TINJAUAN PUSTAKA
A. Hemoglobin
1. Pengertian
Hemoglobin(Hb) adalah metalprotein pengangkut oksigen yang mengandung
besi dalam sel merah dalam darah mamalia dan hewan lainnya. Molekul Hb terdiri
dari globin, apoprotein dan empat gugus heme, suatu molekul organik dengan satu
atom besi. Hb adalah protein yang kaya akan zat besi. Memiliki afinitas (daya
gabung) terhadap oksigen dan dengan oksigen itu membentuk oxihemoglobin di
dalam sel darah merah. Dengan melalui fungsi ini maka oksigen dibawa dari paru
paru ke jaringan-jaringan.
2. Kadar Hemoglobin Ibu Hamil
Pada ibu hamil cenderung memiliki kandungan hemoglobin yang rendah,
sehingga mengindikasikan anemia. Gejala yang ditemukan pada anemia adalah
kurang nafsu makan, badan lemah, konsentrasi menurun, kurang energi, sakit kepala,
mudah terinfeksi penyakit, mata berkunang-kunang, kelopak mata, bibir, dan kuku
juga terlihat pucat. Anemia pada ibu hamil dapat diberikan tablet besi serta
meningkatkan kualitas makanan sehari-hari. Ibu hamil umunya mendapatkan tablet
besi dan juga asam folat.
3. Pemeriksaan Kadar Hemoglobin
Terdapat berbagai cara untuk menetapkan kadar hemoglobin tetapi yang
sering dikerjakan di laboratorium adalah yang berdasarkan kolorimeterik visual cara
Sahli dan fotoelektrik cara sianmethemoglobin atau hemiglobinsianida. Cara Sahli
kurang baik, karena tidak semua macam hemoglobin diubah menjadi hematin asam
misalnya karboksi-hemoglobin, methemoglobin dan sulfhemoglobin. Selain itu alat
untuk pemeriksaan hemoglobin cara Sahli tidak dapat distandarkan, sehingga
ketelitian yang dapat dicapai hanya ±10%.
Cara sianmethemoglobin adalah cara yang dianjurkan untuk penetapan kadar
hemoglobin di laboratorium karena larutan standar sianmethemoglobin sifatnya
stabil, mudah diperoleh dan pada cara ini hamper semua hemoglobin terukur kecuali
sulfhemoglobin. Pada cara ini ketelitian yang dapat dicapai ± 2%.
Dengan berkembangnya teknologi alat kesehatan yang semakin canggih
selain kedua cara pemeriksaan tersebut, kini telah banyak digunakan pemeriksaan
darah lengkap dengan menggunakan alat otomatik yang di kenal dengan nama
hematology analyser.
Berhubung ketelitian masing-masing cara berbeda, untuk penilaian hasil
sebaiknya diketahui cara mana yang dipakai. Nilai rujukan kadar hemoglobin
tergantung dari umur dan jenis kelamin.Perempuan hamil terjadi hemodilusi sehingga
batas terendah nilai rujukan ditentukan 10 g/dl.
D. Anemia Ibu Hamil
1. Definisi
Anemia adalah suatu keadaan adanya penurunan hemoglobin, hematokrit dan
jumlah eritrosit dibawah normal. Pada penderita anemia lebih sering disebut kurang
darah, kadar sel darah merah atau hemoglobin di bawah normal. Penyebabnya bisa
karena kekurangan zat besi, asam folat dan vitamin B12. Tetapi yang sering terjadi
adalah anemia yang disebabkan karena kekurangan zat besi dalam tubuh, sehingga
kebutuhan zat besi untuk eritropoesis tidak cukup, yang ditandai dengan gambaran sel
darah merah hipokrom mikrositer, kadar besi serum dan jenuh transferin menurun,
kapasitas ikat besi total meninggi dan cadangan besi dalam sumsum tulang serta
ditempat yang lain sangat kurang atau tidak ada sama sekali.
