Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan Pendidikan di Indonesia dari tahun ke tahun terus

mengalami suatu peningkatan. Hal itu disebabkan karena adanya beberapa faktor-

faktor penunjang misalnya kurikulum pendidikan yang ideal, sarana prasarana

yang memadai di setiap sekolah dan yang terpenting ialah faktor pendidik atau

kinerja guru. Pendidik merupakan seseorang yang penting dalam berlangsungnya

suatu pendidikan dan kinerja guru dalam proses pembelajaran dapat juga
mempengaruhi perkembangan pendidikan.

Keberhasilan mengajar, selain ditentukan oleh faktor kemampuan,

motivasi, dan keaktifan peserta didik dalam belajar dan kelengkapan fasilitas atau

lingkungan belajar, juga akan tergantung pada kemampuan guru dalam

mengembangkan berbagai keterampilan mengajar. Keterampilan dasar mengajar

adalah keterampilan yang mutlak harus dimiliki oleh seorang guru. Penguasaan

terhadap keterampilan ini memungkinkan guru mampu mengelola kegiatan

pembelajaran secara lebih efektif. Keterampilan dasar mengajar ini perlu dikuasi

oleh semua guru.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini pemakalah akan membahas

mengenai keterampilan dasar mengajar, guru diharapkan dapat memahani dan

memiliki kemampuan untuk menerapkan keterampilan dasar mengajar tersebut

secara utuh dan terintegrasi dalam meningkatkan kualitas proses pembelajarannya.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa definisi keterampilan dasar mengajar?

1.2.2 Apa macam-macam keterampilan dasar mengajar?

1
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk memaparkan definisi keterampilan dasar mengajar.

1.3.2 Untuk memaparkan macam-macam keterampilan dasar mengajar.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Keterampilan Dasar Mengajar

Keterampilan dasar mengajar sangat penting bagi guru. Keterampilan

mengajar diperlukan agar dapat melaksanakan dan mengimplementasikan

berbagai strategi pembelajaran dalam pengelolaan proses pembelajaran dalam

pengelolaan proses pembelajaran sehingga pembelajaran berjalan efektif dan

efesien.1

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keterampilan merupakan

kecakapan untuk menyelesaikan tugas. Gazali mendefinisikan mengajar adalah

menanamkan pengetahuan pada seseorang dengan cara paling singkat dan tepat.

Definisi yang modern di Negara-negara yang sudah maju bahwa “teaching is the

guidance of learning”, mengajar adalah bimbingan kepada siswa dalam proses

belajar.

Alvin W.Howard berpendapat bahwa mengajar adalah suatu aktivitas

untuk mencoba menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan,

mengubah atau mengembangkan skill, attitude, ideals (cita-cita), appreciations

(penghargaan) dan knowledge.

Jadi dapat disimpulkan keterampilan dasar mengajar (teaching skills)

adalah kemampuan atau keterampilan yang bersifat khusus (most specific

instructional behaviors) yang harus dimiliki oleh guru, dosen, instruktur atau

widyaiswara agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan

profesional. Dengan demikian keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan

1
Sanjaya, W. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media.

3
beberapa keterampilan atau kemampuan yang bersifat mendasar dan harus

dikuasai oleh tenaga pengajar dalam melaksanakan tugas mengajarnya.2

2.2. Macam-macam Keterampilan Dasar Mengajar

Menurut Turney (1973) terdapat 8 keterampilan dasar mengajar yang

dianggap sangat berperan dalam keberhasilan kegiatan belajar mengajar yaitu:3

2.2.1. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran.

2.2.2. Keterampilan menjelaskan.

2.2.3. Keterampilan mengadakan variasi.

2.2.4. Keterampilan bertanya.

2.2.5. Keterampilan memberikan penguatan.

2.2.6. Keterampilan mengelola kelas.

2.2.7. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.

2.2.8. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil.

2.2.1 Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran


Dalam mengawali proses pembelajaran yang sering dilakukan guru antara
lain mengisi daftar hadir, menertibkan siswa dan menyuruh mereka untuk
menyiapkan alat tulis dan buku pegangan. Kegitan tersebut memang harus
dilakukan oleh guru, namun belum dapat dikategorikan sebagai membuka
pelajaran. Karena belum tentu dapat mengajak siswa untuk memusatkan
perhatiannya pada materi yang akan disajikan dan kegiatan pembelajaran yang
akan dilakukan.

