Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

DENGAN SASARAN ANAK REMAJA

“ AIDS”

Proposal ini untuk memenuhi Tugas Keperawatan Komunitas

Dibimbing oleh:

Pak Zulfikar Muhammad S.kep,Ns,Mkep

Oleh :

ERIN YUDHA

1610007

D3-2A

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

STIKES KEPANJEN KABUPATEN MALANG


LEMBAR PENGESAHAN

Proposal ini yang telah diterima dan disahkan oleh dosen pembimbing Bpk Zulfikar M,
M.Kep STIKes Kepanjen, guna melakukan kegiatan promosi kesehatan di Panggungrejo
Kepanjen Kab. Malang.

Anggota Kelompok

1. Bagas wahyu sanjaya

2. Erin Yudha Maulana

3. Muhammad Wahyudi

4. Nurul Achmad

5. Oktakvia Rachmawati

6. Silfiatul Fauzia

7. Uchi Aurina Missy. T

8. Triwahyuni

Program Studi : D3 Keperawatan STIKes Kepanjen Tingkat II

Judul Proposal : “AIDS”

Kepanjen, …………………2018

Dosen Pe mbimbing

Zulfikar M, M.Kep
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala dan
infeksi atau sindrom yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat
infeksi virus HIV. Virusnya Human Immunodeficiency Virus HIV yaitu virus yang
memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi
rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan
yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum
benar-benar bisa disembuhkan. HIV umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara
lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang
mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu
ibu. Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral),
transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan,
bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut.
Penyakit AIDS ini telah menyebar ke berbagai negara di dunia. Bahkan menurut
UNAIDS dan WHO memperkirakan bahwa AIDS telah membunuh lebih dari 25 juta jiwa
sejak pertama kali diakui tahun 1981, dan ini membuat AIDS sebagai salah satu epidemik
paling menghancurkan pada sejarah. Meskipun baru saja, akses perawatan antiretrovirus
bertambah baik di banyak region di dunia, epidemik AIDS diklaim bahwa diperkirakan
2,8 juta (antara 2,4 dan 3,3 juta) hidup pada tahun 2005 dan lebih dari setengah juta
(570.000) merupakan anak-anak. Secara global, antara 33,4 dan 46 juta orang kini hidup
dengan HIV.Pada tahun 2005, antara 3,4 dan 6,2 juta orang terinfeksi dan antara 2,4 dan
3,3 juta orang dengan AIDS meninggal dunia, peningkatan dari 2003 dan jumlah terbesar
sejak tahun 1981.
Di Indonesia menurut laporan kasus kumulatif HIV/AIDS sampai dengan 31
Desember 2011 yang dikeluarkan oleh Ditjen PP & PL, Kemenkes RI tanggal 29 Februari
2012 menunjukkan jumlah kasus AIDS sudah menembus angka 100.000. Jumlah kasus
yang sudah dilaporkan 106.758 yang terdiri atas 76.979 HIV dan 29.879 AIDS dengan
5.430 kamatian. Angka ini tidak mengherankan karena di awal tahun 2000-an kalangan
ahli epidemiologi sudah membuat estimasi kasus HIV/AIDS di Indonesia yaitu berkisar
antara 80.000 – 130.000. Dan sekarang Indonesia menjadi negara peringkat ketiga,
setelah Cina dan India, yang percepatan kasus HIV/AIDS-nya tertinggi di Asia.
1.2 Tujuan Penulisan
1. Memahami pengertian HIV/AIDS
2. Memahami penyebab HIV/AIDS
3. Memahami tanda dan gejala HIV/AIDS
4. Memahami tentang deteksi dini HIV/AIDS
5. Memahami tentang pencegahan HIV/AIDS
6. Memahami pengobatan HIV/AIDS

1.3 Manfaat
Mahasiwa mampu mendapatkan manfaat promosi kesehatan yang ada di lingkungan
masyarakat.
BAB 2
PELAKSANAAN KEGIATAN
2.1 Tema
HIV / AIDS

