Ajat Sudrajat
FIS Universitas Negeri Yogyakarta
email: ajat@uny.ac.id
Abstrak: Sudah menjadi kesadaran bersama bahwa dunia pendidikan merupakan cara yang telah
dilakukan umat manusia sepanjang kehidupannya untuk menjadi sarana dalam melakukan transmisi
dan transformasi baik nilai maupun ilmu pengetahuan. Demikian strategisnya dunia pendidikan sebagai
sarana transmisi dan transformasi nilai dan ilmu pengetahuan ini, maka dalam rangka menanamkan
dan mengembangkan karakter bangsa ini, tidak lepas pula dari peran yang dimainkan oleh dunia
pendidikan. Pendidikan karakter penting bagi kehidupan manusia, maka peran yang dimainkan dunia
pendidikan haruslah tidak sekadar menunjukkan pengetahuan moral, tetapi juga mencintai dan mau
melakukan tidakan moral.
Abstract: It has become public awareness that education is a means the human beings use throughout
their lives to transmit and transform values as well as knowledge. Due to its strategic roles in transmitting
and transforming values and knowledge, education also plays a very important role in instilling and
developing the nation’s character. Character education is important for the human’s life so that the role
education plays is not only limited to showing the moral knowledge, but also loving and willingness to
take moral actions.
47
48
yang baik dalam semua suasana kehidupan. seksual, dan etos kerja (belajar) yang
Hal ini berkaitan dengan kemampuan rendah.
untuk membuat komitmen yang bijak 6) Persiapan terbaik untuk menyongsong
dan menjaganya (Kevin Ryan, 1999:5). perilaku di tempat kerja.
Selanjutnya Aristoteles mendefiniskan 7) Pembelajaran nilai-nilai budaya
karakter yang baik sebagai tingkah laku yang merupakan bagian dari kerja
yang benar --tingkah laku yang benar dalam peradaban.
hubungannya dengan orang lain dan juga
dengan diri sendiri. Di pihak lain, karakter, Pendidikan Karakter
dalam pandangan filosof kontemporer Secara sederhana, pendidikan karakter
seperti Michael Novak, adalah campuran dapat didefinisikan sebagai segala usaha
atau perpaduan dari semua kebaikan yang yang dapat dilakukan untuk mempengaruhi
berasal dari tradisi keagamaan, cerita, dan karakter siswa. Tetapi, untuk mengetahui
pendapat orang bijak, yang sampai kepada pengertian yang tepat, dapat dikemukakan
kita melalui sejarah. Menurut Novak, tak di sini definisi pendidikan karakter yang
seorang pun yang memiliki semua kebajikan disampaikan oleh Thomas Lickona. Lickona
itu, karena setiap orang memiliki kelemahan- (1991) menyatakan bahwa pendidikan
kelemahan. Seseorang dengan karakter karakter adalah suatu usaha yang disengaja
terpuji dapat dibedakan dari yang lainnya untuk membantu seseorang sehingga ia
(Lickona, 1991:50). dapat memahami, memperhatikan, dan
melakukan nilai-nilai etika yang inti. Bertitik
Alasan Perlunya Pendidikan tolak dari definisi tersebut, ketika kita
Karakter berpikir tentang jenis karakter yang ingin kita
Menurut Lickona ada tujuh alasan bangun pada diri para siswa, jelaslah bahwa
mengapa pendidikan karakter itu harus ketika itu kita menghendaki agar mereka
disampaikan. Ketujuh alasan yang dimaksud mampu memahami nilai-nilai tersebut,
adalah sebagai berikut. memperhatikan secara lebih mendalam
1) Cara terbaik untuk menjamin anak-anak mengenai benarnya nilai-nilai itu, dan
(siswa) memiliki kepribadian yang baik kemudian melakukan apa yang diyakininya
dalam kehidupannya. itu, sekalipun harus menghadapi tantangan
2) Cara untuk meningkatkan prestasi dan tekanan baik dari luar maupun dari
akademik. dalam dirinya. Dengan kata lain mereka
3) Sebagian siswa tidak dapat membentuk meliliki ‘kesadaran untuk memaksa diri’
karakter yang kuat bagi dirinya di melakukan nilai-nilai itu.