2
Neda Aulia Ifandi, “Keterampilan Dasar Mengajar” dalam http://aulia-
kesenangan.blogspot.com/2016/ diakses 25 September 2016 pukul 19.30.
,3 Shoffan Shoffa. 2016. Keterampilan Dasar Mengajar(Microteaching). Surabaya:
Mavendra Pers hal. 31

4
Membuka pembelajaran adalah kegiatan guru dalam mengawali proses
pembelajaran untuk menciptakan suasana siap mental, phisik, phisikis dan
emosional siswa sehingga memusatkan perhatian mereka pada materi dan
kegiatan pembelajaran yang akan dilalui.
Dalam tahap ini, yang perlu dilakukan guru terlebih dahulu adalah
menciptakan suasana agar siswa secara mental, phisik, phisikis dan emosional
terpusat pada kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Hal tersebut dapat
dilakukan guru dengan cara-cara sebagai berikut:
2.2.1.1 Memfokuskan perhatian dan membangkitkan minat siswa
Berikut ini beberapa cara yang dapat memfokuskan perhatian dan
membangkitkan minat siswa saat guru membuka pelajaran.
2.2.1.1.1 Mengaitkan materi dengan berita-berita terkini
Berita terkini yang sedang marak dibicarakan atau sedang
menjadi perhatian dalam masyarakat dapat dipakai untuk
membangkitkan minat siswa. Siswa-siswa kelas tinggi biasanya
membaca surat kabar, majalah, mendengarkan radio, dan
menonton televisi. Mereka mempunyai perhatian pada banyak
hal. Untuk siswa- siswa kelas kecil, mereka biasa menanggapi
kejadian-kejadian yang berkaitan dengan sekolah atau permainan
mereka.
2.2.1.1.2 Menyampaikan cerita
Sebuah cerita yang relevan dengan materi yang diceritakan
dengan metode yang baik akan membangkitkan minat siswa
terhadap pelajaran yang akan disampaikan. Lukisan dari
kehidupan sehari-hari merupakan pilihan yang baik untuk
menarik minat dan menanamkan sebuah kebenaran kepada
mereka.
2.2.1.1.3 Menggunakan alat bantu/media
Untuk menarik minat siswa terhadap pelajaran, guru dapat
menggunakan alat bantu/media seperti gambar, lukisan, model

5
skema, benda dan alat peraga yang relevan dengan materi
pelajaran.
2.2.1.1.4 Memvariasikan gaya mengajar
Minat dan perhatian siswa dapat ditimbulkan dengan
memvariasikan gaya mengajar guru.
2.2.1.1.5 Menyinggung tentang tugas-tugas yang dilakukan siswa
Umumnya, manusia lebih tertarik dengan aktivitasnya
sendiri. Oleh karena itu, usahakan untuk membahas pekerjaan
rumah siswa terkait mata pelajaran tersebut di awal pelajaran.
Kegiatan tersebut bisa menambah semangat siswa untuk memulai
pelajaran.
2.2.1.1.6 Mengandaikan persoalan
Persoalan atau pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan
dalam pelajaran hendaknya merupakan hal-hal yang biasa terjadi
dalam kehidupan siswa. Misalnya, “Apa yang akan kau katakan
seandainya ada orang yang bertanya mengapa kamu sebagai
Muslim diwajibkan shalat?” atau “Apa yang kau lakukan
seandainya kamu disalahkan atas perbuatan yang tidak kamu
lakukan?” Persoalan harus disesuaikan sedemikian rupa sehingga
mengarah pada pelajaran yang akan disampaikan.4

2.2.2 Menimbulkan Motivasi


Menimbulkan motivasi dapat dilakukan dengan berbagai cara:
2.2.2.1 Memberikan kehangatan dan menunjukkan sikap antusias
Guru hendaknya bersikap ramah, antusias, bersahabat,
hangat dan penuh keakraban. Sikap semacam itu akan dapat
menimbulkan rasa senang pada diri siswa sehingga memunculkan
motivasi untuk belajar.

4
Pakde Sofa, Keterampilan Membuka dan MenutupPelajaran.
http://massofa.wordpress.com/2008/01/11/keterampilan-membuka-dan-menutup-pelajaran/ tgl, 20
Mei 2012.