2.2 WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN


Hari : Senin
Tanggal : 28 Mey 2018
Wahtu : 30 menit
Tempat : Panggungrejo Kepanjen

2.3 SASARAN
Remaja yang berjumlah ±20 orang

2.4 PELAKSANA
Dosen : Zulfikar M, M. Kep
Mahasiswa : 1. Bagas Wahyu Sanjaya
2. Erin Yudha Maulana
3. Muhammad Wahyudi
4. Nurul Ahmad F
5. Oktavia Rachmawati
6. Silviatul Fauzia
7. Tri Wahyuni
8. Uchi Aurina Missy Tri Kholiq

2.5 METODE
Ceramah
Tanya Jawab

2.6 MEDIA
1. LCD (Power Point)
2. Leaflet
BAB 3
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : HIV / AIDS


Sub pokok bahasan : Pengetahuan umum HIV / AIDS
Sasaran : Remaja
Target : ±20 remaja
Tanggal : 28 Mey 2018
Waktu : 30 menit
Tempat : Panggungrejo Kepanjen
Susunan Pelaksana : 1. Oktavia Rachmawati : Pemateri 3
2. Silviatul Fauzia : Pemateri 2
3. Tri Wahyuni : Pemateri 1
4. Erin Yudha M : Moderator
5. Nurul Ahmad F : Observer
6. Uchi Aurina M.T.K : Observer
7. Bagas Wahyu Sanjaya : Fasilitator
8. Muhammad Wahyudi : Fasilitator

3.1 Latar Belakang


Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala dan
infeksi atau sindrom yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat
infeksi virus HIV. Virusnya Human Immunodeficiency Virus HIV yaitu virus yang
memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi
rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan
yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum
benar-benar bisa disembuhkan. HIV umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara
lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang
mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu
ibu. Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral),
transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan,
bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut.

3.2 Tujuan Instruksional Umum


Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui
penyakit HIV/AIDS secara umum

3.3 Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mendapatkan penjelasan tentang materi penyuluhan masyarakat dapat :
1. Memahami pengertian HIV/AIDS
2. Memahami penyebab HIV/AIDS
3. Memahami tanda dan gejala HIV/AIDS
4. Memahami tentang deteksi dini HIV/AIDS
5. Memahami tentang pencegahan HIV/AIDS
6. Memahami pengobatan HIV/AIDS
3.4 Materi Pembelajaran
1. Memahami pengertian HIV/AIDS
2. Memahami penyebab HIV/AIDS
3. Memahami tanda dan gejala HIV/AIDS
4. Memahami tentang deteksi dini HIV/AIDS
5. Memahami tentang pencegahan HIV/AIDS
6. Memahami pengobatan HIV/AIDS

3.5 Sasaran
Remaja ± 20 0rang

3.6 Metode
Ceramah
Tanya jawab

3.7 Media
1. LCD (Power Point)
2. Leaflet

3.8 Proses Pelaksanaan


NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA
1. 5 menit Pembukaan
a) membuka kegiatan dengan Mendengarkan pembukaan
yang disampaikan oleh
mengucapkan salam
moderator.
b) Memperkenalkan diri
c) Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
d) Menyebutkan materi yang akan
diberikan
e) Menyampaikan kontrak waktu
2. 15 menit Pelaksanaan
Penyampaian materi oleh pemateri:
a) Menggali pengetahuan peserta tentang Mendengarkan dan
memberikan umpan balik
HIV/AIDS
tehadap materi yang
b) Menjelaskan tentang pengertian disampaikan.
HIV/AIDS
c) Menyebutkan penyebab HIV/AIDS
d) Menyebutkan tanda dan gejala
HIV/AIDS
e) Menjelaskan tentang deteksi dini
HIV/AIDS
f) Menjelaskan tentang pencegahan
HIV/AIDS
g) Menjelaskan pengobatan HIV/AIDS
3. 20 menit Tanya jawab
Memberikan kesempatan kepada peserta Mengajukan pertanyaan
untuk bertanya tentang materi yang kurang
dipahami
4. 15 menit Evaluasi
Menanyakan kembali kepada peserta Menjawab pertanyaan
tentang materi yang telah diberikan dan
reinforcement kepada peserta yang dapat
menjawab pertanyaan
5. 5 menit Penutup
a) Mempersilahkan fasilitator dari Mendengarkan dengan
seksama dan menjawab salam
pembimbing klinik dan pembimbing
akademik untuk menambahkan ataupun
menjelaskan kembali jawaban
pertanyaan peserta yang belum terjawab.
b) Menjelaskan kesimpulan dari materi
penyuluhan
c) Ucapan terima kasih
d) Salam penutup