tempat lain. Pengertian yang disampaikan Lickona
4) Persiapan siswa untuk menghormati di atas memperlihatkan adanya proses
pihak atau orang lain dan dapat hidup perkembangan yang melibatkan pengetahuan
dalam masyarakat yang beragam. (moral knowing), perasaan (moral feeling),
5) Berangkat dari akar masalah yang dan tindakan (moral action), sekaligus
berkaitan dengan problem moral-sosial, juga memberikan dasar yang kuat untuk
seperti ketidaksopanan, ketidakjujuran, membangun pendidikan karakter yang
kekerasan, pelanggaran kegiatan koheren dan komprehensif. Definisi di atas
juga menekankan bahwa kita harus mengikat nilai-nilai itu dalam berbagai situasi.
para siswa dengan kegiatan-kegiatan yang c. Perspective-taking. Perspective-taking
akan mengantarkan mereka berpikir kritis (hasibu anfusakum qabla antuhasabu) adalah
mengenai persoalan-persoalan etika dan kemampuan untuk mengambil pelajaran dari
moral; menginspirasi mereka untuk setia dan peristiwa yang menimpa atau terjadi pada
loyal dengan tindakan-tindakan etika dan orang lain; melihat suatu keadaan sebagaimana
moral; dan memberikan kesempatan kepada mereka melihatnya; mengimajinasikan
mereka untuk mempraktikkan perilaku etika bagaimana mereka berpikir, bereaksi, dan
dan moral tersebut. merasakannya. Hal ini merupakan prasyarat
bagi dilakukannya penilaian moral. Kita
Moral Knowing (Pengetahuan Moral) tidak dapat menghormati orang lain dan
Terdapat beragam jenis pengetahuan berbuat adil atau pantas terhadap kebutuhan
moral yang berkaitan dengan tantangan mereka apabila kita tidak dapat memahami
moral kehidupan. Berikut ini enam tahap mereka. Tujuan utama dari pendidikan
yang harus dilalui dalam rangka mencapai moral adalah untuk membantu siswa agar
tujuan-tujuan pendidikan moral. mereka bisa memahami dunia ini dari sudut
a. Moral awarness (kesadaran moral). pandang orang lain, terutama yang berbeda
Kelemahan moral yang melanda hampir dari pengalaman mereka.
semua manusia dari segala jenis usia adalah d. Moral reasoning (alasan moral). Moral
adanya kebutaan atau kepapaan moral. reasoning meliputi pemahaman mengenai
Secara sederhana kita jarang melihat adanya apa itu perbuatan moral dan mengapa harus
cara-cara tertentu dalam masyarakat yang melakukan perbuatan moral. Mengapa,
memperhatikan dan melibatkan isu-isu misalnya, penting untuk menepati janji?
moral serta penilaian moral. Anak-anak Mengapa harus melakukan yang terbaik?.
muda misalnya, sering kali tidak peduli Moral reasoning pada umumnya menjadi
terhadap hal ini; mereka melakukan sesuatu pusat perhatian penelitian psikologis
tanpa mempertanyakan kebenaran suatu berkaitan dengan perkembangan moral.
perbuatan. e. Decesion-making (pengambilan
b. Knowing moral values (pengetahuan keputusan). Kemampuan seseorang untuk
nilai-nilai moral). Nilai-nilai moral seperti mengambil sikap ketika dihadapkan dengan
rasa hormat terhadap kehidupan dan problema moral adalah suatu keahlian
kebebasan, tanggung jawab terhadap orang yang bersifat reflektif. Apa yang dipilih dan
lain, kejujuran, keadilan, toleransi, sopan- apa akibat atau resiko dari pengambilan
santun, disiplin-diri, integritas, kebaikan, keputusan moral itu, bahkan harus sudah
keharuan-keibaan, dan keteguhan hati atau diajarkan sejak TK (Taman Kanak-kanak).