6
2.2.2.2 Menimbulkan rasa ingin tahu
Rasa ingin tahu siswa dapat distimulus dengan cara
memperlihatkan gambar, mendemonstrasikan sesuatu,
menceritakan suatu kejadian yang relevan dengan materi.
Selanjutnya guru mengajukan pertanyaan yang berhubungan
dengan gambar, peristiwa atau cerita tersebut. Yang jawabannya
terdapat dalam materi yang akan dipelajari.
2.2.2.3 Mengemukakan ide yang bertentangan
Guru dapat mengemukakan ide-ide yang bertentangan
dengan mengemukakan masalah atau kondisi-kondisi
yangbberbeda dengan kenyataan sehari-hari.

2.2.3. Memberi Acuan


Memberi acuan diartikan sebagai usaha mengemukakan secara spesifik
dan singkat serangkaian alternatif yang memungkinkan siswa memperoleh
gambaran yang jelas mengenai hal-hal yang akan dipelajari dan cara yang hendak
ditempuh dalam mempelajari materi pelajaran. Untuk itu usaha yang dapat
dilakukan guru adalah:
2.2.3.1 Menjelaskan tujuan pembelajaran
Penyampaian tujuan pembelajaran berfungsi agar siswa dapat
mengetahui arah kegiatan pembelajaran. Sehingga siswa terfokus pada
satu tujuan yang mereka akan capai. Di samping itu, penyampaian tujuan
belajar dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini sesuai dengan
pendapat R.W. Dahar bahwa penyampaian tujuan pembelajaran selain
dapat memusatkan perhatian siswa juga dapat memotivasi siswa. Makin
jelas tujuan maka makin besar pula motivasi belajar siswa. Siswa yang
termotivasi akan lebih siap untuk belajar, akan lebih mampu
mengembangkan kemampuannya, dan akan mencapai hasil belajar yang
lebih baik.
2.2.3.2 Menyampaikan garis besar pelajaran

7
Menyampaikan pokok pikiran atau garis besar pelajaran untuk
menarik perhatian sangatlah penting. Penyampaian ini seperti halnya
penyampaian tajuk rencana dalam sebuah surat kabar yang dapat menarik
minat para pembaca untuk melihat lebih lanjut tulisan-tulisan dalam surat
kabar tersebut. Garis besar pelajaran bisa disampaikan dengan lengkap
atau hanya ringkasannya saja.
2.2.3.3 Menjelaskan langkah-langkah kegiatan pembelajaran
Perhatian siswa akan terfokus dan terarah dalam melakukan
kegiatan pembelajaran jika guru telah menjelaskan di wal pembelajaran
tentang langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan.

2.2.4 Mengaitkan pelajaran yang telah dipelajari dengan topik baru


Setiap pelajaran baru yang diajarkan merupakan bagian dari
kurikulum yang sudah ditetapkan. Pelajaran itu harus dihubungkan dengan
pelajaran-pelajaran lain yang telah dikuasai oleh siswa agar menarik
perhatian dan menajamkan pengertian mereka terhadap rangkaian
pelajaran tersebut. Pelajaran dalam pertemuan sebelumnya harus diulang
secara ringkas untuk dikaitkan dengan pelajaran yang baru. Hal-hal yang
telah diketahui, pengalaman-pengalaman, minat dan kebutuhan-kebutuhan
siswa disebut dengan pengait. Metode untuk mengaitkan pelajaran yang
sekarang dengan pelajaran sebelumnya harus divariasikan. Contoh usaha
guru untuk membuat kaitan adalah:
2.2.4.1 Meninjau kembali sampai seberapa jauh materi yang sudah dipelajari
sebelumnya dapat dipahami oleh siswa dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan pada siswa. Selain itu dapat pula dengan meminta
siswa merangkum inti materi pelajaran terdahulu secara singkat.
2.2.4.2 Membandingkan pengetahuan lama dengan yang akan disajikan. Hal ini
dilakukan apabila materi baru itu erat kaitannya dengan materi yang telah
dikuasai.

8
Sementara keterampilan menutup pelajaran merupakan kegiatan
mengakhiri kegiatan inti pembelajaran. Dalam mengakhiri pelajaran ini, kegiatan
yang dilakukan adalah memberikan gambaran menyeluruh tentang semua materi
yang telah dipelajari, mengetahui tingkat penyerapan siswa terhadap materi dan
mengetahui tingkat keberhasilan guru dalam proses pembelaajaran. Kegiatan ini
cukup berarti bagi siswa, namun banyak guru tidak sempat melakukan atau
mungkin sengaja tidak melakukan.
Menutup pelajaran tidak hanya dilakukan pada akhir pelajaran, tetapi juga
pada akhir penggalan pelajaran. Menutup pelajaran dilakukan untuk memperoleh
gambaran yang utuh tentang pokokpokok materi yang dipelajari. Cara-cara yang
dilakukan dalam menutup pelajaran.