3.9 DAFTAR PUSTAKA


Alimul Hidayat, Aziz. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 2. Jakarta: Salemba
Medika.
Administrator. 2010. Pencegahan dan Pentalaksanaan Infeksi HIV (AIDS) pada
kehamilan. http://www.mkb-online.org/.tml. Diakses pada tanggal 5 Mei 2015.
Pukul 20.00WITA

LAMPIRAN MATERI
1. Pengertian
HIV ( Human immunodeficiency Virus ) adalah virus pada manusia yang menyerang
system kekebalan tubuh manusia yang dalam jangka waktu yang relatif lama dapat
menyebabkan AIDS, sedangkan AIDS sendiri adalah suatu sindroma penyakit yang
muncul secara kompleks dalam waktu relatif lama karena penurunan sistem kekebalan
tubuh yang disebabkan oleh infeksi HIV.
Pengertian AIDS menurut beberapa ahli antara lain:
 AIDS adalah sindroma yang menunujukkan defisiensi imun seluler pada seseorang
tanpa adanya penyebab yang diketahui untuk dapat menerangkan terjadinya defisiensi,
tersebut seperti keganasan, obat – obatan seperti imun, penyakit infeksi yang sudah
dikenal, dan sebagainya (Christine L, 1992)
 AIDS dalah kumpulan gejalapenyakit akibat menurunnya system kekbalan tubuh oleh
virus yang disbut HIV yang di tandai dengan menurunya system kekebalan tubuh
sehinggapasien AIDS mudah diserang oleh infeksi oportunistik dan kanker (Djauzi dan
Djoerban, 2003)
 AIDS diartikan sebagai bentuk paling erat dari keadaan sakit terus menerus yang
berkaitan dengan infeksi human immunodetciency virus (HIV). (Suzane C. Smetzler
dan Brende G. Bare, 2002)
 AIDS adalah infeksi oportunistik yang menyerang seseorang dimana mengalami
penurunan sistem imun yang mendasar ( sel T berjumlah 200 atau kurang ) dan
memiliki antibodi positif terhadap HIV. (Doenges, 1999)
 AIDS adalah suatu kumpulan kondisi klinis tertentu yang merupakan hasil akhir dari
infeksi oleh HIV. (Sylvia, 2005)
 AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang merusak sistem kekebalan
tubuh manusia (H. JH. Wartono, 1999 : 09).
 Kesimpulan: AIDS adalah sekumpulan gejala yang menunjukkan kelemahan atau
kerusakan daya tahan tubuh yang diakibatkan oleh faktor luar (bukan dibawa sejak
lahir)dan sebagai bentuk paling hebat dari infeksi HIV, mulai dari kelainan ringan
dalam respon imun tanpa dan gejala yang nyata hingga keadaan ini imunosuprsi dan
berkaitan dengan berbagai infeksi yang dapat membawa kematian dan dengan
kelianan malignitas yang jarang terjadi

