“ AIDS”
Dibimbing oleh:
Oleh :
ERIN YUDHA
1610007
D3-2A
Proposal ini yang telah diterima dan disahkan oleh dosen pembimbing Bpk Zulfikar M,
M.Kep STIKes Kepanjen, guna melakukan kegiatan promosi kesehatan di Panggungrejo
Kepanjen Kab. Malang.
Anggota Kelompok
3. Muhammad Wahyudi
4. Nurul Achmad
5. Oktakvia Rachmawati
6. Silfiatul Fauzia
8. Triwahyuni
Kepanjen, …………………2018
Dosen Pe mbimbing
Zulfikar M, M.Kep
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Manfaat
Mahasiwa mampu mendapatkan manfaat promosi kesehatan yang ada di lingkungan
masyarakat.
BAB 2
PELAKSANAAN KEGIATAN
2.1 Tema
HIV / AIDS
2.3 SASARAN
Remaja yang berjumlah ±20 orang
2.4 PELAKSANA
Dosen : Zulfikar M, M. Kep
Mahasiswa : 1. Bagas Wahyu Sanjaya
2. Erin Yudha Maulana
3. Muhammad Wahyudi
4. Nurul Ahmad F
5. Oktavia Rachmawati
6. Silviatul Fauzia
7. Tri Wahyuni
8. Uchi Aurina Missy Tri Kholiq
2.5 METODE
Ceramah
Tanya Jawab
2.6 MEDIA
1. LCD (Power Point)
2. Leaflet
BAB 3
SATUAN ACARA PENYULUHAN
3.5 Sasaran
Remaja ± 20 0rang
3.6 Metode
Ceramah
Tanya jawab
3.7 Media
1. LCD (Power Point)
2. Leaflet
LAMPIRAN MATERI
1. Pengertian
HIV ( Human immunodeficiency Virus ) adalah virus pada manusia yang menyerang
system kekebalan tubuh manusia yang dalam jangka waktu yang relatif lama dapat
menyebabkan AIDS, sedangkan AIDS sendiri adalah suatu sindroma penyakit yang
muncul secara kompleks dalam waktu relatif lama karena penurunan sistem kekebalan
tubuh yang disebabkan oleh infeksi HIV.
Pengertian AIDS menurut beberapa ahli antara lain:
AIDS adalah sindroma yang menunujukkan defisiensi imun seluler pada seseorang
tanpa adanya penyebab yang diketahui untuk dapat menerangkan terjadinya defisiensi,
tersebut seperti keganasan, obat – obatan seperti imun, penyakit infeksi yang sudah
dikenal, dan sebagainya (Christine L, 1992)
AIDS dalah kumpulan gejalapenyakit akibat menurunnya system kekbalan tubuh oleh
virus yang disbut HIV yang di tandai dengan menurunya system kekebalan tubuh
sehinggapasien AIDS mudah diserang oleh infeksi oportunistik dan kanker (Djauzi dan
Djoerban, 2003)
AIDS diartikan sebagai bentuk paling erat dari keadaan sakit terus menerus yang
berkaitan dengan infeksi human immunodetciency virus (HIV). (Suzane C. Smetzler
dan Brende G. Bare, 2002)
AIDS adalah infeksi oportunistik yang menyerang seseorang dimana mengalami
penurunan sistem imun yang mendasar ( sel T berjumlah 200 atau kurang ) dan
memiliki antibodi positif terhadap HIV. (Doenges, 1999)
AIDS adalah suatu kumpulan kondisi klinis tertentu yang merupakan hasil akhir dari
infeksi oleh HIV. (Sylvia, 2005)
AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang merusak sistem kekebalan
tubuh manusia (H. JH. Wartono, 1999 : 09).
