BAB II
TINJUAN PUSTAKA
menjadi tiga yaitu : potong, perah dan penghasil bulu. Kambing Jawarandu
dengan persentase genetik kambing Kacang lebih tinggi, yaitu lebih dari 50%.
Kambing ini memiliki moncong yang lancip, telinga tebal dan lebih panjang dari
kepalanya, leher tidak bersurai, sosok tubuh terlihat tebal dan bulu tubuhnya kasar
bobot lebih dari 40 kg sedangkan betina dapat mencapai bobot 40 kg, baik jantan
maupun betina bertanduk serta memiliki telinga lebar terbuka, panjang dan
pendapatan keluarga petani bisa mencapai 14-25% dari total pendapatan keluarga.
Ternak kambing menempati fungsi yang cukup penting bagi petani kecil atau
buruh yang memiliki tanah garapan, terutama sebagai tabungan yang dapat dijual
4
sewaktu-waktu bila membutuhkan uang. Berdasarkan hal di atas ternak ini cocok
dipengaruhi oleh faktor yang umum dan sangat berpengaruh yaitu aspek ekonomi
menghasilkan keuntungan dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu dari sisi
(Budiarsana, 2009).
atau membeli dari pembibit (peternak rakyat maupun peternak komersial) yang
ada di darah terdekat. Semua jenis kambing lokal Indonesia, baik jantan maupun
betina, umumnya dapat digemukkan. Namun, tidak semua kambing baik untuk
digemukkan karena memiliki sifat unggul dari kedua induk persilangannya yaitu
kambing kacang dengan persentase karkasnya relatif tinggi, dan kambing Etawa
yang berpostur tubuh tinggi (Sutama dan Budiarsana, 2009). Kambing bakalan
dapat berasal dari anak-anak kambing lepas sapih, yaitu kambing muda berumur
sekitar 8 bulan. Anak kambing jantan lebih cocok digemukkan daripada anak
5
kambing betina karena memiliki pertambahan bobot badan yang lebih cepat.
Karakteristik yang harus diperhatikan adalah anak kambing lepas sapih sebaiknya
2.3.2. Perkandangan
melindungi ternak dari gangguan luar yang merugikan seperti terik sinar matahari,
hujan, angin, gangguan binatang buas (predator), serta untuk memudahkan dalam
perkandangan yaitu tata letak, ukuran, bahan, bentuk, kemudahan operasional, dan
kandang perlu memperhatikkan beberapa faktor seperti lokasi dan iklim setempat,
sumber air yang cukup tersedia, mudah didapat, begitu pula dengan ketersediaan
yang memadai, namun tidak ada kemungkinan masuk dalam proyek perluasan
2.3.3. Pakan
memberikan asupan nutrisi yang cukup tinggi untuk ternak kambing. Jenis
rumput yang biasa digunakan sebagai pakan ternak adalah rumput gajah dan
rumput raja (Rianto dan Purbowati, 2009). Setiap ekor kambing membutuhkan
hijauan sebanyak 15%-20% dalam berat segar atau sekitar 4-5% berat kering
pakan dari berat badannya. Rumput diberikan sebaiknya masih segar dan hampir
berbunga, karena lebih mudah dicerna dan bernilai gizi tinggi. Daun-daunan
adalah sebagian hijauan lain yang biasa diberikan, misalnya daun kacang-
kacangan sebelum berbunga, daun kaliandra, daun gliricidae, daun waru, daun
nangka dan daun pisang. Hijauan ini diberikan sebanyak 30% dari total hijauan
reproduksi terganggu, efisiesnsi pakan rendah dan bahkan yang paling parah dapat
perlu diketahui sejak awal dalam pemeliharaan ternak, yaitu menurunnya nafsu
makan dan minum, tidak lincah atau banyak diam, lemah atau lesu, menyendiri,
Ternak patut dicurigai dalam kondisi yang kurang sehat atau sakit apabila sudah
dengan menjaga kesehatan ternak, antara lain dilakukan dengan cara sebagai
berikut, vaksinasi ternak secara teratur tehadap penyakit yang diketahui sering
desinfeksi pada kandang, periksa kesehatan ternak secara teratur (Rianto dan
Purbowati, 2009). Oleh sebab itu dalam membangun usaha ternak kambing perlu
tahap pemilihan lokasi, (2) tahap persiapan/pengadaan ternak, (3) tahap adaptasi
sebelum ditempatkan dalam kandang atau lahan pemeliharaan, dan (4) tahap
2.3.5. Reproduksi
faktor baik dari lingkungan yang mendukung maupun dari ternak kambing itu
pemeliharaan, manajemen pakan. Perkawinan pada ternak ada dua cara yaitu
secara kawin alami dan kawin suntik atau yang biasa disebut Inseminasi Buatan
penting dalam menentukan efisiensi reproduksi ternak, karena hal ini menyangkut
jarak beranak yang akan ditimbulkannya. Jarak beranak pada ternak semakin
melaporkan bahwa jarak beranak ternak kambing pada kondisi pedesaan relatif
masih tinggi, yakni berkisar antara 9-15 bulan, sementara pada domba 9,9 bulan.