2. Etiologi
Penyebab infeksi adalah golongan virus retro yang disebut human immunodeficiency
virus (HIV). HIV pertama kali ditemukan pada tahun 1983 sebagai retrovirus dan disebut
HIV-1. Pada tahun 1986 di Afrika ditemukan lagi retrovirus baru yang diberi nama HIV-2.
HIV-2 dianggap sebagai virus kurang pathogen dibandingkaan dengan HIV-1. Maka untuk
memudahkan keduanya disebut HIV.
AIDS dapat menyerang semua golongan umu, termasuk bayi, pria maupun wanita.
Yang termasuk kelompok resiko tinggi adalah:
1. Lelaki homoseksual atau biseks.
2. Orang yang ketagian obat intravena
3. Partner seks dari penderita AIDS
4. Penerima darah atau produk darah (transfusi).
5. Bayi dari ibu/bapak terinfeksi.
Penularan Human Immunodeficiency Virus (HIV) dapat ditularkan melalui:
a. Hubungan seksual (resiko 0,1 – 1%)
b. Darah :
1) Transfuse darah yang mengandung HIV (resiko 90 – 98)
2) Transfuse jarum yang mengandung HIV (resiko 0,3)
3) Terpapar mukosa yang mengandung HIV (resiko 0,09)
c. Transmisi dari ibu ke anak:
1) Selama kehamilan
2) Saat persalinan
3) Air susu ibu

3. Manifestasi Klinis
Gejala penyakit AIDS sangat bervariasi. Berikut ini gejala yang ditemui
pada penderita AIDS, panas lebih dari 1 bulan, batuk-batuk, sariawan dan
nyeri menelan, badan menjadi kurus sekali, diare, sesak napas, pembesaran kelenjar
getah bening, kesadaran menurun, penurunan ketajaman penglihatan, bercak ungu
kehitaman di kulit.
Gejala penyakit AIDS tersebut harus ditafsirkan dengan hati-hati, karena dapat
merupakan gejala penyakit lain yang banyak terdapat di Indonesia, misalnya gejala panas
dapat disebabkan penyakit tipus atau tuberkulosis paru. Bila terdapat beberapa gejala
bersama-sama pada seseorang dan ia mempunyai perilaku atau riwayat perilaku yang
mudah tertular AIDS, maka dianjurkan ia tes darah HIV.
Pasien AIDS secara khas punya riwayat gejala dan tanda penyakit. Pada infeksi
Human Immunodeficiency Virus (HIV) primer akut yang lamanya 1 – 2 Minggu pasien
akan merasakan sakit seperti flu. Dan disaat fase supresi imun simptomatik (3 tahun)
pasien akan mengalami demam, keringat dimalam hari, penurunan berat badan, diare,
neuropati, keletihan ruam kulit, limpanodenopathy, pertambahan kognitif, dan lesi oral.
Dan disaat fase infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) menjadi AIDS (bevariasi
1-5 tahun dari pertama penentuan kondisi AIDS) akan terdapat gejala infeksi opurtunistik,
yang paling umum adalah Pneumocystic Carinii (PCC), Pneumonia interstisial yang
disebabkan suatu protozoa, infeksi lain termasuk menibgitis, kandidiasis,
cytomegalovirus, mikrobakterial, atipikal.
Pembagian Stadium :
a. Stadium pertama : HIV
Infeksi di mulai dengan masuknya HIV dan di ikuti dengan terjadinya perubahan
serologis ketika antibodi terhadap virus tersebut berubah dari negatif menjadi positif.
Rentang waktu sejak HIV masuk ke dalam tubuh sampai tes antibodi terhadap
HIVmenjadi positif di sebut dengan window period. Lama window period adalah
antara satu sampai tiga bulan, bahkan ada yang dapat berlangsung sampai enam
bulan

b. Stadium kedua : Asimptomatik ( tanpa gejala )


Asimptomatik berarti bahwa di dalam organ tubuh terdapat HIV, tetapi tubuh
tidak menunjukkan gejala apa pun. Keadaan ini dapat berlangsung rata-rata selama
5-10 tahun. Cairan tubuh pasien HIV.AIDS yang tampak sehat ini sudah dapat
menularkan HIV kepada orang lain.
c. Stadium ketiga : Pembesaran kelenjar limfe secara menetap dan merata ( pesistent
Generalized Lynphadenopaty ). Hal ini tidak hanya muncul pada satu tempat saja dan
berlangsung lebih satu bulan.
d. Stadium keempat : AIDS
Keadaan ini di sertai dengan adanya bermacam-macam penyakit, antara lain
penyakit konstitusional, penyakit saraf, dan penyakit infeksi sekunder.