2.2.5 Meninjau kembali (Reviewing)


Setiap akhir pelajaran atau pada akhir penggal kegiatan guru
melakukan reviewing. Apakah inti pelajaran yang dipelajari siswa sudah
dikuasai atau belum oleh siswa. Reviewing terdiri dari dua aspek.
2.2.5.1 Merangkum inti pokok pelajaran. Kegiatan merangkum pelajaran
dilakukan sepanjang proses pelajaran. Bila guru telah selesai
menjelaskan suatu bab, guru merangkum sebentar apa yang telah
dibicarakan sebelum berganti pada topik baru. Siswa disuruh
merangkum secara lisan, bila siswa belum sempurna guru
menyempurnakan. Rangkuman dibuat dengan maksud siswa yang
tidak punya sumber belajar dapat belajar kembali dengan
ringkasannya. Atau siswa yang lambat dalam belajar dapat mengulang
kembali dengan ringkasaanya.
2.2.5.2 Mengkonsolidasikan perhatian siswa pada masalah pokok
pembahasan agar informasi yang diterimanya dapat membangkitkan
minat dan kemampuannya terhadap pelajaran selanjutnya.

9
2.2.6 Mengevaluasi
Salah satu cara untuk mengetahui apakah siswa mendapatkan gambaran
yang utuh tentang suatu konsep yang diajarakan adalah dengan penilaian, Yang
dapat dilakukan guru dengan memberi pertanyaan-pertanyaan atau tugas-tugas.
Evaluasi dapat dilakukan dengan berbagai bentuk.
2.2.6.1 Mendemontrasikan keterampilan. Pada akhir suatu penggalan siswa
dapat diminta mendemontrasikan keterampilan. Misalnya setelah
guru mengajarkan tentang tayamum, siswa diminta untuk
mendemonstrasikannya.
2.2.6.2 Mengaplikasikan ide baru. Apabila guru setelah menerangkan suatu
prinsip. Siswa pada situasi yang lain dapat menerapkan prinsip itu
pada situasi lain.
2.2.6.3 Mengekspresikan pendapat. Siswa dapat diminta mempresentasikan
hasil diskusi di depan kelas
2.2.6.4 Memberi soal-soal. Guru dapat memberi soal-soal untuk dikerjakan
siswa. Soal-soal itu dapat berbentuk uraian, tes objektif, atau
mengisi lembar kerja.5

2.2.2 Keterampilan Bertanya

Bertanya merupakan suatu unsur yang selalu ada dalam proses

komunikasi, termasuk dalam komunikasi pembelajaran. Keterampilan bertanya

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam rangka meningkatkan kualitas

proses dan hasil pembelajaran, yang sekaligus merupakan bagian dari

keberhasilan dalam pengelolaan instruksional dan pengelolaan kelas.

Melalui keterampilan bertanya guru mampu mendeteksi hambatan proses

berpikir di kalangan siswa dan sekaligus dapat memperbaiki dan meningkatkan

proses belajar di kalangan siswa. Dengan demikian, guru dapat mengembangkan

5
Helmiati, 2013. MICRO TEACHING(Melatih Keterampilan Dasar Mengajar).
Yogyakarta: Aswaja Presindo

10
pengelolaan kelas dan sekaligus pengelolaan instruksional menjadi lebih efektif.

Selanjutnya dengan kemampuan mendengarkan guna dapat menarik simpati dan

empati di kalangan siswa sehingga kepercayaan siswa terhadap guru meningkat

yang pada akhirnya kualitas proses pembelajaran dapat lebih di tingkatkan.

2.2.2.1 Macam-macam Keterampilan Bertanya

Keterampilan bertanya dibedakan menjadi 2 yaitu:

2.2.2.1.1 Keterampilan bertanya dasar : mempunyai beberapa komponen yang

perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan. Keterampilan

bertanya dasar terdiri atas 7 komponen. Ketujuh komponen-komponen itu ialah

sebagai berikut:

2.2.2.1.1.1 Pengajuan pertanyaan secara jelas dan singkat. Hal ini bertujuan

agar pertanyaan yang diberikan guru mudah dipahami oleh siswa.