Kesimpulan: AIDS adalah sekumpulan gejala yang menunjukkan kelemahan atau
kerusakan daya tahan tubuh yang diakibatkan oleh faktor luar (bukan dibawa sejak
lahir)dan sebagai bentuk paling hebat dari infeksi HIV, mulai dari kelainan ringan
dalam respon imun tanpa dan gejala yang nyata hingga keadaan ini imunosuprsi dan
berkaitan dengan berbagai infeksi yang dapat membawa kematian dan dengan
kelianan malignitas yang jarang terjadi
2. Etiologi
Penyebab infeksi adalah golongan virus retro yang disebut human immunodeficiency
virus (HIV). HIV pertama kali ditemukan pada tahun 1983 sebagai retrovirus dan disebut
HIV-1. Pada tahun 1986 di Afrika ditemukan lagi retrovirus baru yang diberi nama HIV-2.
HIV-2 dianggap sebagai virus kurang pathogen dibandingkaan dengan HIV-1. Maka untuk
memudahkan keduanya disebut HIV.
AIDS dapat menyerang semua golongan umu, termasuk bayi, pria maupun wanita.
Yang termasuk kelompok resiko tinggi adalah:
1. Lelaki homoseksual atau biseks.
2. Orang yang ketagian obat intravena
3. Partner seks dari penderita AIDS
4. Penerima darah atau produk darah (transfusi).
5. Bayi dari ibu/bapak terinfeksi.
Penularan Human Immunodeficiency Virus (HIV) dapat ditularkan melalui:
a. Hubungan seksual (resiko 0,1 – 1%)
b. Darah :
1) Transfuse darah yang mengandung HIV (resiko 90 – 98)
2) Transfuse jarum yang mengandung HIV (resiko 0,3)
3) Terpapar mukosa yang mengandung HIV (resiko 0,09)
c. Transmisi dari ibu ke anak:
1) Selama kehamilan
2) Saat persalinan
3) Air susu ibu
3. Manifestasi Klinis
Gejala penyakit AIDS sangat bervariasi. Berikut ini gejala yang ditemui
pada penderita AIDS, panas lebih dari 1 bulan, batuk-batuk, sariawan dan
nyeri menelan, badan menjadi kurus sekali, diare, sesak napas, pembesaran kelenjar
getah bening, kesadaran menurun, penurunan ketajaman penglihatan, bercak ungu
kehitaman di kulit.
Gejala penyakit AIDS tersebut harus ditafsirkan dengan hati-hati, karena dapat
merupakan gejala penyakit lain yang banyak terdapat di Indonesia, misalnya gejala panas
dapat disebabkan penyakit tipus atau tuberkulosis paru. Bila terdapat beberapa gejala
bersama-sama pada seseorang dan ia mempunyai perilaku atau riwayat perilaku yang
mudah tertular AIDS, maka dianjurkan ia tes darah HIV.
Pasien AIDS secara khas punya riwayat gejala dan tanda penyakit. Pada infeksi
Human Immunodeficiency Virus (HIV) primer akut yang lamanya 1 – 2 Minggu pasien
akan merasakan sakit seperti flu. Dan disaat fase supresi imun simptomatik (3 tahun)
pasien akan mengalami demam, keringat dimalam hari, penurunan berat badan, diare,
neuropati, keletihan ruam kulit, limpanodenopathy, pertambahan kognitif, dan lesi oral.
Dan disaat fase infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) menjadi AIDS (bevariasi
1-5 tahun dari pertama penentuan kondisi AIDS) akan terdapat gejala infeksi opurtunistik,
yang paling umum adalah Pneumocystic Carinii (PCC), Pneumonia interstisial yang
disebabkan suatu protozoa, infeksi lain termasuk menibgitis, kandidiasis,
cytomegalovirus, mikrobakterial, atipikal.
Pembagian Stadium :
a. Stadium pertama : HIV
Infeksi di mulai dengan masuknya HIV dan di ikuti dengan terjadinya perubahan
serologis ketika antibodi terhadap virus tersebut berubah dari negatif menjadi positif.