Gejala klinis pada stadium AIDS di bagi antara lain :


 Gejala utama / mayor :
a. Demam berkepanjangan lebih dari 3 bulan
b. Diare kronis lebih dari satu bulan berulang maupun terus menerus
c. Penurunan berat badan lebih dari 10 % dalam tiga bulan.

 Gejala minor :
a. Batuk kronis selama satu bulan
b. Infeksi pada mulut dan tenggorokan yang disebabkan oleh jamur Candida
albicons
c. Pembengkakan kelenjar getah bening yangmenetap di seluruh tubuh
d. Munculnya herpes zoster berulang dan bercak-bercak gatal di seluruh tubuh.

4. Pencegahan
Dengan mengetahui cara penularan HIV/AIDS dan sampai saat ini belum ada obat
yang mampu memusnahkan HIV/AIDS maka lebih mudah melakukan pencegahannya.
a. Prinsip ABCDE yaitu :
A = Abstinence (Puasa Sesk, terutama bagi yang belum menikah)
B = Befaithful (Setia hanya pada satu pasangan atau menghindari berganti- ganti
pasangan)
C = use Condom (Gunakan kondom selalu bila sudah tidak mampu menahan seks)
D = Drugs No (Jangan gunakan narkoba)
E = sterilization of Equipment (Selalu gunakan alat suntik steri)l
b. Voluntary Conseling Testing (VCT)
VCT merupakan satu pembinaan dua arah atau dialog yang berlangsung tak
terputus antara konselor dan kliennya dengan tujuan untuk mencegah penularan HIV,
memberikan dukungan moral, informasi serta dukungan lainnya kepada ODHA,
keluarga dan lingkungannya.
VTC mempunyai tujuan sebagai :
1) Upaya pencegahan HIV/AIDS
2) Upaya untuk mengurangi kegelisahan, meningkatkan persepsi atau pengetahuan
mereka tentang faktor-faktor resiko penyebab seseorang terinfeksi HIV.
3) Upaya mengembangkan perubahan perilaku, sehingga secara dini mangarahakan
mereka menuju ke program pelayanan dan dukungan termasuk akses terapi
antiretroviral (ARV), serta membantu mengurangi stigma dalam masyarakat.
c. Universal Precautions (UPI)
Universal precautions adalah tindakan pengendalian infeksi yang dilakukan oleh
seluruh tenaga kesehatan untuk mengurangi resiko penyebaran infeksi serta mencegah
penularan HIV/AIDS bagi petugas kesehatan dan pasien.
UPI perlu diterapkan dengan tujuan untuk :
1) Mengendalikan infeksi secara konsisten.
2) Mamastikan standar adekuat bagi mereka yang tidak di diagnosis atau terlihat
seperti beresiko.
3) Mengurangi resiko bagi petugas kesehatan dan pasien.
4) Asumsi bahwa resiko atau infeksi berbahaya.
Upaya perlindungan dapat dilakukan melalui :
1) Cuci tangan
2) Alat pelindung
3) Pemakaian antiseptik
4) Dekontaminasi, pembersihan dan sterilisasi atau disterilisasi atau desinfektan
tingkat tinggi untuk peralatan bedah, sarung tangan dan benda lain.