keberanian, secara keseluruhan menunjukan f. Self-knowledge. Mengetahui diri sendiri
sifat-sifat orang yang baik. Kesemuanya itu atau mengukur diri sendiri merupakan jenis
merupakan warisan dari generasi masa lalu pengetahuan moral yang paling sulit, tetapi hal
bagi kehidupan masa depan. Literatur etika ini sangat penting bagi perkembangan moral.
mensyaratkan pengetahuan tentang nilai- Menjadi orang yang bermoral memerlukan
nilai ini. Mengetahui nilai-nilai di atas berarti kemampuan untuk melihat perilaku diri
juga memahami bagaimana menerapkan sendiri dan mengevaluasinya secara kritis.
menyusun solusi yang dapat diterima suatu reformasi yang menyeluruh dalam
masing-masing pihak. kehidupan sekolah.
b. Kemauan (Will). Pilihan yang benar Pendekatan komprehensif menyebutkan
(tepat) akan suatu perilaku moral biasanya adanya dua belas poin yang harus dilakukan
merupakan sesuatu yang sulit. Untuk menjadi dalam pendidikan karakter, yaitu sebagai
dan melakukan sesuatu yang baik biasanya berikut.
mensyaratkan adanya keinginan bertindak 1) Mengembangkan sikap peduli di dalam
yang kuat, usaha untuk memobilisasi energi dan di luar kelas.
moral. Kemauan merupakan inti (core) dari 2) Guru berperan sebagai pembimbing
dorongan moral. (caregiver), model, dan mentor.
c. Kebiasaan (Habit). Dalam banyak 3) Menciptakan komunitas kelas yang
hal, perilaku moral terjadi karena adanya peduli.
kebiasaan. Orang yang memiliki karakter 4) Memberlakukan disiplin yang kuat.
yang baik, seperti yang dikatakan William 5) Menciptakan lingkungan kelas yang
Bennet, adalah orang yang melakukan demokratis.
tindakan ‘dengan sepenuh hati’, ‘dengan 6) M e n g a j a r k a n k a r a k t e r m e l a l u i
tulus’, ‘dengan gagah berani’, ‘dengan penuh kurikulum.
kasih atau murah hati’, dan ‘dengan penuh 7) M e m b e r l a k u k a n p e m b e l a j a r a n
kejujuran’. Orang melakukan perilaku yang kooperatif.
baik adalah karena didasarkan kekuatan 8) Mengembangkan “keprigelan” suara
kebiasaan. hati.Mendorong dilakukannya refleksi
Karena alasan-alasan di atas, sebagai moral.
bagian dari pendidikan moral, maka harus 9) Mengajarkan cara-cara menyelesaikan
banyak kesempatan yang diberikan kepada konflik.
siswa untuk mengembangkan kebiasaan 10) Menjadikan orang tua/wali siswa
baik, dan memberikan praktik yang cukup dan masyarakat sebagai patner dalam
untuk menjadi orang baik. Dengan demikian pendidikan karakter.
memberikan kepada mereka pengalaman- 11) Menciptakan budya karakter yang baik
pengalaman berkenaan dengan perilaku di sekolah.
jujur, sopan, dan adil (Lickona, 1991: 50-
63). Ada sejumlah hal yang perlu
diperhatikan dalam mengembangkan model
Pendekatan Komprehensive dan Holistik holistik yang dapat disebutkan sebagai
Pendapat yang umum menyatakan berikut.
bahwa cara terbaik untuk melaksanakan 1) Segala sesuatu yang ada di sekolah
pendidikan karakter adalah melalui diorganisasikan secara menyeluruh
pendekatan komprehensif dan holistik, yang melibatkan pimpinan, siswa,
yaitu pendekatan yang meliputi dimensi karyawan, dan masyarakat sekitar.
kognitif, emosiol, dan perilaku, dengan 2) Sekolah merupakan komunitas moral,
melibatkan dan mengintegrasikannya ke yang secara tegas memperlihatkan
dalam semua aspek kehidupan di sekolah. ikatan antara pimpinan, guru, siswa,
Pendekatan ini dapat juga dikatakan sebagai karyawan, dan sekolah.