beranak yang pada akhirnya akan menghambat peningkatan populasi suatu bangsa
restoran atau warung sate, sehingga ternak harus dipotong terlebih dahlu di RPH
yang memenuhi standar SNI. Prosedur atau tahapan yang harus dilakukan agar
2.3.7. Pemasaran
dan mempertukarkan produk dan nilai dengan individu serta dengan kelompok-
kelompok lainnya (Kotler, 2002). Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan
2.4. Produktivitas
bobot badan harian (PBBH), Service per conception (S/C), kidding interval dan
produksi penggemukan. Hasil usaha yang diharapkan pada pola peternakan rakyat
adalah produksi anak untuk kemudian dibesarkan sampai usia jual. Oleh karena
Litter size merupakan jumlah anak yang dilahirkan dalam satu kelahiran
(Setiadi dan Subandriyo, 1995). Murtidjo et al. (2011) menyatakan bahwa litter
size pada kambing dapat dipengaruhi oleh beberapa hal seperti faktor genetik,
faktor umur induk, bobot badan induk, kualitas dan kuantitas pakan, kesehatan
ternak, pemberian pakan dengan kualitas nutrisi lebih tinggi pada saat menjelang
ternak.
kambing Bligon yang tinggi dipengaruhi oleh pakan yang diberikan dan lokasi
perbedaan PBBH ternak jantan dan betina disebabkan oleh perbedaan sistem
10
hormonal pada ternak yang memacu pertumbuhan, sehingga ternak jantan lebih
cepat tumbuh atau mempunyai pertambahan bobot badan yang lebih tinggi
fertilitasnya akan semakin tinggi, sebaliknya nilai S/C semakin tinggi, tingkat
bahwa nilai S/C optimal berkisar antara 1,l-1,3. Nilai S/C yang semakin kecil
tersebut.
Mortalitas dapat terjadi karena banyak faktor, seperti cuaca ekstrim atau
lingkungan yang tidak mendukung, kesehatan ternak dan kandungan nutrisi dari
pakan yang diberikan. Beberapa penyakit menular pada kambing yang dapat
penyakit kuku dan mulut, radang kulit karena gigitan lalat, caplak, tungau dan
Dodo (2007) manyatakan bahwa secara umum studi kelayakan usaha adalah
suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu usaha, yang biasanya
dimaksud adalah prakiraan bahwa usaha akan dapat (atau tidak dapat)
dapat dikatakan sehat apabila dapat memberikan keuntungan yang layak dan
(finansial) ini, antara lain perhitungan perkiraan jumlah dana yang diperlukan
untuk keperluan modal kerja awal dan untuk pengadaan harta tetap proyek/usaha.
dana yang harus disiapkan lewat pinjaman dari pihak lain dan berapa dari modal
dan biaya produksi. Biaya yang dikeluarkan dalam usaha peternakan secara umum
baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Contoh biaya produksi adalah
biaya produksi mesin dan peralatan, biaya bahan baku, biaya bahan penolong,
biaya gaji karyawan yang bekerja dalam bagian-bagian yang langsung maupun
produksi dapat dikelompokkan dalam biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap
(variable cost). Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang tidak terpengaruh oleh
tingkat kegiatan maupun volume produksi. Biaya tidak tetap (variable cost)
12
2.5.1.1. Biaya tetap. Biaya tetap adalah jenis-jenis biaya yang selama satu
periode kerja adalah tetap jumlahnya dan tidak mengalami perubahan, jika periode
itu adalah bulan maka biaya itu tetap saja setelah dihitung selama satu bulan
(Riyanto, 1995). Biaya tetap umumnya didefinisikan sebagai biaya yang relatif
tetap jumlahnya, dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak
atau sedikit. Biaya tetap tidak tergantung pada besar-kecilnya produksi yang
diantaranya adalah biaya listrik, sewa lahan, pajak bumi dan bangunan dan
penyusutan kandang.
2.5.1.2. Biaya variabel. Biaya tidak tetap atau biaya variabel merupakan
biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh (Soekartawi,
perusahaan. Biaya ini akan menjadi nol bila tidak ada produksi dan naik secara
proporsional bila ada produksi perusahaan oleh sebab itu juga dinamakan activity
cost (Wasis, 1997). Biaya variabel merupakan biaya yang harus dikeluarkan
untuk barang-barang yang habis dalam satu produksi dan besar kecilnya
diantaranya seperti biaya pakan, biaya pembelian ternak, biaya obat, perbaikan
2.5.2. Penerimaan
out put, total penerimaan merupakan hasil perkalian antara out put dengan harga
oleh tingkat produksi maupun harga produksi. Semakin besar tingkat produksi
usaha ternak kambing, maka akan semakin besar penerimaan yang dapat diperoleh
(Budiarsana, 2009).
2.5.3. Pendapatan
faktor antara lain skala usaha, efisiensi penggunaan tenaga kerja, tingkat produksi
Pendapatan bersih usaha tani merupakan selisih antara pendapatan kotor dan
2.5.4. Profitabilitas
usaha dalam menghasilkan keuntungan dari aktiva atau sumber penghasilan yang