5. PenatalaksanaanMedis
a. Apabila terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV), maka terapinya yaitu
(Endah Istiqomah : 2009) :
1) Pengendalian Infeksi Opurtunistik
Bertujuan menghilangkan,mengendalikan, dan pemulihan infeksi opurtunistik,
nasokomial, atau sepsis. Tidakan pengendalian infeksi yang aman untuk
mencegah kontaminasi bakteri dan komplikasi penyebab sepsis harus
dipertahankan bagi pasien dilingkungan perawatan kritis.
2) Terapi AZT (Azidotimidin)
Disetujui FDA (1987) untuk penggunaan obat antiviral AZT yang efektif
terhadap AIDS, obat ini menghambat replikasi antiviral Human Immunodeficiency
Virus (HIV) dengan menghambat enzim pembalik traskriptase. AZT tersedia untuk
pasien AIDS yang jumlah sel T4 nya <>3 Sekarang, AZT tersedia untuk pasien
dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV) positif asimptomatik dan sel T4 >
500 mm3

3) Terapi Antiviral Baru


Beberapa antiviral baru yang meningkatkan aktivitas system imundengan
menghambat replikasi virus / memutuskan rantai reproduksivirus pada prosesnya.
Obat-obat ini adalah :
a) Didanosine
b) Ribavirin
c) Diedoxycytidine
d) Recombinant CD 4 dapat larut
4) Vaksin dan Rekonstruksi Virus
Upaya rekonstruksi imun dan vaksin dengan agen tersebut seperti interferon,
maka perawat unit khusus perawatan kritis dapatmenggunakan keahlian dibidang
proses keperawatan dan penelitianuntuk menunjang pemahaman dan keberhasilan
terapi AIDS.
5) Diet
Penatalaksanaan diet untuk penderita AIDS (UGI:2012) adalahTujuan Umum
Diet Penyakit HIV/AIDS adalah memberikan intervensi gizi secara cepat dengan
mempertimbangkan seluruh aspek dukungan gizi pada semua tahap dini penyakit
infeksi HIV, mencapai dan mempertahankan berat badan secara komposisi tubuh
yang diharapkan, terutama jaringan otot (Lean Body Mass),Memenuhi kebutuhan
energy dan semua zat gizi, mendorong perilaku sehat dalam menerapkan
diet, olahraga dan relaksasi.
Tujuan Khusus Diet Penyakit HIV/AIDS adalah Mengatasi gejala
diare, intoleransi laktosa, mual dan muntah, meningkatkan kemampuan
untuk memusatkan perhatian, yang terlihat pada: pasien dapat
membedakan antara gejala anoreksia, perasaan kenyang, perubahan indra
pengecap dan kesulitan menelan, mencapai dan mempertahankan berat
badan normal, mencegah penurunan berat badan yang berlebihan
(terutama jaringan otot), memberikan kebebasan pasien untuk memilih
makanan yang adekuat sesuai dengan kemampuan makan dan jenis terapi
yang diberikan.
Syarat-syarat Diet HIV/AIDS adalah:
a) Energi tinggi. Pada perhitungan kebutuhan energi, diperhatikan faktor stres,
aktivitas fisik, dan kenaikan suhu tubuh. Tambahkan energi sebanyak 13%
untuk setiap kenaikan Suhu 1°C. Protein tinggi, yaitu 1,1 – 1,5 g/kg BB untuk
memelihara dan mengganti jaringan sel tubuh yang rusak. Pemberian protein
disesuaikan bila ada kelainan ginjal dan hati.
b) Lemak cukup, yaitu 10 – 25 % dari kebutuhan energy total. Jenis lemak
disesuaikan dengan toleransi pasien. Apabila ada malabsorpsi lemak,
digunakan lemak dengan ikatan rantai sedang (Medium Chain
Triglyceride/MCT). Minyak ikan (asam lemak omega 3) diberikan bersama
minyak MCT dapat memperbaiki fungsi kekebalan.
c) Vitamin dan Mineral tinggi, yaitu 1 ½ kali (150%) Angka Kecukupan Gizi