2.2.2.1.1.2 Pemberian acuan, acuan dapat diberikan pada awal pertanyaan

maupun sewaktu-waktu saat guru akan memberikan pertanyaan.

Acuan tersebut berupa informasi yang perlu diketahui siswa. Hal

ini bertujuan sebagai pedoman bagi siswa dalam menjawab

pertanyaan.

2.2.2.1.1.3 Pemusatan, yaitu memfokuskan perhatian siswa agar terpusat pada

inti masalah tertentu sesuai dengan pertanyaan.

2.2.2.1.1.4 Pemindahan giliran, siswa pertama memberikan jawaban, kemudian

guru meminta siswa kedua melengkapi jawaban siswa pertama, lalu

siswa ketiga dan seterusnya. Hal ini dapat mendorong siswa untuk

selalu memperhatikan jawaban yang diberikan temannya serta

meningkatkan interaksi antarsiswa.

2.2.2.1.1.5Penyebaran, berarti menyebarkan giliran untuk menjawab

pertanyaan yang diajukan guru. Guru menunjukkan pertanyaan

11
kepada seluruh siswa kemudian menyebarkan pertanyaan secara

acak sehingga semua siswa siap untuk mendapat giliran.

2.2.2.1.1.6 Pemberian waktu berpikir, guru mengajukan pertanyaan kemudian

menunggu beberapa saat untuk siswa berpikir bar kemudian

meminta atau menunjuk siswa untuk menjawab pertanyaan.

2.2.2.1.1.7 Pemberian tuntunan, agar siswa yang tidak bisa menjawab atau

siswa yang bisa menjawab namun tidak sesuai dengan apa yang

diharapkan setelah memperoleh tuntunan dari guru siswa tersebut

akan mampu memberikan jawaban yang diharapkan.

2.2.2.1.2 Ketrampilan bertanya lanjut : lanjutan dari bertanya dasar yang

mengutamakan usaha pengembangan kemampuan berfikir siswa. Komponen

keterampilan bertanya lanjut terdiri dari:

2.2.2.1.2.1Pengubahan tuntutan kognitif dalam menjawab pertanyaan, guru

diharapkan memberikan pertanyaan yang bersifat pemahaman,

aplikasi (penerapan), alalisis dan sintesis, evaluasi, dan kreasi.

Pertanyaan yang bersifat ingatan hendaknya dibatasi sesuai dengan

sifat materi dan karakteristik siswa.

2.2.2.1.2.2 Pengaturan urutan pertanyaan, agar kemampuan berpikir siswa dapat

berkembang secara baik dan wajar. Pertanyaan pada tingkat tertentu

hendaknya dimantapkan, kemudian beralih ke tingkat pertanyaan yang

lebih tinggi. Hal itu dikarenakan agar tidak membingungkan siswa dan

tidak menghambat perkembangan kemampuan berpikir siswa.

2.2.2.1.2.3Penggunaan pertanyaan pelacak, hal ini bertujuan agar guru dapat

membimbing siswa untuk mengembangkan jawabannya.

2.2.2.1.2.4 Peningkatan terjadinya interaksi, merupakan salah satu usaha untuk

meningkatkan keterlibatan mental intelektual siswa secara maksimal.

12
2.2.2.1.3 Tujuan-tujuan dalam memberikan pertanyaan

2.2.2.1.3.1 Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu

pokok bahasan.

2.2.2.1.3.2 Memusatkan perhatian siswa terhadap suatu pokok bahasan atau

konsep.

2.2.2.1.3.3 Mendiagnosis kesulitan-kesulitan khusus yang menghambat siswa

belajar.

2.2.2.1.3.4 Mengembangkan cara belajar siswa aktif.

2.2.2.1.3.5 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasikan

informasi.

2.2.2.1.3.6 Mendorong siswa mengemukakannya dalam bidang diskusi.

2.2.2.1.3.7 Menguji dan mengukur hasil belajar siswa.

2.2.2.1.3.8 Untuk mengetahui keberhasilan guru dalam mengajar.

2.2.2.1.4 Prinsip Penggunaan Keterampilan Bertanya

Dalam menerapkan keterampilan bertanya, guru hendaknya

memperhatikan prinsip-prinsip penggunaan atau hal-hal yang mempengaruhi

keefektifan pertanyaan sebagai berikut:

2.2.2.1.4.1 Kehangatan dan keantusiasan

Pertanyaan hendaknya diajukan dengan penuh keantusiasan dan

kehangatan karena hal ini akan mempengaruhi kesungguhan siswa dalam

menjawab pertanyaan.