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin
dibawah 11gr % pada trimester 1 dan 3 atau kadar < 10,5 gr % pada trimester 2, nilai
batas tersebut dan perbedaannya dengan kondisi wanita tidak hamil, terjadi karena
hemodilusi, terutama pada trimester 2. Anemia yang paling sering dijumpai dalam
kehamilan adalah anemia akibat kekurangan zat besi karena kurangnya asupan unsur
besi dalam makanan. Gangguan penyerapan, peningkatan kebutuhan zat besi atau
karena terlampau banyaknya zat besi yang keluar dari tubuh, misalnya pada
perdarahan. Wanita hamil butuh zat besi sekitar 40 mg perhari atau 2 kali lipat
kebutuhan kondisi tidak hamil. Jarak kehamilan sangat berpengaruh terhadap
kejadian anemia saat kehamilan. Kehamilan yang berulang dalam waktu singkat akan
menguras cadangan zat besi ibu. Pengaturan jarak kehamilan yang baik minimal dua
tahun menjadi penting untuk diperhatikan sehingga badan ibu siap untuk menerima
janin kembali tanpa harus menghabiskan cadangan zat besinya .
7. Komplikasi
Pengaruh anemia pada kehamilan. Risiko pada masa antenatal : berat badan
kurang, plasenta previa, eklamsia, ketuban pecah dini, anemia pada masa intranatal
dapat terjadi tenaga untuk mengedan lemah, perdarahan intranatal, shock, dan masa
pascanatal dapat terjadi subinvolusi. Sedangkan komplikasi yang dapat terjadi pada
neonatus : premature, apgar skor rendah, gawat janin. Bahaya pada Trimester II dan
trimester III, anemia dapat menyebabkan terjadinya partus premature, perdarahan
ante partum, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia intrapartum sampai
kematian, gestosis dan mudah terkena infeksi, dan dekompensasi kordis hingga
kematian ibu. Bahaya anemia pada ibu hamil saat persalinan, dapat menyebabkan
gangguan his primer, sekunder, janin lahir dengan anemia, persalinan dengan
tindakan-tindakan tinggi karena ibu cepat lelah dan gangguan perjalanan persalinan
perlu tindakan operatif.
9. Pencegahan
Pencegahan anemia pada ibu hamil antara lain :
a) Mengkonsumsi pangan lebih banyak dan beragam, contoh sayuran warna hijau,
kacang-kacangan, protein hewani, terutama hati.
b) Mengkonsumsi makanan yang kaya akan vitamin C seperti jeruk, tomat, mangga
dan lain–lain yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi.
Suplemen zat besi memang diperlukan untuk kondisi tertentu, wanita hamil
dan anemia berat misalnya. Manfaat zat besi selama kehamilan bukan untuk
meningkatkan atau menjaga konsentrasi hemoglobin ibu, atau untuk mencegah
kekurangan zat besi pada ibu. Ibu yang mengalami kekurangan zat besi pada awal
kehamilan dan tidak mendapatkan suplemen memerlukan sekitar 2 tahun untuk
mengisi kembali simpanan zat besi dari sumber-sumber makanan sehingga suplemen
zat besi direkomendasikan sebagai dasar yang rutin. Penderita anemia ringan
sebaliknya tidak menggunakan suplemen zat besi. Lebih cepat bila mengupayakan
perbaikan menu makanan. Misalnya dengan konsumsi makanan yang banyak
mengandung zat besi seperti telur, susu, hati, ikan, daging, kacang-kacangan (tahu,
oncom, kedelai, kacang hijau, sayuran berwarna hijau, sayuran berwarna hijau tua
(kangkung, bayam) dan buah-buahan (jeruk, jambu biji dan pisang). Selain itu
tambahkan substansi yang memudahkan penyerapan zat besi seperti vitamin C, air
jeruk, daging ayam dan ikan. Sebaliknya substansi penghambat penyerapan zat besi
seperti teh dan kopi patut dihindari