yang di anjurkan (AKG), terutama vitamin A, B12, C, E, Folat, Kalsium,
Magnesium, Seng dan Selenium. Bila perlu dapat ditambahkan vitamin berupa
suplemen, tapi megadosis harus dihindari karena dapat menekan kekebalan
tubuh.
d) Serat cukup; gunakan serat yang mudah cerna.
e) Cairan cukup, sesuai dengan keadaan pasien. Pada pasien dengan gangguan
fungsi menelan, pemberian cairan harus hati-hati dan diberikan bertahap
dengan konsistensi yang sesuai. Konsistensi cairan dapat berupa cairan kental
(thick fluid), semi kental (semi thick fluid) dan cair (thin fluid).
f) Elektrolit. Kehilangan elektrolit melalui muntah dan diare perlu diganti
(natrium, kalium dan klorida).
Jenis Diet dan Indikasi Pemberian
Diet AIDS diberikan pada pasien akut setelah terkena infeksi HIV, yaitu kepada
pasien dengan:
a) Infeksi HIV positif tanpa gejala.
b) Infeksi HIV dengan gejala (misalnya panas lama, batuk, diare, kesulitan
menelan, sariawan dan pembesaran kelenjar getah bening).
c) nfeksi HIV dengan gangguan saraf.
d) Infeksi HIV dengan TBC.
e) Infeksi HIV dengan kanker dan HIV Wasting Syndrome.
f) Makanan untuk pasien AIDS dapat diberikan melalui tiga cara, yaitu secara
oral, enteral(sonde) dan parental(infus). Asupan makanan secara oral sebaiknya
dievaluasi secara rutin. Bila tidak mencukupi, dianjurkan pemberian makanan
enteral atau parental sebagai tambahan atau sebagai makanan utama.
Ada tiga macam diet AIDS yaitu Diet AIDS I, II dan III.
a) Diet AIDS I diberikan kepada pasien infeksi HIV akut, dengangejala panas
tinggi, sariawan, kesulitan menelan, sesak nafas berat, diare akut, kesadaran
menurun, atau segera setelah pasien dapat diberi makan.Makanan berupa cairan
dan bubur susu, diberikan selama beberapa hari sesuai dengan keadaan pasien,
dalam porsi kecil setiap 3 jam. Bila ada kesulitan menelan, makanan diberikan
dalam bentuk sonde atau dalam bentuk kombinasi makanan cair dan makanan
sonde. Makanan sonde dapat dibuat sendiri atau menggunakan makanan
enteral komersial energi dan protein tinggi. Makanan ini cukup energi, zat besi,
tiamin dan vitamin C. bila dibutuhkan lebih banyak energy dapat ditambahkan
glukosa polimer (misalnya polyjoule).
b) Diet AIDS IIdiberikan sebagai perpindahan Diet AIDS I setelah tahap
akut teratasi. Makanan diberikan dalam bentuk saring atau cincang setiap 3
jam. Makanan ini rendah nilai gizinya dan membosankan. Untuk
memenuhi kebutuhan energy dan zatgizinya, diberikan makanan enteral
atau sonde sebagai tambahan atau sebagai makanan utama.
c) Diet AIDS IIIdiberikan sebagai perpindahan dari Diet AIDS II atau
kepada pasien dengan infeksi HIV tanpa gejala. Bentuk makanan lunak atau
biasa diberikandalam porsi kecil dan sering. Diet ini tinggi energy, protein,
vitamin dan mineral. Apabila kemampuan makan melalui mulut terbatas dan
masih terjadi penurunan berat badan, maka dianjurkan pemberian makanan
sondesebagai makanan tambahan atau makanan utama.
ABSENSI KEHADIRAN PESERTA PENYULUHAN

Judul : REMAJA
Hari : Senin
Tanggal :

NO NAMA ALAMAT TTD


1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6 6

7 7

8 8

9 9

10 10

11 11

12 12
13 13

14 14

15 15

16 16

17 17

18 18

19 19

20 20

21 21

22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30

Anda mungkin juga menyukai