2.2.2.1.4.2 Menghindari kebiasaan-kebiasaan berikut:

2.2.2.1.4.2.1 Mengulangi pertanyaan sendiri

13
Mengulangi pertanyaan sendiri akan membuat siswa tidak

memperhatikan pertanyaan pertama sehingga menurunkan perhatian

dan partisipasi siswa.

2.2.2.1.4.2.2 Mengulangi jawaban siswa

Mengulangi jawaban siswa yang bertujuan untuk memberikan

penguatan sangat baik dilakukan oleh guru. Namun, jika guru

terbiasa mengulangi jawaban siswa maka siswa lain tidak akan

mendengarkan jawaban temannya karena jawabannya akan diulangi

oleh guru.

2.2.2.1.4.2.3Menjawab pertanyaan sendiri

Guru cenderung menjawab sendiri pertanyaannya kalau siswa

tidak ada yang memberikan jawaban. Kebiasaan ini tidak baik

karena dapat membuat siswa frustasi dan malas berpikir

2.2.2.1.4.2.4Mengajukan pertanyaan yang memancing jawaban serentak

Sebagai satu selingan, guru kadang-kadang mengajukan

pertanyaan yang memancing jawaban serentak sehingga kelas

menjadi hidup. Namun, kalau hal ini dibiasakan maka akan

menurunkan fungsi pertanyaan karena guru tidak tahu siapa yang

menjawab dan siswa malas berpikir karena guru tidak meminta

jawaban perorangan. Untuk menghindari kebiasaan ini, guru

hendaknya menyusun pertanyaan secara baik dengan tingkat

kesukaran yang sesuai sehingga siswa tidak mungkin menjawabnya

secara serentak.

2.2.2.1.4.2.5 Mengajukan pertanyaan ganda

Pertanyaan yang diberikan oleh guru secara ganda dapat

menyebabkan siswa menjadi frustasi karena banyaknya pertanyaan

14
dan pertanyaan-pertanyaan itu dijadikan menjadi satu pertanyaan.

Guru hendaknya memecah pertanyaan menjadi beberapa

pertanyaan sehingga siswa yang kurang mampu berpikir dapat

memikirkan jawaban dengan tenang dan tidak menjadi frustasi.

2.2.2.1.4.2.6 Menentukan siswa yang akan menjawab pertanyaan

Guru kadang-kadang cenderung menunjuk siswa tertentu untuk

menjawab pertanyaan yang akan diajukannya. Hal ini sebaiknya

dihindari karena dapat membuat siswa lain tidak memperhatikan

pertanyaan guru. Sebaiknya guru mengajukan pertanyakan ke

seluruh siswa, menunggu sejenak, kemudian baru menunjuk siswa

tertentu untuk menjawabnya.

2.2.2.1.4.3 Memberikan waktu berpikir

Pada pertanyaan tingkat lanjut, waktu berpikir yang dberikan hendaknya

lebih lama dari waktu berpikir yang diberikan ketika menerapkan keterampilan

bertanya dasar. Hal ini sangat perlu diperhatikan karena siswa memerlukan waktu

yang cukup untuk berpikir dan menyusun jawabannya.

2.2.2.1.4.4 Mempersiapkan pertanyaan pokok yang akan diajukan

Pertanyaan-pertanyaan pokok yang akan diajukan oleh guru hendaknya

disiapkan secara cermat sehingga urutan tingkat kesukaran pertanyaan dapat

disusun lebih dahulu dan materi pelajaran dapat dicakup secara tuntas.

2.2.2.1.4.5 Menilai pertanyaan yang telah diajukan

Pertanyaan-pertanyaan pokok hendaknya dinilai oleh guru setelah

pelajaran berlangsung sehingga ketepatan jumlah pertanyaan, tingkat kesukaran,

15
kualitas pertanyaan dalam mengembangkan kemampuan berpikir, dan cakupan

materinya dapat diketahui dengan jelas.

Dengan memperhatikan prinsip-prinsip penggunaan keterampilan bertanya

tersebut, diharap guru akan mampu mengembangkan kemampuan berpikir siswa

serta meningkatkan keterlibatan mental intelektual siswa melalui pertanyaan-

pertanyaan yang diajukannya.

