam batas normal
Auskultasi:bunyi Jantung Auskultasi:bunyi Jantung Auskultasi:bunyi Jantung
I-II intensitas normal, I-II intensitas normal, I-II intensitas normal,
regular, bising (-) regular, bising (-) regular, bising (-)
Pulmo Inspeksi : pengembangan Inspeksi : pengembangan Inspeksi : pengembangan
dinding dada kanan = kiri dinding dada kanan = kiri dinding dada kanan = kiri
Palpasi : fremitus raba Palpasi : fremitus raba Palpasi : fremitus raba
kanan=kiri kanan=kiri kanan=kiri
Perkusi : sonor/sonor Perkusi : sonor/sonor Perkusi : sonor/sonor
Auskultasi : SDV (+/+), Auskultasi : SDV (+/+), Auskultasi : SDV (+/+),
suara tambahan (-/-) suara tambahan (-/-) suara tambahan (-/-)
Abdomen Inspeksi : dinding dada Inspeksi : dinding dada Inspeksi : dinding dada
sejajar dinding perut sejajar dinding perut sejajar dinding perut
Auskultasi : bising usus Auskultasi : bising usus Auskultasi : bising usus
(+) normal (+) normal (+) normal
Perkusi : timpani Perkusi : timpani Perkusi : timpani
Palpasi : supel, nyeri Palpasi : supel, nyeri Palpasi : supel, nyeri
tekan (-), turgor kulit tekan (-), turgor kulit tekan (-), turgor kulit
kembali cepat kembali cepat kembali cepat
Ekstremitas Akral dingin (-), ADP Akral dingin (-), ADP Akral dingin (-), ADP
kuat, Sianosis (-), kuat, Sianosis (-), CRT<2” kuat, Sianosis (-),
CRT<2” CRT<2”
Assesment Thyphoid fever Thyphoid fever Thyphoid fever
Terapi - Infus KaEN 3A12 tpm - Infus KaEN 3A12 tpm - Infus KaEN 3A12 tpm
- Inj. Colsansetin - Inj. Colsansetin 3x250mg aff
3x250mg - Anadex syr 3x 1 Cth - Inj. Colsansetin
- Anadex syr 3x 1 Cth 3x250mg Colsansetin
3x1 Cth P.O
- Anadex syr 3x 1 Cth
- BLPL
Monitoring KUVS/8jam KUVS/8jam KUVS/8jam
BAB II
ANALISIS KASUS
Pada kasus ini didapatkan keluhan demam sejak 4 hari SMRS pada
seorang anak laki-laki usia 5 tahun, yang dibawa orangtua nya ke IGD RSUD
Pandan Arang yang dirasakan mendadak dan tanpa sebab yang jelas. Suhu
naik turun, meningkat terutama menjelang malam hari. Berdasarkan
anamnesis, pasien mengalami demam persisten dimana demam sejak hari
pertama hingga keempat tidak menurun. Pada pasien demam hal yang perlu
ditanyakan adalah sebagai berikut: lama dan sifat demam, ada ruam
kemerahan pada kulit, kaku kuduk atau nyeri leher, nyeri saat BAK, nyeri
perut, nyeri telan, nyeri telinga, tempat tinggal atau riwayat berpergian
sebelum keluhan demam timbul. Adakah keluhan penyerta yang lain seperti
mual muntah atau batuk pilek.
Pada pasien ini keluhan demam dirasakan sejak 4 hari SMRS, tidak
menurun, keluhan mual didapakan namun muntah disangkal, batuk pilek
sejak 4 hari yang lalu, nyeri saat BAK disangkal.BAB tidak ada keluhan.
Anak dengan demam dapat mengalami dehidrasi karena evaporasi dimana
kadar elektrolit naik dan menyebabkan suhu tubuh mengalami kenaikan.
Demam dapat mempengaruhi intake makanan yang dapat memperngarui gizi
anak.
Kriteria rawat inap pada pasien dengan demam adalah apabila terdapat
demam persiten 2-7 hari, terdapat komlikasi lain seperti kejang, dehidrasi,
atau membutuhkan observasi lebih lanjut untuk menegakkan etiologi dari
demam tersebut.
Penegakan diagnosis pada pasien ini dilakukan melalui anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Anamnesis didapatkan
demam persisten 4 hari disertai gejala lain seperti mual dan bauk pilek. Dari
pemeriksaan vital sign didapatkan kenaikan suhu pada pasien dan
pemeriksaan fisik lain dalam batas normal. Dilakukan pemeriksaan
penunjang yaitu pemeriksaan Lab Darah Rutin dan Urine Rutin. Hasil Lab
tanggal 19/02/2019 pada pasien didapatkan tkan IgM salmonella (+6) dan
hasil pemeriksaan lainnya dalam batas normal. Sementara hasil Urine rutin
dalam batas normal.
Pengelolaan demam pada pasien dapat dilakukan secara self-management
dan nonself management (Plipat, Hakim & Ahrens, 2002). Tatalaksana anak
dengan demam dapat diberikan antipiretik. Dosis antipiretik yang diberikan
yaitu 15mg/KgBB/6jam. Dapat dilakukan dengan mengompres air hangat di
bagian tubuh yang memiliki pembuluh darah besar seperti leher, ketiak dan
lipatan paha. Apabila anak mengalami tanda-tanda dehidrasi diberikan
resusitasi cairan di fasilitas kesehatan agar tidak jatuh pada keadaan syok.
Untuk terapi definitifnya perlu mencari etiologi demam. Pada pasien ini
didapatkan IgM salmonella yang menandakan terinfeksi bakteri salmonella
sehingga perlu diobati dengan antibiotik.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 2.5. Prinsip dari tes Tubex®. Bagian atas, hasil negatif;
bagian bawah, hasil positif.27
Tes Tubex® merupakan tes yang subjektif dan semikuantitatif dengan cara
membandingkan warna yang terbentuk pada reaksi dengan Tubex® color scale
yang tersedia. Range dari color scale adalah dari nilai 0 (warna paling merah)
hingga nilai 10 (warna paling biru).27
Cara membaca hasil tes Tubex ® adalah sebagai berikut menurut IDL
Biotech 2008: 11,27
1. Nilai < 2 menunjukan nilai negatif (tidak ada indikasi demam tifoid).
2. Nilai 3 menunjukkan inconclusive score dan memerlukan pemeriksaan ulang.
3. Nilai 4-5 menunjukan positif lemah.
4. Nilai > 6 menunjukan nilai positif (indikasi kuat demam tifoid).
Nilai Tubex® yang menunjukan nilai positif disertai dengan tanda dan
gejala klinis yang sesuai dengan gejala demam tifoid, merupakan indikasi demam
tifoid yang sangat kuat.27