8) Demokratis. Cara berfikir, bersikap, dan 17) Peduli Sosial. Sikap dan tindakan
bertindak yang menilai sama hak dan yang selalu ingin memberi bantuan
kewajiban dirinya dan orang lain. pada orang lain dan masyarakat yang
9) Rasa Ingin Tahu. Sikap dan tindakan membutuhkan.
yang selalu berupaya untuk mengetahui 18) Tanggung-jawab. Sikap dan perilaku
lebih mendalam dan meluas dari seseorang untuk melaksanakan tugas
sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan dan kewajibannya, yang seharusnya
didengar. dia lakukan, terhadap diri sendiri,
10) Semangat Kebangsaan. Cara berpikir, masyarakat, lingkungan (alam, sosial
bertindak, dan berwawasan yang dan budaya), negara dan Tuhan Yang
menempatkan kepentingan bangsa dan Maha Esa.
negara di atas kepentingan diri dan
kelompoknya. Penilaian Hasil Belajar
11) Cinta Tanah Air. Cara berfikir, bersikap, Penilaian pencapaian pendidikan
dan berbuat yang menunjukkan karakter didasarkan pada indikator
kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang sudah ditentukan. Sebagai contoh,
yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan indikator untuk nilai jujur di suatu semester
fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan dirumuskan dengan “mengatakan dengan
politik bangsa. sesungguhnya perasaan dirinya mengenai apa
12) Menghargai Prestasi. Sikap dan tindakan yang dilihat, diamati, dipelajari, atau dirasakan”
yang mendorong dirinya untuk maka guru mengamati (melalui berbagai
menghasilkan sesuatu yang berguna cara) apakah yang dikatakan seorang peserta
bagi masyarakat, dan mengakui, serta didik itu jujur mewakili perasaan dirinya.
menghormati keberhasilan orang lain. Mungkin saja peserta didik menyatakan
13) Bersahabat/Komuniktif. Tindakan yang perasaannya itu secara lisan tetapi dapat juga
memperlihatkan rasa senang berbicara, dilakukan secara tertulis atau bahkan dengan
bergaul, dan bekerja sama dengan orang bahasa tubuh. Perasaan yang dinyatakan itu
lain. mungkin saja memiliki gradasi dari perasaan
14) Cinta Damai. Sikap, perkataan, dan yang tidak berbeda dengan perasaan umum
tindakan yang menyebabkan orang lain teman sekelasnya sampai bahkan kepada
merasa senang dan aman atas kehadiran yang bertentangan dengan perasaan umum
dirinya. teman sekelasnya.
15) Gemar Membaca. Kebiasaan Penilaian dilakukan secara terus
menyediakan waktu untuk membaca menerus, setiap saat guru berada di kelas
berbagai bacaan yang memberikan atau di sekolah. Model anecdotal record
kebajikan bagi dirinya. (catatan yang dibuat guru ketika melihat
16) Peduli Lingkungan. Sikap dan tindakan adanya perilaku yang berkenaan dengan
yang selalu berupaya mencegah nilai yang dikembangkan) selalu dapat
kerusakan pada lingkungan alam digunakan guru. Selain itu, guru dapat pula
di sekitarnya, dan mengembangkan memberikan tugas yang berisikan suatu
upaya-upaya untuk memperbaiki persoalan atau kejadian yang memberikan
kerusakan alam yang sudah terjadi. kesempatan kepada peserta didik untuk
menunjukkan nilai yang dimilikinya. Sebagai Tanpa keterlibatan semua pihak, ideal-ideal
contoh, peserta didik dimintakan menyatakan dari dilakasanakannya pendidikan karakter
sikapnya terhadap upaya menolong pemalas, hanya akan berakhir di tataran wacana dan
memberikan bantuan terhadap orang gagasan. Oleh karena itu perlu program aksi
kikir, atau hal-hal lain yang bersifat bukan secara menyeluruh dari semua komponen
kontroversial sampai kepada hal yang dapat bangsa ini.
mengundang konflik pada dirinya.