Rentang waktu sejak HIV masuk ke dalam tubuh sampai tes antibodi terhadap
HIVmenjadi positif di sebut dengan window period. Lama window period adalah
antara satu sampai tiga bulan, bahkan ada yang dapat berlangsung sampai enam
bulan
Gejala minor :
a. Batuk kronis selama satu bulan
b. Infeksi pada mulut dan tenggorokan yang disebabkan oleh jamur Candida
albicons
c. Pembengkakan kelenjar getah bening yangmenetap di seluruh tubuh
d. Munculnya herpes zoster berulang dan bercak-bercak gatal di seluruh tubuh.
4. Pencegahan
Dengan mengetahui cara penularan HIV/AIDS dan sampai saat ini belum ada obat
yang mampu memusnahkan HIV/AIDS maka lebih mudah melakukan pencegahannya.
a. Prinsip ABCDE yaitu :
A = Abstinence (Puasa Sesk, terutama bagi yang belum menikah)
B = Befaithful (Setia hanya pada satu pasangan atau menghindari berganti- ganti
pasangan)
C = use Condom (Gunakan kondom selalu bila sudah tidak mampu menahan seks)
D = Drugs No (Jangan gunakan narkoba)
E = sterilization of Equipment (Selalu gunakan alat suntik steri)l
b. Voluntary Conseling Testing (VCT)
VCT merupakan satu pembinaan dua arah atau dialog yang berlangsung tak
terputus antara konselor dan kliennya dengan tujuan untuk mencegah penularan HIV,
memberikan dukungan moral, informasi serta dukungan lainnya kepada ODHA,
keluarga dan lingkungannya.
VTC mempunyai tujuan sebagai :
1) Upaya pencegahan HIV/AIDS
2) Upaya untuk mengurangi kegelisahan, meningkatkan persepsi atau pengetahuan
mereka tentang faktor-faktor resiko penyebab seseorang terinfeksi HIV.
3) Upaya mengembangkan perubahan perilaku, sehingga secara dini mangarahakan
mereka menuju ke program pelayanan dan dukungan termasuk akses terapi
antiretroviral (ARV), serta membantu mengurangi stigma dalam masyarakat.
c. Universal Precautions (UPI)
Universal precautions adalah tindakan pengendalian infeksi yang dilakukan oleh
seluruh tenaga kesehatan untuk mengurangi resiko penyebaran infeksi serta mencegah
penularan HIV/AIDS bagi petugas kesehatan dan pasien.
UPI perlu diterapkan dengan tujuan untuk :
1) Mengendalikan infeksi secara konsisten.
2) Mamastikan standar adekuat bagi mereka yang tidak di diagnosis atau terlihat
seperti beresiko.
3) Mengurangi resiko bagi petugas kesehatan dan pasien.
4) Asumsi bahwa resiko atau infeksi berbahaya.
Upaya perlindungan dapat dilakukan melalui :
1) Cuci tangan
2) Alat pelindung
3) Pemakaian antiseptik
4) Dekontaminasi, pembersihan dan sterilisasi atau disterilisasi atau desinfektan
tingkat tinggi untuk peralatan bedah, sarung tangan dan benda lain.
5. PenatalaksanaanMedis
a. Apabila terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV), maka terapinya yaitu
(Endah Istiqomah : 2009) :
1) Pengendalian Infeksi Opurtunistik
Bertujuan menghilangkan,mengendalikan, dan pemulihan infeksi opurtunistik,
nasokomial, atau sepsis. Tidakan pengendalian infeksi yang aman untuk
mencegah kontaminasi bakteri dan komplikasi penyebab sepsis harus
dipertahankan bagi pasien dilingkungan perawatan kritis.
2) Terapi AZT (Azidotimidin)
Disetujui FDA (1987) untuk penggunaan obat antiviral AZT yang efektif
terhadap AIDS, obat ini menghambat replikasi antiviral Human Immunodeficiency
Virus (HIV) dengan menghambat enzim pembalik traskriptase. AZT tersedia untuk
pasien AIDS yang jumlah sel T4 nya <>3 Sekarang, AZT tersedia untuk pasien
dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV) positif asimptomatik dan sel T4 >
500 mm3
Judul : REMAJA
Hari : Senin
Tanggal :
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30