2.3 Ketrampilan Mengadakan Variasi

Variasi adalah keanekaan yang membuat sesuatu tidak monoton. Variasi

stimulus adalah keterampilan guru dalamkonteks dalam menjaga agar iklim

pembelajaran tetap menarik perhatian, tidak membosankan, sehingga siswa

menunjukkan ketekunan, antusiasme, penuh gairah serta berpartisipasi secara

aktif.6

2.3.1 Komponen mengadakan variasi

Variasi dalam kegiatan belajar mengajar dimaksudkan sebagai proses

perubahan dalam pengajaran, yang dapat di kelompokkan ke dalam tiga kelompok

atau komponen, yaitu :

2.3.1.1 Variasi dalam cara mengajar guru, meliputi : penggunaan variasi suara

(teacher voice), Pemusatan perhatian siswa (focusing), kesenyapan atau

kebisuan guru (teacher silence), mengadakan kontak pandang dan gerak (eye

contact and movement), gerakan badan mimik: variasi dalam ekspresi wajah

guru, dan pergantian posisi guru dalam kelas dan gerak guru (teachers

movement).

6
Shoffan Shoffa. 2016. Keterampilan Dasar Mengajar(Microteaching). Surabaya:
Mavendra Pers hal. 40

16
2.3.1.2 Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran. Media dan alat

pengajaran bila ditunjau dari indera yang digunakan dapat digolongkan ke

dalam tiga bagian, yakni dapat didengar, dilihat, dan diraba. Adapun variasi

penggunaan alat antara lain adalah sebagai berikut :

2.3.1.2.1 Variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids).

Contohnya: gambar-gambar, diagram, grafik, papan, buletin,

slide presentasi, ukiran, peta, globe dan semua alat yang dapat

dilihat oleh manusia.

2.3.1.2.2 Variasi alat atau bahan yang dapat didengart (auditif aids).

Contohnya: rekaman suara binatang, rekaman pidato, rekaman

nyanyian, rekaman kuis atau ujian listenning, radio, dll.

2.3.1.2.3 Variasi alat atau bahan yang dapat diraba (motorik), dan variasi

alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat dan diraba (audio

visual aids). Contohnya: biji-bijian, binatang kecil yang hidup,

patung, alat mainan, alat-alat laboratorium, globe, dll.

2.3.1.3 Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa. Pola interaksi guru dengan

murid dalam kegiatan belajar mengajar sangat beraneka ragam coraknya.

Penggunaan variasi pola interaksi dimaksudkan agar tidak menimbulkan

kebosanan, kejemuan, serta untuk menghidupkan suasana kelas demi

keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan.

2.3.2 Tujuan dan Manfaat mengadakan Variasi

2.3.2.1 Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-

aspek belajar mengajar yang relevan.

17
2.3.2.2 Untuk memberikan kesempatan bagi berkembangnya bakat ingin

mengetahui dan menyelidiki pada siswa tentang hal-hal yang baru.

2.3.2.3 Untuk memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah

dengan berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan

belajar yang lebih baik.

2.3.2.4 Guna member kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara

menerima pelajaran yang disenanginya.

2.3.3 Prinsip Penggunaan mengadakan variasi

2.3.3.1 Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang

relevan dengan tujuan yang hendak dicapai.

2.3.3.2 Variasi harus digunakan secara lancer dan berkesinambungan sehingga

tidak akan merusak perhatian siswa dan tidak mengganggu pelajaran.

2.3.3.3 Direncanakan secara baik, dan secara eksplisit dicantumkan dalam

rencana pelajaran atau satuan pelajaran.

18
DAFTAR PUSTAKA

Sanjaya, W. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Neda Aulia Ifandi, “Keterampilan Dasar Mengajar” dalam http://aulia-
kesenangan.blogspot.com/2016/ diakses 25 September 2016 pukul 19.30
Shoffan Shoffa. 2016. Keterampilan Dasar Mengajar(Microteaching). Surabaya:
Mavendra Pers
Helmiati, 2013. MICRO TEACHING(Melatih Keterampilan Dasar Mengajar).
Yogyakarta: Aswaja Presindo.
Pakde Sofa, Keterampilan Membuka dan MenutupPelajaran.
http://massofa.wordpress.com/2008/01/11/keterampilan-membuka-dan-menutup-
pelajaran/ tgl, 20 Mei 2012.

19

Anda mungkin juga menyukai