Dari hasil pengamatan, catatan UCAPAN TERIMAKASIH
anekdotal, tugas, laporan, dan sebagainya, Akhirnya, saya selaku penulis
guru dapat memberikan kesimpulan atau mengucapkan terima kasih atas bantuan
pertimbangan tentang pencapaian suatu sejawat lewat sumbang saran pikiran,
indikator atau bahkan suatu nilai. Kesimpulan baik lewat diskusi, seminar, pembicaraan
atau pertimbangan itu dapat dinyatakan ringan sampai tulisan yang dipresentasikan
dalam pernyataan kualitatif sebagai berikut dalam berbagai forum. Sumbangsih para
ini. sejawat dan tokoh lain yang pemikirannya
1) BT: Belum Terlihat (apabila peserta dirujuk dalam penulisan ini tentunya dapat
didik belum memperlihatkan tanda- memperkaya wawasan yang dikemukakan.
tanda awal perilaku yang dinyatakan Ucapan terima kasih juga saya sampaikan
dalam indikator). kepada redaktur pembaca yang memberikan
2) MT: Mulai Terlihat (apabila peserta saran perbaikan.
didik sudah mulai memperlihatkan
adanya tanda-tanda awal perilaku Daftar Pustaka
yang dinyatakan dalam indikator tetapi Balitbang Puskur. 2010. Pengembangan
belum konsisten). Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa:
3) MB: Mulai Berkembang (apabila peserta Pedoman Sekolah. Jakarta: Kemdiknas
didik sudah memperlihatkan berbagai Balitbang Puskur.
tanda perilaku yang dinyatakan dalam Deal, Terrence E. dan Kent D. Peterson.
indikator dan mulai konsisten). 2009. Shaping School Culture: Pitfall,
4) MK: Membudaya (apabila peserta didik Paradoxes, and Promises. San Francisco:
terus menerus memperlihatkan perilaku Josses-Bass.
yang dinyatakan dalam indikator secara Darmiyati Zuchdi (ed.). 2011. Pendidikan
konsisten) (Balitbang Puskur, 2010: 23- Karakter dalam Perspektif Teori dan
24). Praktik. Yogyakarta: UNY Press.
Lickona, Thomas. 1991. Educating for Character:
Penutup How Our School Can Teach Respect and
Pendidikan Karakter sebagai salah satu Responsibility. New York: Bantam
jalan untuk mengembalikan manusia pada Books.
kesadaran moralnya harus selalu dikawal -------. “Make Your School A School of
oleh semua pihak. Keluarga, lembaga Character”, dalam Character Matters,
pendidikan, media massa, masyarakat, www. Cortland.edu/character.
dan pemerintah harus bahu membahu Diunduh, 10 Oktober 2011.
bekerjasama dalam tanggung jawab ini.
Ryan, Kevin dan Karen E. Bohlin. 1999. Suyata. 2011. “Pendidikan Karakter: Dimensi
Building Character in Schools: Practical Filosofis”, dalam Darmiyati Zuchdi
Ways to Bring Moral Instruction to Life. (ed.). 2011. Pendidikan Karakter
San Francisco: JOSSEY-BASS A Wiley dalam Perspektif Teori dan Praktik.
Imprint. Yogyakarta: UNY Press.
Shariati, Ali. 1996. Tugas Cendekiawan Muslim.
(Terjemahan M. Amien Rasi). Jakarta:
Srigunting.